Alana sudah berada di dalam kamar, termenung memikirkan apa yang David ucapkan. Dia memang wanita yang begitu naif, tidak tahu apa pun. Dia bahkan tidak tahu kenapa ayah dan ibunya begitu tega dan kenapa mereka mengambil jalan yang nekad tanpa sepengetahuan dirinya. Sangat disayangkan, dia sayang menyayangkan sikap kedua orangtuanya. Apa dia begitu tidak berguna sehingga kedua orangtuanya tidak mau dia tahu?
Sekarang dia jadi ingin tahu, apakah David tahu apa yang terjadi tapi dia tidak mau mengatakan padanya? Ataukah pria bernama Stanley itu tahu kenapa ayahnya bisa bangkrut? Kepalanya semakin sakit memikirkan hal itu, sungguh banyak rahasia yang disembunyikan dan semua itu justru dibawa mati oleh ayahnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi Dad? Kenapa kau sampai mencari David dan meminjam uang dengannya? Kenapa kau menjadikan aku sebagai jaminannya?" tanya Alana. Dia sungguh putus asa dengan semua kejadian mendadak itu.
Pintu kamar diketuk dari luar saat dia sedang memikirkan hal itu. Selalu saja, kenapa? Jika ada mesin waktu, dia sangat ingin kembali ke masa di mana kedua orangtuanya bunuh diri dan di mana ayahnya pergi menemui David tapi dia tahu, tidak ada yang seperti itu.
"Keluar!" terdengar suara teriakan David sambil mengetuk pintu.
Alana melangkah menuju pintu, meskipun dia tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh David. Pintu kamar di buka, Alana terkejut karena David melemparkan sesuatu ke arahnya.
"Obati kakimu, jangan sampai membusuk dan kau mati di rumahku!" ucap David sinis.
"Biarkan saja aku mati, bukankah kau akan senang jika hal itu terjadi?!" Alana pun tak kalah sinisnya.
"Jangan asal bicara dan jangan melawan, jika tidak karena uangku maka aku sudah menendangmu keluar dari rumahku ini!"
"Lakukan jika kau mau, Tuan Penguasa!" Alana menatap David dengan tajam, sungguh dia sangat benci dengan pria itu.
"Sudah aku katakan jangan membantah, setelah ini kau harus belajar memasak!" ucap David.
"Memasak? Bagaimana aku bisa? Ponsel saja aku tidak punya!"
"Sungguh menyedihkan!" cibir David. Dia tidak menduga Alana tidak memiliki apa pun lagi bahkan untuk satu ponsel saja tidak ada.
"Silahkan menghina sesuka hatimu, aku tidak peduli!" ucap Alana.
"Setelah ini kau harus belajar, aku akan mendatangkan seorang koki untuk mengajari dirimu!"
"Apa? Untuk apa?" tanya Alana.
"Agar kau bisa memasak, apa lagi? Jangan sampai aku mati keracunan akibat makanan yang kau buat!" David memutar langkahnya, dia hanya ingin mengatakan hal itu saja pada Alana. Alana mau atau tidak, dia tetap akan mendatangkan seorang koki untuk mengajari Alana.
"Tunggu!" permintaan Alana menghentikan langkahnya, David pun memutar langkahnya dan melihat ke arah gadis itu.
"Tolong katakan padaku jika kau mengetahui sesuatu," pinta Alana.
"Apa maksud perkataanmu?" tanya David tidak mengerti.
"Apa kau tahu sesuatu akan kematian kedua orangtuaku? Maksudku, apa saat ayahku menemui dirimu dia mengatakan sesuatu akan hutang-hutangnya dan mengatakan padamu apa yang terjadi dengan perusahaannya?" dia harap David mengetahui sesuatu dan mengatakannya.
"Bagaimana mungkin aku bisa tahu? Apa kau kira aku tidak memiliki pekerjaan sehingga aku harus mengurusi masalah orang lain? Kau tidak mungkin lupa jika kita adalah musuh!"
"Jika begitu, mengingat kita adalah musuh. Apakah kau yang telah membuat ayahku bangkrut?" tanya Alana lagi, kali ini dia tidak akan ragu untuk mengutarakan.
"Beraninya kau menuduh aku?" David kembali melangkah mendekati Alana, dia tampak tidak senang dengan apa yang Alana tuduhkan padanya.
"Kau tahu aku naif, kau pun tahu aku bodoh oleh sebab itu aku tidak tahu apa pun. Bisa saja kaulah orang yang telah membuat ayahku bangkrut dengan sebuah alasan, dan bisa saja kau menekan ayahku sehingga kedua orangtuaku bunuh diri. Walau aku bodoh dan naif, bukankah aku tidak boleh mempercayai orang sembarangan seperti yang kau katakan? Kau berkata agar aku tidak mempercayai Stanley, lalu bagaimana denganmu? Apa aku tidak perlu mencurigai dirimu yang notabenenya adalah musuh ayahku?"
David diam, tidak menjawab. Tatapan matanya tidak lepas dari Alana, gadis itu pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua saling menatap dengan api permusuhan. Jadi Alana Meyyer mencurigai dirinya? Sesungguhnya dia tidak suka Alana melemparkan tuduhan padanya tapi entah kenapa dia merasa itu adalah hal yang bagus. Setidaknya ada rasa curiga sehingga gadis itu tidak terlihat begitu bodoh walau pun dia tidak melakukan apa pun apalagi seperti yang Alana tuduhkan padanya.
"Kenapa kau diam saja, apa benar kau yang telah membuat kedua orangtuaku bunuh diri?" tanya Alana lagi kerena David diam saja.
"Silahkan berasumsi sesuka hatimu, Alana Meyyer. Aku yakin kau tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan padamu. Jika aku berkata bukan aku, apa kau akan percaya? Satu hal yang harus kau tahu, tidak ada satu orang penjahat pun yang mau mengaku jadi mulai sekarang belajarlah untuk menjadi pintar. Kehidupanmu sudah berubah sekarang, kau bukan lagi nona muda yang bisa melakukan apa pun sesuka hatimu jadi mulailah beradaptasi dengan keadaanmu. Kau tidak bisa menghindari kenyataan yang ada. Jika kau mencurigai aku maka carilah bukti apakah aku terlibat atau tidak, aku akan menantikannya!" sesungguhnya dia bukan orang yang suka berbicara panjang lebar tapi gara-gara Alana, dia jadi berbicara begitu banyak dan hal itu sangatlah melelahkan.
"Jika begitu aku tidak akan ragu untuk membuktikannya!" ucap Alana.
"Lakukan, tidak ada yang melarang!" David kembali melangkah pergi. Bagus, walau Alana menuduh dan mencurigai dirinya tapi itu sangat bagus. Dia tidak melakukan apa pun jadi dia tidak akan takut walau Alana menuduhnya. Dia lebih suka dengan Alana yang mulai berinisiatif untuk mencari tahu, setidaknya dia bukan Nona muda yang hanya bisa menangis saja. Dengan seiring berjalannya waktu, Alana pasti bisa menerima keadaannya.
Alana melihat kotak obat yang dilemparkan oleh David. Dia pasti akan mencari tahu dan dia juga harus mencari kesempatan untuk bertemu dengan Stanley. Entah kenapa dia merasa harus bertemu dengan pria itu lagi. Pintu kamar ditutup, Alana mengobati luka di kakinya sedangkan David masuk ke dalam sebuah ruangan.
Kematian Angelo Mayyer dan istrinya, haruskah dia mencari tahu? Tapi kematian mereka murni bunuh diri, tidak ada tanda kekerasan di tubuh mereka sama sekali lalu apakah ada penyebabnya? Rasanya tidak mungkin, mereka berdua pasti putus asa atas semua hutang-hutangnya tapi satu pertanyaan yang tiba-tiba muncul di dalam hatinya.
Angelo Meyyer memang memiliki banyak hutang dengan beberapa pengusaha dan bank. Yang dia tahu semua itu dilunasi dengan aset-aset yang dia miliki lalu uang yang Angelo pinjam darinya untuk membayar siapa? Dua juta dolar, itu bukan uang yang sedikit. Seperti Alana, kini sebuah kecurigaan mulai tumbuh dihati. Apakah Angelo meminjam uang dua juta dolar darinya dan menjadikan Alana sebagai jaminan demi sebuah tujuan?
Sial, dia benci itu. Tidak seharusnya dia jadi memikirkan hal ini karena itu bukanlah urusannya. Mau bunuh diri karena sesuatu atau apa, seharusnya dia tidak perlu peduli. Dia cukup diam, melihat apa yang akan Alana lakukan. Dia ingin melihat, apakah Alana mampu membuktikan perkataan yang dia ucapkan atau tidak dan dia pun ingin melihat, apakah Alana mampu berubah atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Erna Susanti
makin penasaran🤔🤔🤔
2024-02-24
0
🍒Cinta Meydia🦅
apa mgkn Angelo pinjam uang k David n jadiin Alana jaminan biar Alana ga diincar sama Stanley 🤔🤔🤔
2023-03-08
4
hmhmh alana jdlah pintar ya
2023-03-07
1