Alana tampak kebingungan, dia tidak tahu harus memulai dari mana. Untuk seumur hidup, ini kali pertama dia harus melakukan pekerjaan seorang pelayan oleh sebab itu dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Alana melihat rumah itu dengan teliti, dia pun melihat-lihat apa yang ada di sana. Sebuah foto David Douglas yang tampak angkuh namun elegan terpampang cukup besar di ruang tamu. Alana bahkan mencibir pria itu.
"Narsis!" ucap Alana, dia kembali berjalan melihat rumah itu sampai pada akhirnya dia tiba di sebuah kamar yang ditunjuk oleh David sebagai kamarnya.
Alana masuk ke dalam, sebuah seragam pelayan sudah berada di atas ranjang. Ternyata benar, itu adalah kamarnya. Walau kecil, tapi itu cukup untuk dirinya sendiri. Alana meletakkan barang-barang yang dia bawa lalu duduk di sisi ranjang. Napas berat pun dihembuskan. Di sinilah dia sekarang, Nona Muda yang turun derajatnya menjadi seorang pelayan. Dia sungguh tidak menduga, sekarang dia sangat menyesal karena terlalu banyak bermain dan tidak melakukan apa pun.
Sekarang dia pun sadar, jika dia tidak pernah melakukan hal yang berguna selain menghabiskan uang ayahnya saja. Selama ini, apa yang telah dia lakukan? Tidak ada, dia tidak melakukan apa pun. Dia hanya bisa menghambur-hamburkan uang ayahnya saja untuk bersenang-senang dengan para sahabat yang kini sudah tidak ada lagi.
Air mata menetes, Alana menangisi sikapnya selama ini. Benar yang David Douglas katakan, dia hanya Nona Muda manja yang tidak bisa melakukan apa pun. Alana menangis terisak, sekarang dia sendirian. Dia harus berjuang sendiri untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh kedua orangtuanya. Mungkin ini karma untuknya karena selama ini dia sudah terlalu banyak bermain dan sudah banyak menghabiskan uang dan sekarang, dia harus menebus semuanya.
"Tidak," Alana menghapus air matanya, "Aku pasti bisa. Aku tidak boleh menyerah. Aku akan memperlihatkan pada kalian jika aku bisa. Mom, Dad, aku tidak akan mengecewakan kalian," ucap Alana seraya mengusap air matanya.
Benar, dia harus bisa. Jangan sampai David semangkin mencibir dirinya. Dia harus membuktikan pada pria itu jika nona muda seperti dirinya bisa menjadi pelayan namun tekad yang sudah bulat tidak mudah mengubah apa yang akan dilakukan begitu saja karena setelah dia menggunakan seragam, Alana kembali tidak tahu harus melakukan apa.
Dari mana dia harus memulai? Dia bahkan tidak tahu di mana alat pembersih di simpan di rumah yang cukup besar itu. Tidak mau seperti domba yang tersesat, Alana mencari alat pembersih di dapur.
"Tinggal seorang diri, tapi rumah bagaikan lapangan sepak bola!" gerutunya sambil memeriksa setiap lemari yang ada sampai pada akhirnya Alana menemukan alat pembersih.
Alana tampak lega, akhirnya. Dia akan membersihkan ruang tamu terlebih dahulu sebelum membuat makanan. Lagi pula pria aneh itu tidak akan cepat kembali jadi dia bisa mengerjakan yang lain sebelum membuat makanan yang tidak dia tahu apakah dia bisa atau tidak.
Selembar kain dan alat pembersih cair sudah berada di tangan. Alana mulai membersihkan barang pajangan yang dia tahu itu mahal karena dia bisa melihat benda yang sedang dia pegang terbuat dari kristal. Alana melakukannya dengan hati-hati, sangat hati-hati namun sialnya, sikunya justru menyenggol pajangan lain hingga terjatuh.
Alana terkejut, buru-buru berpaling namun sifat cerobohnya justru membuatnya kembali menyenggol pajangan lain yang terbuat dari keramik.
Praangggg!! Wajah Alana langsut pucat, celaka. Kain yang ada di tangan terjatuh, begitu juga dengan cairan pembersih. Alana melihat ke bawah, dia mana benda keramik dan kristal sudah hancur berantakan.
"Oh my God.... Oh My God!" Alana panik, buru-buru berjongkok dan semakin panik karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
"Setiap kesalahan yang kau lakukan akan mendapat penalti!!" tiba-tiba peringatan yang dikatakan oleh David Douglas bagaikan baru saja diucapkan di telinganya.
"Celaka, sial. Penalti, dua juta dolar semakin bertambah!" Alana mulai memunguti pecahan keramik dan kristal. Tiba-Tiba dia sedang membayangkan dirinya yang bekerja di rumah itu. Dari dia muda dan masih cantik menyambut kedatangan David, lalu semakin menua dan menyambut kedatangan David beserta istri dan anaknya. Tidak hanya itu saja, dia pun masih bekerja sampai David memiliki menantu dan cucu lalu dia akan mati di kamar akibat hutang yang tidak juga lunas.
"Tidak boleh, aku harus bisa menikah dengan pria kaya. Aku tidak mau menua dan mati di rumah pria gila ini!" Alana buru-buru mengambil alat pembersih yang lain untuk membersihkan kekacauan yang ada. Agar David tidak tahu, Alana sengaja menukar letak benda-benda yang ada. Semoga tidak disadari oleh David, semoga tidak.
Sebaiknya dia tidak menyentuh apa pun terutama benda yang mudah pecah. Bisa celaka jika dia menghancurkan sepuluh benda mahal yang ada, dia benar-benar tidak mau terjebak di rumah musuh untuk seumur hidup.
David yang baru saja mempekerjakan pelayan ceroboh dan yang mulai membuatnya rugi ratusan ribu dolar, sedang melihat kematian Angelo Meyyer beserta sang istri. Padahal mereka baru saja meminjam uang dengannya dua minggu yang lalu. Dia sungguh tidak menduga mereka akan mengambil jalan pintas setelah meminjam uang dengannya tapi kenapa mereka tiba-tiba bunuh diri seminggu setelahnya padahal dia sudah meminjamkan uang yang mereka inginkan? Tindakan yang sangat bodoh, tapi entah kenapa dia merasa ada dalang di balik semua yang terjadi namun itu semua bukanlah urusannya. Yang dia inginkan hanyalah uangnya karena uangnya harus kembali.
Setelah melihat berita kematian Angelo Meyyer dan istrinya yang sedang menjadi berita hangat, majalah pun dilemparkan begitu saja. David beranjak karena sudah saatnya pulang. Dia ingin melihat apakah Alana Meyyer bisa melakukan tugasnya dengan baik atau tidak. Jangan sampai gadis itu mengacau dan menghancurkan barang-barang miliknya.
Alana yang sudah menyembunyikan barang bukti pun pura-pura tidak melakukan kesalahan. Saat suara mobil David terdengar, Alana bersikap seperti tidak terjadi apa pun. Dia bahkan menyambut seolah-olah dia sudah menguasai medan perang.
"Selamat datang, Tuan," ucap Alana sambil membungkuk.
David tidak menjawab, tatapan matanya melihat ke arah Alana lalu David melangkah masuk dan melihat rumahnya dengan teliti. Setiap benda yang dia lewati tidak lepas dari pengawasannya. Alana tampak was-was, buru-buru dia berlari ke arah David sebelum pria itu sampai di tempat kedua pajangan itu sudah tidak ada lagi.
"Tu-Tuan Douglas, aku sudah menyiapkan air hangat. Sebaiknya anda segera mandi!" ucap Alana buru-buru.
"Apa kau membuat sebuah kesalahan, Alana?" tanya David curiga.
"Tidak, tentu saja tidak. Ini memang hari pertamaku tapi aku melakukannya dengan baik," ucap Alana sambil tersenyum dengan manis.
David kembali menatap gadis itu dengan curiga. Dia tidak percaya Alana tidak membuat kekacauan apalagi sikapnya yang sangat mencurigakan.
"Jika kau berbohong, penalti dua kali lipat!" ucap David seraya melangkah menuju kamar.
Alana sangat shock, dua kali lipat? Kali ini dia benar-benar berada di dalam masalah besar karena hutangnya akan semakin banyak. Sial, sepertinya dia harus memperbaiki serpihan demi serpihan dua benda yang dia hancurkan supaya utuh. Besok dia akan membeli banyak perekat untuk melakukannya karena dia tidak mau membayar penalti dan semoga saja pria itu tidak tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ran Aulia
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-09-26
1
May Tanty
Kayak nya cerita nya serru
2023-09-20
0
Alexandra Juliana
Beli lem Korea Al..biar melekat kuat😄😄
2023-04-10
2