Veronica datang lagi ke rumah David, tentunya untuk mengadu domba hubungan David dan sang pelayan baru. Dia harus rajin datang agar hubungan mereka tidak dekat namun Veronica harus menghentikan mobilnya agak jauh karena sebuah mobil masuk ke dalam pekarangan rumah David.
Wanita itu sangat heran, mobilnya kembali dibawa mendekat agar dia bisa melihat siapa yang datang. Kaca mobil yang sedikit gelap pun diturunkan, Veronica sangat heran melihat dua koki turun dari mobil dan kedua koki itu disambut oleh David. Untuk apa kedua koki itu?
Tidak ada yang boleh dia lewatkan sedikit pun dan dia tidak boleh ketinggalan berita. Veronica segera membawa mobilnya masuk ke dalam pekarangan, saat David sudah masuk ke dalam bersama dengan dua koki yang baru saja dia sambut. Tentunya kedua koki itu dia panggil untuk mengajari Alana memasak. Alana akan bekerja lama dengannya jadi gadis itu harus bisa memasak.
Alana sudah menunggu, dia benar-benar harus bisa beradaptasi sambil mencari bukti keterlibatan David dengan kematian kedua orangtuanya. Selain itu, dia pun harus mencari bantuan agar dia bisa keluar dari rumah tersebut.
"Ajari dia memasak, dalam waktu tiga hari sudah harus bisa!" ucap David setelah Alana bertemu dengan kedua koki yang dia bawa.
"Apa, kenapa hanya tiga hari saja?" teriak Alana tidak terima.
"Memangnya berapa lama yang kau mau? Asal kau tahu, mereka berdua kau yang akan membayar dan semua uang untuk membayar mereka akan masuk ke dalam hutangmu!" ucap David.
"Apa?" mulut Alana mengangga. Apa dia tidak salah mendengar?
"Jangan bercanda kau?!" teriak Alana kesal.
"Untuk apa aku bercanda? Sekarang tinggal pilih, aku akan memberikan penalty dua kali lipat setiap kali kau gagal dalam memasak atau kau belajar dari mereka berdua. Silahkan kau pilih. Satu hal lagi yang harus kau tahu, jika aku sampai aku keracunan oleh makanan yang kau buat, aku akan memberikan penalty dua kali lipat dari jumlah total hutangmu!" ancam David.
"Kau sungguh pria penuh perhitungan!" teriak Alana marah.
"Aku memang seperti itu. Semakin Alana benci dengannya, semakin bagus. Tapi sesungguhnya kedua koki itu tidak perlu Alana yang membayar tapi dia berkata demikian agar Alana tahu jika tidak ada yang gratis di dunia ini dan agar Alana mulai menghargai uang yang selalu dia hamburkan dengan sesuka hatinya dulu.
"Sekarang pilih, jika kau tidak mau maka aku akan meminta mereka pergi!"
"Tidak, jangan!" teriak Alana. Sebaiknya dia belajar dari pada dia membuat kesalahan yang membuatnya harus membayar begitu banyak penalty.
"Jadi?"
"Baiklah, baik. Aku akan belajar dan aku yang akan membayar!" teriak Alana kesal.
"Bagus, mulailah belajar memasak. Jangan mengecewakan dan aku yang akan menilainya nanti. Jika tidak enak maka penalty menanti!" ucap David.
Alana mengumpat dalam hati, sial. Kenapa dia jadi merasa berada di medan perang? Sebelum memulai dia justru sudah takut gagal akibat ancaman penalty yang David berikan.
David melangkah pergi saat Alana mengikuti dua koki yang sudah melangkah menuju dapur, sedangkan Veronica mendengarnya dari balik pintu karena dia sedang bersembunyi. Jadi Alana memiliki hutang pada David? Sekarang dia jadi tahu kenapa David membiarkan Alana Meyyer berada di rumahnya. Sekarang dia pun jadi tahu jika setiap kesalahan yang dilakukan oleh Alana akan mendapatkan Penalty. Bagus, sungguh bagus.
Veronica keluar dari persembunyian, dia pura-pura baru datang dan segera masuk ke dalam.
"David, aku datang," teriaknya.
David yang sedang berdiri di depan jendela berpaling, melihat ke arah Veronica yang sedang melangkah mendekatinya. David tampak tidak senang, lagi-lagi Veronica datang padahal dia baru saja datang beberapa hari yang lalu.
"David, apa kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu pergi makan," ucap Veronica.
"Aku sibuk, pergilah!"
"Hanya sebentar saja, David. Lagi pula pelayanmu yang tidak becus itu tidak bisa membuatkan makanan untukmu, bukan?"
"Tidak, pergilah sendiri. Aku sedang mengajari pelayanku itu agar dia bisa menjadi pelayan yang benar!"
"Untuk apa, David? Aku heran denganmu, sudah jelas dia adalah putri dari musuhmu dan dia pun musuhmu tapi kenapa kau mau menampungnya di rumahmu? Apa yang terjadi denganmu, David?" meski dia sudah tahu Alana berhutang tapi seharusnya hutang yang dimiliki oleh wanita itu tidak harus membuat David menampung gadis itu.
"Jangan banyak bertanya, kau tidak perlu ikut campur!" ucap David.
"Aku sahabatmu, David. Apa aku tidak boleh tahu?"
"Tidak, karena ini bukan urusanmu!"
Veronica mengumpat dalam hati, dia sangat ingin tahu kenapa David membiarkan Alana di rumahnya padahal banyak cara yang bisa dilakukan untuk membayar hutang-hutang yang Alana miliki.
"Baiklah, sekarang bagaimana jika kita pergi makan?" ajak Veronica lagi.
"Sudah aku katakan, tidak. Pergilah sendiri, aku harus menilai apa yang gadis itu buat!"
"Baiklah, aku juga mau menilai!" Veronica kembali melangkah menuju kursi dengan perasaan kesal. Dia akan melihat apa yang bisa dilakukan oleh mantan nona muda itu dan jika bisa, dia juga akan memberi nilai.
Alana benar-benar sibuk, dia seperti sedang mengikuti kompetisi memasak. Dua koki yang didatangkan oleh David untuk mengajarinya benar-benar tidak membiarkan dirinya beristirahat. Mereka bahkan membentak tanpa ragu sehingga membuat Alana kesal namun dia harus tetap bertahan.
Sepiring makanan yang baru saja dia buat sudah jadi, dilihat dari warnanya sepertinya enak namun dia tampak ragu dengan rasanya karena bisa saja selera David berbeda. Piring sudah berada di tangan, Alana memandangi dua koki yang baru saja mengajarinya memasak. Sungguh dia ragu.
"Apakah makanan ini enak?" tanya Alana.
"Cobalah, Nona. Kita tidak akan tahu jika Tuan tidak mencobanya."
"Baiklah," Alana menghela napas, semoga saja percobaan pertamanya tidak gagal.
Walau tidak yakin, Alana membawa makanannya di mana David berada. Dia sedikit terkejut melihat Veronica yang sedang berbicara dengan David. Wanita itu tampak tidak senang begitu juga dengan yang Alana lakukan. Pasti wanita itu yang mengeluarkan pecahan dua benda berharga yang dia sembunyikan dan yang juga merobek uangnya. Berbicara tentang uang, dia sama sekali belum tahu berapa gaji yang akan dia dapatkan setiap bulannya. Sepertinya dia harus membahas hal ini pada David, dia pun harus tahu apakah dia akan mendapatkan gaji atau tidak karena jika tidak, dia benar-benar berada di dalam masalah.
Alana meletakkan piring makanan, David menatapnya dengan tajam lalu melihat makanan yang ada di atas meja. Veronica juga melihatnya, sebuah cibiran pun dia berikan.
"Makanan apa ini? Apa bisa di makan?" tanyanya.
Alana diam, dia tidak peduli. Jika dia menjawab, hanya pertengkaran saja yang akan terjadi. David pun tidak mengatakan apa-apa dan mengambil piring makanan itu. Jantung Alana berdegup kencang, dia sungguh takut dengan rasa dari makanan itu.
"Kurang, tidak begitu enak. Ulangi!" ucap David seraya meletakkan piring makanan.
"Tidak mungkin!" ucap Alana tidak percaya.
"Jadi kau tidak percaya?" David melihatnya dengan tajam.
"Bu-Bukan begitu," piring makanan pun diambil.
"Sudah aku katakan, dia hanya sampah yang tidak akan bisa melakukan apa pun, David!" cibir Veronica.
"Akan aku ulangi!" Alana melangkah pergi tanpa mempedulikan perkataan Veronica.
"Hei, aku berbicara denganmu!" teriak Veronica marah tapi Alana sudah pergi.
"David, dia sangat kurang ajar!" kini dia mulai merajuk.
"Pulang, Vero. Aku sibuk!"
"Tapi?"
"Pulang!" ucap David seraya beranjak.
Veronica semakin kesal, kenapa dia merasa pria itu justru semakin jauh? Tidak bisa, dia harus bisa mendapatkan pria itu apa pun caranya sebelum mantan nona muda itu mengambil perhatian David. Apa pun caranya harus dia lakukan. Sebaiknya dia membuat sebuah rencana, rencana untuk mendapatkan David Douglas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
SM06💜💜💜💜💜💜💜
licik bgt si Ver
2023-05-14
2
Alexandra Juliana
Ulat bulu akan segera nemplok ke David niihh..
2023-04-10
3
Aminah Adam
lanjut
2023-03-10
1