Memasak terlihat mudah tapi sesungguhnya tidak apalagi untuk seorang amatiran seperti Alana. Percobaan pertama memang cukup memuaskan namun percobaan kedua tidaklah mudah apalagi David pecinta makanan Perancis.
Ratatouille, coq Au Vin, confit de Canard dan beberapa makanan lainnya tapi yang paling tidak dia bisa adalah Escargot. Makanan itu dibuat dengan bahan utamanya adalah bekicot. Tentunya hal itu membuat Alana ketakutan dan geli setengah mati saat dia harus membersihkan bekicot yang masih hidup.
Alana tidak berani menyentuh binatang berlendir itu, benar-benar tidak berani apalagi dia belum pernah menyentuhnya. Setiap kali dia mencoba menyentuhnya, perasaan geli melanda apalagi para bekicot itu merayap sana sini sehingga meninggalkan lendir di mana-mana.
"Please, buat yang lain. Aku tidak sanggup!" teriak Alana.
"Kau harus memeganginya, Nona. Tinggal cuci bersih dan masukkan ke dalam tempat itu lalu rebus maka semua binatang itu akan mati!" ucap salah satu koki yang mengajarinya.
"Aku tidak bisa, sungguh!" ucap Alana.
"Kau pasti bisa, Nona. Jika kau ingin menjadi seorang yang pandai memasak maka kau tidak bisa menolak bahan makanan apa pun yang harus kau olah," ucap koki yang lain.
"Tapi kenapa harus makanan seperti ini?!" teriak Alana kesal. Dia tahu Escargot adalah makanan populer di Perancis tapi sampai sekarang, dia belum pernah menikmati makanan seperti itu.
"Jangan membantah, lakukan!" ucap David yang ternyata melihat apa yang dia lakukan sedari tadi. Dia ingin tahu sudah sejauh mana Alana belajar, waktu tiga hari yang dia berikan pada Alana tidak boleh di sia-siakan oleh Alana karena dalam waktu tiga hari itu Alana sudah harus bisa.
"Kau saja yang lakukan!" teriak Alana kesal.
"Penalty dua kali lipat jika kau tidak mau melakukannya!" ancam David.
"Sudahlah David, dia hanya pelayan yang tidak berguna!" cibir Veronica yang memang berada di sana juga untuk melihat apa yang Alana lakukan.
"Diam kau, apa kau berani?" Alana menatap wanita itu dengan tatapan kesal.
"Bukan aku yang memasak, buat aku menyentuhnya?"
"Oh, bukankah kau calon istri David?" entah mendapatkan keberanian dari mana, Alana menyambar dua ekor bekicot yang hendak melarikan agar tidak menjadi menu makan malam dan berakhir di atas piring. Alana menghampiri Veronica dengan kekesalan memenuhi hati dengan bekicot di dalam genggaman tangan. Dia akan membalas karena wanita itu terus saja mencibir dirinya.
"Ma-Mau apa kau?" tanya Veronica. Wanita itu pun melangkah mundur.
"Seharusnya kau juga bisa memasak binatang ini!" ucap Alana seraya melemparkan dua bekicot yang dia ambil ke arah Veronica.
Veronica terkejut, dua bekicot yang dilemparkan mendarat ke arah dadanya. Satu jatuh di atas lantai dan satu lagi melekat pada bajunya. Kedua mata Veronica terbelalak, melihat binatang berlendir itu merayap di bajunya. Tidak butuh lama, Veronica berteriak sambil melompat-lompat akibat geli.
"Tidak, jauhkan binatang ini dariku!" teriak Veronica sambil melompat-lompat ketakutan. Kedua tangannya pun mengibas bajunya hingga bekicot itu terlepas dari bajunya. Dia tidak sadar sudah bertingkah konyol sehingga membuat dua koki yang melihat menahan tawa mereka.
"Rasakan!" ucap Alana seraya melangkah pergi. Dia benar-benar puas, puas sudah membalas cibiran Veronica.
"Kurang ajar, aku akan membalas perbuatanmu!" teriak Veronica.
"Beraninya kau, Alana Meyyer?" David menatap gadis itu dengan tajam tapi sesungguhnya dia memuji keberanian Alana yang sudah berani melawan cibiran Veronica. Semakin bagus, seorang wanita memang tidak boleh terlalu lemah.
"Untuk apa aku takut dengannya? Dia bukan siapa-siapa bagiku dan dia belum menjadi bosku!" dia tidak boleh menunjukkan sisi lemahnya apalagi ditindas oleh orang yang tidak penting namun dia mulai menyadari jika tangannya berlendir. Alana pun mulai merasa geli dan buru-buru mencuci tangannya, binatang berlendir mengerikan dan sialnya, pria kejam itu justru memakannya.
"Menyebalkan, apa kau tidak salah? Kenapa kau harus memakan binatang mengerikan ini?!" protesnya.
"Masak yang benar karena kau akan menikmatinya bersama denganku!" ucap David.
"What?" Alana terkejut mendengarnya.
"Rasakan!" Veronica sangat senang, walau dia di lempar dengan binatang menjijikkan itu tapi dia tidak harus memakannya.
"Kau juga harus makan denganku jika kau tidak pulang!" ucap David saat melewati Veronica.
"Apa? Kenapa harus aku juga?" protes Veronica.
"Wah, sekarang aku sudah tidak takut lagi untuk membuatkan makanan ini untukmu!" Alana menggosok telapak tangan dan tersenyum penuh arti.
"Jangan coba-coba kau!" teriak Veronica.
"Ayo mulai, aku sangat bersemangat!" dengan perasaan jijik luar biasa, Alana mengambil bekicot yang ada satu persatu dan memasukkannya ke dalam panci. Sungguh menjijikkan tapi dia tidak punya pilihan.
Veronica pun berlari keluar mengejar David. Sebaiknya dia pulang karena dia tidak mau menikmati makanan mengerikan itu.
"David, aku mau pulang saja," ucapnya.
"Apa kau tidak mau makan malam denganku?" tanya David.
"Tidak, ada yang harus aku lakukan tapi kau tidak akan melupakan hari ulang tahunku, bukan?"
"Aku ingat!" ucap David.
"Jangan datang dengan pelayan itu, aku tidak suka!" Veronica mengingatkan.
"Aku tahu, jika kau mau pergi, pergi saja. Aku tidak mengantar!"
"Baiklah, aku pergi dulu!" Veronica pun buru-buru pergi, dia tidak mau menjadi korban akibat makanan mengerikan yang dibuat oleh pelayan amatiran seperti Alana.
Suara teriakan Alana kembali terdengar dari dapur, dia benar-benar berjuang. Kali ini tidak boleh gagal meskipun makanan yang dia buat begitu menakutkan baginya. Alana bahkan tidak berani melihat hasilnya. Dia bahkan tidak berani membayangkan rasanya.
Beberapa hidangan sudah berada di atas meja, untuk hari ini dia sudah selesai tapi bukanlah mudah mengingat bagaimana caranya. Jika dia diminta untuk membuat ulang, sepertinya dia tidak akan bisa.
Dua koki yang mengajarinya pun sudah pergi, Alana mencari keberadaan Veronica saat David masuk ke dalam dapur untuk melihat makanan yang dibuat oleh Alana tapi wanita itu tidak terlihat. Sungguh pengecut, wanita itu lari begitu cepat.
Alana tampak ragu saat David melangkah mendekati meja makan, David bagaikan juri kejam yang siap memberi nilai makanan yang dia buat. Alana bahkan berdoa dalam hati, semoga rasa makanan yang dia buat memuaskan.
"Tidak buruk, tapi kau harus mencobanya!" ucap David.
"A-Aku sudah mencobanya, rasanya lumayan," ucap Alana karena dia tidak mau mencobanya.
"Tidak bisa, sekarang ambil makanan itu dan makan!" perintah David.
"Bisakah kau tidak memerintah aku untuk hal ini? Aku tidak lapar!"
"Makan jika tidak penalty dua kali lipat!" ancam David.
"Cih, sial!" umpat Alana.
"Satu umpatanmu akan bernilai seratus dolar!"
"Apa, jangan lakukan!" cegah Alana. Mau tidak mau Alana mengambil makanan itu untuk mencicipinya. Satu makanan bisa dia telan, dua makanan pun tidak ada kendala tapi ketika dia harus mencicipi Escargot, jujur saja Alana tidak sanggup.
"Kenapa tidak melanjutkan?" tanya David yang sedari tadi memperhatikan.
"Untuk yang ini, aku tidak sanggup!" tolak Alana.
"Kenapa, apa kau tidak pernah memakannya?"
"Tidak, sungguh. Aku tidak sanggup!"
"Mulai sekarang kau harus bisa dan kau harus terbiasa!"
"Please," pinta Alana memohon.
"Tidak!"
"Sial!" umpat Alana dan dengan perasaan campur aduk, sebuah bekicot pun diambil. Alana merinding dan menelan ludah saat mengeluarkan isi dari binatang bercangkang tersebut.
David tidak melepaskan pandangannya dari Alana yang berusaha untuk makan escargot dan menelannya tapi sayang, Alana justru berlari menuju kamar mandi karena dia tidak sanggup.
Seharusnya makanan itu Veronica yang menikmati dengan pria kejam itu tapi dia justru begitu pengecut dan melarikan diri. Veronica yang tidak pernah menikmati makanan itu pun tidak mau, lagi pula tujuannya sudah tercapai dan sekarang waktunya membuat rencana untuk mendapatkan David di hari ulang tahunnya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Erna Susanti
good job Alana,kamu harus jadi pemberani,terutama ngadepin duo iblis🧐
2024-02-24
0
SM06💜💜💜💜💜💜💜
nyerah kan lu Ver
2023-05-14
1
SM06💜💜💜💜💜💜💜
mantap Ala
2023-05-14
2