Mengejar Barokah
...Blurb...
...Cinta itu datang seperti jalan ke Roma, tidak hanya satu caranya. Seperti kisah Alladin, 1001 malam. Tapi yang jelas, ia akan datang karena ke ikhlasan, kasih sayang dan kebersamaan....
Really? Woww!😯
...~...
"Hello world, this is DJ Amber...let's start the party!!" serunya memutar panel di alat disc jockey'nya lalu kemudian ia pasangkan earphone di telinga demi menajamkan sentuhan musikalitas.
Riuh dengan intensitas tinggi sudah biasa memenuhi gendang telinga para penikmat musik, biar pecah-pecah sekalian deh tuh gendang telinga ganti pake gendang kulit lembu. Dunia seolah tak memiliki jam malam karena akan selalu on fire oleh manusia-manusia yang tak kenal rasa lelah.
Inilah kehidupan Shanneta Amber, seorang gadis berusia 23,5 tahun yang menjadikan malam sebagai siang dan siang menjadi malam, terus sore jadi apa? Prokkk prokk prokk! Berulang kali ibunya selalu meminta Amber untuk berhenti dari dunianya, tapi gadis lulusan fakultas bisnis management itu menolak mateng-mateng usulan ibu, katanya sih sudah berada di zona nyaman.
Trek!
Ibu menyalakan lampu diantara gelapnya kamar, belum juga terbangun ia kemudian membuka tirai kamar sampai mentok ke ujung.
Srekkk!
Masih belum bangun ia membuka jendela kamar biar udara pagi menyerang kulit.
NJEBLAG!
Suara jendela kamar yang dibuka lebar, kalo bisa ia runtuhkan saja dinding kamar agar mentari dan udara benar-benar masuk tanpa permisi dan salam sebelumnya.
Anak gadis keduanya itu, benar-benar kaya minyak sawit, misah sendiri kehidupannya sama orang. Padahal kakak perempuan satu-satunya adalah wanita baik-baik, berjilbab dan seorang staf bank syariah negara, pokoknya wanita idaman lah, yang sorenya sepulang bekerja dasteran sambil momong anak, kecantikannya tak diragukan lagi luar dalam, atas bawah, depan belakang, biar dikata cuma pan tatnya doang yang keliatan, tapi tetap good looking!
Alisnya mengernyit meski kelopak mata masih enggan terbuka, seakan ia terselotip dengan rapat oleh si belek dan eyeliner, belum lagi mascara dan bulu mata palsu, widihhh kebayang kan udah kaya apa tuh mata, kira-kira kaya ciliwung yang banyak sampahnya kalo lagi musim ujan, nyangkut-nyangkut ngga karuan.
"Raziaaaaa!!!" teriak ibu, seketika mata itu membeliak hebat bak penari Bali, memaksa para kotoran terhempas menyingkir.
Amber langsung terduduk dan mengangkat kedua tangannya, membuat ibu terkekeh dan menodongkan gagang sapu ke arah pinggang anaknya itu, "angkat tangan!"
Sadar akan kelakuan usil sang ibu, Amber mencebik menurunkan tangannya, "ibu ih!" rasa pusing yang mendera membuatnya tak bisa kembali tidur, padahal ia baru tertidur pukul 2 dini hari tadi.
Amber memutuskan untuk melengos ke kamar mandi saja melakukan ritual paginya seperti orang kebanyakan, ngecengin bibir toilet buat setor.
"Gadis itu bangunnya pagi-pagi! Solat subuh biar bercahaya! Jemput jodoh dan rejeki," bagaimanapun kesalnya ia, Amber tetaplah putri kesayangannya, selepas sang suami tiada, ia tinggal dengan kedua putri, satu menantu dan seorang cucu. Yap! Kak Syifa tinggal disini bersama suaminya mas Syarif.
"Nanti Neta pasang lampu bekas malam takbiran di idung, mata, pipi, dagu sama kepala biar bercahaya! Jodoh ngga usah dijemput, pesenin aja ojol nanti juga datang!" jawabnya tak begitu jelas, karena mulutnya begitu sibuk bicara dan gosok gigi. Ia melebarkan seringaian, kali aja masih ada ji gong nyempil atau bau aroma neraka yang tertinggal.
"Done! Cocok jadi brand ambassador iklan permen karet," ujarnya.
"Bu, kalo Neta jadi artis iklan cocok kan bu? Tuh! Gigi Neta rapi, bersih udah kaya pager rumah sakit,"
Ibu terkekeh pelan, "kata siapa pager rumah sakit itu putih? Bisa jadi item, atau coklat!"
Neta mengerutkan dahinya, memang kebiasaan gadis ini berbicara dengan berteriak seperti rumahnya ini adalah hutan tempat si tarzan bernaung, dan para penghuninya adalah mon yet juga gajah.
"Ah ibu so tua!" jawabnya.
Neta meraih sabun pencuci muka dengan merk Barjah, meski tak semuslim para artis iklannya tapi ia cocok memakai produk dalam negri itu. Ngga mandi? Masih wangi, ngga bau kambing atau setan. Neta turun setelah melirik jika ranjang sudah begitu rapi oleh...ibunya.
"Bu, aku udah kirim uang buat jajan sama beras, awet-awet ya udah aku pakein formalin kok..." Neta turun menapaki anak tangga satu persatu dengan sendal jepit rumahannya. Rambut yang ia warnai warna-warni persis lampu lalu lintas diikatnya satu begitu saja, Sexy? Tentu tidak terlalu, ia tau jika penghuni disini ada mas Syarif, bagaimana pun beliau adalah kakak iparnya. Piyama panjang si mobil ambulan di serial Robocar Poly bernama Amber, sama seperti namanya menjadi baju kebangsaan di pagi hari.
"Assalamu'alaikum ya akhi, ya ukhti!" ia membungkuk di depan meja makan pada kakak dan kakak iparnya.
Byurrr!
Mas Syarif sampai menyemburkan air minumnya, adik ipar sableng. Perlu diketahui mas Syarif adalah dosen lulusan Kairo dan begitu taat akan agama, memiliki adik ipar macam Shanneta adalah ujian mutlak dari Allah untuknya biar level keimanannya naik.
Tawa Balqis Habibah Khairiyah si bocah 5 tahun itu menggema di ruang makan, untung ayahnya ngga kelewat syaraff punya adik ipar begitu.
TUK!
Syifa mengetuk kepala adiknya itu dengan sendok pelan.
"Kamu tuh!"
"Pulang jam berapa semalem? Kata mas kamu pulang jam 2? Waktu mas Syarif solat tahajud?" merupakan kewajibannya menggiring bocah ngapa yak ini ke jalan yang lurus setelah kepergian sang ayah.
"Betul sekali mbak yu!" angguknya seperti abdi dalem, dalem sumur.
Syarif menghela nafasnya, "yang usul mas tempo hari itu...perusahaan temen lagi buka lowongan, belum kamu coba? Keluarlah Neta dari tempat maksiat begitu," pinta sang kakak ipar pelan penuh kehati-hatian, kalo ngomong sama orang minus akhlak ya begini takutnya kesenggol dikit mode barongsai, jadi mesti pake lampu sen dan lampu kuning, pake gigi 1 atau 2 lah biar aga ngeden-ngeden dikit di jalan lurus alias kebajikan ngga los dol.
"Belum dikasih ilham, mas. Si ilham lagi maen game online tuh di pos ronda sambil nyolong wifi," jawabnya menarik kursi dan hendak duduk.
"Aunty itu kursinya...."
Brakkk!
"Astagfirullahaladzim!"
"Apa sih?!" teriak ibu terkejut karena suara ribut di ruang makan.
"Anjayyyyy! Kenapa kakinya patah sih? Kursi bobrok gini masih disimpen disini?!" teriaknya pagi-pagi.
"Nah! Kan, kualat!" sewot Syifa.
.
.
.
Welcome pembaca! Di ceritaku yang ke...entahlah, dengan genre yang entahlah 🤨
Teruntuk pembaca, syarat membaca karya ini :
Don't nyinyir-nyinyir karena kata bang Oma itu haram. Jangan diteruskan membaca jika merasa karakter dalam karya ini tak selembut hati bidadari dan tak sesuai ekspektasi para alim ulama.
Tidak menyamakan apapun yang ada disini dengan kenyataan, karena kata Igun dan Bensu itu, jangan gila dong!
Tidak banyak menuntut ini dan itu, karena kalau kata Dilan itu berat! Biarkan mimin berkarya tanpa beban dan tuntutan serta jadi diri sendiri.
Berusia tidak kurang dari 13+ karena kata mimin, kalian ngga akan bisa nyerna kalimat absurd yang terkandung di dalam karya ini.
5.Karya ini hanya FIKTIF BELAKA hasil otak sepotong mimin, dan tak boleh ada plagiat, tambal sulam juga menyama-nyamakan dengan karya lain.
Pihak mimin tidak bertanggung jawab jikalau pembaca, disebut gila, kurang se ons, atau ngga waras oleh orang sekitar. Resiko ditanggung sendiri!
Maka dengan memberi like, komentar, dan men-subsucribe kalian sudah menandatangani persyaratan diatas 😉
🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Lyta 𒈒⃟ʟʙᴄ 🍒⃞⃟🦅_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
hishhh persis mahluk dari planet lain/Facepalm//Facepalm/yg lain kaget aja astaghfirullah
si neta nyebut nya agak lain anjayyy😂🤣
2024-10-03
0
Dewi Kasinji
ijin baca kak ... siyaap dengan semua aturan kak othor 😘😘😘
2024-09-11
0
IbuNaGara
nyimak lagii/Determined//Determined/
2024-06-15
1