Bungkusan berisi ayam goreng dan rendang dibeli Jaka dari warteg, ia sengaja membeli itu untuk teman nasi siang ini, ia tau Jika Amber masih perlu beradaptasi dengan kehidupan sederhananya, ia juga tau jika Amber terbiasa makan enak.
Ia naik kembali ke atas motornya dan mencantelkan kresek hitam di cantelan motor, lantas melajukan kembali motor menuju rumah yang jaraknya hanya tinggal beberapa puluh meter lagi.
Alisnya mengernyit melihat seseorang berjaket oranye diatas motor tengah kebingungan seraya mengotak-atik ponselnya. Awalnya Jaka tak peduli namun lama-lama ia penasaran juga, maklumlah jiwa hero mah kan begitu bawaannya selalu pengen kepo masalah orang, kali aja bisa bantu.
Jaka melambatkan laju motornya, si pengendara motor itu menggaruk-garuk keningnya tak gatal sambil meringis.
"Kenapa bang?" tanya Jaka.
"Eh, anu bang. Ini, saya mau antar orderan makanan, tapi batre ponsel saya keburu abis, lupa bawa powerbank, jadi ngga bisa liat map'nya bang." Keluhnya menunjuk kresek putih berisi pesanan makanan konsumennya.
"Kalau boleh tau tadi alamatnya dimana? Siapa tau saya bisa bantu," tawar Jaka.
"Alhamdulillah ini bang, kalo ngga salah tadi tuh alamatnya jl. Gatur no 15, catatan : a.n kontrakan Jaka Barokah, deket pohon alpuket," jelas si ojol. Jaka mengerutkan dahinya, karena merasa mengenal alamat itu, "siapa pemesannya bang?"
"Amber," jawabnya lagi membuat Jaka ber'oh singkat.
"Abang dari sini lurus saja, nanti di perempatan depan belok kanan ketemu pos ronda sama balai warga belok kiri ada bangunan kontrakan berjejer pas banget ada lapangan kecil nanti ada nomornya di depan rumah," jelas Jaka.
"Wah, terimakasih bang!" angguknya singkat sambil tersenyum ramah lalu menyalakan mesin motor dan pergi dari sana.
"Amber pesan makanan?" gumamnya, ia langsung melirik keresek yang tergantung di motornya. Tapi hal itu tak lantas membuat Jaka mengurungkan niatnya untuk pulang.
°°°°°°
Amber memindahkan makanan yang ia pesan dari salah satu resto online ke dalam mangkuk yang tersimpan rapi di lemari Jaka lalu menaruhnya di atas meja, "capcay...sop iga, tinggal nunggu ayam kalasan!" serunya bertepuk tangan 2 kali.
"Jaka balik jam berapa sih?! Waktu itu dia pernah bilang jam 2 kalo ngga salah," Neta melirik ponselnya sekilas untuk melihat jam, ia juga melihat aplikasi miliknya untuk mengetahui posisi si ojol.
"Nih orang dimana lagi?! Ntar Jaka keburu datang!" cebiknya menggertakkan jemari di meja lemari dapur.
"Shop eee!" seseorang mengetuk pintu rumah dari luar.
"Eh,"
"Iya sebentar!" teriak Neta. Hanya butuh beberapa langkah saja untuk sampai ke pintu depan, ia mengangkat pintu seperti yang Jaka lakukan tadi pagi lalu membukanya, lumayan butuh tenaga dalam, ngga kebayang kalo ia sakit benar-benar tanpa daya tapi nih kontrakan kebakaran, auto langsung angus duluan jadi abu gara-gara ngga bisa keluar!
"Mbak Amber?" tanya nya menyerahkan bungkusan putih di tangan.
"Iya," jawabnya menerima kresek berisi pesanan ayam Kalasan.
"Maaf barusan ponsel saya batrenya low, mbak." Jelasnya meringis kuda tak enak hati.
"Oh iya ngga apa-apa, makasih bang!" Neta mendekatkan hidung dengan bungkusan yang dipegangnya, "emhh, wangi banget aromanya ya Allah!" ia tersenyum senang dan membawa makanan itu ke dalam.
Dengan langkah cepat setengah melompat Neta memindahkan ayam itu ke atas piring, tak lupa ia melumuri wajan yang tergantung dengan bumbu capcay agar terlihat seperti ia yang baru saja memasak, tak lupa ia juga mengobrak-abrik dapur Jaka biar keliatan lebih real.
"Done!" ia tersenyum lebar dan duduk manis semanis madu di depan tv menunggu si empunya kontrakan balik. Rasanya ia tak perlu sampai mengacak-acak rambut ataupun membuat peluh buatan...wong rambutnya saja sudah acak-acakan.
Terdengar suara mesin motor bebek milik Jaka berhenti di depan kontrakan. Suara sendal yang dilepas begitu sangat di cermati oleh perempuan ini.
"Assalamu'alaikum..." Jaka membuka pintu dengan membawa kresek berisi lauk makan siang yang ia beli barusan.
Wajah Neta masih mendelik sinis menatap Jaka, tapi kemudian ia bangkit dari duduknya, melipat kedua tangan di dada, "bawa apa?" tanya nya sinis, bola mata Neta mengarah pada kresek yang dibawa Jaka.
"Lauk buat makan siang. Kamu udah makan?" jawab Jaka bertanya balik.
"Ngapain beli, aku masak!" akuinya berbohong. Jaka menaikkan alisnya mendengar pengakuan itu. Neta menarik tangan Jaka ke arah meja lemari dapur dimana di mangkuk dan piring sudah ada 3 macam menu berbeda, "tadaaa!" ia membuka satu persatu piring yang ia pakai sebagai penutup makanan, bungkus dan sterofoam resto sudah ia buang jauh-jauh.
"Kamu? Masak?!" alis Jaka semakin bertaut tak percaya.
Neta mengangguk pasti, "iya lah! Ngga percaya?! Tuh, liat!" ia menunjuk wajan kotor di atas kompor, ingin rasanya Jaka menyemburkan tawanya, mengingat drama yang sedang dimainkan oleh pemeran pengganti si cabelita di depannya. Badasssnya si ember, Neta--Neta...
"Ngga pengen bilang wow amaze gitu?! Aku udah susah payah loh buat kamu! Cobain dong, pasti enak!" ujarnya berubah sewot. Jaka mengu lum bibirnya dan menutup mulut dengan sebelah tangan. Ia yang semula kesal karena merasa tak dihargai jadi semakin gemas pada wanita ini. Demi terlihat sempurna dengan rasa gengsi sebesar gunung, ia sampai rela berbohong.
Neta bahkan mengambil sendok dan menyendok kuah capcay dan sop iga dan menyuapkannya pada Jaka, "coba!" paksanya, mau tak mau ia membuka mulutnya, Jaka menurut saja tanpa ada penolakan.
"Gimana?" tanya Neta, Jaka mengangguk, "enak." Ya iyalah enak, wong dapet mesen di resto ternama.
"Kamu itu beli apa?!" Neta meraih kresek hitam yang Jaka taruh di samping mangkuk berisi sop iga, dan mengangkat setiap plastiknya.
"Rendang? Ayam..." sebutnya.
"Kalau kamu ngga mau, biar itu untuk malam saja," balas Jaka.
Neta menggeleng, "aku makan rendang, kamu makan sop iga!" usulnya. Jaka semakin meluruh dibuatnya, Neta tak menolak pemberian darinya lagi seperti saat mahar dan uang hampers, ia tetap menghargai apa yang dibawa Jaka meskipun Neta akan lebih mampu untuk membeli yang lebih. Berikut kebohongan Neta yang ingin tampil perfect di depan Jaka, membuat lelaki itu semakin yakin bisa merubah tabiat Neta.
"Kalo gitu aku bersih-bersih dulu sekalian solat...kamu udah solat?"
Neta mengangguk, "udah."
"Tapi jangan lama! Dari tadi aku nunggu kamu, udah lapar!" manyunnya lalu berdecak. Jaka yang sudah masuk ke dalam kamar mandi menyunggingkan senyumannya sementara Neta memindahkan lauk makan satu persatu ke karpet plastik bersama piring, sementara tempat rice cooker biar Jaka saja yang membawanya, mengingat itu benda panas, ia hanya takut kuku-kukunya patah, dan kulitnya melepuh.
Hanya 15 menit, Jaka sudah kembali...wajahnya sedikit cerah dan bersinar karena siraman air, bahkan potongan rambut yang biasa klimis rapi tanpa cela saat menjadi ob di Shangri-la kini terlihat lebih garang saat ia jadi montir begini meskipun bajunya penuh dengan oli.
"Besok mau dimasakin apa?" tanya nya jumawa.
"Apa saja, ngga usah yang mahal-mahal. Besok saya kasih uang buat belanja," jawab Jaka menerima piring dari Neta.
Jemari tangan yang terhias Nail art berwarna pink dan ungu itu menunjuk untuk menentukan pilihan lauk, "mau sama apa?" tanya Neta.
"Apa saja. Saya cuma heran, di rumah cuma ninggalin telur, mie instan, sama kornet, tapi magic...hasilnya bisa jadi sop iga, capcay sama ayam..kamu punya sihir apa?" tanya Jaka, membuat Neta seketika membeku di tempat.
"Apa tangan kamu ada sentuhan magicnya?" tambah Jaka melipat bibir.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Attaya Zahro
Ketauan bo'ongnya Mber 🤣🤣🤣
2025-01-29
0
Julia Juliawati
si neta bisa sulap Jaka bisa ngerubah telur jd cap cay🤣🤣🤣
2024-11-25
1
biarin aja dulu
mau bohong apa gimana, yg penting niat nya baik, pingin terlihat sempurna dimata mu jaka.
nama nya juga perempuan , pingin dipuji , secara gk sadar Neta udah anggap Jaka suami dengan kelihatan susah payah menyiapkan masakan.
walau boongan 🤣🤣🤣
2024-10-04
0