Akhirnya Neta berakhir disini, ruangan serba putih dengan orang berjas putih, gigi putih, uban putih, persis orang mau berhaji...
Ibu yang parnoan dengan pergaulan anak maza kinihhh, nekat membawa Neta ke rumah sakit, ngga tanggung-tanggung ibu langsung daftar ke poli kandungan, kenapa ngga langsung pesen brangkar di ruang mayat aja sekalian, bu?!
Neta mencebik, beberapa kali ia meloloskan nafas lelah dan decakan sebagai bentuk kekesalan, "udah dibilangin Neta ngga mungkin hamil! Mau hamil gimana, orang Neta belum pernah ngelakuin kok! Ibu nih, ngga percayaan kalo sama Neta!" kesalnya geram binti sewot, ibunya ini korban drama sinetron remaja anak layangan.
"Percaya sama kamu itu musyrik, ibu lebih percaya sama bukti!" sarkas ibu menggetok kepala Neta, mana lagi sakit digetok pula sekalian aja belah siapa tau nemu daging duren!
Seorang dokter menyerahkan sebuah alat tes kehamilan dan sebuah wadah untuk hasil air urinenya, dengan senyuman ramah khas dokter kandungan Neta melengos ke kamar mandi, bersamanya ada seorang perempuan muda lain yang sepertinya sama-sama sedang memeriksakan apakah ia sudah berisi atau tidak, beda halnya dengan ia yang diantar ibu, wanita itu diantar oleh suaminya.
"Buru!" bukan Neta yang merasa gugup nan panik, tapi ibu.
"Iya ih, sabar!"
Neta masuk ke dalam kamar mandi, dan langsung berjongkok...ia cukup gugup bukan karena takut diliatin atau hasilnya akan positif tapi gugup karena harus memasukkan cairan kotoran itu ke dalam sebuah wadah kecil, mana belepotan ahhh fix, jijik!
"Ini cairan punya gue kok aga-aga bening gini ya? Kan gue suka minum bir kenapa ngga merah atau ungu?" ia berseloroh dan tertawa sendiri.
"Harusnya sih item, kebanyakan dosa!" ia menaruh miliknya di pinggiran toilet, tanpa melihat terlebih dahulu dan menyiram bekasan buang hajat lalu cebok.
Tapi saat ia kembali memakai celana dan mendongak, "loh! Kok ada dua?"
"Punya siapa nih?" ia mengangkat kedua wadah yang tertutup itu, "punya gue yang mana nih?" tanya nya bermonolog.
"Cap---cip--cup, kembang kuncup siapa yang kena yang mau dicelup?!!" ia menunjuk bergantian kedua wadah itu.
Jemari tangan dengan kuku yang dipolesi nail art itu menunjuk salah satunya, untung aja ngga langsung di emoet tuh jari! Dengan senyuman lebar ia menaruh yang satunya dan membuka salah satu lainnya, "ahhh yang ini yang gue nih!"
Disobeknya plastik pembungkus alat tespek lalu ia celupkan, tanpa mau berlama-lama di dalam kamar mandi sumpek, ia keluar.
"Nih! Udah ya, Neta balik ahhh! Yuk balik bu, ngapain sih disini, daripada kesini, kenapa ngga obatin Neta ke tukang martabak aja bu, pengen martabak nih! Ngiler tau liat tadi di jalan!" ucapnya, Ibu semakin mengerutkan alisnya, ya Allah gusti...kalau benar anak hamba begitu....Gue lelepin ke bak kamar mandiii !!!!! Do'anya.
Bak petir di siang terik, jantungnya berasa copot dan pergi naik bus ke akhirat, ibu Neta menitikkan air matanya demi melihat hasil tespek anaknya.
"Positif, Nettaaaaa!!!! Siapa laki-lakinya??!!!!!"
*Ngga tau malu, kamu ngelakuin zina sampe hamil*!
*Mau ditaro dimana muka ibu, kakak sama mas Syarif, Neta*!
*Udah kakak bilang, keluar dari tempat laknut itu*!
*Sekarang gimana, di perut kamu tuh ada janinnya*!
Ibu sampe sesenggukan, menangis tak henti-henti di sofa tengah, barang-barang saja sudah hanyut kebawa banjir air mata ibu ke rumah tetangga.
"Aqis, Aqis masuk kamar dulu sebentar ya...nenek, bunda sama ayah mau ngomong dulu sama aunty Neta," pinta Syifa, bocah itu menurut dan masuk ke dalam kamarnya dan membawa rubik miliknya.
Syifa melempar hasil tespek itu ke meja di depan sang terdakwa, sementara Neta sendiri? Ia seperti orang linglung kena gendam terus kecolongan emas 50 gram, tak mengerti dengan apa yang terjadi, mirip si cecep orang oon, cuma bisa ngences liatin orang-orang ngamuk.
Apa yang mau ia jawab, karena memang ia tak pernah merasa melakukan hal dilarang Tuhan itu dengan jantan manapun?
"Jujur ya bu, kak...." ia mulai angkat bicara membuat mereka diam diantara suasana tegang nan sedih.
"Jujur nih, kalo mimpiin cowok ganteng kaya Angga Yunanda, terus Fero Walando mah sering bu, tapi Neta belum sampe tahap minta dijadiin pacar bu sama mereka, kenal aja engga!"
*Gubrak*!
"Siapa lelakinya Neta, biar mas sama kakak kamu datangi?" bujuk mas Syarif si kalem gede nyuap.
"Ihhh, dibilangin juga ngga ada mas! Neta ngga pernah ngelakuin itu sama siapapun, kenapa sih kalian ngga percaya?! Neta emang DJ, kerjaan Neta keluyuran saban malem kaya tuyul diantara orang-orang berlumur dosa, Neta juga akui ngga jarang ngerokok sama minum yang hiyak--hiyak dulu, tapi kalo untuk yang satu itu Neta tau diri!" sentaknya sudah muak dituduh yang tidak-tidak, ia jadi menyesal sering boong sama ibu, see...giliran jujur tak ada yang percaya!
Syifa berdecak memijit kepalanya pusing, ia sampai ingin menangis tak bisa menjaga amanat sang ayah di akhir hayat untuk menjaga sang adik. Ibu masih menangis, Syifa hendak melayangkan tangannya ke arah Neta, namun Syarif menahannya, "kekerasan dan amarah hanya akan memperburuk suasana, biar mas yang ngomong. Kamu tenangin ibu," pintanya, Syifa meloloskan nafas lelah, menyerot ingus dan mengusap air mata lalu duduk di samping ibu dan mengusapi punggungnya lembut.
Syarif duduk di samping adik iparnya yang bersidekap dada, "Neta, kamu tau apa artinya garis dua dan hasil yang dokter cantumlan berdasarkan bukti?"
"Tau mas, Neta ngga be go-be go amat! Ya mana Neta tau kenapa bisa kaya gitu," cebiknya kesal, sudah 2 jam ia disidang dan masih setia duduk di kursi panas, sayangnya jika menang pun Neta ngga dapet hadiah dari Tantowi Yahya.
"Kalo perlu mas jelaskan lagi ini artinya kamu positif mengandung, artinya sel telur kamu bertemu dengan benih seorang pria...mas mau tanya pria mana Neta?"
Neta benar-benar sudah geram, keluarganya tak ada yang percaya dengan ucapan Neta. Ia beranjak dari sofa dan memilih pergi ke lantai atas menuju kamarnya, dirasa pusing di kepalanya pun belum mereda, "apes banget sih gue!"
Bahkan Neta memutar otak, mengingat-ingat jika satu sampai dua bulan sebelumnya siapa saja yang ia temui, tapi nihil...tak ada yang aneh, atau jangan-jangan ia dibius orang terus di per k0z4? Ah lebay! Kaya sinetron, memangnya dia siapa? Anak konglomerat bukan, cewek cantik sedunia bukan!
"Neta!!!"
Panggilan orang rumah tak ia dengar. Ia melengos saja pergi, membuat telinganya tuli sejenak.
"Gimana ini mas?"
Ibu memijit kepalanya, ia beristighfar beberapa kali, "astagfirullahaladzim, dosa apa ibu selama ini, Fa?" tangisnya tak henti-henti.
Syarif duduk di samping lain ibu mertuanya, "bu, ibu sabar dulu. Kalau memang lelaki itu tidak mau bertanggung jawab, kita jodohkan saja Neta dengan seorang lelaki lain yang insya Allah soleh,"
Syifa melirik suaminya, Syarif memang sering datang ke acara kajian beberapa ustadz ternama, ia juga punya banyak kenalan teman yang masih single bahkan sudah duda.
"Hiks---hiks, ibu serahkan semuanya sama kalian berdua," jawab ibu.
"Ibu cuma titip, jangan sampai perut Neta membesar tanpa seorang suami, apa kata tetangga? Jangan sampai anak itu lahir tanpa ayah...siapapun itu yang penting mau menerima Neta dan anaknya juga bisa membawa Neta kembali ke jalan yang benar, ibu setuju."
Syarif dan Syifa mengangguk.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Bung Dado
rada nggak masuk akal, moso 1wc bisa di isi 2 orang.
bisa ketuker contoh urine nya ...
tapi yah namanya juga novel.....
2025-01-29
0
Qaisaa Nazarudin
Kenapa Netta gak ngomong kalo saat wc ada dua botol urine,Dan tes ulang aja sendiri di rumah,kan gampang..
2024-12-23
1
Riezca Juri
astaghfirullah,dokternya oon x,,🤣🤣🤣🤣mlh pada pa ik duluan ya Net 🤣🤣📢📢👀
2024-12-05
0