Taat Tanpa Tapi

Taat Tanpa Tapi

Bab 1 #sekolah

" sebaiknya kamu ngaca dulu Azka, dan ingat bersyukur apapun yang sudah di ciptakan untuk kita terimalah apa adanya".

___

Muhammad Fatih Elsirazi anak yang senang sekali ikut kegiatan dalam sekolah nya. Dari Pramuka, paskibraka, OSIS, basket dan masih banyak lagi yang ia ikuti. Menjadi idola di sekolahnya tak membuat dirinya menjadi besar kepala, Fatih selalu fokus dalam setiap yang ia jalani.

" Fatih tak capek kah nak setiap hari kamu pulang hingga sore". ucap sang bunda yang melihat anaknya dengan kulit sudah mulai menjadi kopi susu kuning Langsat. tak tau lagi mau di sebut apa, Fatih memang tak punya kulit yang putih bersih seperti artis Shandy William yang keren itu.

" Tidak bunda Fatih suka, ini latihan Fatih sebelum Fatih lulus nanti. Fatih ingin meraih cita-cita Fatih bunda, jika nanti ada tes masuk Fatih bisa langsung diterima". ucap Fatih memakan sarapannya.

" Semoga cita-cita mu terkabul nak, apa tak ada yang lain dengan cita-cita mu itu. seorang militer tak akan sering berada di rumah jika ia di tugaskan bisa berbulan-bulan gak pulang". bunda menerangkan supaya Fatih bisa berubah pikiran, berharap jika Fatih jadi Akpol saja agar bunda tak jauh dari anak sulungnya itu.

" aaminn,,, terima kasih bunda Fatih berangkat dulu". Fatih membawa bekal yang sudah di siapkan oleh bunda ia tak pernah malu membawanya, menurutnya dalam bekal itu ada doa seorang ibu.

Fatih menaiki motor kesayangan nya, itu adalah hadiah ulang tahun dari ayahnya tahun lalu. Motor gede sekelas ninja tapi yang tak begitu mahal. Fatih menghampiri sahabatnya Azka yang punya potensi sama dengannya, berangkat dan pulang bersama.

Bel masuk berbunyi tanda seluruh siswa agar masuk ke kelasnya masing-masing. Fatih memimpin kelas ia adalah ketuanya, Fatih memang sering izin tidak mengikuti kelas karena terlalu banyaknya kegiatan yang ia ikuti namun di saat ujian nilai Fatih tak pernah jelek.

Hari ini adalah acara paskibraka antar kecamatan, Fatih bersama Azka dan yang lainnya sudah siap berangkat ke lapangan yang berpusat di ibu kota. Gagah tinggi bak seorang militer sesungguhnya, Fatih selalu menjaga penampilannya ia tak pernah absen untuk berolahraga. Pagi lari, sore jika di rumah ia juga berlari mengelilingi kompleknya.

" Fatih liat ceweknya cantik-cantik apalagi yang itu tuh seksi". Fatih memukul kepala Azka.

" Tutup mata Azka nanti di neraka matamu akan di colok pakai besi panas". Azka meringis, Fatih selalu sadis memberi arahan.

" Yang itu beh... tak mengurangi kecantikan nya meski memakai jilbab, sempurna..." Azka menoleh kebagian yang lain membuat Fatih penasaran dengan yang Azka katakan.

Fatih langsung terhipnotis dengan gadis manis yang ada di barisan depan sendiri posisi berada di tengah. Tekstur tubuh tinggi kulit kelihatan nya putih, wajahnya teduh di lihat. Fatih tak berkedip apalagi melihat gadis itu tersenyum sangat manis. Azka terkekeh melihat Fatih memperhatikan para gadis yang sedang tertawa, karena acara memang belum di mulai.

" jadi itu seleramu ya Fatih, sempurna kamu memang pandai". Fatih tak mendengar ucapan Azka tepatnya ia sednag fokus.

" Kita kenalan nanti jika acara udah selesai ya". Azka menepuk pundak Fatih.

" eh di ajak ngomong dari tadi ngga nyambung amat sih Fatih, kagum boleh tapi jangan lupakan aku sahabat mu".

" sory bro aku hanya melihat-lihat mereka yang ikut latihan hari ini". Azka tergelak tawa, terlihat sekali Fatih berbohong jelas ia menatap gadis berjilbab yang cantik itu.

" Jangan ngeles gitu sama aku Fatih, aku tau siapa yang kamu lihat. Berada di kelompok dua barisan pertama paling tengah". Fatih menoleh ke arah Azka memukul kepala Azka.

" sakit Fatih, benarkan tapi yang aku bilang. matamu ternyata masih sehat lihat yang bening gitu, di sekolahan banyak yang tergila-gila padamu tapi kamu menghindari mereka. Mereka rabun tak melihat aku yang juga tak kalah tampannya denganmu". Fatih tertawa, Azka selalu membanggakan dirinya ia tak pernah mau jika di bilang kurang tampan.

" sebaiknya kamu ngaca dulu Azka, dan ingat bersyukur apapun yang sudah di ciptakan untuk kita terimalah apa adanya". Fatih melihat Azka menyusuri dari atas hingga bawah.

" Aku sudah ngaca Fatih tapi bener aku tampan, anak pak RT gini ". Fatih kembali tertawa.

" Nanti akan ku cari tau siapa wanita itu untukmu Fatih, baru kali ini aku melihat mu berhasrat sama wanita". Azka terkekeh, Fatih kembali lagi memukul kepala Azka.

" emang kamu kira aku apaan, aku masih normal Azka."

" aku kira kamu g** ". Fatih kembali memberondong pukulan kepada Azka.

Suara speaker terdengar lantang, para peserta di harapkan untuk siap. Mereka berbaris di pimpin oleh ketuanya masing-masing, dan Fatih sebagai ketua dalam kelompoknya. Hari ini juga sebagai pemilihan siapa saja nanti yang akan ikut dalam upacara tujuh belasan Agustus di ibu kota negara.

Hingga siang mereka latihan, mereka sholat Zuhur makan siang sebelum melanjutkan latihan lagi. Istirahat sejenak, dan pemandangan yang indah untuk Fatih gadis itu kini ada di depan Fatih berjarak hingga lima meter saja. Senyum gadis itu membuat hati seorang Fatih Elsirazi berdesir, belum mengenalnya tapi sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.

" Rezeki anak Soleh, benar-benar mujur kali ini Muhammad Fatih Elsirazi". ungkap Azka namun Fatih tak menghiraukan ucapan Azka ia masih menikmati senyuman manis gadis itu, parasnya teduh sekali di pandang.

Kembali lagi suara speaker memanggil para peserta, kali ini ada pemilihan siapa-siapa yang terpilih menjadi anggota paskibraka tahun ini yang akan ikut ke ibu kota untuk mengibarkan bendera. Semua para peserta tegang, semua juga berharap bisa ikut mengibarkan bendera di ibukota bersama presiden. Suatu kehormatan bagi mereka.

Satu-satu nama di sebut nya dan Fatih juga Azka bisa masuk dalam anggota jajaran paskibraka tahun ini. Bahagia itu pasti, lebih bahagia lagi wanita yang ia lihat sejak tadi juga terpilih sebagai anggota paskibraka. Namanya Zhafira aqyla Hasan, fix Fatih sudah tau siapa nama gadis itu. ia tersenyum simpul senang.

" Zhafira aqyla". bisik Azka di dekat telinga Fatih.

" diam, bisa di hukum kita nanti". Fatih balas berbisik.

Anggota yang terpilih mulai di pisahkan ke barisan tersendiri, Fatih terpilih sebagai pemimpin nya. dengan postur yang tegap tinggi tak meragukan para penyeleksi. Tampang jangan di tanya, lumayan tampan di tambah lagi gagah. Siapa yang tak melirik Fatih, siapapun yang melihatnya pasti akan terkesima. Jantung Fatih berdegup kencang kala wanita yang ia kagumi berdiri di sampingnya dengan jarak satu orang, bagaikan ritme pacuan kuda. kedubak kedubuk, berdegup sangat kencang. Lalu Fatih berdzikir supaya ia lebih tenang, dalam posisi begini ia tak mau konsentrasi nya hilang.

___

mohon beri dukungan othor ya pembaca yang baik.

like, komen, hadiah dan vote sebanyak-banyaknya.

terimakasih 🥰.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!