Bab 13 #kembali

" ini masih latihan jeko belum saat kita benar-benar berada di Medan perang, saat kita menghadapi musuh mana bisa kita istirahat.

___

Mereka masih senang berbincang di luar, sebelum berangkat lagi ke Depok ia habiskan waktu nya bersama keluarga. Arga sangat menjaga dirinya, meski ia sudah mengkhitbah Farah yang masih sekolah tapi mereka akan menikah ketika Arga sudah lulus menjadi Akpol dan Farah sudah lulus kuliah. Ujian yang lebih berat karena keduanya saling mencintai, namun ayah dan bunda selalu memberi pengarahan kepada mereka untuk tak selalu berdua.

" Arga kamu kok bisa sih berani gitu, yang kita tau kamu itu pemalu pendiam".

" tapi Arga lebih berani untuk urusan hati kak". ucap Arga, benar Arga benar dengan gaya bicaranya juga beda.

" ya Allah adikku sudah dewasa"

" Arga harus jadi pemberani kak, sebentar lagi Arga akan jadi seorang abdi negara. katanya harus berani, soal pendiam dan pemalu itu ada saatnya kak. kalau untuk Farah, Arga harus maju lebih dulu". ucap Arga.

" kamu tak takut saat di tolak ayah "

" ngga kenapa harus takut, Arga akan coba lagi lain waktu. untuk mendapatkan sesuatu itu butuh perjuangan kak".

" luar biasa, kamu pintar amat sekarang belajar dari mana".

" nonton Drakor".

" hah..." semua ngakak mendengar ucapan Arga.

" astaghfirullah Arga jadi kamu suka nonton Drakor". Azka tertawa sampai perutnya sakit.

" ngga kak cuma sekali kebetulan pas sama dengan Arga gini, jika cintanya tulus ia tak akan melihat seberapa harta yang di miliki. tapi laki-laki harus berjuang demi membahagiakan wanitanya". Fatih mengacungkan jempol Bangga dengan Arga calon adik iparnya. Farah dari tadi senyum di samping ayah yang ikut nimbrung. Arga sudah ngga malu lagi karena Arga sering bersama ayah tiap hari bantu ayah.

" kakak bangga padamu dek, semangat kamu harus raih dulu cita-citamu nabung yang banyak baru nikahin Farah".

" siap komandan". semuanya terkekeh.

Sudah larut Azka dan Arga pamit untuk pulang, besok mereka akan berangkat lagi untuk pendidikan di akmilnya. Bunda sudah menyiapkan bekal makanan untuk Azka dan Fatih di bantu sama ibunya Azka memasak nya. Ayah selalu memberi uang saku juga untuk Azka, ayah menyayangi Azka sama seperti ia menyayangi Fatih.

***

Zhafira di waktu yang sama menatap langit, berharap keajaiban itu ada ia bisa lagi bertemu dengan fatih. tapi Zhafira tak berani mengatakan nya kepada Abi, ia takut. apapun yang Abi katakan Zhafira selalu menuruti.

" nak besok Abi dan umi akan pulang. kamu langsung balik ke pondok saja," ucap Abi.

" iya Abi ". neneknya sudah cukup membaik Abi sudah akan pulang, di sini yang menunggu neneknya adalah adik Abi.

" ya Allah kenapa hatiku begitu panik, memang siapa dia kalau memang ia mengharapkan aku pasti ia akan mencari ku. apa mungkin belum, untuk saat ini aku hanya bisa berdoa semoga Allah mempertemukan kami". Zhafira masuk ke dalam rumah esok ia harus kembali lagi ke pondok, Zhafira sudah mulai kuliah dan masuk semester lima.

" apa yang kamu pikirkan ndok, nenek liat sejak kemarin kamu gelisah".

" tidak apa-apa nek, Zhafira hanya ingat dengan teman-teman Zhafira saja".

" nenek tau bukan itu yang kamu pikirkan nak, ada yang lain".

" tidak nenek, sudah malam kita tidur ya". Zhafira mengajak neneknya untuk tidur, semenjak di rumah neneknya Zhafira tidur bersama nenek.

Keberangkatan Zhafira ke pesantren untuk menuntut ilmu adalah keinginan nya sejak lama. Abi meridhoi karena itu yang terbaik untuk Zhafira.

Abi dan umi pamit pulang setelah mengantar Zhafira ke pesantren. Banyak pesan yang disampaikan oleh Abi untuk putrinya itu.

___

" belajar yang rajin biar cepet lulus ya anak mama". mama mengusap kepala Azka, meski Azka suka bikin sebel namun mama sangat menyayangi.

" iya ma azka akan rajin latihan dan belajar". mereka berangkat.

" kamu masih mikirin Zhafira ya Fatih".

" gimana tidak Azka aku belum bertemu dengan nya dan kamu tau kan sekolah kita ngga ada dispensasi kita harus mau menuruti semua perintah komandan, kita tak akan sempat mencari nya Azka".

" sabar ya tahun depan kita sudah lulus dan sah menjadi tentara dengan sebutan letnan, kita coba cari datangi rumahnya. aku yakin Zhafira juga sudah lulus sekolah".

" bener juga katamu Azka". Fatih mulai semangat latihan lagi, lagi mengelilingi lapangan hingga dia ratus Kalim

" Hari ini kita latihan tembak, untuk menajamkan konsentrasi kalian. saya harap semuanya fokus tak ada yang mikirin pacar". semua menahan tawa.

" siap komandan".

" nikahnya nanti kalau kalian sudah menjadi tentara yang hebat, mengabdi dulu demi negara kita."

"siap komandan". komandan Billy mengatur semua untuk latihan tembak kali ini

" semua fokus, tingkatkan ketajaman mata kalian konsentrasi". serempak semua siap siaga dengan tembak yang ada di tangan mereka masing-masing.

Tepuk tangan meriah saat Fatih berhasil tiga kali menembak tepat sasaran. Matanya meskipun sipit tapi ia tajam, konsentrasi nya bisa penuh. Fatih jika sudah latihan ia tak memikirkan apapun selain keberhasilannya.

" yang tak sampai target menembak pus up seratus kali". semua mengehala nafas mereka mendapat hukuman.

" kalian tau kenapa Fatih bisa berhasil membidik tepat sasaran".

hening tak ada yang bisa menjawab, atau mereka takut menjawab jika salah jawabannya akan di berikan sanksi. pus up atau lari mengelilingi lapangan.

" karena ia membuang semua pikiran saat latihan, ia hanya fokus kepada latihan. setahun lagi kalian akan lulus dan akan di tempat kan di mana kalian akan melawan musuh-musuh. jika kalian tak bisa konsentrasi kalian akan cepat lebih dulu mati. ingat konsentrasi tajamkan mata dan hanya tujuan yang kalian ingat". semua mengikuti instruksi dari komandan Billy.

" tembak". bersorak semua bisa tepat sasaran tak ada yang keluar dari titik meski hanya ada beberapa orang yang di pinggir titik tapi ini bisa di katakan berhasil.

" tepuk tangan untuk kalian semua, komandan yakin kalian semua hebat". komandan Billy mengakhiri latihannya hari sudah mulai surut, senja pun mulai redup.

" kamu hebat Fatih aku ikut senang ingin seperti dirimu". ucap jeko.

" kita sama jeko, aku masih belajar juga. aku belum sehebat komandan Billy, aku hanya mencoba mempraktekkan apa yang komandan katakan". ..

" aku salut dengan mu, yang lain istirahat kamu masih saja latihan".

" ini masih latihan jeko belum saat kita benar-benar berada di Medan perang, saat kita menghadapi musuh mana bisa kita istirahat.". yang lainnya mengangguk mendengar ucapan Fatih . komandan Billy yang mendengarnya bangga dengan seorang Fatih Elsirazi.

" yuk kita mandi keburu adzan, nanti tak bisa jamaah rugi.". yang lain bergegas ke belakang, kamar mandi sudah mulai longgar mereka akhirnya mandi.

____

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!