Bab 11 #langit yang sama

" Langit nya masih sama, tenang ia akan menunggumu. jika tidak mungkin memang dia bukan jodohmu. kita harus berkorban demi orang yang kita cintai, cinta tak harus memiliki bukan. berdoalah semoga Allah mengaminkan doamu.

___

Fatih masih menatap langit ia belum bisa tidur ia keluar sebentar merasakan tiupan angin yang dingin. Teman-temannya ada yang sudah tidur ada juga yang masih mengobrol. komandan Billy saat akan ke markas ia melihat Fatih yang duduk di teras asrama. Billy mendekati, kemudian duduk di sampingnya.

" Langit nya masih sama, tenang ia akan menunggumu. jika tidak mungkin memang dia bukan jodohmu. kita harus berkorban demi orang yang kita cintai, cinta tak harus memiliki bukan. berdoalah semoga Allah mengaminkan doamu". ucap komandan Billy ia tau keresahan dalam hati Fatih.

" Aku tidak tau komandan ia masih menunggu ku atau tidak, kita di pisahkan oleh jarak".

" ia pacarmu". selidik komandan.

" bukan komandan, aku hanya mengagumi nya. aku pernah mengatakan padanya jika cita-citaku sudah tercapai aku akan mengkhitbah nya." Fatih merasa leluasa saja bercerita dengan komandan Billy, ngalir begitu saja.

" kamu tak punya pacar"

" bukankah dalam agama kita tak boleh berpacaran komandan, pacaran setelah halal yang di perbolehkan. "

" lalu kemana dia, kenapa tak kau khitbah sebelum kamu berangkat ke sini".

" terlambat komandan, ia pergi sebelum aku ke sana".

" kemana"

" ke pesantren menimba ilmu".

" keren, ia wanita saliha. pantaskan dirimu untuk terus mendekat kepadaNya semoga dia jodohmu".

" terima kasih komandan".

" tidurlah ini sudah malam, rangkullah dia dalam doamu di setiap tanganmu menengadahkan meminta kepada sang pemilik cinta". Fatih tersenyum ia kembali bersemangat.

" Kenapa komandan bisa menebak Fatih jika sedang ada pikiran".

" kisah kita hampir sama, seperti itulah tentara. ia bisa tegak dalam menjalankan tugas tapi tidak dengan saat ia menghadapi cintanya". Fatih tersenyum lalu ia masuk ke asrama untuk tidur.

" dari mana Fatih".

" sejak tadi aku lihat kamu tak ada". tanya Azka ia terbangun saat ranjang besi itu berbunyi ketika Fatih menaikinya.

" cari angin di luar".

" emang ngga dingin, aku saja kedinginan". Fatih sudah tak bersuara ia tertidur, Azka masih ngomong kesana kemari.

" Fatih,,,Fatih,,, eh molor" Azka melempar bantal nya ke arah Fatih ia turun mengambilnya kembali.

Azka nampak kesal giliran ia mau mengobrol Fatih sudah di alam mimpi. Azka menggerutu, Fatih tertawa sebenarnya ia belum tertidur hanya ingin mengerjai Azka saja.

"Putar lapangan seratus kali, go... tentara tak boleh lemah, tentara harus kuat, jangan lembek ayo lari. jangan berhenti jika belum terhitung seratus kali". mereka berlari hingga seratus kali sampai ada yang pingsan hingga hitungan ke seratus.

" Kita harus latihan lebih giat lagi, setelah kalian sarapan pagi bebersih kita akan latihan tembak". komandan emang sangat keras saat melatih, tak ada ampun bagi tentara. namun sebenarnya hatinya sangat lembut, Fatih suka saat Billy semalam mengajaknya bicara. Billy bagaikan seorang ayah baginya.

" ya ampun gini amat ya latihan jadi tentara berat banget". ucap jeko ia mengambil makanan untuk sarapan paginya.

" kalau ingin mundur lebih baik sekarang". jeko menelan ludah ternyata ucapannya di dengar olwh komandan Billy.

" tidak Ndan saya terus maju membela negara".

" kalau begitu mulai sekarang saya tak mau dengar kalian mengeluh, jika kalian mengeluh itu akan membuat kalian berat untuk menjalankan tugas".

" siap komandan". suara itu serentak mereka ucapkan.

***

Sudah tiga tahun kini mereka sudah terlatih menjadi tentara hebat. Karena akan idul adha mereka di izinkan untuk pulang. Fatih senang karena saat itu ia akan menemui Zhafira sang pujaan hati. dengan harapan ia bisa mengkhitbah Zhafira.

Ayah menjemput mereka, Azka dan Fatih naik kereta ia turun di stasiun. masih tetap menggunakan pakaian tentara, mereka masih mengenyam pendidikan Akmil jadi di manapun tetap memakai baju tentara. terlihat ayah menjemput bersama Farah, kini Farah sudah SMA. Fatih langsung mengusap kepala adiknya itu, ia sangat rindu dengannya mereka biasa saling jahil.

" adik kakak sudah besar nih". Farah tersenyum, senyumnya sangat cantik lantas saja arga menyukai Farah.

" Farah sudah SMA kak".

" bukan berarti punya pacar".

" ih kakak nggalah tak boleh kak, Farah mau serius belajar Farah ingin jadi dokter psikolog". ucap Farah ia berjalan menggandeng kakaknya Fatih masuk ke dalam mobil.

" kenapa ingin jadi dokter psikolog dek". tanya Azka.

" Farah suka, nanti jika kakak stres Farah yang obatin". .

" haaaaa.... "semua tertawa.

" asemmm kamu ya dek udah pintar sekarang".

" gimana kabar Arga". tanya Fatih menyelidiki bagaimana respon adiknya.

" Baik kak, tahun ini ia lulus SMA". Farah biasa saja saat di sebutkan nama Arga.

" oh ya mau lanjutin kemana". ..

" sepertinya waktu bicara sama Farah ia mau masuk Akpol saja kak, ia tak mau meninggalkan orang tua nya. kak Azka kan nanti akan sering tugas jauh, kasihan mama papanya". Farah terlihat peduli dengan orang tua Azka.

" oh baguslah yang penting ia punya cita-cita dan tujuan hidup tak seperti kakaknya yang..." Azka melempar Fatih menggunakan tisu. Fatih dan Farah tertawa serta ayah yang sedang menyeetir.

" aku sudah taubat Fatih, calon tentara sekarang."

" siap komandan". Azka senang saat Fatih memanggilnya dengan sebutan komandan.

" ayah bangga dengan kalian semua, hingga ke titik ini. sebentar lagi kalian lulus dan akan mengemban tugas yang sesungguhnya". mereka akan siap jika di tugaskan di manapun, memerangi para penjahat demi keamanan negara.

" iya ayah kami akan jauh dari kalian, rasanya kok sedih ya". Azka mengusap air matanya.

" tentara tak boleh cengeng Azka, itu memang tugas sesungguhnya. bisa pulang dengan selamat atau tinggal nama". Azka meringis mendengar ucapan Fatih.

" bismillah semoga Allah melindungi kita selalu".

Mobil berhenti di halaman rumah fatih juga orang tua Azka sudah menunggu, kini mereka akan buka puasa di rumah Fatih bersama. Bahagia menyelimuti dua keluarga yang saling menyayangi.

" Arga kamu jadi daftar masuk Akpol". tanya Fatih setelah mereka selesai makan.

" insyaAlloh kak ".

" latihan yang giat jangan seperti kakakmu"

" iya Fatih terus Fatih, sekarang jika kamu tanding aku memutar lapangan dua ratus kali aku bisa." Azka menunjukkan wajah sombong nya.

" iya komandan memang hebat". Fatih dan Azka terkekeh, saat di rumah mereka juga rindu dengan suasana asramanya.

" aku bantu" ucap Arga saat melihat Farah membereskan sisa makanannya.

" tak perlu kak Arga biar Farah sama bunda saja".

" tak apa aku biasa melakukannya di rumah". di rumah Arga anak mama nya laki-laki semua, jadi ya otomatis Arga yang suka bantu mamanya.

" ehemmm..." Fatih berdehem, Arga langsung membawa piring kotornya ke dapur, ia juga tak berani dengan fatih.

" keselek apa kak".

" ngga apa cuma tenggorokan kakak gatal saja". Farah mengambilkan minum untuknya.

___

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!