" sebaiknya kamu ngaca dulu Azka, dan ingat bersyukur apapun yang sudah di ciptakan untuk kita terimalah apa adanya".
___
Muhammad Fatih Elsirazi anak yang senang sekali ikut kegiatan dalam sekolah nya. Dari Pramuka, paskibraka, OSIS, basket dan masih banyak lagi yang ia ikuti. Menjadi idola di sekolahnya tak membuat dirinya menjadi besar kepala, Fatih selalu fokus dalam setiap yang ia jalani.
" Fatih tak capek kah nak setiap hari kamu pulang hingga sore". ucap sang bunda yang melihat anaknya dengan kulit sudah mulai menjadi kopi susu kuning Langsat. tak tau lagi mau di sebut apa, Fatih memang tak punya kulit yang putih bersih seperti artis Shandy William yang keren itu.
" Tidak bunda Fatih suka, ini latihan Fatih sebelum Fatih lulus nanti. Fatih ingin meraih cita-cita Fatih bunda, jika nanti ada tes masuk Fatih bisa langsung diterima". ucap Fatih memakan sarapannya.
" Semoga cita-cita mu terkabul nak, apa tak ada yang lain dengan cita-cita mu itu. seorang militer tak akan sering berada di rumah jika ia di tugaskan bisa berbulan-bulan gak pulang". bunda menerangkan supaya Fatih bisa berubah pikiran, berharap jika Fatih jadi Akpol saja agar bunda tak jauh dari anak sulungnya itu.
" aaminn,,, terima kasih bunda Fatih berangkat dulu". Fatih membawa bekal yang sudah di siapkan oleh bunda ia tak pernah malu membawanya, menurutnya dalam bekal itu ada doa seorang ibu.
Fatih menaiki motor kesayangan nya, itu adalah hadiah ulang tahun dari ayahnya tahun lalu. Motor gede sekelas ninja tapi yang tak begitu mahal. Fatih menghampiri sahabatnya Azka yang punya potensi sama dengannya, berangkat dan pulang bersama.
Bel masuk berbunyi tanda seluruh siswa agar masuk ke kelasnya masing-masing. Fatih memimpin kelas ia adalah ketuanya, Fatih memang sering izin tidak mengikuti kelas karena terlalu banyaknya kegiatan yang ia ikuti namun di saat ujian nilai Fatih tak pernah jelek.
Hari ini adalah acara paskibraka antar kecamatan, Fatih bersama Azka dan yang lainnya sudah siap berangkat ke lapangan yang berpusat di ibu kota. Gagah tinggi bak seorang militer sesungguhnya, Fatih selalu menjaga penampilannya ia tak pernah absen untuk berolahraga. Pagi lari, sore jika di rumah ia juga berlari mengelilingi kompleknya.
" Fatih liat ceweknya cantik-cantik apalagi yang itu tuh seksi". Fatih memukul kepala Azka.
" Tutup mata Azka nanti di neraka matamu akan di colok pakai besi panas". Azka meringis, Fatih selalu sadis memberi arahan.
" Yang itu beh... tak mengurangi kecantikan nya meski memakai jilbab, sempurna..." Azka menoleh kebagian yang lain membuat Fatih penasaran dengan yang Azka katakan.
Fatih langsung terhipnotis dengan gadis manis yang ada di barisan depan sendiri posisi berada di tengah. Tekstur tubuh tinggi kulit kelihatan nya putih, wajahnya teduh di lihat. Fatih tak berkedip apalagi melihat gadis itu tersenyum sangat manis. Azka terkekeh melihat Fatih memperhatikan para gadis yang sedang tertawa, karena acara memang belum di mulai.
" jadi itu seleramu ya Fatih, sempurna kamu memang pandai". Fatih tak mendengar ucapan Azka tepatnya ia sednag fokus.
" Kita kenalan nanti jika acara udah selesai ya". Azka menepuk pundak Fatih.
" eh di ajak ngomong dari tadi ngga nyambung amat sih Fatih, kagum boleh tapi jangan lupakan aku sahabat mu".
" sory bro aku hanya melihat-lihat mereka yang ikut latihan hari ini". Azka tergelak tawa, terlihat sekali Fatih berbohong jelas ia menatap gadis berjilbab yang cantik itu.
" Jangan ngeles gitu sama aku Fatih, aku tau siapa yang kamu lihat. Berada di kelompok dua barisan pertama paling tengah". Fatih menoleh ke arah Azka memukul kepala Azka.
" sakit Fatih, benarkan tapi yang aku bilang. matamu ternyata masih sehat lihat yang bening gitu, di sekolahan banyak yang tergila-gila padamu tapi kamu menghindari mereka. Mereka rabun tak melihat aku yang juga tak kalah tampannya denganmu". Fatih tertawa, Azka selalu membanggakan dirinya ia tak pernah mau jika di bilang kurang tampan.
" sebaiknya kamu ngaca dulu Azka, dan ingat bersyukur apapun yang sudah di ciptakan untuk kita terimalah apa adanya". Fatih melihat Azka menyusuri dari atas hingga bawah.
" Aku sudah ngaca Fatih tapi bener aku tampan, anak pak RT gini ". Fatih kembali tertawa.
" Nanti akan ku cari tau siapa wanita itu untukmu Fatih, baru kali ini aku melihat mu berhasrat sama wanita". Azka terkekeh, Fatih kembali lagi memukul kepala Azka.
" emang kamu kira aku apaan, aku masih normal Azka."
" aku kira kamu g** ". Fatih kembali memberondong pukulan kepada Azka.
Suara speaker terdengar lantang, para peserta di harapkan untuk siap. Mereka berbaris di pimpin oleh ketuanya masing-masing, dan Fatih sebagai ketua dalam kelompoknya. Hari ini juga sebagai pemilihan siapa saja nanti yang akan ikut dalam upacara tujuh belasan Agustus di ibu kota negara.
Hingga siang mereka latihan, mereka sholat Zuhur makan siang sebelum melanjutkan latihan lagi. Istirahat sejenak, dan pemandangan yang indah untuk Fatih gadis itu kini ada di depan Fatih berjarak hingga lima meter saja. Senyum gadis itu membuat hati seorang Fatih Elsirazi berdesir, belum mengenalnya tapi sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.
" Rezeki anak Soleh, benar-benar mujur kali ini Muhammad Fatih Elsirazi". ungkap Azka namun Fatih tak menghiraukan ucapan Azka ia masih menikmati senyuman manis gadis itu, parasnya teduh sekali di pandang.
Kembali lagi suara speaker memanggil para peserta, kali ini ada pemilihan siapa-siapa yang terpilih menjadi anggota paskibraka tahun ini yang akan ikut ke ibu kota untuk mengibarkan bendera. Semua para peserta tegang, semua juga berharap bisa ikut mengibarkan bendera di ibukota bersama presiden. Suatu kehormatan bagi mereka.
Satu-satu nama di sebut nya dan Fatih juga Azka bisa masuk dalam anggota jajaran paskibraka tahun ini. Bahagia itu pasti, lebih bahagia lagi wanita yang ia lihat sejak tadi juga terpilih sebagai anggota paskibraka. Namanya Zhafira aqyla Hasan, fix Fatih sudah tau siapa nama gadis itu. ia tersenyum simpul senang.
" Zhafira aqyla". bisik Azka di dekat telinga Fatih.
" diam, bisa di hukum kita nanti". Fatih balas berbisik.
Anggota yang terpilih mulai di pisahkan ke barisan tersendiri, Fatih terpilih sebagai pemimpin nya. dengan postur yang tegap tinggi tak meragukan para penyeleksi. Tampang jangan di tanya, lumayan tampan di tambah lagi gagah. Siapa yang tak melirik Fatih, siapapun yang melihatnya pasti akan terkesima. Jantung Fatih berdegup kencang kala wanita yang ia kagumi berdiri di sampingnya dengan jarak satu orang, bagaikan ritme pacuan kuda. kedubak kedubuk, berdegup sangat kencang. Lalu Fatih berdzikir supaya ia lebih tenang, dalam posisi begini ia tak mau konsentrasi nya hilang.
___
mohon beri dukungan othor ya pembaca yang baik.
like, komen, hadiah dan vote sebanyak-banyaknya.
terimakasih 🥰.
" karena ia belum halal bagimu, matamu yang memandang akan menjadi panah iblis. kalian akan jatuh dalam lingkup zina, yaitu zina mata.
___
Setiap hari Fatih latihan ia tak pernah merasa lelah, bersama Azka ikut bela diri taekwondo. Keinginan Fatih untuk menjadi abdi negara sudah melekat dalam dirinya, ia betul-betul fokus. Saat akan masuk tes Fatih tak ingin gagal, impiannya sejak kecil.
" Fatih pulang yuk aku capek" ucap Azka jika menuruti Fatih berlari, akan 20 putaran lagi.
" Kamu istirahat saja di situ aku tak boleh berhenti Azka tinggal 20 putaran lagi". Fatih berkeliling memutari lapangan tempat di mana ia latihan.
" dasar Fatih nafsu amat sih baru aja SMA latihannya sudah kayak tentara saja". Azka bergumam sendiri ia hanya menatap Fatih yang berlari terus menerus.
" kenapa kamu tak ikut berlari Azka, katanya mau seperti Fatih ingin jadi abdi negara juga". tanya pelatih.
" lelah kak, aku tak sanggup jika jadi Fatih. Azka berharap nasib saja untuk jadi tentara".
" usahamu kurang maksimal Azka, menjadi tentara harus latihan dengan giat karena kamu adalah pelindung negara. Lihatlah Fatih ia bekerja keras demi cita-cita nya menjadi abdi". ucap sang pelatih.
Azka berfikir sejenak, sebenarnya ia juga ingin jadi tentara. Kata kakek tentara itu keren, apalagi sudah memakai seragam terlihat sangat tampan ia pemberani. Azka lalu lari mengikuti Azka dengan nafas yang ngos-ngosan.
" santai saja larinya Azka kita tak sedang mengejar musuh, ini hanya latihan fisik kaki saja supaya kuat. saat kita menjalani tes nanti kita jadi kuat". ucap Fatih sembari berlari.
" capek Fatih aku tak kuat".
" tinggal tiga putaran lagi, nanti menjadi seorang tentara tak boleh menyerah". Fatih terus memberi motivasi Azka.
" bismillah,,, kuatkan kakiku ya Allah". Azka terus berlari mengikuti Fatih. akhirnya mereka selesai memutari lapangan hingga 50 kali.
" Alhamdulillah ya Allah kakiku tak patah". Fatih terkekeh.
" kita baru latihan belum masuk menjadi tentara, kamu sudah ngeluh. makanya aku ajak kamu latihan jika kita masuk tentara nanti kaki kita sudah kokoh".
" iya betul Fatih tapi begini amat latihan kamu". ucap Azka Sembari terengah-engah karena lelah ia mencoba mengatur nafasnya tapi sulit.
" aku sudah melakukan nya berkali-kali Azka, setiap pagi aku lari juga". Azka meringis mbayangkan bagaiman rasa kakinya setelah ini.
***
Setiap Minggu Fatih dan Azka latihan paskibraka di kabupaten mereka lusa akan berangkat ke ibu kota. Azka menyenggol lengan Fatih ketika melihat Zhafira, Fatih hanya menoleh sebentar lalu ia kembali fokus. pasti malu jadinya jika komandan paskibraka salah dalam melaksanakan tugas.
' Bismillah fokus'. batin Fatih.
Latihan di laksanakan bersama semua fokus bahkan Azka pun yang sering tertawa ikut fokus. Hingga pukul setengah dua belas mereka baru di perbolehkan beristirahat. ada jatah makan dan minum Fatih dsn Azka tak perlu membawa makanan.
" kenalan yuk Fatih daripada penasaran, kata Bu guru tak kenal maka tak sayang".
" tidak Azka aku tak mau" azka terus menarik Fatih hingga ia bertemu dengan segerombolan.
" boleh kenalan kita satu tim, kenalkan aku Azka dan ini sahabat ku Fatih". Fatih hanya mengangguk saja, Azka menyodorkan tangannya semua orang menyambut kecuali Zhafira ia hanya menelangkup kan tangannya di dada.
" saya permisi". ucap Fatih ia malu.
" eh Fatih mau ke mana kita belum selesai kenalan. maafkan temanku ya ia lagi muram. kami permisi dulu". yang lainnya terkekeh. Azka lalu mengikuti Fatih bukannya Fatih sombong tapi Fatih kebelet.
" Fatih mau ke mana kita belum selesai kamu ninggalin aku".
" sory bro aku mules".
" ealah tau gitu aku tadi masih di sana bersama ciwi-ciwi cantik". Fatih terkekeh ia berlalu masuk ke dalam toilet.
Mereka latihan lagi setelah isoma, lusa mereka akan berangkat ke ibu kota mereka harus giat untuk latihan. Di seluruh Indonesia akan menyaksikan mereka nanti pas di hari H. dan ini upacara negara yang di hadiri oleh presiden dan para awaknya.
" Fatih sebagai pemimpin kamu harus fokus, jika tidak semua anggota mu juga akan hancur". Fatih hanya mengangguk dan mendengarkan instruksi dari pelatihnya.
Semua menghadap ke depan latihan terus berlanjut hingga pukul 3 sore. para paskibraka memang di gembleng untuk acara lusa. Sebelum pulang Fatih dan azka istirahat terlebih dahulu mereka mengeringkan keringat yang bercucuran. tak sengaja Fatih melihat di hadapannya gadis yang ia puja, Azka melihat ke arah mata Fatih di mana tertuju.
" Zhafira itu cantik ya "
" iya bagai bak bidadari, ia sangat menjaga dirinya". .
" oh cinta hadirlah padaku". Fatih baru sadar jika itu suara Azka, Fatih lalu menjitak Azka.
" ya ampun Fatih sakit tau Fatih"
" lagian kamu kalau soal wanita melek".
" aku hanya mengikuti arah matamu Fatih, sebelum ada yang memetiknya segera petik Fatih. nanti keduluan aku".
" coba saja kalau kamu berani". Fatih mengepalkan tangannya.
***
Seperti biasa Fatih dan Azka mengikuti taujih bakda shalat Maghrib sembari menunggu adzan isya. Rumah Fatih dsn Azka sangat dekat, mereka selalu bersama kemanapun. Ustad Habsy yang mengisi setiap hari nya, ustadz yang begitu di segani oleh masyarakat. Fatih dan Azka pulang setelah shalat isya. Fatih berhenti saat ustadz Habsi ada di hadapannya.
" nak Fatih Alhamdulillah kamu sekarang tambah rajin ke masjid nak".
" setelah lulus kami akan pergi ustadz, tak tau kapan lagi kami akan shalat di sini" ucap Azka nyelonong, Fatih menyenggol lengan Azka.
" memang mau ke mana". tanya ustadz Habsi kemudian.
" kami akan daftar jadi tentara, doakan kami ya ustadz".
" MasyaAlloh Alhamdulillah, semoga kalian bisa diterima dan menjadi tentara yang tetap menjunjung agamanya.".
" aamin terima kasih ustadz".
"kalau boleh tau kenapa kalian memilih menjadi seorang tentara". tanya ustadz kemudian.
" tentara itu gagah ustadz keren, pasti di senangi cewek-cewek" Fatih menginjak kaki Azka.
" aw... sakit Fatih,"
" kamu itu bicara apa". ustadz Habsy tertawa.
" betul nak Azka tentara itu terlihat gagah, auranya betul pemberani. menjadi seorang tentara penjaga negara dan perdamaian dunia. Bukan hanya agar di kagumi cewek saja".
" tak ada yang lebih mengagumimu saat nanti kecuali istrimu, kalau sekarang para cewek akan membawamu ke neraka".
" kenapa bisa begitu ustadz". tanya Azka ,
" karena ia belum halal bagimu, matamu yang memandang akan menjadi panah iblis. kalian akan jatuh dalam lingkup zina, yaitu zina mata. jika nak Azka sudah tak tahan mengagumi sosok wanita nikahi dia. jika belum mampu berpuasalah. banyak-banyak istighfar nak ketika memandang wanita karena ia adalah jerat iblis untuk kalian". Azka dan Fatih mendengar dengan seksama.
" ih ngeri ya ustadz Azka tak mau masuk neraka hanya karena melihat wanita yang belum halal bagi Azka".
" memandang dalam arti penuh nafsu nak Azka itu tak boleh, jaga mata dan jaga pandangan menundukkan pandangan itu lebih baik bagimu nak". ucap ustadz Habsy.
keduanya manggut-manggut mendengar penjelasan ustadz Habsy. ustadz Habsy pamit karena sudah malam dan ada yang menunggu nya di rumah.
___
Tetap yang nomor satu adalah Pencipta nak Fatih tak ada yang bisa menomorduakan Nya. Tuhan, negara, lalu keluarga. Kamu siap dengan semua ketentuan itu, jika kamu belum siap tak usah menjadi tentara. tentara itu berkorban dengan jiwa dan raganya.
____
Fatih sudah siap untuk berangkat ia akan ke istana negara melakukan upacara bendera ulang tahun kemerdekaan. Seperti yang banyak orang bilang Fatih itu tampan bahkan tak ada yang bisa menolak pesonanya. Azka juga sudah datang ke rumahnya untuk ikut nebeng, kini Fatih akan di antar oleh ayahnya menggunakan mobil.
" bunda Fatih pamit ya doakan Fatih bisa sukses menjalankan tugasnya". Fatih pamit ia Salim dengan bunda.
" Kakak berapa hari di sana kak". tanya Farah adik dari Fatih.
" kakak kurang tau yang jelas jika selesai kakak akan segera pulang".
" Azka juga pamit ya Tante". Azka juga Salim kepada bunda Lisa.
Ayah mengantar kan hingga ke istana negara, Fatih benar-benar harus berangkat pagi agar ia tak telat. di perjalanan justru Azka tidur ia sudah tak tau jalanan.
" ya ampun ini anak molor".
" kenapa Fatih bicara sendiri".
" ini Lo yah Azka malah tidur".
" mungkin Azka lelah nak".
" emang kerjaannya molor ".
***
Fatih datang langsung memimpin barisan semua sudah siap berbaris sebelumnya mereka akan latihan sejenak.
' ingat Fatih fokus ' monolog Fatih ketika tak sengaja ia memandang Zhafira.
bagaimana tidak Zhafira berada di barisan paling depan sangat anggun dan cantik.
Dengan berusaha keras Fatih mendapatkan kesadarannya ia fokus dan mengingat ucapan ustadz Habsi, mata adalah panah iblis.
Acara khidmat kini pengibaran bendera sangat sempurna Fatih beserta rombongan menjalankan tugasnya dengan sangat sempurna. Tak ada kesalahan sedikit pun semua orang mengagumi paskibraka tahun ini. Siapa sangka Fatih mendapatkan hadiah dari seorang mayor jenderal Raka, sebuah medali meski kecil Fatih begitu bahagia bukan karena medalinya tapi ia bisa langsung menjabat tangan seorang mayor jenderal Raka idolanya yang terlihat sangat gagah.
" nak Fatih bapak harap suatu saat kamu yang akan memakai seragam ini, negara butuh pemuda seperti mu." mayjen Raka menepuk bahu Raka.
" siap pak, Fatih akan memakai seragam ini secepatnya".
" bagus bapak bangga padamu". mayjen Raka ternyata sahabat dari ayahnya, tanpa di ketahui oleh mayjen.
Semua bersorak gembira saat sang pelatih mengatakan kalian berhasil dan sempurna. Fatih melayangkan tinjunya ke udara kemudian ia bersujud mengucap syukur kepada sang pencipta. Zhafira memperhatikan seorang Fatih bukan karena wajah tampannya tapi karena sikapnya yang melakukan sujud syukur, tak ada peserta yang melakukan itu kecuali seorang Muhammad Fatih Elsirazi.
" Zhafira kita berhasil". salsa memeluk erat Zhafira , ia tersenyum sempat kaget. tatapan matanya bertemu dengan fatih. Hanya sebentar kemudian Fatih memalingkan wajahnya.
' ya Allah begitu ia menjaga pandangannya'. batin Zhafira diam-diam ia mengagumi sosok seorang Fatih.
Peserta di jamu oleh negara mereka makan bersama di istana negara, siapa sangka kini mereka ada di sini. Meski menjadi pengibar bendera semuanya bangga karena bisa ikut berjabat tangan dengan presiden dan berfoto bersama. Zhafira hanya melipat tangannya di dada menyambut presiden ia tak bersalaman menyentuh tangan presiden, begitu saliha nya seorang Zhafira. Tak peduli ia adalah seorang presiden yang Zhafira tau dia dan presiden bukanlah muhrim tak boleh bersentuhan, kembali Fatih memandang Zhafira merasa kagum dengannya.
" Fatih nanti nitip besarkan fotoku yang berdiri di samping presiden ya bikin yang besar aku akan pajang di dinding rumah ku biar semua orang tau aku foto sama presiden ". binar bahagia dalam diri Azka. Fatih terkekeh melihat temannya nampak begitu senang.
" ya insyaAlloh Azka".
Fatih melihat semua teman-teman nya yang ikut dalam upacara paskibraka mereka semua nampak begitu bahagia. Fatih memang berbeda dari yang lain ia hanya diam duduk meminum yang sudah ada di tangannya sembari juga melihat para tentara.
" aku sudah tak sabar memakai seragam biru Fatih mereka benar-benar gagah tak ada yang perutnya seperti bawa magiccom".
" makanya Azka kamu sering latihan jangan sampai perutmu nanti kayak orang cacingan, latihan kita ini belum seberapa di banding para tentara itu." Azka meringis membayangkan beetapa beratnya menjadi seorang tentara.
" Kamu ajak aku terus Fatih kalau kamu tak ajak aku lupa mau latihan".
" kebiasaan kamu itu bukan lupa tapi melupakan". Azka jika tak ada yang mengajak ia lebih suka tidur di rumah.
" makanya aku bilang kamu ajak aku biar aku tak melupakan". Fatih tertawa.
Kini mereka ada kesempatan untuk berbincang bersama tentara, Fatih mendekati komandan Haris mereka berbincang tentang kehidupan tentara.
" menjadi tentara itu harus kuat karena kita nanti juga akan jauh dengan keluarga, negara adalah nomor dua baginya". Fatih mengerutkan alisnya...
" yang nomor satu apa pak"
" tetap yang nomor satu adalah Pencipta nak Fatih tak ada yang bisa menomorduakan Nya. Tuhan, negara, lalu keluarga. Kamu siap dengan semua ketentuan itu, jika kamu belum siap tak usah menjadi tentara. tentara itu berkorban dengan jiwa dan raganya". ucap komandan Haris.
" Lalu pak apa latihannya itu berat menjadi tentara". tanya Azka ia penasaran.
" tak hanya berat namun sangat berat, kita dituntut untuk bisa semuanya tanpa terkecuali. satu saja kamu tak menguasai skill itu kamu tidak akan lolos. Giat latiha ln sejak sekarang nak negara butuh pemuda seperti kalian." komandan haris menepuk bahu Azka juga Fatih.
" siap komandan Fatih akan latihan lebih keras lagi". komandan sangat senang melihat Fatih begitu bersemangat.
Sebelum pulang antara peserta berkeliling untuk berjabat tangan. Mereka hari ini akan berpisah, acara penurunan bendera pun sudah selesai. Dada Fatih berdegup kencang ketika melihat Zhafira ada di hadapannya. Fatih tak kuasa untuk tidak mengeluarkan kata-katanya.
" bismillah, tunggu aku Zhafira aku akan mengkhitbah mu di hadapan orang tuamu ketika cita-cita ku sudah tercapai". deg Zhafira kaget tak di sangkanya Fatih akan mengatakan hal itu langsung di depannya. Zhafira hanya diam ia tak bisa berkata apapun, seperti mimpi batin Zhafira.
Fatih juga merutuki kebodohannya kenapa ia bisa mengatakannya hal itu langsung di hadapan Zhafira, ia hanya tau Zhafira beberapa waktu saat mereka latihan paskibraka.
" maaf aku salah bicara , maaf ". Fatih ternyata setengah sadar mengucapkan nya, Zhafira tersenyum.
" aku akan menunggumu menghadap Abah". deg... Fatih rasanya ingin guling-guling jika tak ada orang di sekitarnya, semua sibuk dengan perpisahan nya.
" ini untukmu, ". Zhafira meninggalkan sebuah sapu tangan atas namanya ada bordir atas nama Zhafira aqyla.
" untukku".
" iya agar kamu ingat dengan ucapan mu tadi, sebelum kamu datang aku tak akan pernah menerima khitbah dari orang lain. Tapi semua tergantung keputusan Abah, Fira tak bisa menolak semua ucapan Abah".
" aku akan berjuang untuk mu Zhafira, tunggu aku". Zhafira mengangguk ia juga merasa gila dengan menjawab ucapan Fatih.
Namun keduanya menganggap itu adalah serius, Zhafira merasa terikat dengan khitbah seorang Fatih. hanya dengan bertemu beberapa kali mereka mempunyai perasaan yang sama yaitu saling mengagumi satu sama lain. Mereka pamit dan berpisah tak akan bertemu lagi kecuali jika Tuhan benar-benar mempertemukan mereka.
_____
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!