Seperti biasa pagi Zhafira berangkat untuk mengajar ke madrasah milik kiyai Rohman. ia mengendarai motor maticnya, Zhafira menyapa dengan senyum seperti biasa saat bertemu para guru dan selalu menunduk dengan para laki-laki yang bukan muhrimnya.
deg...
Detak jantung syahdan mulai berdetak hebat saat ia tau Zhafira masuk ke kantor, ia pun mengingat abahnya yang sudah mengkhitbah Zhafira dan belum ada jawaban oleh Zhafira karena suatu hal. syahdan pun tidak tau hal apa yang membuat Zhafira belum bisa menjawab khitbah nya dan harus menunggu enam bulan lamanya.
Zhafira masuk ke kelas saat bel sudah berbunyi, ia mengajar sebagai guru tahfidz di madrasah itu. Syahdan pun berjalan di belakangnya ia juga akan mengajar di kelas sebelah, Syahdan bisa merangkap semua pelajaran karena ia mampu lulusan Kairo dengan nilai terbaik. Bolpoin yang di pegang Zhafira terjatuh, syahdan yang berada di belakang nya membantu Zhafira mengambil bolpoin yang jatuh berada tepat di kaki syahdan. Zhafira menengok ke belakang ternyata syahdan ia lalu menunduk kan pandangan nya.
" terima kasih "
" sama-sama" hanya jantung syahdan saja yang memiliki getaran tidak dengan Zhafira, Zhafira langsung masuk ke kleas begitu juga dengan syahdan.
_
di tempat yang berbeda Fatih sedang latihan menyusuri hutan. Tiga bulan berlalu semenjak ia kemabli ke pendidikan akmilnya. Berharap waktu cepat berlalu dan ia bisa menemui Zhafira sang pujaan hati. Hutan yang lebat penuh dengan binatang buas, fatih melawan semua yang bisa membahayakan dalam hutan tersebut. kini para calon anggota militer semua sudah terlatih sangat jitu taknlain juga Azka. komandan Billy melatih dengan keras agar mereka bisa kuat dengan ketahanan mereka karena sebentar lagi mereka akan di kirim ke Papua. Di Papua sedang ada konflik, sebelum itu Fatih ingin mengkhitbah Zhafira.
" agrh..."
" Fatih" teriak Azka dan jeko.
Saat ia menolong kedua temannya karena adanya binatang buas fatih terkena gigitan ular cobra. Fatih langsung mengikat kakinya, ia sobek kakinya lalu ia keluarkan bisanya. sebisa mungkin jeko dan Azka menolong, mungkin Fatih sedang tidak fokus ia memikirkan Zhafira.
" kamu bisa jalan".
" bisa aku tidak apa-apa ayo kita lanjut jalan sebelum binatang buas lainnya menyerang kita". komandan Billy memnag memilih kan hutan yang lebih ekstrim karena kenyataannya esok mereka akan melewati hutan seperti yang mereka pakai untuk latihan.
" kita istirahat dulu saja, kakimu terluka dan jalanmu terseok". ucap jeko ia juga khawatir dengan Fatih.
" tidak usah ayo cepat kita keluar dari hutan ini sebelum ada binatang lain yang lebih buas". jeko dan Azka kembali berjalan sembari melindungi fatih, Karen Fatih berjalan sedikit terseok ia menahan sakitnya.
Tibalah sampai di tujuan, ada beberapa anggota Akmil yang terkna serangan binatang buas. Namun komandan mengacungi jempol untuk mereka semuanya keluar dalam keadaan utuh mereka saling menolong. dan yang komandan liat adalah di saat adzan berkumandang mereka berhenti untuk melakukan shalat terlebih dahulu.
" saya acungi jempol untuk kalian semua, kalian sudah berhasil menaklukkan hutan ini. hutan ini adalah hutan yang paling berbahaya, jika kalian tidak fokus dan hati-hati kalian kemungkinan besar tidak akan selamat sampai di sini." semua bertepuk tangan dan mengucap Allahu Akbar.
Semua kembali ke markas mereka mengobati semua luka yang teekena binatang buas. Istirahat sejenak dan makan siang di lanjutkan dengan latihan tembak. ada juga yang latihan pedang, mereka semua harus menguasai semuanya karena militer adalah tonggak bangsa melindungi bangsanya.
" pendidikan kalian selesai, sebelum kalian menjadi letnan dua kalian akan kami tugaskan untuk ke Sulawesi selama enam bulan. tidak ada yang di izinkan pulang, pamit kepada kedua orang tua kalian lewat komunikasi telepon. saya harap kalian bisa berlatih dengan baik di sana. ini adalah tugas kalian untuk pertama kalinya, berikan hasil yang terbaik untuk orang tua kalian dan bangsa yang kalian cintai". komandan Billy mengarahkan memberitahu tugas untuk mereka, mereka senang karena ini yang mereka harapkan untuk pertama kalinya bertugas.
Suara Isak tangis dari bunda juga mama nya Azka, saat tugas pertama mereka tak di perbolehkan untuk bertemu kedua orang tuanya. Sebenarnya ini bukanlah tugas berat hanya ingin menguji mereka saat jauh dari orang tuanya dan hidup di hutan dengan apa adanya segala sesuatu yang serba terbatas. Ujian terakhir bagi calon tentara yaitu hidup di lapangan meninggalkan semuanya yang biasa mereka dapatkan. Hidup di hutan dengan makam seadanya.
" jaga kesehatan ya nak, kenapa tak pulang dulu umi bisa bikinkan kering tempe kesukaan mu nak bisa di bawa bekal hiks..."
" bunda harus kuat bunda juga harus ikhlas, Fatih melakukan tugas negara bunda. Fatih sedang jihad Fatih bunda doa pengantar dari bunda, bunda jangan nangis lagi doakan Fatih akan pulang dengan selamat".
" hiks Fatih..." bunda tak bisa lagi berkata apa-apa terlihat dari layar handphone bunda masih menangis melepas kepergian sang anak.
Di tempat lain Azka sedang menelepon mama nya, hak yang sama mama Azka juga menangis.
" kenapa kamu tak pulang anak mama, siapa yang mau ngabisin sambal terasi mama kakau kami tak pulang. mama juga tak boleh ngirim makanan untuk mu.hiks..his.."
" mama sayang jangan sedih doakan Azka bisa cepat pulang, Azka pergi menjalankan tugas mama.".
" pulang bawa menantu ya Azka"
" mama mau yang bagaimana,"
" bukan yang rambutnya pirang mama tak suka, mama mau menantu seperti Farah calon adik ipar mu yang Soleh ya nak". Azka menahan tawa, kemarin memang ada yang datang ke rumah teman Azka dulu saat ia ada di jalanan. cewek itu antar oleh-oleh untuk mamanya, usut di usut itu cewek suka sama Azka.
" iya mama nanti Azka bawa menantu sesuai yang mama mau".
" anak mama ganteng, ya udah sana siap-siap berangkat jangan lupa pesanan mama ya Azka*.
" mama pesan apa ma".
" menantu Azka gimana sih anak mama pikun". Azka menjauhkan handphone dari telinganya suara mama nya melengking.
Sudah semua pamit malam itu dengan keluarga nya masing-masing. ada juga yang menangis sampai tersedu yaitu jeko.
" kamu kenapa jeko". tanya Azka.
" emak aku kangen emak". yang lainnya menahan tawa seorang jeko yang gagah badannya lebih gede dari yang lain kulitnya hitam bisa menangis melow.
" kita hanya sebentar besok jeko tak sampai setahun kita pulang".
" emak hiks..hiks..."
" yang kuat yang sabar, tentara tak boleh cengeng. ingat kan saat kamu di kejar kera nah gitu ngga boleh cengeng" semua temannya tertawa mengingat jeko di kejar oleh kera.
___
mohon tinggalkan jejak like, komen dan hadiah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments