Bab 10 #latihan di hutan

" mereka memang harus di didik dengan keras, tentara itu tak boleh lembek. jika ingin menyerah lebih sekarang saja bukan saat di Medan perang.

____

Kini mereka mulai di bawa latihan ke hutan, ransel diisi penuh dengan batu. itu untuk latihan seperti apa yang akan mereka bawa saat perang nanti, sebuah bekal selain dari bekal keimanan. Azka sudah nyengir merasakan pundaknya yang nyeri.

" kamu kenapa." tanya komandan Billy.

" siap Ndan berat." ucap Azka.

" itu belum seberapa masih berat beban hidup kalian". semua tentara tertawa.

" sudah kalian itu harus Taat Tanpa Tapi, batu segitu saja sudah ngeluh, ayo jalan jika tak ingin tertinggal di makan harimau atau ular. di sini banyak binatang buas, jika kalian tak hati-hati maka kalian akan habis di makan binatang buas. fokus intinya terus maju ke depan."

" siap Ndan". serentak ucapan itu terucap dari semua para calon tentara.

Semua menyusuri hutan membawa beban berat dalam pundak mereka. Tak ada yang mengeluh semua di latih agar mereka kuat, komandan Billy adalah yang tepat untuk mereka ia juga memperhatikan ibadah untuk bawahannya. Komandan menunggu di ujung hutan menggunakan helikopter. bukan ia tak mau ikut menyusuri namun ia sudah melakukan berkali-kali hingga ia menjadi tentara begini.

" awas Azka". Azka berjalan santai ia tak melihat ada ular berbisa, Fatih yang melihatnya langsung berteriak. Fatih langsung mengambil pisau lipatnya lalu di lemparkan ke arah ular tersebut. Lemparan yang pas langsung ke kepala ular dan mati, pisau yang di bawa sangat tajam.

" ya Allah Fatih, kenapa aku tak liat tadi ya". Azka mengelus dadanya.

" kamu hanya fokus saja ke depan tapi tidak hati-hati, sambil kamu liat sekitar jalan yang kamu lewati Azka. Di sini banyak binatang buas, tak akan sekali dua kali kita akan bertemu.". dari belakang terlihat ada salah satu temannya berlari terbirit-birit.

" ada apa". jeko menunjuk seekor kera mengejarnya. teman-temannya tertawa terbahak-bahak, kera itu hanya mengejar jeko saja. Sengaja hutan yang di pakai latihan adalah hutan yang banyak sekali binatangnya, sebagian adalah binatang yang di lindungi negara.

" itu pasti kera nya betina." ucap Azka.

" bukan tapi janda". ucap Radit, tawa renyah bergulir mereka dengan suka cita menyusuri hutan. tak hanya satu ular yang mereka bunuh tapi beberapa karena berbisa.

Di ujung hutan komandan Billy sudah menunggu, ia menggeleng melihat para calon tentara berjalan santai. yang berlari kelelahan hanya jeko saja, untung kera nya tak mengikuti jeko hingga jauh.

" ada komandan ayo kita cepat jalan"

" bentuk barisan". semua berebut barisan.

" bagaimana kalian ini terlalu santai, seharusnya kalian cepat sampai seperti jeko". semua menahan tawa komandan Billy tak tau jika jeko lekas sampai karena dikejar kera.

" hanya jalan di hutan yang tak jauh saja kalian menghabiskan waktu tiga jam. seharusnya bisa di tempuh dalam waktu dua jam. waktu satu jam itu sangat berarti untuk seorang tentara". ucap komandan Billy tegas.

" tadi komandan tak bilang pakai waktu".

" push up seratus kali, kecuali jeko". komandan tau jeko kehabisan tenaga nya, ia juga tau jika jeko pasti berlari karena di kejar kera.

Komandan Billy melihat siapa saja yang fisiknya lemah atau kuat, mereka sudah latiha fisik beberapa kali sudah lumayan tak lemah lagi. melihat para bawahannya nkomandan Billy senang, meskipun mereka masih melakukan banyak kesalahan tapi mereka semangat nya luar biasa.

" sekarang pulang ke markas dalam waktu setengah jam, lewat jalan depan. yang lewat dari waktu yang saya tentukan terima konsekuensinya, lebih berat dari push up seratus kali". semua melongo mendengar ucapan komandan Billy.

" jalan".

" siap komandan". tak boleh berlari mereka hanya di suruh jalan tapi jalan yang cepat.

semua terbirit-birit tak ada yang tidak karena kali ini komandan Billy mengikuti nya dari belakang. sampailah di markas TNI semua ngos-ngosan apalagi jeko ia sudah langsung tergeletak saja.

" lebih sulit dari di kejar seekor kera". teman-temannya tertawa nyaring.

" Kalian ini calon tentara yang akan melindungi negara, jika ada perintah langsung lakukan dan jangan mengulur waktu. waktu itu bagi tentara sangat berarti, nanti yang akan kita hadapi tak semuanya penjahat biasa bahkan penjahat kelas internasional. jika kalian lemah otomatis dalam hitungan detik kalian akan mati." komandan Billy menembakkan senjata nya ke awan membuat semua yang terbaring langsung duduk.

" gini amat ya ternyata jadi tentara latihannya, pantas saja mereka kuat."

" ada yang mau menyerah." teriak komandan Billy dengan tegas. semua diam tak ada yang tunjuk jari atau bersuara.

" istirahat sepuluh menit, makan sepuluh menit, sholat sepuluh menit. silahkan sekarang...". semua bubar lari terbirit-birit, tak ada yang bisa istirahat mereka gunakan waktu dengan sebaik mungkin.

Komandan Billy melatih para calon tentara dengan keras, memang itu yang seharusnya tak ada dispensasi bagi mereka sekecil apapun kecuali mereka yang benar-benar sakit.

" Pemimpin yang hebat, aku suka caramu melatih mereka". ucap mayor jenderal Raka.

" mereka memang harus di didik dengan keras, tentara itu tak boleh lembek. jika ingin menyerah lebih sekarang saja bukan saat di Medan perang". mayjen Raka menepuk bahu Billy ia kagum dengan caranya melatih.

" lanjutkan buat mereka lebih kuat". ucap mayjen mereka bersiap untuk melakukan sholat.

***

Zhafira anak yang rajin ia selalu melakukan konsekuensi apa yang sudah ia ambil dalam pilihan hidupnya. menjadi seorang hafidz adalah impiannya sejak kecil. sebelum tidur setelah Zhafira memurajaah hafalannya ia teringat Fatih, laki-laki yang akan siap mendatangi nya ketika ia sudah meraih cita-cita nya. namun Zhafira tak mengatakan kepada Abi nya, ia takut. Zhafira berfikir jika saja nanti abinya akan memilihkan jodoh untuk nya ia tak berani mengatakan jika ia menunggu seseorang. Hanya doa yang bisa Zhafira lantunkan, semoga Allah mengijabah ia bisa di pertemukan dengan Fatih kembali untuk menjadi imam nya.

" Zhafira sudah malam kenapa masih terjaga, aku liat dari tadi kamu melamun".

" tak apa hanya sedang kangen sama Abi".

" semoga abimu sehat, aku juga kangen sama orang tua ku. Mereka sedang berjuang buat biaya ku di sini".

" belajarlah yang giat agar ia bangga padamu, pengorbanan nya tak akan sia-sia".

" iya vira terima kasih banyak, aku akan cepat menyusul mu".

" aamiin". .

" Sudah malam ayok tidur besok kita harus sahur, ". mereka rutin puasa Senin kamis, besok hari Kamis mereka akan berpuasa.

Malam yang dingin di langit yang sama Fatih juga mengingat Zhafira, sosok wanita yang sudah membuatnya jatuh hati. kini hanya kepasrahan yang ia lakukan. menguatkan doa agar apa yang ia mau Allah ijabah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!