Tetap yang nomor satu adalah Pencipta nak Fatih tak ada yang bisa menomorduakan Nya. Tuhan, negara, lalu keluarga. Kamu siap dengan semua ketentuan itu, jika kamu belum siap tak usah menjadi tentara. tentara itu berkorban dengan jiwa dan raganya.
____
Fatih sudah siap untuk berangkat ia akan ke istana negara melakukan upacara bendera ulang tahun kemerdekaan. Seperti yang banyak orang bilang Fatih itu tampan bahkan tak ada yang bisa menolak pesonanya. Azka juga sudah datang ke rumahnya untuk ikut nebeng, kini Fatih akan di antar oleh ayahnya menggunakan mobil.
" bunda Fatih pamit ya doakan Fatih bisa sukses menjalankan tugasnya". Fatih pamit ia Salim dengan bunda.
" Kakak berapa hari di sana kak". tanya Farah adik dari Fatih.
" kakak kurang tau yang jelas jika selesai kakak akan segera pulang".
" Azka juga pamit ya Tante". Azka juga Salim kepada bunda Lisa.
Ayah mengantar kan hingga ke istana negara, Fatih benar-benar harus berangkat pagi agar ia tak telat. di perjalanan justru Azka tidur ia sudah tak tau jalanan.
" ya ampun ini anak molor".
" kenapa Fatih bicara sendiri".
" ini Lo yah Azka malah tidur".
" mungkin Azka lelah nak".
" emang kerjaannya molor ".
***
Fatih datang langsung memimpin barisan semua sudah siap berbaris sebelumnya mereka akan latihan sejenak.
' ingat Fatih fokus ' monolog Fatih ketika tak sengaja ia memandang Zhafira.
bagaimana tidak Zhafira berada di barisan paling depan sangat anggun dan cantik.
Dengan berusaha keras Fatih mendapatkan kesadarannya ia fokus dan mengingat ucapan ustadz Habsi, mata adalah panah iblis.
Acara khidmat kini pengibaran bendera sangat sempurna Fatih beserta rombongan menjalankan tugasnya dengan sangat sempurna. Tak ada kesalahan sedikit pun semua orang mengagumi paskibraka tahun ini. Siapa sangka Fatih mendapatkan hadiah dari seorang mayor jenderal Raka, sebuah medali meski kecil Fatih begitu bahagia bukan karena medalinya tapi ia bisa langsung menjabat tangan seorang mayor jenderal Raka idolanya yang terlihat sangat gagah.
" nak Fatih bapak harap suatu saat kamu yang akan memakai seragam ini, negara butuh pemuda seperti mu." mayjen Raka menepuk bahu Raka.
" siap pak, Fatih akan memakai seragam ini secepatnya".
" bagus bapak bangga padamu". mayjen Raka ternyata sahabat dari ayahnya, tanpa di ketahui oleh mayjen.
Semua bersorak gembira saat sang pelatih mengatakan kalian berhasil dan sempurna. Fatih melayangkan tinjunya ke udara kemudian ia bersujud mengucap syukur kepada sang pencipta. Zhafira memperhatikan seorang Fatih bukan karena wajah tampannya tapi karena sikapnya yang melakukan sujud syukur, tak ada peserta yang melakukan itu kecuali seorang Muhammad Fatih Elsirazi.
" Zhafira kita berhasil". salsa memeluk erat Zhafira , ia tersenyum sempat kaget. tatapan matanya bertemu dengan fatih. Hanya sebentar kemudian Fatih memalingkan wajahnya.
' ya Allah begitu ia menjaga pandangannya'. batin Zhafira diam-diam ia mengagumi sosok seorang Fatih.
Peserta di jamu oleh negara mereka makan bersama di istana negara, siapa sangka kini mereka ada di sini. Meski menjadi pengibar bendera semuanya bangga karena bisa ikut berjabat tangan dengan presiden dan berfoto bersama. Zhafira hanya melipat tangannya di dada menyambut presiden ia tak bersalaman menyentuh tangan presiden, begitu saliha nya seorang Zhafira. Tak peduli ia adalah seorang presiden yang Zhafira tau dia dan presiden bukanlah muhrim tak boleh bersentuhan, kembali Fatih memandang Zhafira merasa kagum dengannya.
" Fatih nanti nitip besarkan fotoku yang berdiri di samping presiden ya bikin yang besar aku akan pajang di dinding rumah ku biar semua orang tau aku foto sama presiden ". binar bahagia dalam diri Azka. Fatih terkekeh melihat temannya nampak begitu senang.
" ya insyaAlloh Azka".
Fatih melihat semua teman-teman nya yang ikut dalam upacara paskibraka mereka semua nampak begitu bahagia. Fatih memang berbeda dari yang lain ia hanya diam duduk meminum yang sudah ada di tangannya sembari juga melihat para tentara.
" aku sudah tak sabar memakai seragam biru Fatih mereka benar-benar gagah tak ada yang perutnya seperti bawa magiccom".
" makanya Azka kamu sering latihan jangan sampai perutmu nanti kayak orang cacingan, latihan kita ini belum seberapa di banding para tentara itu." Azka meringis membayangkan beetapa beratnya menjadi seorang tentara.
" Kamu ajak aku terus Fatih kalau kamu tak ajak aku lupa mau latihan".
" kebiasaan kamu itu bukan lupa tapi melupakan". Azka jika tak ada yang mengajak ia lebih suka tidur di rumah.
" makanya aku bilang kamu ajak aku biar aku tak melupakan". Fatih tertawa.
Kini mereka ada kesempatan untuk berbincang bersama tentara, Fatih mendekati komandan Haris mereka berbincang tentang kehidupan tentara.
" menjadi tentara itu harus kuat karena kita nanti juga akan jauh dengan keluarga, negara adalah nomor dua baginya". Fatih mengerutkan alisnya...
" yang nomor satu apa pak"
" tetap yang nomor satu adalah Pencipta nak Fatih tak ada yang bisa menomorduakan Nya. Tuhan, negara, lalu keluarga. Kamu siap dengan semua ketentuan itu, jika kamu belum siap tak usah menjadi tentara. tentara itu berkorban dengan jiwa dan raganya". ucap komandan Haris.
" Lalu pak apa latihannya itu berat menjadi tentara". tanya Azka ia penasaran.
" tak hanya berat namun sangat berat, kita dituntut untuk bisa semuanya tanpa terkecuali. satu saja kamu tak menguasai skill itu kamu tidak akan lolos. Giat latiha ln sejak sekarang nak negara butuh pemuda seperti kalian." komandan haris menepuk bahu Azka juga Fatih.
" siap komandan Fatih akan latihan lebih keras lagi". komandan sangat senang melihat Fatih begitu bersemangat.
Sebelum pulang antara peserta berkeliling untuk berjabat tangan. Mereka hari ini akan berpisah, acara penurunan bendera pun sudah selesai. Dada Fatih berdegup kencang ketika melihat Zhafira ada di hadapannya. Fatih tak kuasa untuk tidak mengeluarkan kata-katanya.
" bismillah, tunggu aku Zhafira aku akan mengkhitbah mu di hadapan orang tuamu ketika cita-cita ku sudah tercapai". deg Zhafira kaget tak di sangkanya Fatih akan mengatakan hal itu langsung di depannya. Zhafira hanya diam ia tak bisa berkata apapun, seperti mimpi batin Zhafira.
Fatih juga merutuki kebodohannya kenapa ia bisa mengatakannya hal itu langsung di hadapan Zhafira, ia hanya tau Zhafira beberapa waktu saat mereka latihan paskibraka.
" maaf aku salah bicara , maaf ". Fatih ternyata setengah sadar mengucapkan nya, Zhafira tersenyum.
" aku akan menunggumu menghadap Abah". deg... Fatih rasanya ingin guling-guling jika tak ada orang di sekitarnya, semua sibuk dengan perpisahan nya.
" ini untukmu, ". Zhafira meninggalkan sebuah sapu tangan atas namanya ada bordir atas nama Zhafira aqyla.
" untukku".
" iya agar kamu ingat dengan ucapan mu tadi, sebelum kamu datang aku tak akan pernah menerima khitbah dari orang lain. Tapi semua tergantung keputusan Abah, Fira tak bisa menolak semua ucapan Abah".
" aku akan berjuang untuk mu Zhafira, tunggu aku". Zhafira mengangguk ia juga merasa gila dengan menjawab ucapan Fatih.
Namun keduanya menganggap itu adalah serius, Zhafira merasa terikat dengan khitbah seorang Fatih. hanya dengan bertemu beberapa kali mereka mempunyai perasaan yang sama yaitu saling mengagumi satu sama lain. Mereka pamit dan berpisah tak akan bertemu lagi kecuali jika Tuhan benar-benar mempertemukan mereka.
_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments