mumpung Allah masih memberi kesempatan untuk kita. ketika masih muda perbanyak lah menuntut ilmu untuk bekal suatu saat nanti.
___
Hari yang mereka tunggu tiba, saatnya mereka harus meninggalkan rumah untuk melanjutkan pendidikan nya di Akmil. Bunda sejak semalam sulit untuk tidur, karena ini kali pertama Fatih akan meninggalkan nya. Fatih sangat dekat dengan bunda di banding Farah.
" Bunda kenapa ngga tidur".
" bunda sulit untuk tidur ayah".
" apa yang bunda pikirin, Fatih sudah dewasa lagian ia sekolah Akmil itu tak akan mungkin bisa keluar. sekolah nya pasti sangat ketat, jangan khawatir bunda. ikhlaskan agar Fatih dengan mudah mengenyam pendidikan nya". bunda mengingat saat pertama Fatih menangis keluar dari perut nya. anak bayi yang mungil dengan bola mata hitam yang begitu tajam. Fatih sejak dulu menuruti setiap ucapan bunda, dari itu bunda khawatir dengannya.
" Tidak apa-apa ayah, bunda hanya kepikiran Fatih gimana nanti makannya".
" jangan berfikir begitu bunda Fatih itu sekolah Akmil, sekolahnya negara pasti akan terjamin semuanya".
" apalagi kita tak boleh menjenguknya". ucap bunda sendu.
" Biarkan Fatih meraih cita-cita nya bunda, hidup dan mati itu urusan Allah. Bunda doakan saja Fatih selalu selamat menjadi tentara seperti impiannya membela bangsa dan negara".
" iya ayah maafkan bunda".
Fatih sudah merapikan bajunya di koper, ia akan di antar ayah bersama Azka. kini Azka datang kerumahnya Fatih, kedua orang tuanya mengantar di ikuti dengan Arga.
" Fatih mama titip Azka ya, jika nakal kamu jewer saja". mama masih mengkhawatirkan Azka dengan masa lalunya yang suka arak-arakan.
" iya mama jika Azka nakal akan Fatih jitak". Fatih sembari mempraktekkan di kepala Azka.
" sakit Fatih..." Azka meringis semua terkekeh.
" mama sama papa jaga diri ya, Azka akan pendidikan tak bisa pulang jika belum waktunya".
" iya nak, mama mendoakan mu. terima kasih kamu sudah menjadi anak terbaik untuk mama". Azka memeluk kedua orang tuanya juga Arga, ia pamit akan pergi sekolah Akmil selama empat tahun lamanya sebelum di tugaskan menjadi anggota militer sesungguhnya.
" ayah bangga padamu Fatih, ayah bangga kamu bisa meraih cita-cita mu. berusahalah dengan keras nak."
" iya ayah doakan Fatih". ayah memeluk Fatih menguatkan nya.
" Jangan lupa sholat, jangan lupa makan jika ada waktu telepon bunda ya". bunda sudah tak kuat ia menangis.
" iya bunda doakan Fatih".
" kakak harus jadi yang terbaik, jadi kebanggaan Farah menjadi abdi negara yang membanggakan negara." Fatih mengusap kepala Farah lalu memeluk, kedua saudara itu saling mencintai.
Setelah pamit Fatih dan Azka berangkat di antar oleh ayah dan bunda, mereka melakukan pendidikan Akmil di depok. Lumayan jauh karena mereka tinggal tinggalnya.
" ya ampun Fatih begini ya rasanya meninggalkan keluarga, aku seperti tak tega".
" ya sudah kalau begitu kamu turun saja".
" begitu amat si Fatih kamu tega". ucap Azka meringis.
" lagian dari tadi melow terus, ini baru awal Azka belum lagi nanti saat kita di tugaskan untuk keamanan yang kita hadapi itu semua penjahat. Kita pulang utuh atau pulang hanya tinggal nama".
" ngeri amat Fatih,".
" sebelum semuanya terlambat jika kamu tak siap mending kamu mundur mulai sekarang".
" tega bener sih kamu Fatih".
" lagian sejak tadi melow terus, ingat tujuan utama kita. Cita-cita demi melindungi negara, tugas utama kita dan yang kita dahulukan nanti adalah negara".
" okey komandan Fatih".
***
Lantunan suara santri sedang mengahafal terdengar dari ujung hingga ke ujung di pesantren itu. Zhafira sangat fokus untuk menuntut ilmu, ia dari dulu memang sangat ingin sekali masuk ke pesantren setelah lulus. Zhafira ingin menyelesaikan hafalan nya terlebih dahulu sebelum ia melanjutkan untuk kuliah. menjadi Hafizh adalah keinginan nya sejak kecil, sewaktu di rumah ia juga menghafal namun tak bisa fokus seperti saat ia ada di pesantren.
" Zhafira bagaimana kamu masih kesulitan untuk menghafal". karena Zhafira adalah santri baru ia masih menyesuaikan diri nya di pesantren. dan banyak ilmu baru yang di dapat untuk ia bisa dengan mudah menghafal. satu hari Zhafira bisa menghafal satu halaman Al Qur'an, kemajuan yang begitu pesat.
" Alhamdulillah ustadzah Zhafira sudah bisa menghafal sedikit-sedikit".
" konsisten Zhafira jika kamu bisa konsisten terus menerus kamu akan bisa menyelesaikan hafalan mu dengan mudah dan cepat, saat kamu datang ke sini hafalanmu sudah sangat banyak. Ustadzah yakin kamu pasti bisa cepat menyelesaikan nya". ucap ustadzah saat selesai menyimak hafalan Zhafira.
" aamiin. insyaAlloh ustadzah Zhafira akan berusaha terus menghafal dengan baik. mohon bimbingannya." kemudian ustadzah pamit pergi karena waktu sudah sore.
Zhafira di ajak oleh Anisa untuk duduk di pinggir kolam, di situ ada saungnya yang enak sekali jika di pakai untuk berbincang.
" Zhafira yuk kita ke saung itu, tutup dulu mushafnya kita juga butuh refreshing Zhafira sebelum adzan Maghrib sebentar saja biar kita tak bosan".
" kamu bosan Anisa"
" bukan begitu terkadang aku rindu dengan umi dan Abi serta adikku Zhafira. aku suka duduk di sini bisa melepas rindu." Zhafira dan Anisa berjalan menuju tempat yang Anisa inginkan.
" kenapa tempat ini yang menjadi penghilang rasa rindumu". tanya Zhafira ia ingin tau penjelasan dari Anisa, sahabat pertama saat ia datang di pondok itu.
" Saat kami akan memasak kami harus memancing dulu mencari ikan, ayah dan adikku yang melakukan nya. jika airnya surut kami masuk ke kolam dan mencarinya. ah aku jadi rindu mereka, sudah enam bulan lamanya aku tak bertemu mereka." Zhafira mengusap punggung Anisa.
" Pasti akan sangat menyenangkan masuk ke kolam mencari ikan, doakan saja mereka jika rindu. karena doa anak yang Soleh akan cepat sampai kepada yang di doakan Allah akan ijabah". ungkap Zhafira untuk menguatkan Anisa.
" aamin, ya itu yang aku lakukan setiap kali aku merindukan nya. Abi dengan kerja keras bisa meletakkan aku di sini, kamu taukan biaya untuk masuk pesantren ini banyak. Abi harus bekerja keras menginginkan aku menjadi seorang hafidz". jelas Anisa ia menitikkan air mata mengingat pengorbanan abinya.
" Berusahalah dengan giat untuk menuntut ilmu di sini Anisa agar orang tuamu bangga. Bangga memiliki anak Soleh seperti mu yang akan menuntun mereka masuk ke surgaNya". Anisa langsung memeluk Zhafira ia senang memiliki sahabat seperti Zhafira, selain ia sangat baik perhatian kepada anisa, Zhafira selalu memberi semangat untuk nya.
" bagaimana kamu bisa sampai di sini Zhafira". tanya Anisa balik.
" ini semua keinginan ku Anisa, aku ingin punya banyak ilmu. mumpung Allah masih memberi kesempatan untuk kita. ketika masih muda perbanyak lah menuntut ilmu untuk bekal suatu saat nanti".
" bekal saat kita sudah menikah". Anisa terkekeh di ikuti Zhafira.
______
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments