Sapu tangan pemberian Zhafira selalu Fatih bawa kemanapun ia pergi. itu adalah penyemangat baginya sapu tangan yang bertuliskan namanya Zhafira aqyla. Fatih masih rajin mengikuti latihan taekwondo beberapa latihan yang lainnya.
" Fatih ayo pulang sudah gelap nanti bunda mu cariin kamu". ucap Azka berlari ke arah Fatih.
" iya aku siap-siap takutnya ada yang tertinggal". ketika akan mengambil sesuatu di tasnya sapu tangan yang ia letakkan terjatuh. Azka melihatnya ia penasaran dengan bordir yang tertera dalam kain selembar itu.
" Zhafira aqyla, Azka membacanya dan di dengar oleh Fatih seketika Fatih sigap langsung meraih nya".
" jangan kamu sentuh barangku itu Azka" sorot mata Fatih mulai tajam.
" aku melihatnya makanya langsung aku ambil setelah ku baca ternyata nama gadis itu, kamu membuatnya".
" tidak...".
" kamu mendapatkan darinya..." Fatih terdiam ia tak menjawab.
" dari mana kamu bertemu dengan nya".
" di acara waktu itu Azka, sudah yuk pulang".
" sebentar aku penasaran, beneran kamu menyukai Zhafira aqyla". kembali nama itu di tekankan oleh Azka.
" sudah sore ayo pulang Azka," Fatih masih enggan menjawab ia berjalan meninggalkan Azka.
" Fatih tunggu jawab aku, apa kamu tau di mana rumah Zhafira". Fatih berhenti ia ingat lupa tak menanyakan nya. Azka lari terengah-engah berlari mengejar Fatih yang langkahnya panjang dan cepat berjalan.
" apa kamu tau dimana rumah Zhafira itu, ". tanya Azka lagi , Azka masih ngos-ngosan .
" tidak". Azka menepok jidatnya.
" bagaimana nanti kamu bisa menemuinya jika kamu tak tau di mana alamat rumahnya".
" aku tak mau mendekat nya Azka, biarkan semuanya berjalan dengan semestinya jika memang Allah menjodohkan kami suatu saat kami pasti akan di pertemukan". ucap Fatih berlaga bijak.
" kamu yakin Fatih".
" ya". Fatih mulai menstarter motor nya ia akan cepat pulang karena hari sudah gelap tak ingin ia terlambat jamaah shalat Maghrib di masjid.
Di malam hari saat akan tidur Fatih teringat dengan Zhafira, betul yang di katakan Azka ia tak menanyakan perihal tempat tinggalnya. Fatih merutuki kebodohan nya.
" fokus-fokus, setelah lulus aku akan mencari rumah di mana Zhafira tinggal. aku akan mengkhitbah Zhafira ke orang tuanya sebelum aku berangkat tes menjadi tentara". gumam Fatih dalam kamarnya.
Fatih pun tertidur dengan tangan yang masih menggenggam selembar kain itu.
***
Hari ini adalah ujian akhir sekolah di mana Fatih akan melaksanakan ujian nya. Sementara bundanya tak mengizinkan Fatih untuk ikut kegiatan sekolah, bunda ingin Fatih lulus dengan nilai terbaik. Tapi bukan Fatih namanya kalau berhenti latihan kegigihannya luar biasa, ia melakukan latihan di rumahnya sendiri tak ketinggalan Azka menemani nya.
" Nanti aku antar kamu buat nyari rumahnay Zhafira kenapa kamu kemarin tidak menanyakan nya sih Fatih. soal cinta tuh kamu memang nol Fatih". ledek Azka".
" lalu kamu apa, ". Azka meringis ia tak sama bedanya dengan Fatih, kerjaan nya hanya menggoda perempuan saja.
bugh bugh
Fatih latihan tinju hingga suara itu keras terdengar. Azka mengikuti nya ia meringis ternyata sakit juga tangannya.
Azka dan Fatih mencari tempat duduk mereka untuk melakukan ujian nasional. Fatih duduk paling depan dan keberuntungan untuk Azka ia duduk tepat dibelakang Fatih.
soal sudah dibagikan.
" Kerjakan tak perlu terburu-buru yang terpenting jawaban semuanya benar" semua siswa menelan ludahnya pengawasan super ketat.
Fatih anak yang cerdas ia tak bingung dengan ujian nya. Azka gelimpungan ia mencolek Fatih dengan kakinya, Fatih tau maksud Azka lalu Fatih mengangkat jawabannya supaya Azka bisa melihatnya.
Ujian di laksanakan hingga enam hari kini berjarak satu bulan mereka akan menerima hasil nya. Semua siswa berangkat mereka tak sabar ingin melihat hasil kelulusannya. Masih dengan nilai yang sama Fatih menjadi peraih nilai terbaik, suara sorak bergemuruh menyambut Fatih naik ke panggung.
Kelulusan dengan mbawa pilox, mereka mewarnai bajunya masing-masing. di sematkan nya tanda tangan dadi para temannya.
" Fatih aku ingin bicara" ucap Shireen teman satu kelas Fatih.
" cepat katakan Shireen aku tidak ingin kehilangan momen bersama teman-teman"
" Fatih aku mencintaimu" Fatih melongok.
" kamu ngomong apaan sih Shireen, kita teman ya"
" aku serius fatih sudah dari kelas satu menahannya"
" Shireen kita teman, simpan perasaan cintamu untuk suamimu kelak" ucap Fatih ia tak mau jika punya hubungan yang di namakan pacaran.
" Fatih ini untuk mu" Shireen memberikan hadiah jam tangan untuk nya.
" maaf Shireen aku tak bisa terima, aku kembali ke sana y". Fatih lalu pergi meninggalkan Shireen.
Shireen kesal sudah lama ia menyukai Fatih namun Fatih tak pernah melirik nya. Shireen adalah anak dari sahabat ayah Fatih, ia sangat cantik. tapi itulah Fatih menilai seseorang bukan karena kecantikan nya.
***
" Fatih bagaimana rencanamu sebelum kita berangkat kita akan cari rumah Zhafira".
" tapi kita mau cari ke mana".
" kita tanya-tanya ke siapapun, bisa kita cari lewat sosmed" Fatih mulai berselancar di sosmed namun tak di temukan nya nama Zhafira yang nb ia cari. Zhafira di dalam sosmed tak ada yang wajahnya mirip dengan Zhafira.
" tak ada, aku tak menemukannya". ucap Fatih lesu.
" sama akupun begitu, masa sih dia tak punya sosmed Fatih".
" aku juga tak tau Azka"
" kita tanyakan ke ketua paskibraka saja, pasti Zhafira menulis alamat tempat tinggal nya". Fatih tersenyum ide Azka bisa saja.
Hari itu mereka pergi ke ibu kota menanyakan di mana tempat tinggal Zhafira. ketua paskibra memberi alamat Zhafira di mana ia tinggal. Fatih dan azka senang mereka bergegas menuju alamat itu.
Baru sampai gerbang rumah Zhafira, Fatih sudah dag Dig dug berdegup jantungnya. itulah cinta saat namanya saja di sebut bergetar hati kita. Azka lebih dulu masuk ke dalam ia mengetuk pintu. tak lama pintu itu di buka seorang ibu-ibu paruh baya.
" Assalamu'alaikum".
" wa'alaikumsalam". si ibu mengerut kan keningnya.
" mencari siapa nak".
" saya temen Zhafira Bu, Zhafira nya ada". tanya Azka.
" Maaf nak Zhafira tidak ada, Zhafira sudah berangkat ke pondok pesantren tiga yang lalu". keduanya melongo mendengar kabar itu, berarti setelah kelulusan Zhafira langsung berangkat.
" Di pondok mana Bu".
" di Jawa tengah, kalian teman satu kelasnya. ibu seperti nya tak pernah liat kalian".
" bukan Bu kami teman paskibraka tempo dulu, kami ke sini mampir".
" oh pantas saja ibu tak pernah liat kalian sebelumnya".
" maaf Bu holeh kami minta nomor telepon nya". tanya Fatih kemudian.
" maaf di pondok pesantren tidak boleh membawa handphone juga tidak ada yang bisa menghubungi kecuali kami orang tuanya. kami juga masih menunggu dulu Zhafira yang menghubungi kami atas izin pondok". Fatih lesu ia tak bisa menemukan Zhafira. Karena esok ia pun akan berangkat untuk melakukan tes tak ada waktu untuk mencari keberadaan Zhafira.
____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments