Bab 9 #latihan

Hidup ini hanya sebentar ibarat hanya numpang minum saja, lalu apa yang sudah kita lakukan dalam hidup ini.

___

Sepuluh menit lagi suara adzan akan berkumandang, Anisa dan Zhafira bergegas kembali ke kamar untuk bersiap ke masjid melakukan shalat berjamaah. Senang karena setiap setelah shalat Maghrib akan ada taujih dari ustadz Ilyas, anak dari sesepuh pondok pesantren itu.

" ayo cepat Anisa nanti kita terlambat". Anisa tadi lama di kamar mandi.

" tunggu Zhafira". Zhafira sudah berjalan keluar kamar mereka. Di kamar itu terdapat sepuluh orang, cukup ramai dengan ranjang atas bawah. Anisa tidur di atas Zhafira, pertama kali datang ke pondok Anisa lah yang menyambut Zhafira hingga mereka akrab.

" Apa yang sudah kalian dapat dari perjalanan hidup kalian selama ini, jangan hanya makan kenyang hidup enak serba kecukupan tapi lupa dengan tujuan hidup yang sesungguhnya. Perlu kalian ingat kenikmatan di dunia itu juga merupakan ujian. Ujian untuk kita agar kita pandai mengucap syukur. Hidup ini hanya sebentar, ibarat kita hanya numpang minum saja. lalu apa saja yang sudah kita lakukan dalam hidup ini, tak cukup hanya hijrah saja kita sudah merasa cukup baik. tak harus hanya menjadi penghafal Alquran saja, terus kita akan leha-leha tak melakukan apapun. Untuk mendapat surga nya Allah itu butuh perjuangan, berjuang menggapai ridho Nya dan dakwah. Dakwah itu penting jika tidak ilmu kita tidak akan pernah sampai ke anak cucu kita nanti, sampaikan apa yang sudah kalian dapat dari manapun kalian menuntut ilmu. Suatu amal yang akan kita bawa hingga akhirat, pahalanya akan mengalir terus menerus. Jangan hanya mandek artinya berhenti pada diri kita saja, amalkanlah. Sebarkan itu berlaku untuk kalian semua, tak hanya Ikhwan tapi akhwat juga bisa melakukannya. Banyak caranya banyak jalannya ketika kita mau bergerak. Jangan sampai kita rugi di dunia ini tanpa bekas apapun". cuplikan taujih dari ustadz Ilyas, semuanya mendengarkan dengan seksama.

Semua santri melanjutkan dengan tilawah hingga adzan isya. Ada juga yang sedang menghafal atau memurajaah, pelajaran akan mulai lagi pukul delapan setelah mereka makan malam. Hari-hari seorang santri memang hanya untuk belajar dan belajar menuntut ilmu.

***

Hari pertama mereka masuk Akmil, masih latihan biasa pelajaran biasa belum pada masa mereka latihan yang berat. Fatih dan Azka sangat mengagumi sosok komandan Billy, ia gagah juga sangat rajin sekali latihan meski dirinya sudah menjadi seorang tentara.

" Fatih kamu juga mengagumi komandan Billy" saat itu fatih dan Azka sedang istirahat di kamar dari jendela mereka melihat komandan Billy yang sednag latihan fisik.

" meski sudah menjadi seorang komandan beliau masih rajin latihan". ucap Fatih tak henti ia melihat ke arah komandan Billy.

" aku juga mau seperti komandan Billy". ucap Azka ia turun dari ranjangnya. Memang ada waktu istirahat buat mereka di waktu sore, mereka boleh melakukan apapun.

" Terus kamu mau kemana". Fatih melihat Azka memakai sepatunya lagi dan berjalan keluar.

" aku mau ikut latihan dengan komandan Billy".

" kamu serius ". Azka mengangguk ia lalu keluar mengikuti komandan Billy berlari. Fatih juga berlari mengikuti mereka, sebenarnya ada dalam benak Fatih akan mengikuti komandan Billy berlari tadi tapi dia tak enak.

Melihat dua calon tentara berlari mengikuti nya komandan Billy tersenyum, ia terus berlari hingga 50 putaran mengelilingi lapangan. Azka berhenti dan ia langsung tepar merebahkan tubuhnya di lapangan, Azka benar-benar kelelahan. kalau Fatih ia sudah terbiasa sejak dulu, meski ia juga kelelahan tapi gak seperti Azka. Komandan Billy yang melihatnya tertawa, komandan sengaja mengerjai mereka berdua.

" komandan lihat kamu sering latihan beda dengan temanmu itu". pandangan komandan mengarah ke Azka yang tergeletak di lapangan.

" Alhamdulillah komandan saya menyukainya".

" konsisten itu kuncinya, ini belum seberapa sebenarnya saya biasa melakukan lari ini seratus kali setiap hari".

" komandan serius". Azka duduk lalu ia merebahkan tubuhnya kembali. komandan Billy dan Fatih terkekeh, Azka benar-benar sudha tak kuat lagi.

" iya setelah lari saya akan melatih otot saya latihan fisik, jangan keenakan saat di beri waktu untuk istirahat. jika masih ada waktu seperti ini lakukan untuk latihan. memang awalnya sulit tapi paksakan, kamu harus memaksa dirimu. mulai dari sepuluh putaran dan tambah setiap hari nya volume putaran lari mu lama-lama kalian akan terbiasa.". ucap komandan ia mengambil barbelnya lalu di angkat untuk latihan otot tangan.

" Ini cita-cita saya komandan untuk menjadi tentara".

" cita-cita yang bagus, tinggal kalian mengasahnya saja. Tidak hanya sudah memakai seragam tentara kalian sudah berhasil menjadi tentara, tapi buktikan jika kita cinta tanah air dengan terus menjaga diri kita untuk rajin latihan. karena saat negara membutuhkan kita, kita tidak lemah kita masih tetap kuat karena kita sering latihan. Pangkat apapun tapi jika kalian tidak mengasahnya itu akan sia-sia, tunjukkan kepada dunia jika kalian bisa kalian pemberani siap berjihad menjaga bumi Pertiwi". Azka dan Fatih langsung memanas ketika komandan Billy membakar semangat nya, mereka lalu berdiri mengikuti latihan komandan meski barbel yang mereka angkat baru kecil jauh dari beratnya punya komandan Bilal.

Azka tersenyum sejak tadi ia merasa sangat enteng yang ia lakukan.

" pakai yang ini". komandan melempar barbel yang beratnya bertambah. Azka meringis hilang senyumnya yang mengembang sejak tadi.

" sudah komandan aku tak kuat lagi". komandan Billy tertawa memang ia sengaja untuk melihat kesungguhan dua bocah itu.

" tak apa besok kita latihan lagi, sudah kalian istirahat tak baik mandi larut. Tentara juga harus menjaga kesehatan nya ". komandan Billy kemudian masuk ke markas sedangkan Azka dan Fatih masuk ke kamar mereka duduk sebentar agar tak berkeringat lagi kemudian mandi. Setelah mandi Fatih mengambil buku kecil yang biasa ia pakai untuk berdzikir di pagi hari dan sore. sedangkan azka merebahkan tubuhnya ia teringat oleh kedua orang tuanya jika sore hari akan duduk di belakang melihat ayam Azka.

adzan berkumandang para tentara juga di beri tugas mengumandangkan adzan di masjid. tak hanya di latih secara fisik saja tapi rohani mereka juga di latih. meski mereka di ajarkan untuk taat namun ketaatan pada Tuhanlah sangat di utamakan agar mereka punya iman yang kuat.

Mereka kira dari namanya komandan Billy bukan satu ajaran dengan mereka tapi salah, komandan Billy sebagai imam sholat Maghrib. Mereka hanya melihat namanya saja Billy seperti kebarat-baratan. mereka beristighfar berkali-kali tanpa mereka sadari Azka dan Fatih memiliki pemikiran yang sama. Sama-sama suka menebak-nebak yang belum pasti benar adanya.

Ingat jangan langsung berprasangka buruk dulu terhadap seseorang bisa pasti prasangka mu itu salah.

___

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!