The Stupid Lady And Cursed Prince
Gejolak api biru serta teriakan pilu bersatu padu menjadi sebuah kematian. Di malam yang sunyi, tepatnya di tengah hutan lebat dan gelap, tubuh sepasang suami-istri telah lenyap dilahap api yang menyisakan abu. Mereka yang menyaksikan, hanya menatap datar. Tanpa suara, tanpa air mata dan tanpa rasa takut.
Hutan gelap itu hanya diisi oleh sekelompok sosok berjubah hitam, bersama abu hangus yang mereka tatap.
Gulungan awan kelabu itu bergeser, mempersilahkan bulan dan bintang berlomba dengan keindahan mereka. Salah satu sosok berjubah hitam mendongak ke langit malam. Cahaya bulan purnama menerangi topeng putih yang menutupi sebagian dari wajah sosok tersebut. Terukir jelas pada wajahnya jejak kekhawatiran yang teramat sangat.
"Hanya tersisa 4 bulan lagi. Aku harus cepat! Sebelum semuanya terlambat!" katanya gelisah.
Sedang di sisi lain hutan, seorang wanita cantik tengah mengintai dari balik pepohonan lebat. Mata biru langitnya berkedip-kedip karena kurangnya pencahayaan dan juga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hanya cahaya bulan dan kilatan api biru yang membantunya melihat sekitar. Rambut panjang peraknya kian indah saat angin dingin menerbangkannya bersama cahaya bulan yang menghujaninya.
Dia terus menatap lekat pergerakan dari para sosok misterius tersebut.
"Mereka semakin kejam!" makinya lirih.
"Seiring bergantinya hari, perbuatan mereka pun semakin menggila!" lanjutnya kian gusar.
Tatapannya pun beralih pada bulan purnama yang menggantung di langit malam. Lalu kembali berpindah pada para sosok misterius yang tengah berkumpul tersebut. Mereka terlihat sedang mendiskusikan sesuatu dengan mata tajam yang tak pernah lalai dari sikap waspada. Merasa situasi tak aman lagi, wanita cantik itupun melangkahkan kaki menjauh dari tempat mengerikan tersebut.
Dengan langkah lebar, wanita itu terlihat sangat mudah dalam melewati akar-akar pohon dan semak belukar yang menghalangi jalannya. Dari gelagatnya, sepertinya wanita pemilik rambut perak itu sudah sangat akrab dengan seluk-beluk hutan ini.
Malam ini adalah malam bulan purnama. Cahaya putihnya berpendar menghipnotis mata yang memandang. Semua yang diselimuti kegelapan mulai sedikit menampakkan warnanya. Sebuah rumah sederhana di tengah hutan ikut disinari oleh cahaya bulan. Atapnya memperlihatkan warna cokelat kusam yang tertutupi dedaunan kering.
Akhirnya langkah lebar wanita itu membawanya sampai di sebuah rumah yang terletak di tengah hutan tersebut. Tanpa ada kata menunggu, wanita itu langsung melangkah masuk.
di luar jendela, tampak kilatan cahaya kuning dan oren yang tak beraturan. Di dalam sana wanita cantik tersebut tengah sibuk dengan sebuah buku kuno.
Tangan putihnya meraba-raba permukaan kertas yang usang itu. Dan sesekali tangannya menepis anak rambut yang menghalangi wajahnya. Dia berjalan anggun menuju jendela untuk melihat bulan purnama. Rambut perak panjangnya bergoyang mengikuti gerak tubuhnya.
Dia pun berbalik dan mengambil sebuah kapur dari dalam laci.
Tangannya bergerak lincah menulis di atas lantai kayu. Sebuah simbol lingkaran sihir sedikit demi sedikit mulai terbentuk. Simbol itu cukup besar sampai bisa mengelilingi tubuh wanita itu. Kemudian dia mengambil sejumlah lilin dan menempatkannya mengelilingi garis pola lingkaran sihir tersebut.
Salah satu tangannya pun terangkat. Dengan gerakan ringan seluruh sumbu lilin menyala dengan sendirinya.
Dirinya pun duduk bersila di tengah simbol dan menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada. Bibir ranumnya pun bergerak-gerak merapalkan mantra....
...----------------...
Bip!
Shinichi mengakhiri panggilan di handphonenya. Dia mendengus kesal. Baru saja ia diceramahi oleh ibunya lewat telepon.
Jarum jam telah menunjukkan pukul 09:00 malam.
Dia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya. Pikirannya pun hanyut. Ia membayangkan apa jadinya jika dia hidup di dunia yang damai? Rasanya ingin sekali mengakhiri masalah-masalah yang terjadi dalam waktu dekat ini.
Apakah bisa?
Tapi dia hanya sendirian!
Apakah ada orang yang mau membantunya?
"Arkhh!! " Kepalanya langsung pusing.
"Mau bagaimana pun dipikirkan , tidak akan ada gunanya! " katanya dalam hati sambil mengubah posisi tidurnya ke mode paling nyaman.
Ting tong!
Belum lama Shinichi menikmati mimpinya, tiba-tiba seseorang memencet bell rumahnya.
"Shinichi!!! Shinichi!! "
Di luar pagar rumahnya, ada Ran yang tengah berteriak minta dibukakan pintu.
Dengan mata sayunya Shinichi melangkah malas menuju pintu luar. Sedangkan Ran sudah mulai kedinginan. Dan Shinichi tak kunjung membukakan pintu.
Dalam pelukan Ran terdapat sebuah buku kuno yang baru ia temukan tadi pagi. Buku itu cukup besar dan tebal. Ia berwarna putih dengan ukiran emas di pinggirannya, serta sebuah pola lingkaran sihir di setiap kedua sisinya.
Hari semakin larut. Udara dingin sudah mulai terasa menusuk kulit. Angin membawa awan bergeser ke langit yang gelap, memperlihatkan bulan purnama yang bersembunyi sejak tadi. Diam-diam buku di dalam pelukan Ran memancarkan cahaya biru. Wajah dan tubuhnya serta tempat di sekitarnya juga ikut kebagian cahaya birunya.
Ran sungguh terpukau dengan keajaiban buku tersebut.
Dirinya memandang genangan air yang berasa tepat di sebelah kakinya.Setetes air terjun memasuki genangan air dan membuat riak di dalamnya. Bayangan dirinya terpantul jelas di permukaan air dengan bantuan cahaya bulan. Ia tersenyum senang melihat bayangannya yang begitu cantik.
Wusshhh....
Angin dingin berlalu melewati setiap helai rambut panjangnya. Sekilas ia melihat pantulan bayangan dirinya yang berbeda.
Tampak bayangan dirinya dan Shinichi tengah bersanding dengan setelan pakaian kerajaan yang senada, serta sebuah mahkota yang menghiasi rambut mereka.
"Mungkin aku salah lihat"
Dia mengerjapkan matanya berkali-kali dan membukanya lebar-lebar. Sedetik kemudian permukaan air telah gelap, diiringi cahaya biru yang meredup dan menghilang.
Terukir raut kebingungan di wajah Ran.
Bulan kembali bersembunyi di balik awan, menyisakan langit gelap tanpa bintang.
"Ada apa? "
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-08-28
0