07.Pertarungan Dalam Kabut

"Beraninya kaliaaann!!!!"

Ran berteriak marah, hingga suaranya mampu menggetarkan bumi.

Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, satu tendangan Ran melayang tepat di dua wajah sekaligus. Si kembar itu langsung ambruk ke tanah.

Dari kejauhan tampak para pengawal sang pemilik kalung hampir tiba. Mereka berhenti sejenak untuk melepas lelah, selagi Ran dan si pencuri tak bergerak. Tak peduli dengan keadaan tanah, tubuh yang kelelahan itu langsung direbahkan di atas sana.

Leon dan Deon bangkit berlutut.

"Ampun! Ampun!" Ucap si kembar sambil berkali-kali bersujud dan menangkup pipi mereka yang mulai membengkak.

"Semudah itukah mereka menyerah?" pikir Ran sedikit heran dengan tingkah si pencuri kembar ini. Namun dia menepisnya.

"Ah, biarkan saja. Yang penting aku bisa merebut kembali kalung yang telah mereka curi."

Ran mengulurkan tangan kanannya. sedangkan tangan kirinya berada di pinggang.

"Mana kalung yang telah kalian ambil!!" katanya dengan nada suara mengancam.

Sesaat Leon menatap saudara kembarnya, lalu menyerahkan kalung mutiara tersebut kepada Ran.

Belum kalung itu sampai di tangannya, tiba-tiba Deon tertawa, membuat pandangan Ran teralihkan.

Dengan gerakan kilat, Leon menyandung kaki Ran hingga tubuhnya ambruk. Dan hasilnya kalung mutiara itu sama sekali tak berpindah tangan.

"Hahaha...!"

Mereka pun kabur sambil tertawa mengejek.

Ran mengepalkan tangannya erat. "Kurang ajar! Beraninya kalian menipuku!!" Dia berteriak sambil memukul tanah. Tak mungkin dia akan membiarkan kedua orang itu lolos begitu saja. Dia pun bangkit dengan amarah yang membara.

Tak sampai dua menit para pengawal tadi beristirahat, mereka sudah diajak untuk berlomba lari lagi. Mereka pun juga tak terima jika sampai kalah cepat dengan orang lain, terlebih dia adalah seorang wanita.

Si kembar terus melarikan diri memasuki hutan lebih dalam lagi.

Langkah mereka pun terhenti ketika telah tiba di tengah hutan. Untungnya hutan itu tidak terlalu lebat dan sepertinya biasa dilewati oleh orang.

Ran juga menghentikan langkahnya di tengah jalan. Dia menatap si kembar yang tengah bingung, seolah ada sesuatu yang terjadi.

Sesaat setelah Ran berpikir seperti itu, tiba-tiba saja langit menggelap.

Cahaya semakin menipis, jarak pandang pun kian berkurang. Padahal hari masih pagi dan cerah tanpa awan.

Para pengawal tadi juga berhenti, tak berani melangkah lebih jauh lagi.

Bulu kuduk berdiri. Suasana horor seketika menyelimuti jiwa-jiwa mereka. Darah mereka berdesir, seolah ingin ikut melarikan diri juga.

"Apa yang telah terjadi? Apakah ada gerhana matahari? Tapi suasananya sangat menyeramkan!" pikir gadis itu.

Tak hanya sampai disitu. Di antara gelapnya hutan, kabut tebal muncul entah dari mana. Kabut itu perlahan melahap tubuh mereka. Lagi-lagi jarak pandang kian berkurang.

Keringat dingin mulai mengucur dari pori-pori kulit. Bulir-bulir keringat itu berlomba turun dari balik pakaian.

Ran menatap si kembar Leon dan Deon, mereka saling berpelukan karena ketakutan. Kalung itu sudah tak dipedulikan lagi oleh mereka. Benda itupun jatuh di antara rerumputan dan sedikit mengeluarkan cahaya hijau. Kesempatan itu digunakan Ran untuk mengambilnya kembali.

Rasa senang dan takut bercampur aduk di antara kabut. Sekarang Ran tidak tau harus pergi kemana. Hampir tak terlihat apapun di sana.

Hawa dingin berlalu melewati kulit leher. Tubuh jadi menggigil akibat hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Ada sesuatu yang mengganjal di sini. Seperti ada sesuatu yang sedang mengawasi namun dia bersembunyi entah dimana.

Samar-samar di balik kabut, beberapa pasang mata merah tengah mengintai mereka, menatap penuh minat. Sang pemilik mata merah itu mendekat, mulai memperlihatkan wujud asli mereka.

"AWUUUUUU…!!"

Mereka melolong secara bersamaan. Para makhluk itupun melompat dan mengelilingi ketiga tubuh manusia itu. Tak hanya mereka, para pengawal yang mengikuti mereka pun juga ikut dikepung di sana.

Mata merah itu terus menatap penuh minat ke arah mereka, terutama pada gadis tersebut. Sekali lagi sosok mengerikan itu melolong keras. Suaranya panjang dan memekakkan telinga.

Rupa makhluk-makhluk tersebut lebih seperti bayangan gelap yang berwujud serigala. Ukuran tubuh mereka mencapai tiga kali lipat dari tubuh orang dewasa. Mata mereka merah menyala disertai tatapan tajam yang penuh bahaya. Kuku-kukunya yang panjang dan tajam, siap mengoyak daging dan tulang mangsanya tanpa ampun. Dan tak lupa deretan taring tajam tersusun di dalam mulut lebar mereka. Jika kaki mereka menyentuh rumput, maka akan langsung layu dan mati.

"Tidak, ja-jangan makan aku... Ka-kalau kalian ingin makan, makan saja ga-gadis itu..." Kata Deon dengan suara yang bergetar hebat.

"Benar, kasihanilah ka-kami. Tubuh kami tak memiliki daging..." timpal Leon yang suaranya juga tak kalah gemetar.

"Apa?!!" Ran langsung melototi si kembar yang tengah berpelukan erat itu. Kemudian dia menatap kedua orang itu dari atas sampai bawah.

"Aku rasa, justru tulanglah yang mereka sukai," katanya sambil tersenyum jahat.

Salah satu dari serigala-serigala itu tiba-tiba menerjang tubuh Ran. Maka satu tendangan keras langsung dilayangkan olehnya. Akhirnya tendangan itu sukses mendarat tepat di bawah rahang makhluk tersebut. Dia pun terpental jauh menghilang di balik kabut.

Sekali lagi si kembar tercengang melihat aksi gadis asing tersebut yang begitu menakutkan. Dia mampu menjungkirbalikkan monster sebesar itu. Selain staminanya yang tidak ada habis-habisnya, tenaganya pun juga berada di luar normal.

"Apa! Kalian mau juga? Aku baru pemanasan," bentak Ran. Gadis itu menatap sinis mereka sambil membunyikan tulang leher.

Tak terima melihat teman mereka terpental jauh, beberapa serigala juga ikut menyerang gadis itu. Baginya itu bukanlah masalah besar.

Dia mengeratkan genggamannya terhadap kalung tersebut terlebih dahulu .

Pertama dia berjungkir balik untuk menghindar dari cakaran mereka, lalu membuat serangan balik dengan menendang kaki-kaki mereka hingga roboh.

Merasa di permainkan, sosok mengerikan itupun mengamuk. Mereka kembali melolong keras dan mengepung gadis itu.

Ran sengaja membiarkan dirinya berada di antara makhluk yang marah itu. Ketika mereka ingin menerkam dirinya, dia langsung melakukan salto berkali-kali ke celah yang kosong. Alhasil, mereka justru saling bertabrakan. Saling mencakar dan mengigit sesama mereka.

Ran tertawa keras ketika melihat kebodohan para sosok serigala tersebut.

...----------------...

Darrion meletakkan pelan sendok di atas piring dan meminum segelas air.

Pagi ini pria itu hendak memulai kegiatan mengajarnya seperti biasa.

Dia pun berdiri untuk membersihkan meja makan. Namun tangannya ditahan oleh Shinichi. "Tidak apa paman, biar aku saja. Tetap lanjutkan kegiatan paman," katanya sambil tersenyum.

"Baiklah terimakasih!" Darrion membalas dengan senyuman juga.

Tangannya bergerak membersihkan meja, namun matanya melirik ke arah pria berkulit gelap tersebut.

Postur badannya kian bagus ketika jubah bangsawan hitam biru itu membalut tubuhnya. Tak lupa pula sebilah pedang terselip rapi di ikat pinggangnya.

Sang detektif muda ini sangat kagum dengan tampilan pria yang ada di depan matanya ini. Jauh berbeda dengan dirinya. Shinichi menatap pantulan dirinya di dalam sendok. Dia mendengus kesal melihatnya. Sudah jelek, terbalik pula!

Sering kali tangannya menggaruk ke sana sini karena tak nyaman dengan pakaian yang dia kenakan. Dia tak terbiasa dengan pakaian tanpa kancing dan berlapis-lapis.

Sebelum berangkat, Darrion mencabut pedangnya dan mengayunkannya beberapa kali di udara. Pedang putih itu sangat berkilau ketika berpapasan dengan cahaya matahari pagi.

"Paman!" Panggil Shinichi.

"Hm.." Sahut Darrion tanpa melihat ke arahnya karena sedang memasukkan pedang ke dalam sarungnya.

"Aku belum tau nama tempat ini," ujar Shinichi.

"Oh.." Pria itu langsung menoleh. "Ini adalah Negeri Adrilinia. Dulunya negeri ini penuh dengan penyihir. Namun karena suatu konflik, Raja memusnahkan mereka," jelas Darrion.

Shinichi diam sesaat

"Lagi-lagi aku mendengar kata sihir! Sungguhkah dia benar-benar ada? Bahkan Ran pun turut juga berkata begitu," gerutunya dalam hati.

"Maaf sebelumnya paman. Sejujurnya, aku tidak percaya dengan adanya sihir," kata Shinichi hati-hati.

"Apa katamu?!!" Darrion tiba-tiba menatap tajam ke arahnya. Kini raut wajahnya tiba-tiba berubah menggelap.

Spontan Shinichi menutup mulutnya rapat-rapat. "Apa aku telah melakukan kesalahan?"

Dia takut. Perubahan pria ini sangat drastis.

"Bagaimana mungkin seorang penyihir tidak percaya sihir?"

...----------------...

Episodes
1 PROLOG
2 01. Buku Misterius
3 02.Keluarga Malang
4 03.Dunia Lain
5 04.Tersesat
6 05. Akademi Para Bangsawan
7 06. Kota
8 07.Pertarungan Dalam Kabut
9 08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10 09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11 10.Gadis Bangsawan
12 11. Sang Idola
13 12.Cayster Restaurant
14 13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15 14. Halaman Belakang
16 15. Berhentilah Menangis!
17 16. Relyn Quella Cousmont
18 17. Dasar Monster Es!
19 18. Harvinn Dolano Adriline
20 19. Raja Dan Ratu
21 20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22 21. Hanya Karena Uang
23 22. Ritual
24 23. Sang Pewaris
25 24. Masalah
26 25. Vinn
27 26. Bintang
28 27. Rumus Rumit
29 28. Segelap Malam
30 29. Pengorbanan
31 30. Permainan Api
32 31. Ini Bukan Rumahmu!
33 32.Terkunci Di Luar
34 33. Balas Budi
35 34. Sebuah Tamparan
36 35. Senyuman
37 36. Sebuah tuntutan
38 37. Pengawal Putra Mahkota
39 38. Calon Ratu
40 39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41 40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42 41. Kepala Keluarga Herold
43 42. Larangan Keluar Malam
44 43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45 44. Aksi Angelina
46 45. Semua Ada Balasannya
47 46. Runtuh
48 47. Pasangan Serasi
49 48. Salah Sangka
50 49. Jadilah Ran Mouri
51 50. Putra Menteri
52 51. Maaf!
53 52. Kelancangan Effy
54 53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55 54. Hadiah Berkilau
56 55. Hadiah berkilau 2
57 56. Rencana Dulark
58 57. Peti Hadiah
59 58. Hadiah untuk Angelina
60 59. Berhadapannya Kedua Pangeran
Episodes

Updated 60 Episodes

1
PROLOG
2
01. Buku Misterius
3
02.Keluarga Malang
4
03.Dunia Lain
5
04.Tersesat
6
05. Akademi Para Bangsawan
7
06. Kota
8
07.Pertarungan Dalam Kabut
9
08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10
09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11
10.Gadis Bangsawan
12
11. Sang Idola
13
12.Cayster Restaurant
14
13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15
14. Halaman Belakang
16
15. Berhentilah Menangis!
17
16. Relyn Quella Cousmont
18
17. Dasar Monster Es!
19
18. Harvinn Dolano Adriline
20
19. Raja Dan Ratu
21
20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22
21. Hanya Karena Uang
23
22. Ritual
24
23. Sang Pewaris
25
24. Masalah
26
25. Vinn
27
26. Bintang
28
27. Rumus Rumit
29
28. Segelap Malam
30
29. Pengorbanan
31
30. Permainan Api
32
31. Ini Bukan Rumahmu!
33
32.Terkunci Di Luar
34
33. Balas Budi
35
34. Sebuah Tamparan
36
35. Senyuman
37
36. Sebuah tuntutan
38
37. Pengawal Putra Mahkota
39
38. Calon Ratu
40
39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41
40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42
41. Kepala Keluarga Herold
43
42. Larangan Keluar Malam
44
43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45
44. Aksi Angelina
46
45. Semua Ada Balasannya
47
46. Runtuh
48
47. Pasangan Serasi
49
48. Salah Sangka
50
49. Jadilah Ran Mouri
51
50. Putra Menteri
52
51. Maaf!
53
52. Kelancangan Effy
54
53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55
54. Hadiah Berkilau
56
55. Hadiah berkilau 2
57
56. Rencana Dulark
58
57. Peti Hadiah
59
58. Hadiah untuk Angelina
60
59. Berhadapannya Kedua Pangeran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!