02.Keluarga Malang

Tangan Ran terus memegangi buku tersebut. Tanpa dia sadari genggamannya bersama Shinichi sudah terlepas.

Dia terus memandangi gumpalan gelap di langit. Dengan harapan bahwa mereka cepat berlalu.

"Ayolah, aku mohon." Ucapnya dengan penuh keyakinan.

Kini telah beberapa menit berlalu. Sesekali terdengar suara helaan nafas panjang yang penuh lelah.

Mata gadis itu melirik ke arah Shinichi. Tubuh pemuda itu tengah bersandar malas di pagar. Kedua matanya telah terpejam, pertanda bosan.

Dan sesaat kemudian tiba-tiba mata biru itu terbelalak. Jelas di telinganya seseorang meneriakkan namanya.

Itu Ran!

"Shinichiiii!!!"

Gadis itu berlari kencang dengan senyum bahagianya. Dia berlari sambil membawa seberkas cahaya biru di tangannya.

Terasa sedikit pantulan cahaya di wajah Shinichi. Pantulan itu berasal dari permukaan lubang dangkal yang mengandung air di dalamnya. Dan itu hanya berjarak beberapa langkah dari Ran.

Gadis itu terlalu girang untuk menyadarinya. Shinichi tidak takut dengan cahaya itu, tapi dia lebih takut bila gadis itu tersandung. Tanpa menunggu dia langsung berlari dari arah yang berlawanan.

Yang dia khawatirkan sungguh terjadi. Kaki gadis itu masuk ke lubang dan tersandung. Sebelum menyentuh tanah, dengan sigap tubuh ramping itu langsung disambut olehnya. Pandangan mereka saling bertemu. Kilat biru mata itu beradu dengan cahaya biru di tangan Ran.

"Dasar bodoh!" Hanya kata itu yang bisa Shinichi keluarkan saat ini.

Kini bulan berada tepat di tengah-tengah langit. Dia sendirian tanpa ada bintang ataupun awan yang menemani. Buku yang berada di genggaman Ran semakin merespon cahaya bulan, seolah ia sedang menyerap energi yang dipaparkan oleh bulan.

Cahayanya semakin terang dan menyilaukan mata. Shinichi langsung merebut buku itu dan melemparkannya ke atas tanah.

Bukannya meredup, cahaya itu justru semakin liar. kemudian cahaya itu berkumpul di satu titik dan tertembak lurus ke arah lingkaran bulan. perlahan namun pasti, sebuah pola lingkaran sihir terukir di atas sana. Lingkaran itu rumit dan sama besarnya dengan bulan. Dia sungguh terang benderang.

Kedua tangan Ran menangkup wajahnya. Salah satu tangan Shinichi merayap memeluk Ran dan yang satunya lagi untuk menutupi wajahnya. Meski sudah seperti itu, cahaya tersebut tak juga bisa di kalahkan, seakan-akan dia bisa menembus kulit.

Cahaya itu terus meluas hingga melahap kedua insan yang tengah berpelukan itu.

...----------------...

"Tidaaaakk!! Lepaskaaann!!!"

Teriakan pilu menggema menyusuri seluruh penjuru hutan. Beberapa hewan yang beraktivitas di malam hari juga ikut menyaksikan kejadian itu dari kejauhan.

Seekor burung hantu itu tengah bertengger di sebuah dahan pohon, Dia memutar kepalanya 180 derajat. Matanya yang bulat dan besar mendelik ketika melihat pemandangan itu.

"Aku mohon, tolong, tolong bebaskan kami." rintih seorang pria penuh ketakutan dan permohonan.

Orang yang sedang duduk angkuh di depannya hanya menatap dingin dirinya. Dia adalah tuan dari orang-orang yang telah menyiksa pria tersebut.

Kilat berkali-kali berkedip, sekilas memperlihatkan wajah pria malang itu. Ternyata dia tak sendirian!

Tubuhnya dirantai bersama keluarganya di atas tanah. Mereka terdiri dari ibu, istri dan putri tunggalnya yang baru beranjak dewasa.

Tampang mereka sungguh mengerikan! Rambut mereka kusut bercampur debu dan darah. Banyak luka sayatan di wajah dan di bagian tubuh lainnya. Dan wajah sang putri tunggallah yang paling mengerikan, bahkan sampai hampir tak bisa dikenali. Pakaian bangsawan yang mereka kenakan juga sudah tak indah lagi.

Keluarga itu telah disiksa selama lima hari oleh sekelompok orang berjubah hitam tanpa ampun.

Untuk sekarang Mereka berada di tengah hutan yang sangat jauh dari pemukiman.

Kata kata kotor, caci makian, sumpah serapah, amarah sekaligus permintaan ampunan silih berganti meluncur dari bibir mereka. Namun itu sama sekali tak merubah keadaan ataupun ekspresi tuan mereka.

"Tidak bisakah kalian diam?!!" teriak seorang bawahan yang tengah berdiri tepat di samping tuanya.

Hanya dengan satu kalimat saja keluarga itu langsung bungkam. Tampaknya orang itu adalah bawahan terdekat dari tuan mereka.

"Percuma! Apapun yang kalian lakukan, itu tidak akan ada gunanya!" kata orang itu sambil menyeringai.

Si istri menatap ke sekelilingnya. Banyak orang berjubah hitam yang tak pernah diketahui wajahnya. Setengah bagian atas wajah mereka ditutupi oleh topeng yang kurang lebih sama bentuknya. Menyisakan lubang hidung hingga dagu dibiarkan terbuka.

Namun sedikit berbeda dengan tuan mereka. Dia sedikit lebih mencolok. Di setiap ujung dari jubahnya bergaris emas dan penutup wajahnya berwarna putih dengan ukiran emas di sudut kiri dahinya.

Kembali terdengar suara rintihan dari si putri tunggal. Air matanya mengalir bercampur dengan darah di pipinya. Lalu disusul raungan pilu dari anggota keluarga lainnya. Suara itu seperti menandakan keputusasaan mereka.

"Mau kalian berteriak sampai tenggorokan kalian putus pun, itu tidak akan bisa merubah nasib kalian!" Bawahan itu menatap wajah mengerikan mereka satu persatu.

"Kecuali-..." Dia sengaja memutus kalimatnya. Hanya sekedar ingin tau tanggapan dari keluarga tersebut. Orang itu melirik pada tuannya yang masih duduk tanpa merubah posisinya sedikitpun.

Hening!

Mendengar kata pengecualian itu, mereka langsung menutup mulut rapat-rapat dan membuka telinga lebar-lebar. Mereka menatap orang itu dengan penuh harap.

"Kecuali apa tuan?? Apapun itu, akan aku berikan. Aku mohon, beri kami kesempatan." Sang kepala keluarga membuka suara. "Ya. Kami memang salah! Kami akan perbaiki semuanya !" tambahnya lagi dengan suara penuh getaran.

Tuan mereka yang tengah duduk angkuh itu menganggukkan kepalanya sebagai isyarat. Bawahan itupun langsung paham dengan maksud tuannya.

Dia menatap lurus pada keluarga itu.

"Kecuali kalian mau menjawab pertanyaan tuanku ." Ucap orang itu.

"Tentu, tentu kami akan menjawabnya." Kini sang istri yang berbicara. Dia tampak terburu-buru dan tidak sabaran.

Wajah di balik topeng putih itu terangkat, bibir tipis itupun sedikit terbuka. Mata elangnya menatap penuh bahaya, seolah ingin menerkam mangsanya saat itu juga.

"Siapa…" Nada bicaranya begitu dingin, bahkan lebih dingin dari udara malam yang selama ini menemani mereka.

"Siapa yang mengirim surat itu?" Bibir itu kembali tertutup.

Ketika mendengar pertanyaan itu, mereka diam sesaat. Memikirkan arti dari setiap kata yang diajukan oleh orang itu. Tak ada apapun yang berhubungan dengan pertanyaan itu di dalam pikiran mereka.

"Kami sungguh tidak tahu apa yang tuan maksud." Ujar sang kepala keluarga takut dan penuh kehati-hatian.

"Surat ancaman yang ditujukan pada Raja." Percakapan diambil alih oleh sang bawahan tadi. Keluarga itu saling bertatapan dan menggeleng serentak.

"Kalau begitu, tidak ada pengecualian bagi kalian!" putus bawahan itu.

seketika mata mereka terbelalak mendengar kalimat itu.

Akhirnya orang yang duduk angkuh itu pun beranjak dari kursinya. Dia melangkah lebar masuk ke hutan lebih dalam dan menghilang di telan oleh kabut.

"Tidak tuan! Aku mohon!! beri kami kesempatan!!" Raungan menyedihkan itu kembali menggema. Mau bagaimanapun mereka meronta, rantai besi itu tetap erat mengikat mereka. Jika diberi syarat harus diinjak, maka mereka akan rela. Asalkan tidak mati dalam keadaan seperti ini.

Sang bawahan itu mendekati mereka. Tangannya dia angkat setinggi bahu. Kedua telapak tangan itu mengeluarkan semacam cahaya yang panas. Setelah itu muncullah kobaran api biru yang siap melahap korbannya tanpa sisa. Bahkan abunya saja pun juga tak tertinggal.

"Sihir api?!" Kata ibu dari keluarga tersebut lirih. Sebagai orang tua yang sudah berpengalaman, tentu dia tau dengan hal yang sedang mereka hadapi. Wanita tua itu berusaha berdiri namun sudah tak mampu lagi.

"Si- siapa kalian? Bukankah para penyihir telah dimusnahkan oleh Raja 11 tahun yang lalu?"

"Itu bukan urusan kalian!!!" Teriak bawahan itu.

Sang jagoan biru semakin besar dan ganas. Tanpa basa-basi lagi kobaran api itu langsung diarahkan pada keluarga malang tersebut. Dia langsung mengamuk! Melahap 4 tubuh itu tanpa ampun.

Lagi-lagi teriakan pilu itu menggema. Mungkin sekarang pita suara mereka telah putus dan hangus terbakar!

Sedikit demi sedikit teriakan itu hilang di udara. Menyisakan suara remukan tulang dan bau busuk yang mengerikan.

...----------------...

Episodes
1 PROLOG
2 01. Buku Misterius
3 02.Keluarga Malang
4 03.Dunia Lain
5 04.Tersesat
6 05. Akademi Para Bangsawan
7 06. Kota
8 07.Pertarungan Dalam Kabut
9 08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10 09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11 10.Gadis Bangsawan
12 11. Sang Idola
13 12.Cayster Restaurant
14 13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15 14. Halaman Belakang
16 15. Berhentilah Menangis!
17 16. Relyn Quella Cousmont
18 17. Dasar Monster Es!
19 18. Harvinn Dolano Adriline
20 19. Raja Dan Ratu
21 20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22 21. Hanya Karena Uang
23 22. Ritual
24 23. Sang Pewaris
25 24. Masalah
26 25. Vinn
27 26. Bintang
28 27. Rumus Rumit
29 28. Segelap Malam
30 29. Pengorbanan
31 30. Permainan Api
32 31. Ini Bukan Rumahmu!
33 32.Terkunci Di Luar
34 33. Balas Budi
35 34. Sebuah Tamparan
36 35. Senyuman
37 36. Sebuah tuntutan
38 37. Pengawal Putra Mahkota
39 38. Calon Ratu
40 39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41 40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42 41. Kepala Keluarga Herold
43 42. Larangan Keluar Malam
44 43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45 44. Aksi Angelina
46 45. Semua Ada Balasannya
47 46. Runtuh
48 47. Pasangan Serasi
49 48. Salah Sangka
50 49. Jadilah Ran Mouri
51 50. Putra Menteri
52 51. Maaf!
53 52. Kelancangan Effy
54 53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55 54. Hadiah Berkilau
56 55. Hadiah berkilau 2
57 56. Rencana Dulark
58 57. Peti Hadiah
59 58. Hadiah untuk Angelina
60 59. Berhadapannya Kedua Pangeran
Episodes

Updated 60 Episodes

1
PROLOG
2
01. Buku Misterius
3
02.Keluarga Malang
4
03.Dunia Lain
5
04.Tersesat
6
05. Akademi Para Bangsawan
7
06. Kota
8
07.Pertarungan Dalam Kabut
9
08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10
09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11
10.Gadis Bangsawan
12
11. Sang Idola
13
12.Cayster Restaurant
14
13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15
14. Halaman Belakang
16
15. Berhentilah Menangis!
17
16. Relyn Quella Cousmont
18
17. Dasar Monster Es!
19
18. Harvinn Dolano Adriline
20
19. Raja Dan Ratu
21
20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22
21. Hanya Karena Uang
23
22. Ritual
24
23. Sang Pewaris
25
24. Masalah
26
25. Vinn
27
26. Bintang
28
27. Rumus Rumit
29
28. Segelap Malam
30
29. Pengorbanan
31
30. Permainan Api
32
31. Ini Bukan Rumahmu!
33
32.Terkunci Di Luar
34
33. Balas Budi
35
34. Sebuah Tamparan
36
35. Senyuman
37
36. Sebuah tuntutan
38
37. Pengawal Putra Mahkota
39
38. Calon Ratu
40
39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41
40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42
41. Kepala Keluarga Herold
43
42. Larangan Keluar Malam
44
43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45
44. Aksi Angelina
46
45. Semua Ada Balasannya
47
46. Runtuh
48
47. Pasangan Serasi
49
48. Salah Sangka
50
49. Jadilah Ran Mouri
51
50. Putra Menteri
52
51. Maaf!
53
52. Kelancangan Effy
54
53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55
54. Hadiah Berkilau
56
55. Hadiah berkilau 2
57
56. Rencana Dulark
58
57. Peti Hadiah
59
58. Hadiah untuk Angelina
60
59. Berhadapannya Kedua Pangeran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!