06. Kota

Berpuluh-puluh pasang mata menatap tajam ke arah gadis cantik itu. Gadis asing tersebut hanya bisa berjalan menunduk sambil menahan rasa tidak nyamannya.

"Nenek, apa tidak ada jalan lain?" Keluh Ran sambil menarik ujung lengan baju Nenek Leen.

Wanita tua itu menggeleng sebagai ganti jawaban.

Pagi ini Nenek Leen mengajak Ran ke ibukota Negeri Adrilinia, tempat tinggalnya.

Suara bisikan mulai menusuk gendang telinga gadis itu. Meski hanya suara bisikan, tapi itu terasa berisik telinganya.

Kaki mereka terus melangkah menyusuri jalanan kota yang penuh sesak. Orang-orang terus berlalu lalang tanpa memperhatikan jalannya. Tampaknya mereka tidak fokus akibat kehadiran gadis asing tersebut. Terutama pada para pria.

Para pria itu menatapnya penuh minat. Sedangkan bagi gadis-gadis, mereka juga menatap tajam pada dirinya. Tapi dengan tatapan yang berbeda. Mereka iri dengannya!

Bagaimana tidak. Dari sekian banyak orang, Ran lah yang paling bersinar. Mulai dari rambutnya, kulitnya, postur tubuhnya, dll. Semuanya sempurna!

Hal itu mengundang banyak pertanyaan dari benak mereka masing-masing.

Di tengah kesibukan mereka, terdengar suara teriakan orang-orang.

"Buka gerbangnyaaa!!! Biarkan kami masuuuuk!!!" Tiba-tiba terjadi kericuhan, membuat pandangan orang-orang teralihkan.

Kericuhan itu berasal dari rakyat yang berusaha menerobos gerbang istana. Sebagian dari mereka juga terikut dalam rombongan tersebut.

"Bunuh diaaa!! Jangan biarkan pangeran iblis itu hiduuup!!!"

"Apa yang kalian pikirkan?!!! Mau sampai kapan pangeran terkutuk itu kalian biarkan hidup?!!"

"Kalian tak akan bisa melakukan apapun tanpa rakyat!!"

"Jangan bilang hanya demi dia, kalian membiarkan kami musnah!! Apakah Raja lebih mementingkan putranya dibandingkan rakyatnya?!!"

"Benar!! Benar!!"

Beberapa prajurit yang ditugaskan untuk menjaga gerbang istana, kini sudah mulai kewalahan. Tentunya mereka kalah jumlah dengan rakyat. Mereka saling berdesakan, mencoba melawan prajurit penjaga.

"Menyingkir kalian!! Atau kami tidak akan segan-segan mengayunkan senjata kami!!!" Ancam salah satu prajurit sambil mengacungkan tombaknya. Namun tak satupun dari mereka peduli ataupun takut dengan ancaman tersebut.

"Jika harus begitu, kami tidak akan keberatan! Tidak masalah jika ada beberapa dari kami harus meregang nyawa! Asalkan pangeran terkutuk itu disingkirkan!!!" Teriak seorang rakyat di baris paling depan. Dia berbicara tanpa takut dan keras menentang.

"Lancang sekali!!" Seorang prajurit langsung menendang perut orang itu hingga dia terjungkal.

"Asalkan kalian tau. jika bukan karena perintah Yang Mulia, kalian pasti sudah mati di ujung tombak kami!!"

Drap, drap, drap,…

Di sibuknya teriakan perdebatan antara prajurit dan rakyat, terdengar suara lari kuda yang tengah mendekat. Tapi mereka tak mempedulikannya.

Klang!

Gerbang raksasa nan kokoh itu perlahan terbuka. Kesempatan itu langsung digunakan rakyat untuk langsung menyerbu masuk ke kawasan istana, tanpa tau maksud dari terbukanya pintu gerbang tersebut. Para prajurit penjaga sudah tak kuasa lagi menahan rombongan rakyat yang marah itu . Mereka pun menyingkir dan pasrah saja ketika rombongan tersebut berbondong-bondong memasuki gerbang istana.

Namun sebelum rombongan itu menyentuh gerbang istana, serombongan pasukan berkuda datang dari arah kota. Sontak orang-orang itu langsung berhamburan tak tentu arah. Takut bila mereka akan diinjak-injak oleh kaki kuda.

Tujuan gerbang istana dibuka adalah untuk membiarkan pasukan berkuda yang dipimpin langsung oleh Jenderal Karlox masuk kembali ke istana.

Suasana semakin ricuh. Malah justru menjadi kesempatan emas bagi para pencuri.

Di antara kesibukan orang-orang, dua orang pria kembar sedang memandangi seorang gadis bangsawan kecil. Gadis kecil itu sedang bersama para pengawal dan pelayannya. Rombongan tersebut tengah berusaha melindungi nona kecil mereka dari kericuhan.

Leon dan Deon, pria kembar bermata sipit yang hampir tak bisa dibedakan. Mata kecil mereka semakin menyipit ketika melihat rombongan gadis kecil itu terpecah akibat pasukan berkuda berlalu.

Tanpa sengaja seseorang menyenggol tubuh gadis itu. Dia pun terhuyung dan jatuh. Namun sempat ditahan oleh pelayannya.

Semua itu di saksikan oleh Ran dari kejauhan. Ingin menolong, tapi tidak mungkin Nenek Leen dia tinggalkan sendiri di antara kerumunan orang.

Tiba-tiba salah satu dari pria kembar itu menyambar kalung mutiara yang menggantung di leher gadis kecil tersebut. Pria itu adalah Leon. Dia langsung melemparkan kalung tersebut pada saudara kembarnya Deon. Mereka pun kabur melalui jalan yang berbeda.

Gadis malang itupun langsung berteriak.

Tak seorang pun yang melihatnya, kecuali Ran seorang. Semua orang sibuk menyelamatkan diri, tak peduli dengan sekitar. Akhirnya Ran tak tahan melihatnya. Ran langsung menarik Nenek Leen menjauh dari kerumunan. Sebelum pergi dia meminta izin terlebih dahulu kepada Nenek Leen. Tubuhnya langsung melesat sebelum wanita tua itu mengatakan 'iya'

Mendengar nona mereka berteriak, para pengawal itupun langsung bergerak mengejar pria kembar itu secara terpisah.

Ran lebih memilih mengejar Leon dari pada saudaranya yang menggenggam kalung tersebut. Dia yakin, nantinya pasti mereka akan bertemu di suatu tempat.

Ternyata dugaannya tidak salah. Si kembar itu bertemu di gerbang perbatasan kota. Sama halnya juga dengan dua rombongan pengawal sang gadis. Kedua rombongan itu bertemu di satu titik dan saling bertabrakan. Tubuh mereka pun roboh dan jatuh saling timpa tindih.

Wajah dua pria bermata sipit itu tampak berseri-seri karena berhasil meraih buruan mereka. Kalung mutiara itu berkilau saat dilambung-lambungkan ke udara. Namun wajah itupun berubah drastis ketika menyadari kedatangan para pengawal sang pemilik kalung.

Si kembar langsung mengambil langkah seribu sebelum para pengawal itu bangkit. Sang gadis perkasa tidak membiarkan mereka begitu saja. Menurutnya para pengawal itu tak bisa diandalkan. Jadi dia yang akan mengambil alih. Kakinya pun melesat menyusul langkah mereka.

...----------------...

Seorang pria paruh baya namun awet muda sedang setengah berlari di teras aula. Mata cokelat tuanya menatap lurus ke sebuah pintu. Jubah kerajaan dan ujung tali ikat kepalanya menari di udara mengikuti langkah kakinya. Wajahnya tampak tak beres.

Langkahnya pun terhenti. Dia menghampiri dua orang prajurit penjaga pintu tujuannya. Spontan kedua prajurit tersebut membungkukkan badan.

"Hormat kami kepada Tuan Mentri Zhaq!" ucap mereka.

"Ada dimana Putra Mahkota?" Tanya Mentri Zhaq langsung ke inti.

"Yang Mulia Putra Mahkota sedang menyendiri di kamarnya, Tuan," jawab salah satu prajurit sambil menundukkan kepala.

Sekilas pria terhormat itu menatap pintu yang ada di depannya.

"Dia tak kabur lagi, kan?" Tanyanya lagi.

"Tidak, tuan."

Semua orang yang berada di istana saat ini tau bagaimana perasaan Pangeran mereka.

Kejadian berpuluh-puluh tahun yang lalu kembali memanas di dua tahun terakhir ini. Rakyat terus saja memaksa untuk menurunkan Pangeran Mahkota dari posisinya. Bahkan yang lebih buruknya lagi, para rakyat yang marah itu menginginkan kematiannya!

Tentunya itu tak semudah yang mereka kira.

Berita yang telah lama terlupakan, kini kembali menguar. Entah siapa yang kembali menyalakan sumbu api permusuhan.

Pangeran terkutuk!

Putra iblis!

Manusia cacat!

Begitulah panggilan yang digunakan oleh masyarakat. Panggilan itu dilontarkan tanpa alasan yang jelas.

Sebagian besar orang mengatakan, suatu saat nanti sang pewaris tahta itu akan menjadi mesin penghancur bagi Negeri Adrilinia!

Jika ini sudah terjadi, maka seluruh penjagaan istana semakin diperketat. Penjagaan ini tidak hanya berlaku untuk mencegah menyusupnya pembunuh, ini juga berlaku untuk sang pewaris tahta yang selalu melarikan diri jika sedang frustasi.

Walau dijuluki sebagai Pangeran terkutuk, pemuda tampan ini tidaklah bodoh, dia adalah sosok yang sangat cerdas. Mau seketat apapun penjagaan, dia selalu punya cara untuk kabur dari kediamannya.

Tak seorang pun tau arah tujuannya. Mengejar ataupun mengikutinya hanyalah hal sia-sia. Pemuda itu terlalu cerdas dalam menyembunyikan dirinya.

Meski mereka tau pangeran akan kembali pulang dengan sendirinya, itu tetaplah berbahaya bagi keselamatannya. Beruntung rakyat tak begitu mengenali sosok wajah calon pemimpin mereka. Karena Raja dan Ratu tidak pernah mengizinkan putra semata wayangnya itu untuk keluar dari kawasan istana. Sebenarnya hal tersebut membuat Sang Pangeran menjadi sangat tertekan. Itu juga adalah salah satu sebab mengapa dia suka melarikan diri. Namun semua itu dilakukan demi menjaga keselamatannya.

...----------------...

"Hahh…hahh…" Si kembar Leon dan Deon berhenti sejenak di bawah naungan pohon besar. Nafas mereka memburu dengan dada naik turun.

Mereka telah berhasil melewati perbatasan kota dan berhenti di pinggir hutan. Setelah beberapa menit berlalu, duo bermata sipit itu tersenyum lebar karena telah berhasil lolos Dari kejaran si gadis asing dan para pengawal tadi.

Suara langkah kaki yang cepat tertangkap oleh dua pasang telinga itu. Di ujung sana, Ran berlari mendekat ibarat kereta api yang tengah melaju kencang. Pandangannya lurus mengunci dua objek. Bekas gesekan kakinya mengeluarkan asap yang menggebu-gebu di atas tanah. Sedang di belakangnya menyusul rombongan pengawal sang pemilik kalung yang sudah hampir tak sanggup berlari lagi.

Mata sipit mereka terbelalak melihat

gadis itu bisa menyusul mereka tanpa kelelahan.

"Beraninya kaliaaann!!!!"

...----------------...

Episodes
1 PROLOG
2 01. Buku Misterius
3 02.Keluarga Malang
4 03.Dunia Lain
5 04.Tersesat
6 05. Akademi Para Bangsawan
7 06. Kota
8 07.Pertarungan Dalam Kabut
9 08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10 09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11 10.Gadis Bangsawan
12 11. Sang Idola
13 12.Cayster Restaurant
14 13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15 14. Halaman Belakang
16 15. Berhentilah Menangis!
17 16. Relyn Quella Cousmont
18 17. Dasar Monster Es!
19 18. Harvinn Dolano Adriline
20 19. Raja Dan Ratu
21 20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22 21. Hanya Karena Uang
23 22. Ritual
24 23. Sang Pewaris
25 24. Masalah
26 25. Vinn
27 26. Bintang
28 27. Rumus Rumit
29 28. Segelap Malam
30 29. Pengorbanan
31 30. Permainan Api
32 31. Ini Bukan Rumahmu!
33 32.Terkunci Di Luar
34 33. Balas Budi
35 34. Sebuah Tamparan
36 35. Senyuman
37 36. Sebuah tuntutan
38 37. Pengawal Putra Mahkota
39 38. Calon Ratu
40 39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41 40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42 41. Kepala Keluarga Herold
43 42. Larangan Keluar Malam
44 43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45 44. Aksi Angelina
46 45. Semua Ada Balasannya
47 46. Runtuh
48 47. Pasangan Serasi
49 48. Salah Sangka
50 49. Jadilah Ran Mouri
51 50. Putra Menteri
52 51. Maaf!
53 52. Kelancangan Effy
54 53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55 54. Hadiah Berkilau
56 55. Hadiah berkilau 2
57 56. Rencana Dulark
58 57. Peti Hadiah
59 58. Hadiah untuk Angelina
60 59. Berhadapannya Kedua Pangeran
Episodes

Updated 60 Episodes

1
PROLOG
2
01. Buku Misterius
3
02.Keluarga Malang
4
03.Dunia Lain
5
04.Tersesat
6
05. Akademi Para Bangsawan
7
06. Kota
8
07.Pertarungan Dalam Kabut
9
08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10
09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11
10.Gadis Bangsawan
12
11. Sang Idola
13
12.Cayster Restaurant
14
13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15
14. Halaman Belakang
16
15. Berhentilah Menangis!
17
16. Relyn Quella Cousmont
18
17. Dasar Monster Es!
19
18. Harvinn Dolano Adriline
20
19. Raja Dan Ratu
21
20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22
21. Hanya Karena Uang
23
22. Ritual
24
23. Sang Pewaris
25
24. Masalah
26
25. Vinn
27
26. Bintang
28
27. Rumus Rumit
29
28. Segelap Malam
30
29. Pengorbanan
31
30. Permainan Api
32
31. Ini Bukan Rumahmu!
33
32.Terkunci Di Luar
34
33. Balas Budi
35
34. Sebuah Tamparan
36
35. Senyuman
37
36. Sebuah tuntutan
38
37. Pengawal Putra Mahkota
39
38. Calon Ratu
40
39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41
40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42
41. Kepala Keluarga Herold
43
42. Larangan Keluar Malam
44
43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45
44. Aksi Angelina
46
45. Semua Ada Balasannya
47
46. Runtuh
48
47. Pasangan Serasi
49
48. Salah Sangka
50
49. Jadilah Ran Mouri
51
50. Putra Menteri
52
51. Maaf!
53
52. Kelancangan Effy
54
53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55
54. Hadiah Berkilau
56
55. Hadiah berkilau 2
57
56. Rencana Dulark
58
57. Peti Hadiah
59
58. Hadiah untuk Angelina
60
59. Berhadapannya Kedua Pangeran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!