10.Gadis Bangsawan

Darrion masih tertawa kecil dengan leluconnya yang tidak lucu itu.

"Jika kau sungguh penyihir, aku sudah membiarkanmu mati di bawah cakar beruang."

Shinichi mendengus kesal. Sebelumya tak pernah dirinya diperlakukan seperti ini oleh orang lain.

"Kalau begitu, bagaimana dengan paman sendiri? Apa paman juga seorang penyihir?"

Ketika pertanyaan itu datang, ekspresi Darrion kembali menggelap. "Tentu saja, bukan." katanya sambil menahan perasaan yang campur aduk.

"Lagi pula, aku benci penyihir!"

Tangannya terkepal erat. Emosinya mulai tak stabil lagi.

"Jika aku bertemu dengan mereka, maka aku akan langsung membunuhnya!"

Bayangan masa lalu bangkit. Ingatan mengenai keluarganya yang dibantai oleh kaum penyihir tertayang jelas di otaknya. Seolah itu baru saja terjadi pagi ini. Padahal kejadian tersebut sudah sangat lama sekali.

Rasanya dia ingin sekali menghancurkan segalanya dengan pedang yang ada padanya saat ini juga.

"Pa-paman…" Panggil Shinichi takut-takut. Wajahnya memucat drastis. Pemuda itu benar-benar terkejut melihat orang yang di depannya ini sejak tadi selalu berubah-ubah perasaannya. Baru saja pria ini menertawakan dirinya dan sekarang dia sudah begitu berapi-api.

"Paman, maafkan aku jika telah membangkitkan kesedihanmu," katanya dengan penuh rasa bersalah.

Bayangan mimpi buruk itupun memudar ketika Shinichi memanggilnya. Dan saat itu juga ekspresi Darrion kembali normal.

"Tidak, itu bukan salahmu. Seharusnya akulah yang meminta maaf. Kau pasti sangat terkejut."

Kemudian pria berkulit gelap itu menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan.

"Yah, dari dulu aku sangat payah dalam membuat lelucon," ujarnya untuk mengubah suasana agar tak tegang lagi.

"Bukannya mereka tertawa, malah justru ketakutan karena diriku."

"Sudahlah! Lupakan saja!" Darrion menepuk pelan pundak Shinichi yang wajahnya masih tegang.

"Aku pergi dulu. Jika terjadi sesuatu, kau cukup mencari ku di luar," katanya sambil melepas tangannya dari pundak Shinichi.

Pemuda itu hanya mengangguk pelan. Dia menatap punggung Darrion yang menjauh menuju halaman luas. Kemudian dia kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda tadi.

"Aku Rasa, mungkin aku harus menarik kata-kata ku kembali mengenai sebutan kalau 'pria ini luar biasa!' " katanya dalam hati di sela-sela aktivitasnya. Masih terbayang olehnya hal-hal aneh yang terjadi pada pria itu.

Semenjak kepergian Darrion, Shinichi sibuk dengan pikirannya. Dia duduk santai di teras rumah sambil ditemani segelas teh lemon di atas meja.

"Adrilinia," gumamnya dengan

Kedua tangan menopang dagunya.

"Rasanya aku pernah mendengarnya. Tapi dimana?"

Otaknya pun berputar, memilah ingatan lama yang telah terpisah. Kepalanya terus berfikir seperti komputer yang sedang memproses data.

Potongan demi potongan ingatan datang. Tubuhnya langsung duduk tegap.

"Ya! Sepertinya aku memiliki novel dengan judul yang sama. Negeri Adrilinia," katanya senang.

Buku itu menceritakan tentang kisah Pangeran Mahkota Negeri Adrilinia yang terkutuk. Dan diceritakan juga bahwa kerajaan itu berdiri sekitar tujuh ratus tahun silam.

Detektif muda itu sangat ingat, dia memang memiliki novel tersebut. Buku itu terletak di rak yang paling atas. Namun tak pernah dia sentuh lagi, karena menurutnya cerita dari buku itu tidaklah masuk akal.

Dan sekarang dia justru terjebak ke dalam cerita yang dikatakan 'tidak masuk akal' tersebut. Dia tersenyum miris dengan nasibnya sekarang. Ini semakin aneh dan aneh. Sungguh tak masuk akal!

Ada sedikit sesal di hatinya. Memang, dia pernah membaca sekali seluruh isi buku tersebut, dan tak lagi menyentuhnya. Namun isinya telah dia lupakan. Jika seandainya dia tau akan jadi seperti ini, mungkin dia sudah menghafal setiap katanya.

Pemuda itu terus merenung sambil menatap halaman luas yang mulai dipenuhi oleh para bangsawan muda.

Kereta kuda demi kereta kuda datang silih berganti. Meninggalkan jejak roda dan tapak kuda di atas tanah.

Para bangsawan turun dari kereta mewah mereka dengan anggun. Serta beberapa pelayan juga ikut di belakang, membantu membawakan barang-barang mereka.

Suara riuh mulai mengisi akademi. Cerita tentang pengalaman selama liburan terdengar dimana-mana.

"Hei, Angelina!" sapa seorang gadis pada temannya yang sama-sama baru tiba di halaman akademi.

"Oh, Maria!" sahut Angelina cuek. Gadis itu memutar bola mata cokelatnya malas. Sepertinya dia agak terganggu atas kehadiran temannya itu.

Gadis berambut sebahu itu mendekati Angelina, "Wah, kau semakin cantik saja!" puji Maria sambil meneliti seluruh tubuh Angelina.

Mendengar pujian itu Angelina langsung berbesar hati.

"Tentu, itu sudah pasti!" Tangannya merapikan rambut coklatnya ke samping.

"Sangat berbeda dengan ku." Maria meraba rambut hitam sebahunya dan kemudian beralih pada kulit kuning Langsatnya.

Angelina Fandhez adalah salah satu gadis bangsawan tercantik di Negeri Adrilinia. Kulitnya putih mulus tanpa lecet sedikitpun. Ditambah gaun hijau zamrud yang dia kenakan sekarang semakin menambah pesonanya.

Banyak deretan pria yang berlomba untuk menjadi pendamping hidupnya. Namun tak satupun terpilih olehnya. Menurut Angelina laki-laki itu hanya mainan untuknya.

Shinichi yang dari tadi mendengar seluruh pembicaraan mereka, langsung merasa jemu.

Dia muak!

Dia sungguh muak dengan orang-orang yang terlalu membangga-banggakan dirinya.

Dan temannya itu juga bodoh! Mengapa dia mau berteman dekat dan mengagumi perempuan seperti itu?

Tatapan jijik dilayangkannya ke arah dua gadis tersebut. Tapi tak disadari oleh mereka.

Maria berjalan menyamai langkah Angelina.

"Hei, apa kau sudah tau? Jane dan keluarganya telah menghilang selama seminggu," bisik Maria.

"Oh, si gadis yang suka pamer perhiasan itu, ya?" Senyum sinis tersungging di bibir merah muda Angelina. " bagus! Dengan begitu sainganku berkurang satu."

"Sebagian orang mengatakan kalau mereka telah ditangkap oleh 'kelompok jubah hitam' karena tambang emas milik mereka." Maria melanjutkan beritanya.

"Aku tidak peduli apapun alasannya. Yang terpenting mereka tersingkirkan!" sahut Nona muda keluarga Fandhez tersebut.

Maria sudah terbiasa dengan tingkah temannya yang satu ini. Dia akan sangat senang jika ada gadis yang mati atau berubah menjadi cacat. Tidak peduli gadis itu bangsawan ataupun rakyat jelata. Asalkan dia bisa jadi gadis tercantik di seluruh Negeri Adrilinia.

Di sisi lain Maria merasa beruntung, karena tidak lebih cantik dari Angelina. Jika tidak, maka bisa jadi dia akan menjadi mangsa empuk dari temannya sendiri. Lagi pula Maria mendekati Angelina bukan tak beralasan. Dia sengaja mendekatinya agar bisa terhindar dari kekejaman gadis itu sendiri. Menurutnya Angelina tidak akan menyakiti temannya. Padahal dia tidak tau, sebenarnya Angelina juga tidak peduli padanya.

Mendengar kalimat 'kelompok jubah hitam', telinga detektif muda itu langsung berdiri. Pembicaraan itu sukses menarik minatnya.

"Kelompok jubah hitam?" Shinichi tersenyum miris.

"Tenyata di zaman ini pun juga ada yang seperti itu. Aku jadi penasaran, apakah mereka sama dengan yang ada di zaman modern?"

"Walaupun mereka terlihat mengerikan, tapi mereka tetap keren! Apa lagi Tuan Rum, Irish dan Gin!" ujar Maria sambil senyum-senyum sendiri. Kedua tangannya menangkup pipinya sendiri. Pipinya bersemu merah ketika membayangkan orang-orang yang mengenakan jubah hitam sedang melompat dari atap rumah ke atap rumah lainnya. Menurutnya itu sangat keren.

"Rum? Irish? Gin? Apa apaan ini!" Shinichi semakin tertarik dengan topik pembicaraan dua gadis bangsawan tersebut.

"Dunia ini memang sudah gila!"

Angelina menggeleng melihat obsesi Maria tehadap kelompok jubah hitam tersebut.

"Aku sama sekali tidak tertarik dengan orang yang tidak jelas seperti mereka. lebih baik aku mengejar Pangeran Evand saja!" ujar Angelina.

"Kalau soal mengejar pria, ku serahkan saja semua pada mu. Itu bukan keahlian ku!" balas Maria.

"Apa kau tidak takut dimangsa oleh Sang Neraka Biru itu?" tanya Maria antuasias.

"Tidak. Untuk apa aku takut? Aku kan tidak melakukan apa-apa," jawab Angelina santai. Dan setelah itu sayup-sayup Shinichi mendengar pembicaraan mereka.

''Kelompok Jubah Hitam? Sang Neraka Biru?"

"Hm... Aku jadi penasaran!" Hasrat keinginan tahuan Shinichi mulai memuncak.

"Kira-kira apa yang diperbuat oleh kelompok itu ya?" Dia mengangguk pelan dengan tangan di dagu.

"Akan ku tunggu kedatangan mereka!"

...----------------...

Episodes
1 PROLOG
2 01. Buku Misterius
3 02.Keluarga Malang
4 03.Dunia Lain
5 04.Tersesat
6 05. Akademi Para Bangsawan
7 06. Kota
8 07.Pertarungan Dalam Kabut
9 08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10 09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11 10.Gadis Bangsawan
12 11. Sang Idola
13 12.Cayster Restaurant
14 13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15 14. Halaman Belakang
16 15. Berhentilah Menangis!
17 16. Relyn Quella Cousmont
18 17. Dasar Monster Es!
19 18. Harvinn Dolano Adriline
20 19. Raja Dan Ratu
21 20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22 21. Hanya Karena Uang
23 22. Ritual
24 23. Sang Pewaris
25 24. Masalah
26 25. Vinn
27 26. Bintang
28 27. Rumus Rumit
29 28. Segelap Malam
30 29. Pengorbanan
31 30. Permainan Api
32 31. Ini Bukan Rumahmu!
33 32.Terkunci Di Luar
34 33. Balas Budi
35 34. Sebuah Tamparan
36 35. Senyuman
37 36. Sebuah tuntutan
38 37. Pengawal Putra Mahkota
39 38. Calon Ratu
40 39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41 40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42 41. Kepala Keluarga Herold
43 42. Larangan Keluar Malam
44 43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45 44. Aksi Angelina
46 45. Semua Ada Balasannya
47 46. Runtuh
48 47. Pasangan Serasi
49 48. Salah Sangka
50 49. Jadilah Ran Mouri
51 50. Putra Menteri
52 51. Maaf!
53 52. Kelancangan Effy
54 53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55 54. Hadiah Berkilau
56 55. Hadiah berkilau 2
57 56. Rencana Dulark
58 57. Peti Hadiah
59 58. Hadiah untuk Angelina
60 59. Berhadapannya Kedua Pangeran
Episodes

Updated 60 Episodes

1
PROLOG
2
01. Buku Misterius
3
02.Keluarga Malang
4
03.Dunia Lain
5
04.Tersesat
6
05. Akademi Para Bangsawan
7
06. Kota
8
07.Pertarungan Dalam Kabut
9
08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10
09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11
10.Gadis Bangsawan
12
11. Sang Idola
13
12.Cayster Restaurant
14
13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15
14. Halaman Belakang
16
15. Berhentilah Menangis!
17
16. Relyn Quella Cousmont
18
17. Dasar Monster Es!
19
18. Harvinn Dolano Adriline
20
19. Raja Dan Ratu
21
20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22
21. Hanya Karena Uang
23
22. Ritual
24
23. Sang Pewaris
25
24. Masalah
26
25. Vinn
27
26. Bintang
28
27. Rumus Rumit
29
28. Segelap Malam
30
29. Pengorbanan
31
30. Permainan Api
32
31. Ini Bukan Rumahmu!
33
32.Terkunci Di Luar
34
33. Balas Budi
35
34. Sebuah Tamparan
36
35. Senyuman
37
36. Sebuah tuntutan
38
37. Pengawal Putra Mahkota
39
38. Calon Ratu
40
39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41
40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42
41. Kepala Keluarga Herold
43
42. Larangan Keluar Malam
44
43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45
44. Aksi Angelina
46
45. Semua Ada Balasannya
47
46. Runtuh
48
47. Pasangan Serasi
49
48. Salah Sangka
50
49. Jadilah Ran Mouri
51
50. Putra Menteri
52
51. Maaf!
53
52. Kelancangan Effy
54
53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55
54. Hadiah Berkilau
56
55. Hadiah berkilau 2
57
56. Rencana Dulark
58
57. Peti Hadiah
59
58. Hadiah untuk Angelina
60
59. Berhadapannya Kedua Pangeran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!