12.Cayster Restaurant

"Kau mencari ini?" sapa Ran dengan senyum ramahnya. Dia menyodorkan benda berkilau itu tepat di depan wajah sang pemiliknya.

Seketika wajah gusar itu berubah cerah. Gadis kecil tersebut langsung menyambar kalungnya dan memakaikannya di leher.

Dia mendongak untuk memastikan wajah orang yang telah menyelamatkan kalung kesayangannya.

"Terimakasih banyak, kak!" ucapnya dengan senyum bahagianya.

"Ku pikir, aku tak akan pernah menemukannya lagi. Karena ini adalah hadiah terakhir dari mendiang kakekku," sambungnya sambil menunduk, menatap kalung yang tengah melingkar di lehernya.

Ran pun mengelus lembut rambut gadis kecil itu, " Lain kali kau harus lebih berhati-hati lagi." nasehat Ran

"Hm," gumam gadis itu sambil mengangguk cepat.

"Baiklah Aku pergi dulu!" kata Ran. Dia mencubit pelan pipi chubby gadis tersebut sesaat dan pergi.

"Sampai jumpa!" Gadis itu melambaikan tangan mungilnya. Dan dibalas senyuman serta lambaian tangan juga oleh Ran.

Dari kejauhan dia melihat Nenek Leen masih tetap berdiri menunggu dirinya. Dia pun mempercepat laju langkahnya sebelum wanita tua itu memarahinya lagi.

Saat ini perasaannya sangat senang. Akhirnya gadis bangsawan itu bisa mendapatkan kembali kalung kesayangannya.

Tapi ada sesuatu yang sedikit mengganjal di hatinya. Jelas gadis itu hanyalah seorang bocah. Namun paras wajahnya terlihat biasa saja.

Dia lebih mengkhawatirkan nasib kalungnya daripada para pengawalnya.

Apa melihat mayat adalah hal biasa baginya?

Kenapa dia tidak takut ataupun shock sedikitpun?

Dunia ini aneh! Bahkan anak kecil sekalipun terlihat biasa saja saat bertemu dengan mayat yang mati mengenaskan!

Gadis itu menggeleng kuat. Berusaha menepis dan memaklumi semua hal aneh yang terjadi pada dirinya.

Ini adalah masa lalu. Mungkin puluhan tahun yang lalu. Atau ratusan, atau bahkan ribuan tahun yang lalu! Semua bisa saja terjadi. Sama seperti zaman modern. Apa yang mustahil menurut orang, sekarang semuanya sudah ada diciptakan.

...----------------...

Sinar matahari semakin menyengat kulit. Nenek Leen ingat, sejak pagi tadi mereka belum mengisi perut. Karena persediaan bahan makanan di gudang penyimpanan di pantai telah habis total. Sedang jarak rumahnya masih terbilang cukup jauh.

Si tabib tua itu melirik gadis yang dari tadi terus menemaninya berjalan. Wajahnya pucat dan lesu.

Di tengah jalan, mereka pun menyempatkan diri untuk singgah ke sebuah rumah makan sederhana.

Yang pemiliknya sudah sangat akrab dengan wanita tua tersebut.

Sesampai di sana, mereka pun langsung masuk dan mengambil tempat.

"Hai, Tabib Leen! Lama tak jumpa!" Seorang pria berusia sekitar 30-an datang menyapa.

"Wah!" Pria itu tampak terkejut dengan kehadiran pemandangan baru di samping Nenek Leen.

"Aku baru melihatmu hari ini," katanya sambil meneliti tampang gadis tersebut.

"I-itu, aku tersesat di sini dan nenek telah menyelamatkanku," ungkap Ran gugup.

"Baiklah. Kalau begitu, selamat datang di Negeri Adrilinia!" sambut pria itu sambil merentangkan tangannya.

"Terimakasih paman!" ucap Ran dengan senang hati.

"Jadi, kalian mau pesan apa?" tanya pria itu dengan pena dan kertas yang sudah siap di tangan. Namun langsung diturunkan Nenek Leen.

"Jangan berlebihan!" tegur Nenek Leen tak suka, dengan bahasa isyaratnya. "Aku pesan seperti biasa. Hanya saja porsinya lebih satu," lanjutnya.

Pria yang bernama Cayster itu langsung mengacungkan jempolnya.

Sambil menunggu hidangan, si gadis pendatang baru itu mengedarkan pandangan ke sekeliling.

Lokasi tempat ini strategis dan dilalui oleh banyak orang, tapi kenapa sepi sekali?

Tak ada seorang pun pelanggan!

Tak lama dari itu, Cayster datang dengan dua piring hidangan di tangannya. Padahal pria itu masih jauh jaraknya, namun aroma masakannya sungguh menggoda.

"Silahkan!"

Semacam olahan ayam dan sayuran tersaji di depan mata. Ketika hidangan itu sampai, air liur mencair seketika.

Tanpa menunggu lagi, Ran langsung menyambar sendok dan menyuapkan hidangan itu ke mulutnya.

Luar biasa! Ini sungguh di luar dugaan!

Ternyata aromanya sama sekali tak membohongi rasa!

Semua bumbu, daging dan sayuran menyatu sempurna!

Si pemilik rumah makan terlihat senang saat pelanggan barunya ini sangat menikmati hidangan buatannya.

Pria itupun duduk berseberangan dengan mereka. Nenek Leen dan Cayster tampak sangat akrab. Pria itu paham dengan semua bahasa isyarat yang dikeluarkan oleh Nenek Leen. Mereka mengobrol seperti sahabat yang sudah sekian lama tak berjumpa.

Ran meletakkan sendok di atas piring kosongnya dengan tatapan kosong.

"Sungguh disayangkan!" katanya dalam hati sambil menatap sedih sang pemilik rumah makan yang sedang tertawa bersama Nenek Leen.

"Makanan seenak ini, namun tak seorang pun yang mau datang membelinya. Padahal paman ini juga sangat baik. Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh mereka?"

Ran menatap piringnya yang telah kosong, dan kemudian beralih pada Cayster.

"Paman!" panggilnya ragu-ragu.

"Hm?" Cayster memalingkan wajahnya ke gadis itu.

"Ada apa? Mau tambah lagi?" tawarnya.

"Oh, tidak paman. Bukan begitu!" Ran langsung menggeleng cepat.

Pria itu diam, menunggu kelanjutan kalimat Ran.

"Begini, masakan buatan paman sangat enak, tapi kenapa tak seorang pun yang datang?" tanya Ran hati-hati.

Cayster menghela nafas panjang.

"Seperti yang kau lihat sekarang, tempat ini sangatlah sederhana."

Dia pun bangkit dari tempatnya. Ran pun juga terikut bangkit, namun cepat ditahan oleh pria itu.

"Orang-orang menilai suatu tempat dari tampang luarnya. Sama seperti rumah makan," lanjutnya.

Tangannya menarik Piring kotor dari hadapan dua pelanggannya itu dan menumpuknya menjadi satu.

"Bagi mereka, tempat yang mewah menandakan enaknya hidangan. Bahkan rakyat jelata pun juga berpikiran sama. Seperti rumah makan di depan sana." Dia menunjuk ke arah luar dengan jari-jarinya.

Sebuah restoran mewah bergaya abad pertengahan berdiri di seberang sana. Bangunan dua lantai itu berwarna-warni dengan banyak aksesoris yang bergelantungan.

Hampir setiap orang yang lewat, selalu mampir untuk makan di sana.

Nyaris sekali tempat itu tak pernah sepi dari pengunjung.

Brak!!! Tiba-tiba gadis itu memukul meja. Tangannya mengepal erat. Untung saja meja itu tidak terbelah menjadi dua.

Pria itu langsung terkejut, bahkan piring yang ada ditangannya pun hampir terlepas.

"Itu tidak adil paman!!" protesnya.

"Apa mereka kira sesuatu yang mewah itu adalah kebahagiaan?!!" teriaknya tak suka.

Hal itu menarik perhatian orang-orang sekitar. Mereka menatap aneh gadis yang sedang marah-marah tidak jelas itu.

"Sstttt!!!" Cayster langsung mendesis untuk menenangkan Ran.

"Tenang dulu!" katanya panik.

"Kau tak perlu marah seperti itu. Aku sudah terbiasa. Jadi tidak perlu diambil pusing," tambahnya.

"Tapi paman…-" keluh Ran.

"Sudah!" potong Cayster cepat.

"Jika kau berteriak lagi, wajahmu akan buruk di mata orang-orang!" tegurnya tegas.

Gadis itu pun terdiam. Orang-orang di sana memang sedang memperhatikan dirinya. Jika dia tidak berhenti sekarang juga, maka sudah pasti dia akan jadi bahan ejekan orang.

Cayster pun pergi mengantarkan piring-piring kotor itu ke belakang dan kembali duduk bersama mereka.

"Baiklah, sedikit info untukmu," katanya.

"Dahulu tempat ini sangat mewah, bahkan lebih mewah dari yang ada di seberang sana,"

Ran kembali melihat bangunan itu. Perasaan kesalnya kembali bangkit ketika melihat ramainya orang yang singgah di sana.

"Lalu apa yang terjadi?" tanyanya antusias.

"Dulu, tempat ini adalah milik keluargaku. Aku dan kakekku yang mengelolanya. Karena kedua orang tuaku telah tiada. Ibuku meninggal ketika melahirkan diriku. Sedangkan ayahku meninggal beberapa tahun setelahnya karena suatu penyakit." ungkap Cayster.

Ran ikut turut berduka atas kepergian orang tua Cayster.

Dia menarik nafas dalam sebelum melanjutkan kisahnya,

"Pada saat itu adalah masa kejayaan restoran kami. Namun momen itu tak berlangsung lama. Persahabatan antara kaum bangsawan dan kaum penyihir padam. Menyebabkan tersulutnya api peperangan."

...----------------...

Episodes
1 PROLOG
2 01. Buku Misterius
3 02.Keluarga Malang
4 03.Dunia Lain
5 04.Tersesat
6 05. Akademi Para Bangsawan
7 06. Kota
8 07.Pertarungan Dalam Kabut
9 08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10 09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11 10.Gadis Bangsawan
12 11. Sang Idola
13 12.Cayster Restaurant
14 13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15 14. Halaman Belakang
16 15. Berhentilah Menangis!
17 16. Relyn Quella Cousmont
18 17. Dasar Monster Es!
19 18. Harvinn Dolano Adriline
20 19. Raja Dan Ratu
21 20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22 21. Hanya Karena Uang
23 22. Ritual
24 23. Sang Pewaris
25 24. Masalah
26 25. Vinn
27 26. Bintang
28 27. Rumus Rumit
29 28. Segelap Malam
30 29. Pengorbanan
31 30. Permainan Api
32 31. Ini Bukan Rumahmu!
33 32.Terkunci Di Luar
34 33. Balas Budi
35 34. Sebuah Tamparan
36 35. Senyuman
37 36. Sebuah tuntutan
38 37. Pengawal Putra Mahkota
39 38. Calon Ratu
40 39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41 40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42 41. Kepala Keluarga Herold
43 42. Larangan Keluar Malam
44 43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45 44. Aksi Angelina
46 45. Semua Ada Balasannya
47 46. Runtuh
48 47. Pasangan Serasi
49 48. Salah Sangka
50 49. Jadilah Ran Mouri
51 50. Putra Menteri
52 51. Maaf!
53 52. Kelancangan Effy
54 53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55 54. Hadiah Berkilau
56 55. Hadiah berkilau 2
57 56. Rencana Dulark
58 57. Peti Hadiah
59 58. Hadiah untuk Angelina
60 59. Berhadapannya Kedua Pangeran
Episodes

Updated 60 Episodes

1
PROLOG
2
01. Buku Misterius
3
02.Keluarga Malang
4
03.Dunia Lain
5
04.Tersesat
6
05. Akademi Para Bangsawan
7
06. Kota
8
07.Pertarungan Dalam Kabut
9
08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10
09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11
10.Gadis Bangsawan
12
11. Sang Idola
13
12.Cayster Restaurant
14
13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15
14. Halaman Belakang
16
15. Berhentilah Menangis!
17
16. Relyn Quella Cousmont
18
17. Dasar Monster Es!
19
18. Harvinn Dolano Adriline
20
19. Raja Dan Ratu
21
20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22
21. Hanya Karena Uang
23
22. Ritual
24
23. Sang Pewaris
25
24. Masalah
26
25. Vinn
27
26. Bintang
28
27. Rumus Rumit
29
28. Segelap Malam
30
29. Pengorbanan
31
30. Permainan Api
32
31. Ini Bukan Rumahmu!
33
32.Terkunci Di Luar
34
33. Balas Budi
35
34. Sebuah Tamparan
36
35. Senyuman
37
36. Sebuah tuntutan
38
37. Pengawal Putra Mahkota
39
38. Calon Ratu
40
39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41
40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42
41. Kepala Keluarga Herold
43
42. Larangan Keluar Malam
44
43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45
44. Aksi Angelina
46
45. Semua Ada Balasannya
47
46. Runtuh
48
47. Pasangan Serasi
49
48. Salah Sangka
50
49. Jadilah Ran Mouri
51
50. Putra Menteri
52
51. Maaf!
53
52. Kelancangan Effy
54
53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55
54. Hadiah Berkilau
56
55. Hadiah berkilau 2
57
56. Rencana Dulark
58
57. Peti Hadiah
59
58. Hadiah untuk Angelina
60
59. Berhadapannya Kedua Pangeran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!