19. Raja Dan Ratu

"Bagaimana dengan hasil penyelidikanmu?" tanya Raja Halbert gelisah.

Orang kepercayaan Raja tersebut kembali memberi hormat.

"Ampun beribu ampun, Yang Mulia. Maafkan hamba, hamba sama sekali belum menemukan apapun," katanya hati-hati.

Raja pun mengangguk paham tanpa melihat ke arah pria itu.

"Baiklah, kau boleh kembali," katanya.

Mentri Zhaq pun memberi hormat sebelum beranjak pergi.

Kakinya pun melangkah menuju rak buku besar yang berdiri kokoh di sudut ruangan. Tangannya langsung mengambil sebuah kotak hitam berukuran sedang yang berada di barisan ketiga rak buku.

Kotak itu dia bawa kembali ke atas meja. Sang Raja membuang Nafas kasar dan memungut dengan malas surat tersebut dari atas lantai.

Setelah kotak hitam itu dibuka, ternyata di dalam sana tersimpan Tiga lembar kertas, yang sama persis dengan kertas yang baru dia temukan pagi ini.

Wajah Sang Penguasa Adrilinia itu semakin gusar. Bagaimana tidak, putranya saat ini sedang terancam kematian.

Terancam? Yah, seluruh surat yang dia terima akhir-akhir ini berisi ancaman terhadap Pangeran Mahkota.

"Tidak! Aku tidak boleh melakukannya!" kata sang Raja. Jari-jari kokohnya meremas sisi kertas.

"Tidak mungkin aku harus membunuh darah daging ku sendiri!"

Ini sungguh berat baginya. Dia sangat mengerti mengenai putranya.

Putra yang sangat dia cintai itu adalah pembawa petaka bagi Adrilinia bila dibiarkan hidup. Tapi dia juga tak bisa kehilangan kekuasaan dan rakyatnya.

Mana yang harus dia pilih?

Melindungi rakyat atau darah dagingnya?

Ini sungguh tidak mudah!

Kemudian dia meletakkan surat sialan itu ke dalam kotak, bersama dengan surat-surat yang lainnya dan ditutup kasar.

Pandangannya pun tertuju pada luar jendela. Dia sangat bingung.

Apapun caranya dia akan melindungi keduanya, putra dan rakyatnya.

Tapi bagaimana caranya?

Terlebih putra satu-satunya itu sangat nakal dan suka membangkang!

Anak itu selalu pergi tanpa izin sesukanya.

Lalu bagaimana cara dia untuk melindunginya?

Putra satu-satunya?

Yap! Adrilinia hanya memiliki seorang pewaris, tak lebih. Itupun namanya sudah tercap sebagai Pangeran iblis terkutuk. Dan takut kejadian berpuluh-puluh tahun yang lalu kembali terulang.

Ada satu penyebab mengapa Raja dan Ratu Adrilinia hanya memiliki seorang anak.

Raja berjalan menuju jendela dan menghirup oksigen sebanyak mungkin, dengan harapan itu bisa sedikit mengurangi kegelisahannya.

Mata teduhnya menatap arah luar.

Ingatannya pun melayang ke 21 tahun yang lalu.

...----------------...

"Horee!! Sebentar lagi aku akan punya keponakan!!" seru seorang gadis berusia 11 tahun yang merupakan adik kandung Ratu. Dia melompat-lompat girang sambil menatap perut kakaknya yang mulai membesar.

Ratu tersebut merupakan Ratu Negeri Adrilinia.

"Sssst… Jangan berisik. Nanti dia bisa bangun," bisik sang Ratu pada adiknya. Sang ratu mengelus perutnya dengan penuh kasih sayang.

"Ups… Maaf!" Gadis itu tertawa kecil.

Bulan ini kandungan Ratu Adrilinia telah memasuki usia 6 bulan.

"Akh!" Tiba-tiba Ratu merasa pusing dan mual. Segera gadis itu membantu kakaknya beserta bayinya berbaring di ranjang.

"Apa kakak baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

"Jangan khawatir, mungkin ini efek kehamilan," balas sang Ratu sambil mengelus lembut rambut perak adiknya.

"Kalau begitu kakak harus lebih banyak istirahat," Tangan gadis itu menggenggam erat tangan kakaknya.

Dan dibalas anggukan oleh sang Ratu.

Sang Ratu mengatakan hal itu hanya untuk menenangkan adiknya. Sebenarnya bukan itu yang terjadi.

Hatinya ragu, apakah yang dipikirkannya itu benar atau salah.

Tapi semoga saja itu salah!

Kedua kakak beradik yang memiliki bola mata biru dan berambut perak ini tampak sama gelisahnya.

Kegelisahan itu terus berlanjut hingga sang ayah bayi masuk ke ruangan.

Sontak keduanya langsung memasang wajah 'baik-baik saja'.

Sang penguasa Adrilinia itu tampak sedikit terkejut ketika mendapati permaisurinya tengah berbaring di ranjang. Namun rasa itu hilang, ketika wanita yang paling dia cintai itu menyambutnya dengan senyuman.

"Sayang," sapa Ratu dengan senyum menggodanya.

Sang Raja pun duduk di sisi ranjang dan mengecup puncak kepala permaisurinya.

"Bagaimana perasaanmu dan bayi kita?" tanya Raja Halbert yang tak bosan mengelus lembut perut permaisurinya.

"Baik," ujar Ratu sambil tersenyum.

Gadis belia yang dari tadi hanya melihat kemesraan mereka pun merasa tidak enak. Dia pun pamit undur diri, meninggalkan pasutri tersebut berdua saja di dalam ruangan.

"Syukurlah!" ucap Raja Halbert muda yang lagi-lagi mengecup puncak kepala permaisurinya.

Di masa itu Raja Halbert muda tengah berbahagia. Sudah lama dia menanti-nantikan momen ini. Tak lama lagi calon pewarisnya akan hadir di dunia.

Raja tampak berpikir sejenak.

"Bagaimana kalau kita memanggil tabib? Aku harus memastikan bahwa kalian baik-baik saja," usulnya.

Ratu pun mengangguk setuju.

"Semoga saja seperti itu," batinnya.

KEESOKAN HARINYA…

Seorang wanita yang sudah berkepala tiga sedang berjalan takut-takut di lorong istana. Tak lupa peralatan spiritual dibawanya. Parasnya terus saja memucat ketika dua orang prajurit di sisinya terus mengikutinya.

Kedua prajurit itupun berhenti di sebuah pintu megah berlapis emas dan segera memerintahkan wanita itu untuk masuk.

Wanita itu menelan salivanya. Ini untuk pertama kalinya dia di panggil oleh sang Raja. Entah gerangan apa yang membuat dirinya terpilih untuk melangkah kemari.

Perlahan dia mendorong pintu tersebut.

Aroma lembut langsung menyapa penciumannya. Di ruangan nan luas itu, ada sebuah ranjang mewah tempat sang Ratu berbaring.

Sedang di sisi lain ranjang, sang Raja sedang duduk di atas kursi sambil menggenggam hangat tangan permaisurinya.

Wanita itupun masuk. Dia berjalan sambil menatap ke sekeliling kamar. Beberapa perabotan mewah terpajang indah di setiap sisi ruangan.

Rasa iri terlintas dalam benaknya.

Mengapa dunia ini terasa tidak adil untuknya?

Bisakah dia hidup mewah bak Raja dan Ratu?

Dia menatap wajah Rajanya takut sebelum memberi hormat. Bahkan dia tak ingat untuk melihat Ratunya.

"Siapa namamu?" tanya Raja datar.

"Na-nama saya Se-Selvia, Yang Mulia," jawabnya terbata-bata.

"Aku dengar kau adalah salah satu tabib terbaik yang dikatakan orang-orang," puji sang Raja.

Selvia langsung merasa tersanjung karena telah dipuji oleh Raja.

"Yang Mulia terlalu berlebih-lebihan," katanya sungkan.

"Kalau begitu, aku ingin kau memeriksa keadaan kandungan permaisuri ku,"

"Baik, Yang Mulia."

Tabib itupun duduk di tepi ranjang Ratu. Tubuhnya bisa merasakan kenyamanan di permukaan ranjang mewah dan empuk tersebut. Tidak terbayang olehnya jika dia bisa tidur di atas sana.

Dia menatap wajah cantik Ratunya. Untuk pertama kalinya dia bertemu Ratu secara dekat seperti ini.

Kulitnya putih mulus terbalut gaun. Ditambah bola mata biru dan rambut perak. Memang seorang wanita yang layak untuk dijadikan permaisuri Raja.

Dengan sangat hati-hati dia memeriksa denyut nadi di pergelangan Ratunya. Lalu beralih meraba perut buncit yang berisi kehidupan tersebut. Semua itu dilakukan dengan sangat lembut dan hati-hati.

Tiba-tiba paras wanita itu berubah.

"Ada apa?" tanya Raja ketika mendapati ada sesuatu yang tak beres dari wajah tabib tersebut.

Selvia menelan salivanya dan bertanya dengan sangat hati-hati,

"Ampun, Yang Mulia. Apakah hamba boleh bertanya sesuatu?"

"Silahkan!" Raja mengangguk.

B"Maafkan hamba bila lancang. Apakah Yang Mulia Raja dan Ratu pernah melanggar suatu hukum?" Tanya Selvia hati-hati

Deg!

Seketika wajah sang Raja berubah pucat pasi.

Kemudian dia menatap permaisurinya yang masih terbaring di atas ranjang. Ternyata ekspresi permaisurinya tak kalah terkejut dengan dirinya.

"Tidak, tentu saja tidak!" jawab Raja terburu-buru.

Tabib itu mengangguk pelan dan kembali memeriksa denyut nadi sang Ratu.

"Apa terjadi sesuatu?" Raja Halbert berusaha berekspresi setenang mungkin.

"Sebelumnya hamba mohon ampun pada Yang Mulia," ucap tabib tersebut dengan menundukkan kepala. Sebelum bicara dia menarik nafas dalam-dalam, seolah mencari keamanan di dalam sana.

"Bayi yang dikandung Yang Mulia Ratu terancam keguguran,"

Deg!

Kedua penguasa itu tercekat. Tubuh mereka membeku seketika saat mendengar pernyataan tersebut.

Ratu memejamkan matanya gelisah.

Dadanya terasa sesak, seakan-akan jantungnya telah berhenti memompa darah. Sebagai calon ibu, dia sudah berperasaan tidak enak dengan keadaan bayinya

Selvia memejamkan matanya sesaat. Dia tau, ini bukanlah waktu yang tepat untuk memberi tahukannya. Tapi dia harus melakukannya! Sebelum semuanya terlambat!

Tidak mungkin dirinya berbohong atas keadaan calon pewaris pemimpin kerajaan mereka.

Ini memang pahit.

Namun sebenarnya dia juga tak siap dengan resiko yang akan diterimanya.

Dan benar saja. Wajah sang Raja telah merah padam dengan rahang yang mengeras, seolah sedang menahan emosi yang membara.

"Cepat, cepat katakan! Bahwa yang kau katakan itu tidak benar!!" teriaknya dengan tangan yang terkepal erat.

...----------------...

Episodes
1 PROLOG
2 01. Buku Misterius
3 02.Keluarga Malang
4 03.Dunia Lain
5 04.Tersesat
6 05. Akademi Para Bangsawan
7 06. Kota
8 07.Pertarungan Dalam Kabut
9 08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10 09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11 10.Gadis Bangsawan
12 11. Sang Idola
13 12.Cayster Restaurant
14 13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15 14. Halaman Belakang
16 15. Berhentilah Menangis!
17 16. Relyn Quella Cousmont
18 17. Dasar Monster Es!
19 18. Harvinn Dolano Adriline
20 19. Raja Dan Ratu
21 20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22 21. Hanya Karena Uang
23 22. Ritual
24 23. Sang Pewaris
25 24. Masalah
26 25. Vinn
27 26. Bintang
28 27. Rumus Rumit
29 28. Segelap Malam
30 29. Pengorbanan
31 30. Permainan Api
32 31. Ini Bukan Rumahmu!
33 32.Terkunci Di Luar
34 33. Balas Budi
35 34. Sebuah Tamparan
36 35. Senyuman
37 36. Sebuah tuntutan
38 37. Pengawal Putra Mahkota
39 38. Calon Ratu
40 39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41 40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42 41. Kepala Keluarga Herold
43 42. Larangan Keluar Malam
44 43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45 44. Aksi Angelina
46 45. Semua Ada Balasannya
47 46. Runtuh
48 47. Pasangan Serasi
49 48. Salah Sangka
50 49. Jadilah Ran Mouri
51 50. Putra Menteri
52 51. Maaf!
53 52. Kelancangan Effy
54 53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55 54. Hadiah Berkilau
56 55. Hadiah berkilau 2
57 56. Rencana Dulark
58 57. Peti Hadiah
59 58. Hadiah untuk Angelina
60 59. Berhadapannya Kedua Pangeran
Episodes

Updated 60 Episodes

1
PROLOG
2
01. Buku Misterius
3
02.Keluarga Malang
4
03.Dunia Lain
5
04.Tersesat
6
05. Akademi Para Bangsawan
7
06. Kota
8
07.Pertarungan Dalam Kabut
9
08. Pertarungan Dalam Kabut 2
10
09.Pertarungan Dalam Kabut 3
11
10.Gadis Bangsawan
12
11. Sang Idola
13
12.Cayster Restaurant
14
13.Apakah Aku Sedang Bermimpi?
15
14. Halaman Belakang
16
15. Berhentilah Menangis!
17
16. Relyn Quella Cousmont
18
17. Dasar Monster Es!
19
18. Harvinn Dolano Adriline
20
19. Raja Dan Ratu
21
20. Sebuah Fakta Mengejutkan
22
21. Hanya Karena Uang
23
22. Ritual
24
23. Sang Pewaris
25
24. Masalah
26
25. Vinn
27
26. Bintang
28
27. Rumus Rumit
29
28. Segelap Malam
30
29. Pengorbanan
31
30. Permainan Api
32
31. Ini Bukan Rumahmu!
33
32.Terkunci Di Luar
34
33. Balas Budi
35
34. Sebuah Tamparan
36
35. Senyuman
37
36. Sebuah tuntutan
38
37. Pengawal Putra Mahkota
39
38. Calon Ratu
40
39. Perpustakaan Dan Restoran Yang Misterius
41
40. Ternyata Rumor Itu Benar!
42
41. Kepala Keluarga Herold
43
42. Larangan Keluar Malam
44
43. Berita Kepulangan Sepupu Putra Mahkota
45
44. Aksi Angelina
46
45. Semua Ada Balasannya
47
46. Runtuh
48
47. Pasangan Serasi
49
48. Salah Sangka
50
49. Jadilah Ran Mouri
51
50. Putra Menteri
52
51. Maaf!
53
52. Kelancangan Effy
54
53. Rumah Keluarga Utama Fandhez
55
54. Hadiah Berkilau
56
55. Hadiah berkilau 2
57
56. Rencana Dulark
58
57. Peti Hadiah
59
58. Hadiah untuk Angelina
60
59. Berhadapannya Kedua Pangeran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!