Anak Kembar Tuan Dingin
...🌸🌸🌸...
...Hai, selamat datang di karyaku yang baru. Semoga suka, jangan lupa tekan tombol favorite, like, kasi sesajen bunga ataupun vote, biar author semakin semangat. Kalau ada typo komentar saja ya...
...Selamat membaca 🌿...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Nona bersabarlah, kami akan mencari pelaku yang menembak orangtuamu," ucap seorang polisi bertubuh gempal kepada seorang wanita muda berumur 22 tahun yang tengah duduk di hadapannya.
Wanita itu hanya diam saja. Tak membalas dan menanggapi perkataan polisi. Tatapannya sangat kosong seakan tak bernyawa. Dia baru saja menjadi saksi atas pembunuhan orangtuanya yang dilakukan oleh sekelompok penjahat.
"Nona, kami sudah menghubungi keluarga anda tapi tidak di angkat sama sekali. Mari saya akan mengantar anda ke rumah."
Sang polisi menatap iba pada wanita muda itu. Beberapa jam yang lalu ia mendapat aduan dari warga yang melintas di tempat kejadian' melihat penembakan di jalan raya.
Tak ada jawaban lagi.
Polisi menarik napas panjang.
"Nona–"
"Pedro, ayo kita pergi ke jalan Dawson ada penembakan antar gangsta di situ. Cepatlah! Ini perintah, petugas yang lain tertembak juga!" Salah seorang polisi yang lain baru saja tiba. Mengajak rekan kerjanya itu untuk bertugas.
"Benarkah?"
"Iya, ayo cepat!"
"Oke, tunggu sebentar, kau ke mobil saja dulu, aku akan menyusul."
Polisi mengangguk cepat kemudian keluar dari ruangan.
"Nona Ashley, tunggulah di sini sebentar, aku harus pergi bertugas sekarang," ucapnya pada wanita muda itu.
Tak ada tanda-tanda bibir wanita itu akan bergerak. Karena tak mau mendapat amukan atasannya, polisi bertubuh gemuk itu memberi kode pada rekannya yang tengah bermain game untuk memperhatikan Ashley.
Setelah itu ia bergegas keluar dari ruangan. Meninggalkan Ashley terduduk melamun. Namun, entah mengapa tiba-tiba wanita itu bangkit berdiri dari tempat duduk lalu keluar dari ruang polisi. Tak ada yang melihat pergerakan Ashley barusan sebab polisi yang berada di ruangan tadi tengah sibuk bermain game.
"Mommy dan Daddy pasti ada di rumah sekarang. Iya benar, aku harus ke sana," gumamnya pelan sambil tersenyum getir.
Wanita itu melangkah pergi mendekati gerbang kantor polisi. Sesampainya di luar, dia menyusuri jalanan trotoar dengan menatap lurus ke depan.
"Mommy, Daddy..." lirihnya dengan menitihkan air mata seketika.
Cciit!!!
Bunyi decitan ban mobil menggema di telinga Ashley. Seseorang membekap mulutnya dari belakang tiba-tiba.
"Tolong...." Ashley menutup perlahan kedua matanya saat obat bius mulai berkerja di tubuhnya.
"Ayo cepat! Bawa dia ke mobil!" seru seorang pria dari dalam mobil.
Pria berpakaian serba hitam mengangguk cepat lalu membawa wanita itu ke dalam mobil.
*
*
*
Sementara itu di tempat lain.
"Nomor yang anda tuju sedang berselingkuh, mohon...."
Kendrick memutuskan sambungan telepon sebelum operator di ujung sana menyelesaikan ucapannya. Dengan nafas memburu, ia melempar botol champange yang bertengker di tangannya sedari tadi.
Prang!
Botol berwarna hijau gelap itu berserakan di atas lantai.
"Argh! Viola! Di mana kau?!"
Kendrick melonggarkan dasi seketika, mengingat nomor kekasihnya tak kunjung terhubung sejak satu bulan yang lalu. Kini wajah pria berparas tampan itu nampak tak terurus lagi. Jas dan kemejanya terlihat acak-acakan. Serta tumbuh bulu-bulu halus di sekitar rahangnya sekarang.
Sejak kepergian Viola, Kendrick seperti orang gila. Bagaimana tidak, mendapati cinta pertamanya kabur tepat di hari pernikahannya.
"Bedebah!" Pria beriris biru laut itu mengumpat kesal, menerawang kejadian sebulan yang lalu.
Kendrick Andersean adalah seorang CEO di salah perusahan terkenal di Los Angeles. Pria kaya raya yang memiliki wajah tampan dan berkepribadian dingin. Dia memang tidak terlalu suka memiliki hubungan bersama para wanita, karena selama bernapas ia selalu mendedikasikan diri pada perkerjaannya. Sampai-sampai lupa diri jikalau ia sudah lumayan tuir alias tua bangka.
Beberapa pertanyaan horor selalu dilontarkan oleh orangtua dan sanak saudaranya.
KAU SUDAH TUA. JADI KAPAN NIKAH?
KAPAN NIKAH?
KAPAN NIKAH?!
Telinga Kendrick sampai sakit mendengarnya. Maklum umur Kendrick kan sudah tua katanya, yah sekitar 32 tahunlah.
Hingga kala itu, saat pulang rapat di salah satu klub malam di kota Los Angeles. Kendrick bertemu Viola dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Lalu bersumpah akan menjadikan Viola, istrinya.
Tanpa menunda-nunda, sebulan berpacaran, Kendrick langsung melamar Viola. Namun, sebelum H-1 minggu pernikahan, Viola secara terang-terangan berkhianat di depan matanya. Tapi Kendrick tetap kekeh melanjutkan pernikahan.
Ya, begitulah cinta, seperti peribahasa lama tai kambing rasanya coklat, itulah yang dirasakan Kendrick' dengan mudah memaafkan kesalahan Viola. Namun, apa yang diharapkan Kendrick ternyata tak menjadi kenyataan, Viola menghilang tiba-tiba di telan bumi.
"Viola!" teriak Kendrick sambil melempar cincin pertunangan ke segala arah.
"Aku mencintaimu! Mengapa kau pergi meninggalkanku?!"
Seringai licik terukir di wajah Kendrick seketika. Kedua matanya menatap lurus ke depan, melayangkan tatapan dingin. Bahkan mengalahkan dinginnya bongkahan es di kutub Utara.
Kendrick melangkah cepat, mendekati meja, mengambil botol champagne untuk ketiga kalinya. Kemudian meneguk minuman haram itu hingga tandas.
Prang!!!
Kendrick melempar lagi botol yang tidak bersalah itu ke atas lantai.
"Maximus!" panggil Kendrick tiba-tiba sambil menoleh ke ambang pintu, melihat tangan kanannya berdiri mematung, tengah memperhatikan ia sedari tadi.
Maximus sudah lama berkerja bersama Kendrick yang merupakan salah satu anak dari mantan majikannya dulu.
"Ada apa, Mr?"
Kendrick mendengus. "Apa kau lupa? Di mana pesananku?!!!" teriaknya menggelegar. Teringat setengah jam yang lalu meminta Maximus mencarikannya wanita malam.
Maximus menggorek-orek kuping sejenak, sebab hampir saja budek oleh teriakan Kendrick barusan. Pria yang lebih tua dari Kendrick itu terlihat bimbang, padahal tadi hanya berceletuk kecil tentang melampiaskan kemarahan dengan cara bermain kuda lumping bersama seorang wanita. Ternyata, bisikan setan dari dirinya sendiri, lantas ditanggapi Kendrick.
"Sebentar lagi datang Tuan, aku periksa dulu," jawab Maximus lalu memutar gagang pintu.
"Hah...."
Kendrick menyugar rambut ke atas lalu menjatuhkan diri di atas kasur. Memandangi langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Menerka-nerka mengapa Viola hilang begitu saja, padahal ia sudah memaafkan kesalahan calon istrinya. Pikirannya buyar tatkala mendengar suara teriakan seorang wanita dari luar, membuat Kendrick terpaksa merubah posisinya badan, kemudian menatap datar ke arah daun pintu.
"Lepaskan aku! Aku bilang lepaskan aku! Si@lan! Jangan mendekat! Argh!"
"Tuan, ini pesanannya mulus sesuai permintaanmu, namanya Ashley," ucap Maximus sambil membawa masuk seorang wanita yang di tutup mata dan tangan di ikat kuat ke belakang.
"Terserah! Tinggalkan kami sekarang!" seru Kendrick kemudian beranjak dari tempat tidur.
Maximus langsung keluar lalu mengunci pintu dari luar kamar.
Selepas kepergian Maximus, Ashley menggerakkan kepala ke segala arah. Wanita setinggi 165 cm itu terlihat kebingungan. Dia mengendus-endus aroma alkohol sangat menyengat di sekitar.
"Aku mohon, siapapun itu! Tolong aku!" seru Ashley ketika mendengar bunyi langkah kaki mendekatinya.
Kendrick menyeringai tipis lalu menyentak kasar tubuh Ashley hingga ia tersungkur ke atas lantai.
"Argh! Siapa itu!? Aku mohon, lepaskan aku! Aku mohon!" Ashley terisak pelan sambil berusaha melepaskan ikatan di belakang.
Kendrick mencengkram kuat rambutnya lalu menyeret paksa wanita bertubuh kurus itu menuju tempat tidur.
"Lepaskan aku! Siapa itu!?" teriak Ashley.
"Puaskan aku malam ini j@lang!"
"Tidak! Jangan! Ampuni aku, Tuan! Aku bukan wanita j@lang? Aku mohon lepaskan aku!" Ashley menjerit histeris, menahan sakit saat Kendrick melemparnya ke atas kasur.
"Tuan! Aku mohon!"
Kendrick tak peduli. Melihat wanita bayarannya meronta-ronta meminta dilepaskan. Dalam hitungan detik, ia mengukung Ashley di bawah tubuhnya.
"Tuan, kau mau apa? Lepaskan aku. Aku mohon..." Pinta Ashley memelas.
"Melepaskanmu? Kau gila atau apa ha?! Dasar wanita j@lang! Aku sudah membelimu barusan jadi puaskan aku malam ini!" Kendrick mulai mendengus aroma bunga dari tubuh Ashley.
"Tapi, Tuan aku bukan j@lang, kau salah orang! Lep–hmf!"
Ashley terkejut ketika pria yang tidak dapat ia lihat wajahnya, mencium bibirnya dengan sangat kasar.
Ikatan matanya berwarna hitam itu sudah terlihat basah akibat genangan air matanya. Ashley sudah pasrah, memberontak pun percuma, sebab tenaga pria yang sekarang mencumbunya sangatlah kuat.
"Hah, ha..."
Hembusan nafas Ashley yang tersengal-sengal membuat Kedrick menjauhkan wajahnya seketika.
"Tuan.... Aku mohon, kau salah orang..."
Ashley terisak pelan, berharap sang pria dapat melepaskannya. Tapi Kendrick hanya diam saja, menatap datar Ashley yang tengah menangis pilu saat ini.
"Argh! Jangan!" pekik Ashley lagi sambil menahan perih saat Kendrick mengigit bibirnya barusan.
Kendrick merobek paksa semua pakaian Ashley. Detik berikutnya, ruangan hotel bintang lima itu, dipenuhi suara rintihan kesakitan Ashley.
Kendrick sedikit kewalahan karena untuk pertama kalinya bersetubuh dengan lawan jenis. Dia sedikit heran saat rudalnya kesusahan untuk masuk. Dengan sekuat tenaga Kendrick mendorong tubuhnya.
Jleb!
"Ahk! Mommy, Daddy tolong..." lirih Ashley ketika benda tumpul di bawah sana melesak masuk ke dalam inti tubuhnya.
Kendrick sedikit terkejut mendapati wanita malam yang ia pesan ternyata masih bersegel, tapi tidak bersegel lagi karena sudah di buka bungkus olehnya barusan.
Kendrick tersenyum sinis."Cih! Kau tetaplah wanita malam!" Lalu ia mulai memaju mundurkan tubuhnya dengan sangat cepat, tanpa mempedulikan si wanita meraung-raung histeris saat ini.
Tepat pukul satu dini hari, Kendrick terpaksa menyudahi semuanya ketika melihat wanita malam pingsan di tempat. Dan tanpa sadar ia menyemburkan benih-benih kecebongnya ke dalam rahim si wanita.
*
*
Keesokan paginya. Langit Kota Los Angeles terang benderang. Di sebuah kamar hotel berlantai enam puluh, seorang pria melenguh tatkala sinar mentari menerpa wajahnya. Kendrick memijit kening sejenak, saat rasa pusing akibat mabuk semalam masih terasa.
"Shfft, d@mn!"
Kendrick menyipitkan mata, melihat seorang wanita yang tak di kenal tidur di sampingnya dalam keadaan tubuh polos.
"Cih!"
Kendrick berdecih teringat kejadian semalam. Dia pun bergegas ke kamar mandi ingin membersihkan diri.
Selang beberapa menit, Ashley terbangun juga. Mendengar sejenak suara gemercik air dari kamar mandi. Dengan keadaan mata sembab ia duduk di atas kasur sambil memeluk kakinya sendiri. Mengingat rentetan kejadian tadi malam saat seseorang menculik dan membawanya ke hotel.
"Mommy, Daddy, aku merindukan kalian..." lirihnya dengan kedua mata sudah menganak sungai.
Ashley begitu nelangsa. Teringat kemarin adalah hari di mana ia kehilangan orangtua dan mahkotanya sekaligus. Semakin luruhlah tangisnya saat ini. Masih teringat dengan jelas bayangan Daddy dan Mommynya di tembak mati tepat di depan matanya.
Cukup lama Ashley terisak hingga memutuskan untuk pergi dari sini sebelum pria asing itu menyakitinya lagi.
"Aku membencimu!"
Ashley menoleh ke arah pintu kamar mandi sembari mengusap air matanya. Dengan langkah sempoyongan ia beranjak kemudian mengenakan pakaiannya yang tampak robek dan melangkah cepat keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Serena Oficall
aya aya wae
2024-05-22
0
Yuli Yanti
sesuai jnji qu,aq mamfir lgi thor
2024-05-15
0
Marlyn L
sedih kali ceritanya😭✌️
2023-09-06
0