Wajah Yang Sama

Kenny menatap tajam Reza.

Reza bergedik ngeri, melihat sorot mata Kenny menghunus ke dalam bola matanya.

OMG! Miaw miaw, kenapa anak ini mirip sekali tatapan matanya seperti Kendrick, apa jangan-jangan...

Klakson mobil di belakang kendaraan milik Reza, membuyarkan lamunannya seketika.

"Hei, kalian, ayo masuk dulu ke mobil akika, kita pergi ke rumah sakit, ntar akika obatin ya!"

Tanpa menunggu jawaban Kenny dan Kevin, Reza mengambil tangan mereka dan menuntun keduanya masuk ke dalam mobil.

Belum juga sampai semenit, Kenny meminta Reza untuk berhenti di tengah jalan.

"Berhenti di sini!"

Reza mengerutkan dahi. "No, kalian harus ke rumah sakit!"

"Untuk apa? Pasti kau seorang penculik kan?"

Di kursi belakang, Kenny menatap tajam Reza melalui kaca spion di bagian tengah mobil.

"What? Tampang keren gini, di bilang penculik, hello akika itu dokter ya! Sembarangan aja!" ucap Reza sambil mengangkat name tag ke udara, memperlihatkan foto dan profesinya.

Reza mendengus sangat tak terima dengan tuduhan yang dilayangkan Kenny barusan.

"Lihat ini baju akika putih, putih!"

Pria berkebangsaan warga Indonesia itu mendelikkan mata ke atas, masih kesal dengan sikap Kenny.

Kenny tak menyahut, malah mengalihkan pandangan pada Kevin sedang menahan sakit.

"Bertahanlah, Kevin, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit."

Kenny mengelus kepala sang adik kala melihat Kevin masih terisak pelan.

Kevin mengangguk.

Di depan kemudi, Reza memperhatikan tingkah laku keduanya. Pikiran Reza berkecamuk, ada banyak pertanyaan yang bersarang dibenaknya sekarang.

"Nama kalian siapa?" tanya Reza seketika.

Kevin menoleh. "Namaku Kevin dan ini kakakku Kenny."

Kenny, Kevin, kenapa namanya mereka juga sama ya. Aneh sekali, setahuku Kendrick belum menikah. Hmm mencurigakan sekali...

Apa mungkin mereka hasil percocokan tanam secara ilegal?

Batin Reza sambil melihat wajah si kembar secara bergantian di kaca mobil.

"Di mana orangtua kalian? Kenapa kalian berjalan sendirian di jalan raya? Apa kalian kabur? Dan di mana rumah kalian?"

Reza melontarkan pertanyaan beruntun sembari mengemudikan mobil dengan hati-hati.

"Iya, kami kabur karena kami mau mencari Daddy! Kami berdua dari Mississipi," sahut Kevin cepat tanpa mempedulikan tatapan tajam dari Kenny.

Lagi dan lagi Kevin yang menjawab. Pasalnya Kenny memang tak pandai bersosialisasi bersama orang yang baru di kenal. Sedangkan Kevin mudah akrab dan murah senyum.

Reza terperangah. Kini pikirannya sudah melanglang buana entah kemana.

"Siapa nama Daddy kalian?"

"Mr.K!" jawab Kevin dengan enteng.

"Kevin! Sudah, jangan terlalu terbuka pada orang yang baru kau kenal!" seru Kenny.

Kevin mengerucutkan bibir seketika. "Tapi kak, siapa tahu saja dia bisa membantu kita mencari Daddy!" protesnya.

Kenny malas berdebat, malah memalingkan muka ke jendela mobil.

Sementara itu, Reza menebak jikalau keduanya adalah anak Kendrick Andersean.

Hm, ada yang tidak beres di sini, kasihan sekali mereka, Mississipi itu kan sangatlah jauh, mengapa mereka bisa sampai ke sini ya?

*

*

Sesampainya, di rumah sakit, Reza bergegas membawa si kembar ke ruang IGD. Dan langsung mengobati luka di kaki Kevin.

"Nah, sudah selesai, sekarang kalian ikut akika ya, akika tahu di mana Daddy kalian."

Reza menaruh peralatan medis ke atas troli besi kemudian menatap sendu Kenny dan Kevin.

Kenny dan Kevin tercengang. Saling melemparkan satu sama lain sejenak.

"Benarkah?" tanya Kevin seakan tak percaya.

Reza tersenyum tipis kemudian mengangguk pelan.

"Tunggu sebentar, akika mau mencuci tangan dulu." Memutar badan ke belakang, lalu melangkahkan kaki ke sudut ruangan sambil menyapa teman sejawatnya.

Kevin tersenyum sumringah. Akhirnya setelah berkelana dari kota ke kota dapat bertemu seseorang yang amat sangat ia rindukan selama ini.

"Kak, sebentar lagi kita akan bertemu Daddy!"

Satu alis Kenny terangkat sedikit. "Kau yakin pria itu kenal Daddy? Bagaimana kalau dia itu orang jahat!"

Kevin mengerutkan dahi. "Aku sangat yakin kak, hush dia tidak mungkin jahat!"

"Kevin, kau lihat saja gayanya seperti itu, jangan-jangan dia dokter berkedok psikopat! Apa kau lupa kita tidak bisa menilai orang dari penampilan, lagipula dia bisa saja mengelabui kita, ayo sekarang kita kabur!"

Tanpa mendengar jawaban sang adik. Kenny langsung mengambil tangan Kevin kemudian berlarian menuju pintu utama IGD.

Meninggalkan Reza yang memanggil nama mereka seketika. "Kenny! Kevin! Tunggu!"

Secepat kilat Reza menyambar kunci mobil dan berlarian mengejar si kembar.

"Ayo cepat! Kevin!"

Kenny melihat Reza ada di belakang mereka sekarang.

"Kak, kakiku sakit!" seru Kevin sambil menitihkan air mata.

Melihat adiknya menangis, Kenny menghentikan langkah kakinya lalu berjongkok dan meniup perban luka adiknya seketika.

"Aduh! Kalian kenapa sih lari-lari?! Ini bukan lari lomba balap karung tahu!" cetus Reza dengan mengatur nafasnya yang terengah-engah.

Kenny mendengus lalu kembali mengalihkan pandangan ke arah Kevin tengah mengusap air matanya.

"Kata kak Ken, Uncle orang jahat makanya kami berlari!" celetuk Kevin.

Reza melonggo. "What? Hello, akika itu orang baik, apa kalian pikir akika bohong tentang Daddy kalian?"

Kenny dan Kevin mengangguk cepat.

Reza menepuk dahi tiba-tiba. "Ish, ngapain akika bohong, kurang kerjaan aja, asal you tahu ya, demi kalian akika izin sebentar untuk membantu kalian menemui Daddy kalian tuh! Udah sekarang ikut akika! Awas saja kabur lagi!" Kesalnya sambil memutar mata malas.

"Kak, sepertinya dia orang baik kak, ayolah kak, kita ikuti saja dia, kalaupun dia mau melakukan sesuatu pada kita. Kita suntik dia, hehe tadi aku mengambil jarum suntik di troli kak." Kevin berbisik di telinga Kenny.

Kenny melebarkan mata sedikit, mendengar perkataan Kevin. Lalu mengiyakan ajakan Kevin.

*

*

*

Menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit. Reza dan si kembar telah tiba di perusahaan megah bernama Lean.Corp.

Kedua mata Kevin berbinar-binar, melihat gedung pencakar langit menjulang tinggi dihadapannya. Dia terkesima sesaat dengan ukiran ornamen di pintu masuk perusahan.

Berbeda dengan Kenny. Bocah itu memasang sikap siaga jika sewaktu-waktu Reza melakukan sesuatu yang dapat mencelakakan mereka kedua. Walaupun tadi Reza sudah mengatakan bahwa ayahnya adalah orang terkaya di LA tapi dia tak serta-merta langsung percaya.

"Ayo, sekarang kita ke atas."

Reza mengajak keduanya berjalan masuk. Kenny dan Kevin pun mengikuti langkah kakinya.

Di sepanjang jalan, Kenny dan Kevin mengedarkan pandangan di sekitar, melihat para karyawan tampak sibuk dengan perkerjaannya masing-masing. Ada yang menjawab panggilan telepon, ada yang berlarian membawa tumpukan berkas, dan ada pula yang berjalan cepat sambil minum kopi.

Lima menit kemudian. Ketiganya tiba di lantai dua puluh. Kenny dan Kevin mengerutkan dahi, melihat wanita berpakaian sangat terbuka di bagian dada, berbicara pada Reza.

"Sepertinya itu sekretaris Daddy, Kak." Kevin mendekatkan bibir di telinga Kenny.

"Hm," Kenny membalas dengan berdeham.

"Hei, ayo kita masuk, Daddy kalian masih di luar, di dalam ada Grandma kalian, ayo!" sahut Reza sambil menarik tangan Kevin.

Meninggalkan Kenny yang tengah menatap dingin karena Reza memegang tangan adiknya tanpa meminta izin padanya.

Tak mau membuang banyak waktu, Kenny pun mengekori Reza dan Kevin sambil menatap dingin sekretaris yang memperhatikannya sedari tadi.

"Yuhu, Aunty, long time no see!"

Reza melepas tangan Kevin, kemudian menghampiri wanita paruh baya yang tengah berteleponan dengan seseorang di meja kerja.

Lily menaruh gagang telepon kemudian menebarkan senyuman pada Reza.

"Astaga, Reza, kau sudah kurus sekarang, sudah lama kita tidak berjumpa," ucapnya sambil memeluk Reza. "Tumben kau ke sini, ada apakah gerangan?" kelakarnya lalu melepas rengkuhan.

"Hehe, maaf kalau menganggu Aunty, sebenarnya ada yang mau bertemu Mr.K."

Perkataan Reza membuat dahi Lily berkerut samar. Ia belum menyadari keberadaan si kembar yang saat ini terhalang oleh tubuh Reza.

"Oh ya? Siapa? Kendrick masih rapat."

Reza menggeser sedikit tubuhnya. "Dua bocah nakal ini, Aunty."

Kedua mata Lily terbelalak ketika melihat dua orang bocah laki-laki yang sangat mirip dengan wajah Kendrick sewaktu kecil dulu.

Sementara Kenny dan Kevin kebingungan mengapa wanita yang memiliki warna mata sama seperti mereka, memandangi mereka tanpa mengedipkan mata sama sekali.

Detik kemudian, Lily menyambar telepon dan menghubungi seseorang.

"Maximus! Ke ruanganku sekarang! Cepat!" titah Lily seketika.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒏𝒂𝒔𝒊𝒃 𝑨𝒔𝒉𝒍𝒆𝒚 𝒚𝒂 𝒌𝒍 𝒔𝒊 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔 𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒅𝒂𝒅𝒅𝒚 𝒏𝒚𝒂

2024-04-12

0

ahmad tolhah

ahmad tolhah

lanjut

2023-02-17

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!