Dunia Serasa Milik Berdua

Lima belas menit yang lalu.

Ruang Rapat

Semua staff semua divisi sudah berkumpul di ruangan. Di meja bulat dan panjang ini mereka akan berurusan dengan Kendrick, pria dingin dan perfeksionis dalam hal pekerjaan.

Ashley yang menjadi karyawan baru, nampak menebarkan senyuman pada para divisi lainnya. Dia di utus dari divisi keuangan. Sembari menunggu kedatangan Kendrick, tak lupa Ashley memeriksa lagi laporan keuangan agar tak terjadi kesalahan, sebab temannya memperingati jika atasannya itu adalah pria yang harus sempurna dalam memaparkan hasil laporan.

"Mr. K akan tiba satu menit lagi! Persiapkan diri kalian, jangan sampai melakukan kesalahan nanti!" seru Maximus dari ambang pintu, sambil melirik Ashley sekilas yang nampak gelagapan.

"Baik, Pak!" sahut para karyawan serempak.

Ashley menarik nafas lega. Melihat Maximus melenggang pergi keluar lagi.

Sepeninggalan tangan kanan Kendrick. Ketegangan amat terasa di ruangan. Semua karyawan memasang mimik muka serius. Tak ada senyuman terlukis di wajah mereka. Seakan ingin berperang, melawan hidup dan mati.

"Kenapa hawanya jadi menegangkan begini ya..." Ashley membuka lembaran dokumen satu-persatu, untuk mengatasi rasa gugupnya. Karena ialah yang mengerjakan laporan bersama kawan-kawannya tadi.

"Stand up!" Maximus mengedarkan pandangan pada para karyawan.

Kendrick melangkah ke dalam memasuki ruangan. Sang Sekretaris pun mengikutinya dari belakang.

Semua karyawan berdiri serempak dengan wajah kaku dan tegang.

Suasana yang tercipta di sekitar, membuat detak jantung Ashley semakin berdetak kencang.

Oh my God! Kenapa suasananya seperti ini sih? Seperti ingin menghadap malaikat pencabut nyawa aja.

Kendrick menjatuhkan diri di kursi sambil memberi kode karyawannya untuk duduk juga.

Karyawan pun duduk di kursi lalu mulai sibuk mengambil laptop dan dokumen.

"Untuk rapat kali ini, akan di buka oleh Nona Rosa," ucap Maximus tiba-tiba sambil melirik muka Sekretaris yang tampak terdiam, berdiri terdiam membisu di samping Kendrick.

Lantas semua karyawan beralih menatap Rosa.

"Nona Rosa!" Maximus melangkah cepat mendekati Rosa lalu menepuk pundaknya.

Gelagapan, Rosa berkata,"Eh, iya,i-ya, saya yang akan membuka rapat hari ini, maafkan saya."

"Oke, kalau begitu aku keluar dulu, ada yang harus aku urus." Maximus meminta izin pada Kendrick melalui lirikan mata.

Maximus melenggang keluar, kemudian menutup pintu berganda itu.

Kendrick mengerti lalu menyuruh Rosa berbicara di depan layar monitor besar. Rosa segera mulai melakukan tugasnya. Di sela-sela Rosa bersuara di depan para karyawan.

Pandangan Kendrick tiba-tiba mengarah pada Ashley. Keduanya saling menatap satu sama lain untuk sejenak. Entah apa yang pria itu pikiran namun tatapannya membuat Ashley keheranan.

"Mr. K melihat ke arah siapa sih?"

"Mungkin ke arahku?"

"Eh diamlah, nanti kita kena tegur, yang pasti bukan kalian berdua?"

Ketiga karyawan bergumam-gumam pelan. Sambil curi-curi pandang ke depan, melihat Kendrick masih menatap datar ke arah mereka, tanpa mengedipkan mata sedikitpun. Mereka mesem-mesem sendiri jadinya. Kebetulan duduk mereka di samping Ashley.

Sedangkan yang diperhatikan sebenarnya malah menundukkan wajah. Takut jika sewaktu-waktu di suruh untuk memaparkan hasil laporan dari divisinya. Apalagi Ashley teringat cerita dari teman kantornya tadi jika Kendrick selalu menunjuk karyawannya sesuka hati kalau ketahuan tidak mendengarkan dengan serius hasil presentasi.

Saat ini Rosa masih berbicara di depan sambil sesekali curi-curi pandang pada Kendrick.

"Baiklah, untuk divisi pertama yang akan..."

Rosa menghentikan ucapan, saat perutnya tiba-tiba bergejolak tak karuan. Wanita itu nampak menahan sesuatu.

"Hei, Rosa kau kenapa?"

"Rosa, kenapa berhenti."

Para karyawan ketar-ketir, melihat Kendrick memasang tampang dingin.

Rosa menghembuskan napas pelan. Lalu berkata,"Eh, maaf, baiklah yang akan presentasi pertama dari divisi keuangan."

Para karyawan menarik nafas lega, untung saja Kendrick tak merespon sama sekali. Pasalnya sedari tadi ia memperhatikan Ashley tengah membaca dokumen di atas meja.

"Ayo, majulah perwakilan divisi keuangan!" Rosa mempersilahkan karyawan dari divisi keuangan untuk ke depan.

Belum juga perwakilan divisi bangkit berdiri.

Kendrick bersuara. "Ashley!"

Heran sekaligus was-was, semua para karyawan melempar pandangan satu sama lain.

"Aku mau yang memaparkan hasil ke depan anak baru itu!" Kendrick menunjuk Ashley. Para karyawan meneguk ludah berulang kali. Berharap Ashley tak melakukan kesalahan sama sekali.

Ashley terpaku di tempat. Tak mengira Kendrick akan sejahat itu, menyuruhnya untuk presentasi di depan semua karyawan.

Dengan terpaksa Ashley bangkit berdiri sambil bergumam lirih. "Si@lan, aku sumpah..."

"Silahkan maju ke depan Nona Ashley." Rosa menebarkan senyuman paksa sambil memegang perutnya yang semakin sakit.

Dari tempatnya, Ashley mengangguk lalu berjalan ke depan. Kemudian ia memaparkan semua hasil laporan minggu lalu dari divisi keuangan Sementara itu, Kendrick menatap Ashely dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

Semua karyawan mendengarkan dengan seksama, terkecuali Rosa. Tampak peluh keringat membanjiri keningnya. Dia mulai grasak-grusuk di depan.

"Aduh, ada apa dengan perutku? Bagaimana ini? Tahanlah, tunggu sampai selesai. Aku mohon..." gumamnya.

"Si@l!"

Para karyawan terkejut saat Rosa tanpa sadar mengumpat di dekat Kendrick. Semua mata langsung tertuju padanya, tanpa terkecuali. Ashley yang sedang asik berbicara, menghentikan ucapannya.

"Kalau kau tak mau ikut rapat! Lebih baik keluar!" Kendrick bangkit berdiri lalu menatap tajam Rosa. Sorot matanya menyiratkan kemarahan.

Suasana di ruangan yang semula menegangkan, semakin mencekam.

Rosa ketakutan. "Tidak, Mr. K, saya minta maaf, tadi saya mau–"

"Diam! Keluar kau sekarang!" bentak Kendrick.

Rosa menggeleng cepat. "Tidak mau!" Kedua matanya mulai berkaca-kaca, takut jika ia akan di pecat setelah keluar dari ruangan.

"Aku bilang–"

Put!

Rosa mematung di tempat saat gas yang ditahan sedari tadi keluar juga. Pipinya sekarang bersemu merah. Menahan malu karena kentut di depan umum, terlebih lagi di depan pria yang ia sukai.

Kendrick langsung menutup hidungnya kala aroma tak sedap amat menusuk. Semua karyawan lainnya pun serempak mengapit hidung masing-masing.

Put!

Put!!

Suara kentur terdengar kembali di ruangan.

Rosa mulai menitihkan air mata saat angin itu keluar lagi tanpa permisi.

"Bau apa ini?"

"Uwek!!"

"Uwek!!"

Masih di tempat duduk, beberapa karyawan memuntahkan makanan tadi siang seketika.

"Keluar kau!!!"

Kendrick tak mampu lagi, mencium aroma yang tak bisa dijelaskan bagaimana baunya. Sedangkan Ashley hanya bisa menatap iba pada Rosa.

"Tidak aku tidak mau keluar!!" Rosa menangis kuat saat Kendrick malah membentaknya.

Nafas Kendrick mulai tercekat. Karena menutup hidung dengan sangat kuat saat ini.

Put!

Put!

Ppuuttt!!!

Sekarang di dalam ruangan dipenuhi gas kentut. Semua karyawan mual-mual dan muntah di tempat duduknya. Mereka mulai lemas dan tak berdaya, aroma yang disemburkan oleh Rosa amat beracun dan mematikan. Tampak bekas muntah berserakan di mana-mana. Sebagian sudah ada yang ambruk.

"Rosa! Pergi kau!" Kendrick hendak mendorong pundak Rosa namun Ashley menghadangnya.

"Jangan Mr. K, kasihan dia." Ashley meminta dengan mata memelas.

Kendrick reflek mengibaskan tangan Ashley namun entah mengapa tarikan kuat tangan Ashley. Membuat badannnya tak seimbang sehingga ia menimpa tubuh Ashley.

Ashley tersentak saat Kendrick berada di atas tubuhnya. Matanya langsung bertubrukan langsung dengan mata Kendrick.

"Kendrick, bangun! Kau sangat berat!" serunya sambil mendorong dada Kendrick. Akan tetapi Kendrick malah asik memandangi bibir munggil Ashley.

Puuuuuuttttttttttttt!!!!

Puuuuuuttttttttttttt!!!!!

Di tengah-tengah suara kentut berkumandang. Kendrick dan Ashley masih bergeming di lantai.

Rosa meraung-raung histeris dengan air mata yang mengalir deras.

"Uwek! Rosa, wanita gila, keluar kau, uwekkkk!!

"Uwek!"

"Uwek!"

"Uwek!"

"Hiks, hikss, hikss! Tidak mau!!!" Rosa semakin terisak kuat.

Bruk!

"Pak Bruno!" seru salah seorang karyawan melihat kepala divisinya pingsan.

"Oh my God!" Dengan sekuat salah seorang karyawan yang sudah lemas di lantai, berusaha mengapai pintu aula. Dia merangkak perlahan di atas lantai.

Puuuuuuuuuttttttttttttt!

Puuuuuuuuuuuutttttttttttttt!!!

Akan tetapi, kentut susulan kembali dikeluarkan. Ruangan benar-benar pengap sekarang.

"Tolong!!! Uwek!" Karyawan yang merangkak itu muntah lagi.

Puuuuuuuuuuuutttttttttttttt!

Pruttt!!

Pruttt!!!

Crittt!

Crittt!!

Rosa menangis kejer karena sepertinya kotorannya keluar sedikit di roknya. Mengedarkan pandangan sejenak, melihat para karyawan sudah menggelepar di lantai. Lalu menunduk seketika dengan mukanya yang merah padam. Dia tak mampu lagi berkata-kata.

"Oh my God! Ough, ough, ough!" Ashley terbatuk-batuk, masih berusaha melepaskan diri dari Kendrick yang bergeming dari posisi semula.

"Ken, bangunlah, aku tak mampu Ken..." Ashley menatap sendu Kendrick.

Sementara Kendrick tak mengalihkan pandangan mata dari benda munggil nan sensual itu di hadapannya.

"Ken! Bangun!" Ashley memanyunkan bibir, menahan geram sebab Kendrick mengindahkan perkatannya.

Cup!

Ashley melebarkan mata ketika Kendrick mencium bibirnya tiba-tiba.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒈𝒂𝒓𝒂" 𝒋𝒆𝒏𝒈𝒌𝒐𝒍 𝒏𝒊𝒉 😅😅😅

2024-04-12

0

meisan

meisan

🤣🤣🤣🤣gara² jengkol

2023-10-14

0

Dewi Nurlela

Dewi Nurlela

hahaha sakit perutku ketawa 🤣🤣😂

2023-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!