Datang Di Waktu Yang Tidak Tepat

Ashley menerobos kerumunan orang-orang di trotoar, tengah memperhatikannya sedari tadi. Ia tak peduli dengan tatapan aneh yang dilayangkan mereka padanya. Ashley berlari sekuat tenaga, berharap tangan kanan pria asing tadi malam tak mendapatinya saat ini.

"Hah! Si@l! Jangan sampai mereka menangkapku!"

Tanpa banyak kata Ashley bersembunyi di dalam tempat sampah lalu mengintip di sela-sela penutup. Melihat Maximus dan tiga orang pria berstelan jas hitam tengah berdecak kesal.

"Kemana wanita itu ha?! Kalian tidak becus menjaganya!" bentak Maximus, sambil memukul kepala dua pria yang lebih muda darinya.

"Maafkan kami, Tuan." Dengan serempak mereka menundukkan kepala dihadapan Maximus.

"Sudahlah, ayo kita pergi! Buatlah alibi agar Mr. K tidak marah dengan kalian." Sebelum melangkah pergi Maximus memberi peringatan pada bawahannya.

Dari dalam tempat sampah, Ashley mendengar semua perbincangan ketiganya barusan.

"Jadi namanya Mr. K," gumam Ashley, teringat kembali mengingat kejadian semalam kala pria yang memperkosanya, tidak ia lihat rupanya.

Selepas kepergian Maximus dan anak buahnya. Ashley keluar dari tempat sampah perlahan-lahan.

"Aku harus ke rumah!"

Ashley memutuskan pergi ke kediaman mendiang kedua orangtuanya. Sekarang ia penasaran siapa orang yang tega menjualnya ke situs online. Ashley bersumpah akan menghabisi orang yang telah berani menjualnya.

Sesampainya di rumah minimalis bergaya Eropa. Ashley mengerutkan dahi, melihat paman dan bibinya menaruh beberapa furniture milik mereka ke dalam rumah orangtuanya.

"Uncle! Apa-apaan ini! Mengapa kalian memindahkan meja Daddyku?!" murka Ashley, menatap lekat saudara kandung Daddynya itu.

Pria bertubuh gempal melipat tangan di dada. "Kenapa?! Ini rumahku sekarang! Suka-suka aku mau memindahkan barang milik Daddymu yang sudah mati itu!"

Ashley melebarkan mata, mengapa sikap Unclenya berubah drastis sekarang, tak seperti sebelum-belumnya. Di tambah lagi Uncle Martin mengatakan rumah kedua orangtuanya sudah berpindah tangan.

"Apa maksud Uncle? Jangan sembarangan! Ini rumah kedua orangtuaku!" Ashley mengedarkan pandangan melihat keadaan rumahnya sudah tampak berbeda, tak seperti kemarin. Bagaimana mungkin dalam waktu semalam, rumah yang lumayan besar itu di rombak cepat.

Kemarin Ashley dan kedua orangtuanya memang berada di luar kota. Sebelum sampai di rumah, mobil yang mereka tumpangi, di cegat oleh seseorang. Dan terjadilah aksi penembakan di jalan raya. Mengakibatkan Ashley menjadi saksi atas pembunuhan yang dilakukan oleh sekelompok penjahat, namun ketika ia hendak kembali ke rumah, di perjalanan ia di culik oleh seseorang.

"Rumah ini bukan lagi milik orangtuamu, Ashley! Sekarang kau pergi dari sini!" sentak Uncle Martin sambil mendorong pundak Ashley dengan kuat. Menjadikan Ashley terhuyung ke belakang sesaat.

"Tidak! Aku tidak akan pergi, ini rumah kedua orangtuaku! Kau tidak memiliki hak atas rumah ini!" Ashley hendak mendekati Uncle Martin tapi dari belakang seseorang memukul tengkuknya hingga ia pingsan di tempat.

"Hei, kau, bawa wanita ini keluar dari rumahku dan kirim dia ke kota Meksiko! Jangan sampai dia datang kemari lagi!" titah Uncle Martin pada anak buahnya yang sedang mengangkat meja miliknya ke dalam rumah.

"Baik, Tuan." Pria berkepala plontos itu langsung memapah Ashley keluar.

*

*

Ashley meringis pelan saat merasakan kepalanya sangat sakit. Kedua mata berwarna abu-abu itu terbuka lebar, lalu menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Di mana aku?" Dengan tertatih-tatih Ashley beranjak, melihat ke depan, ada sebuah dermaga besar yang sangat kumuh dan kotor.

"Hei kau, awas!"

Suara seseorang dari depan, membuat Ashley mau tak mau memundurkan langkahnya.

Ashley tampak kebingungan, mengapa dirinya berada di dermaga yang ia tak tahu di mana saat ini.

"Kau dari mana? Apa kau orang baru di sini?" tanya wanita bergaya punk itu sambil menaruh ember ke tanah lalu menelisik penampilan Ashley dari atas ke bawah.

"Aku dari Los Angeles, di mana ini?" tanya Ashley masih dengan raut muka kebingungan.

"Haha, kau jangan bercanda! Tentu saja kita di Meksiko sekarang. Sudahlah sebaiknya kita naik ke kapal, sebentar lagi kita akan pergi ke Mississippi!" Wanita bertindik itu memakai kacamata hitamnya segera.

"Apa? Meksiko? Aku tidak bercanda! Aku memang dari Los Angeles, tunggu dulu mengapa aku harus naik kapal?" Ashley semakin heran, mengapa wanita yang tidak ia kenal ini, seakan memerintahnya. Belumlagi dia sangat terkejut mendapati dirinya jauh dari kota Los Angeles sekarang. Di tambahlagi ia berada di salah satu kota terkumuh dan memiliki tingkat kriminalitas yang sangat tinggi.

"Perkenalkan namaku Rita, tentu saja kau harus naik ke kapal sebelum orang dari kepolisian menangkap kita, apa kau benar-benar bukan orang asli sini?" Wanita berwajah sangar yang bernama Rita itu mulai kebingungan juga.

Ashley menggeleng. "Tidak."

"Sudahlah, ayo ikut dengan kami! Aku yakin kau tidak memiliki tempat tinggal kan sekarang?" Rita memandangi Ashley lekat-lekat, menebak jikalau wanita muda yang nampak acak-acakan itu adalah tunawisma atau gelandangan.

Ashley terdiam, teringat jikalau ia sekarang tak memiliki siapapun. Ashley Silverstone dilahirkan dari keluarga kelas menengah dan tidak memiliki saudara kandung, alias anak tunggal.

Kepergian kedua orangtuanya membuat Ashley benar- benar terpukul. Keluarga yang dia miliki saat ini, hanyalah Uncle Martin, namun apalah daya ia telah di usir dan sekarang tak tahu harus ke mana. Hatinya seketika sakit kala membayangkan kejadian semalam menari-nari dibenaknya. Tanpa sadar Ashley meneteskan air mata.

"Hei kenapa kau menangis? Dulu aku juga sama seperti dirimu, aku hanyalah anak yatim piatu. Sudahlah jangan menangis!" Rita menatap sendu Ashley.

"Ayo sekarang kita naik ke kapal, Madam Brunet sudah memanggil-manggilku!" Rita menambahkan sembari menunjuk ke arah kapal yang berada di lautan, memperlihatkan seorang wanita tua berambut warna coklat memanggil-manggil Rita sedari tadi.

Setelah menimbang-nimbang Ashley memutuskan untuk pergi bersama Rita. Lagipula kalaupun ingin kembali Los Angeles, ia tak memiliki uang sepeserpun dan tak ada lagi tempat untuk dirinya berpulang sekarang.

Ashley menghapus cepat air matanya kemudian mengedarkan pandangan sejenak. Dia akan berusaha melupakan semua kejadian yang telah terjadi, dengan pergi jauh dari kota yang pernah memberinya kenangan buruk.

"Ayo cepat!"

Suara Rita membuyarkan lamunan Ashley. Dia mengganguk patuh. Lalu mengikuti langkah kaki Rita.

Dua menit kemudian, keduanya sudah berada di atas kapal, berdiri tegap menghadap ke hamparan lautan.

"Namamu siapa?" tanya Rita penasaran. Sebab sedari tadi wanita bertubuh kurus itu hanya diam saja.

"Namaku Ashley," jawab Ashley sambil menjabat tangan Rita.

"Wow, nama yang bagus, aku yakin kau pasti senang tinggal bersama Madam Brunet, hehe, walaupun dia galak tapi percayalah dia wanita yang sangat lemah lembut," ucap Rita kemudian mengalihkan pandangan ke arah Madam Brunet yang tengah memarahi anak buah kapal untuk bersiap-siap berlayar.

Ashley hanya mengangguk saja kemudian beralih menatap ke depan, melihat burung-burung berterbangan di sekitar dermaga.

Selamat tinggal Mommy, Daddy, doakan anakmu ini agar bisa bertahan hidup di tempat orang. Aku pasti akan merindukan kalian.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari datang silih berganti, tak terasa sudah sebulan Ashley berada di kota terpencil dan kumuh itu bersama tunawisma lainnya. Ia tinggal di Kota Mississipi, Kota yang sangat jauh dari Los Angeles.

Ashley berkerja di kedai milik Madam Brunet sebagai pramusaji. Ia amat bersyukur Rita dan Madam Brunet menampungnya dan memperlakukannya seperti keluarga. Walaupun terkadang keduanya sering beradu mulut, tapi lambat laun Ashley mulai terbiasa dengan tabiat kedua wanita itu. Yang terkesan kasar kalau berbicara.

Saat ini Ashley tengah sibuk mengelap meja-meja sebelum kedai buka.

"Oek!"

Ashley menghentikan gerakan tangannya saat perutnya tiba-tiba bergejolak. Secepat kilat ia berjalan menuju toilet di belakang. Wanita itu langsung memuntahkan semua isi makanannya tadi pagi.

"Ashley, kau kenapa?"

Mendengar suara Ashley, tentu saja Rita sangat mencemaskan kawannya itu. Bergegas ia meletakkan pengepel dan menghampiri Ashley yang kini berjongkok di hadapan toilet duduk.

"Keluarkan saja semuanya!" seru Rita sembari memijit tengkuk Ashley.

"Iya! Keluarkan saja semuanya, bitc*! Bilaperlu usus dua belas jarimu, kau keluarkan juga!"

Dari belakang Madam Brunet berseru. Memandangi anak buahnya dengan tatapan tajam setajam silet.

Rita menoleh sejenak kemudian mendengus. "Dasar nenek peyot! Anak buah sendiri sedang sakit, malah di sumpah serapah!"

"Iya! Iya, sudahlah Ashley kau istirahat saja! Biarkan wanita gila ini yang mengantikan posisimu nanti!" kata Madam Brunet kemudian.

"Whats? Oh come on, Madam! Apa kau tidak bisa menyuruh yang lain! Aku malas melayani para pembeli!" protes Rita cepat.

"Sudahlah jangan banyak membantah, little bit*h! Lakukan saja perintahku!"

Rita merengut kesal kemudian menghentak-hentakkan kaki ke lantai.

"Jangan Madam, aku hanya kelelahan, tenanglah, aku akan membantumu, Rita."

Selesai menghapus bekas muntahannya. Ashley beranjak kemudian memutar tubuhnya ke belakang.

"Ashley, kau istirahat saja, lihatlah wajahmu pucat." Mau tak mau Rita terpaksa menerima perintah dari Madam Brunet. Saat melihat wajah Ashley seperti mayat hidup.

"Nah kau sudah dengarkan itu! Lebih baik sekarang kau pulang ke rumah," titah Madam Brunet seketika kepada Ashley.

Ashley terlihat bimbang. Tak mau terlalu bergantung pada Rita.

"Ashley, benar kata wanita bodoh ini, kau istirahat di rumah." Rita melototkan matanya ke arah Madam Brunet yang sedang berkacak pinggang.

Ashley mengangguk pelan kemudian melemparkan pandangan ke arah Madam Brunet.

"Ashley, apa kau pernah berhubungan badan tanpa pengaman ha?!" tanya Madam Brunet tiba-tiba membuat Ashley tertegun.

"Cih! Kau ini! Dasar anak kecil, sebaiknya besok kau periksa pakai testpack!" Sambungnya lagi. Saat Ashley diam seribu bahasa.

Ashley menggeleng cepat. "Itu tidak mungkin, Madam. Aku tak pernah berhubungan badan dan..." Ia menghentikan ucapan saat teringat kejadian sebulan yang lalu.

Tidak, itu tidak mungkin. Ini hanya sakit biasa.

"Ashley, Ashley! Kau jangan mengelak, aku sudah lama makan garam darimu, kau pikir aku tidak tahu tanda-tanda orang hamil. Pulang kau ke rumah sekarang! Aku tidak mau melihat karyawanku sakit!" seru Madam lagi dengan menunjukan wajah kesal.

Menjadikan Ashley bergerak cepat menuju pintu utama Kedai, meninggalkan Rita dan Madame saling melemparkan pandangan.

*

*

*

Pagi menyongsong, Ashley grasak-grusuk di dalam kamar mandi. Semenit yang lalu Rita memberikan ia sebuah testpack. Karena desakan Rita, Ashley terpaksa memeriksakan dirinya apakah dia hamil atau tidak sesuai praduga Madam Brunet.

"Semoga saja aku tidak hamil," ucap Ashley sambil memperhatikan dengan seksama testpack dihadapannya.

Selang beberapa menit, kedua mata Ashley terbelalak ketika melihat testpack itu bergaris dua merah. Jantungnya memompa sangat cepat seakan tak percaya dengan kenyataan yang telah terjadi.

"Tid-ak, ini ti-dak mungkin, bagaimana ini..."

Tanpa permisi cairan bening dari pelupuknya matanya keluar seketika. Ashley menyadari di usianya yang terbilang muda, ia sudah hamil dalam keadaan miskin dan luntang-lantung.

Ashley menyenderkan kepalanya ke dinding, meratapi kemalangannya sekarang Dia yakin sekali jika anak yang berada di rahimnya saat ini adalah anak pria yang memperkosanya tempo lalu. Api kebencian menyelimuti hatinya seketika. Benci dan dendam melebur menjadi satu.

Ashley tercenung sejenak, berharap anak yang di dalam perutnya bisa menjadi pelipur laranya di kemudian hari.

"Mengapa kau datang di waktu yang tidak tepat..." Lirihnya mengusap perut datarnya. Kemudian menghela nafas dalam.

"Mommy akan menunggumu, Nak..."

Ashley memutuskan untuk membesarkan anaknya. Sebab Ashley yakin sekali di balik setiap kejadian yang telah terjadi pasti ada maksud Memperlihatk

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒂𝒘𝒂𝒍 𝒚𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒓𝒊𝒌

2024-04-12

0

Naraa 🌻

Naraa 🌻

pasti suruhan uncle Martin yg bunuh ortunya Ashley, knp ga curiga sih unclenya ngusir dan jahat gitu

2023-06-10

2

Edah Jubaedah

Edah Jubaedah

Bagusss👍👍👍

2023-05-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!