Tanggung Jawab

Selang beberapa menit, tak ada lagi tangisan terdengar. Kenny dan Kevin nampak sudah tenang. Kendrick melonggarkan pelukan kemudian menyeka air mata si kembar secara bergantian.

"Sudah, kalian jangan menangis lagi."

Jawaban Kendrick membuat keduanya merekahkan senyuman lebar.

"Yei! Berarti Daddy akan pulang ke Mississipi Kan? Kasihan Mommy. Mommy berkerja terus siang dan malam." Sangking girangnya, Kevin meloncat-loncat kecil tanpa mengalihkan pandangan dari Daddynya.

"Iya, Dad, ayo sekarang kita kembali lagi ke Mississipi, biar orang tahu kalau kami bukan anak haram." Kenny menimpali.

Sebelum bibir bergerak, Kendrick menarik nafas dalam. Ternyata kehidupan mereka amatlah pelik.

"Kenny, Kevin, kita tinggal di sini, lagipula ada perkerjaan yang tidak bisa Daddy tinggalkan, di sini Mommymu tak perlu berkerja, apa kalian sudah bersekolah?"

Sebuah pertanyaan yang bersarang di benak Kendrick terlontar juga, sekadar ingin tahu apa kedua anaknya menempuh pendidikan atau tidak. Melihat betapa susahnya mereka bertahan hidup di sana.

Kenny dan Kevin serempak menggeleng cepat.

"Kami belum sekolah, Daddy, jadi kita tinggal di sini Dad?" Kevin bertanya dengan mata berbinar-binar.

Anggukan pelan sebagai balasan dari Kendrick.

"Yes!!!"

Kedua tangan Kevin terkepal ke udara. Dia sangat senang dengan keputusan Daddynya karena akhirnya Mommynya tak perlu berkerja. Lagipula ia amat bahagia tinggal di sini, ingin menyusuri dan memiliki teman di kota nan indah ini.

Jika Kevin tengah riang, berbeda dengan Kenny, pemilik warna mata biru itu menampilkan mimik muka datar dan merespon biasa-biasa saja.

"Sekarang kita ke tempat Grandma ya, Daddy mau bertemu Mommy kalian."

Kendrick bermaksud bertemu Ashley. Ingin bertatap muka langsung dengan wanita yang sudah membuat perasaannya kalut sekarang.

Kenny dan Kevin mengangguk lalu keluar dari ruangan bersama Kendrick sambil bergelayut manja di samping kanan dan kiri.

***

Selepas mengantarkan si kembar dan menanyakan keberadaan Ashley pada Lily. Kendrick melenggang ke ruangan.

Ashley tersentak, ketika mendengar bunyi pintu terbuka tiba-tiba. Tadi dia sedang melamun barusan, meratapi nasibnya sejenak. Namun, sosok pria di depan pintu membuat jantungnya seakan ingin melompat keluar sekarang. Meski kala itu dia tak melihat wajah si pelaku yang merampas mahkotanya tapi berkat wajah si kembar, Ashley dapat menebak jika pria yang menatapnya tajam saat ini adalah Kendrick, ayah biologis si kembar.

Melihat Kendrick melangkahkan kaki ke arahnya. Ashley beranjak cepat, lalu memundurkan langkah kakinya tanpa sadar. Trauma yang dialaminya masih membekas. Entah mengapa tubuh dan tangannya bergetar tiba-tiba. Dia nampak panik saat suara hentakan kaki semakin mendekat.

"Duduk!" Kendrick menjatuhkan diri di sofa sambil menatap dingin. Dahinya berkerut kuat, memperhatikan gelagat Ashley seperti melihat hantu.

Saat mendengar suara yang tak familiar dan melihat tatapan mematikan Kendrick, Ashley membeku di tempat. Memalingkan muka ke samping, ia berdiri tegap berjarak dua meter dari Kendrick.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Empat detik...

"Kau tuli atau apa?! Duduk! Ada yang mau aku bicarakan ini tentang Kenny dan Kevin!" Kendrick menahan sabar sebab Ashley mengindahkan perkataannya.

Ashley terlonjak kaget. Mendengar nama anaknya di sebut, reflek ia melangkahkan kaki mendekati sofa lalu duduk dengan canggung di hadapan Kendrick.

Kendrick mendengus lalu merentangkan kedua tangannya di sofa. Menatap datar ke arah Ashley tengah menundukkan muka.

Keheningan tercipta sesaat.

"Aku tidak tahu apakah cerita dari Mommyku tentang kau di culik benar atau tidak? Mungkin saja bisa kau karang, Kan?" ungkap Kendrick seketika.

Ashley memberanikan diri, mengangkat wajah, lalu berkata,"Itu memang benar, di hari kematian orangtuaku, seorang yang tidak kenal tiba-tiba menculikku lalu membawaku ke hotel di mana kau merengut mahkotaku, Sir." Suara Ashley terdengar parau, sebisa mungkin tak mengeluarkan air mata di hadapan pria yang membuatnya trauma.

Kendrick tak menanggapi. Hanya menatap datar Ashley yang saat ini tengah meremas dadanya.

"Entahlah, apakah alasanmu benar atau tidak. Aku sama sekali tak peduli, lagipula yang salah adalah penjahat itu bukan diriku. Aku hanya memakai jasamu!"

"Apa kau bilang?" Mulai tersulut emosi. "Bukan salah dirimu, katamu?" Ashley berdecak.

Satu alis Kendrick terangka sedikit. "Iya, memang bukan salahku kan, apa kau tidak terima?"

"Tentu saja, aku tidak terima, aku memintamu melepaskanku waktu itu tapi kau seperti orang tuli! Lainkali kalau kau memiliki masalah, jangan melampiaskan pada oranglain, Sir!" Setelah sekian lama akhirnya Ashley bisa meluapkan emosinya. Bukannya meminta maaf, Kendrick malah menyudutkannya. Semakin menggunung kebencian di relung hati Ashley kini.

Seulas senyum sinis terukir di wajah Kendrick. "Kau tidak usah ikut campur urusanku, Mam! Suka-suka aku ingin melampiaskan pada siapa."

Melihat ekspresi Kendrick, dada Ashley bergemuruh kuat, ingin sekali melayangkan pukulan di wajahnya namun jejak ketakutan masih ada. "Aku harus ikut campur urusanmu! Gara-gara kau, aku harus menghidupi dua anak laki-laki seorang diri! Aku bisa saja mengugurkan mereka tapi aku masih memiliki hati nurani, Sir!" ungkapnya dengan berapi-api.

Kendrick terdiam. Tak menunjukkan ekspresi sama sekali.

Tak ada sahutan, Ashley menunduk lagi. Rasanya lega setelah mengungkapkan semua keluhnya pada pria yang pernah merampas mahkotanya itu.

"Mommyku meminta kita menikah, apa kau sudah tahu itu?" Kendrick mengalihkan pandangan ke arah jendela ruangan, melihat sekelompok burung berterbangan di atas langit.

"Menikah?" Dahi Ashley berkerut kuat. "Tidak, aku tidak mau menikah dengan pria sepertimu!" ucapnya dengan penuh penekanan.

Kendrick menoleh. "Ckck, kau pikir aku mau! Aku tidak mau, tapi karena Kenny dan Kevin, aku akan bertanggungjawab, menebus kesalahanku di masa lampau!"

Ashley beranjak. Menatap sengit Kendrick. "Tidak usah! Tidak perlu! Lagipula si kembar bukan anak yang kau inginkan, Kan, jadi kau tidak perlu merasa bersalah! Aku bisa menghidupi sendiri anak-anakku!" cetusnya kemudian melangkah cepat menuju ambang pintu.

Tanpa mereka sadari, kalimat yang terucap dari bibir Ashley, membuat langkah kaki seseorang berhenti bergerak di balik pintu.

"Berhenti!!!"

Suara Kendrick yang nyaring, membuat Ashley menghentikan langkah kakinya.

Kendrick bangkit, menghampiri Ashley lalu berdiri dihadapannya sambil menatap tajam.

"Dengarkan aku, anak-anakmu membutuhkanku, kau jangan egois hanya mementingkan diri sendiri, Ashley, besok kita akan menikah tanpa persetujuan darimu."

Ashley mendongak. "Tidak–"

"Shfft! Aku belum selesai berbicara!" Kendrick menempelkan jari telunjuknya di ujung bibir Ashley. "Kau tenang saja, pernikahan ini hanya sementara, setelah mereka beranjak dewasa kita akan bercerai, lagipula di hatiku sudah ada seorang wanita yang mengisinya," ucapnya dengan tegas. Menatap dingin ke dalam bola mata Ashley.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒎𝒂𝒖 𝑨𝒔𝒉𝒍𝒆𝒚 𝒍𝒃𝒉 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒋𝒆𝒍𝒂𝒔𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆 𝒔𝒊 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝑨𝒔𝒕𝒊 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒏𝒈𝒆𝒓𝒕𝒊

2024-04-12

1

nana

nana

kak jangan terlalu di paksain buat up novel kalo masih sakit.... fokus bwt kesehatan kakak ... tetap semangat terus kak... maaf hanya bisa doa in dari jauh....

2023-02-18

2

Nina Har

Nina Har

lanjut lg dong thooor

2023-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!