Ungkapan Hati

Kendrick bergeming, tubuhnya masih kaku seperti robot. Bibirnya kelu, bingung harus menjawab apa. Menatap heran pada dua bocah yang memiliki wajah serupa dengannya.

Kevin tak melepaskan rangkulan tangannya di kaki Kendrick. Merasa seperti mimpi, karena, akhirnya apa yang dia impikan selama ini terwujud. Meski, respon Daddynya tak sesuai bayangannya, namun, Kevin amat tak peduli. Yang terpenting saat ini, ia akan selalu bersama Daddynya. Dan tak akan membiarkan Daddynya untuk pergi lagi.

Berbeda dengan Kenny melayangkan tatapan penuh tanya, mengapa Daddynya hanya diam saja, tak membalas perkataan Kevin atau memeluk ia dan adiknya. Kenny terdiam, walau di dalam hatinya bersorak sorai dapat melihat wajah Daddynya.

Cukup lama keheningan tercipta di ruangan, sampai suara Kevin kembali terdengar.

"Daddy, apa Daddy tidak mau memelukku?"

Suara Kevin bagaikan sebuah oase yang menyirami hati gersang Kendrick. Entah mungkin, karena ikatan batin. Pria beriris biru laut itu mengambil tangan munggil Kevin, tangan Kenny pun di tarik Kendrick juga. Kemudian menuntun mereka ke sofa panjang berbentuk L di tengah ruangan.

"Daddy, kenapa tidak memelukku?"

Kevin sedikit cemberut, saat sudah duduk di samping Kendrick.

Kendrick menoleh kemudian tanpa banyak kata mendudukan Kevin di pangkuannya. Lalu menarik Kevin dalam pelukan. Hatinya kembali berdesir, ia tak dapat menjabarkan perasaannya saat ini, namun, yang jelas ia hanya mengikuti nalurinya. Ada perasaan nyaman membuncah di relung terdalam hatinya kini.

"Maafkan Daddy." Dengan mata terpejam, Kendrick menepuk-nepuk pelan punggung Kevin.

Senyum riang terlukis di wajah Kevin. Ia juga membalas pelukan Daddynya. "Its okay, Daddy."

"Mengapa Daddy lama sekali pulangnya? Apa uang Daddy belum terkumpul?" Kenny bertanya tiba-tiba, saat dirinya seperti seekor nyamuk yang tak berdengung sebab Kendrick dan Kevin asik memeluk satu sama lain tanpa menghiraukannya.

Kelopak mata Kendrick terbuka, melihat bocah yang memiliki mimik muka kentara mirip dengannya. Menatapnya dengan sorot mata bertanya-tanya.

"Hmm, belum waktunya," kilah Kendrick. Mengikuti alur permainan Ashley, menebak jikalau wanita yang pernah jamah tujuh tahun silam berbohong pada dua bocah dihadapannya.

Tak ada sahutan lagi dari Kenny. Bocah itu tampak berpikir.

Melepas pelukan, Kevin menatap sendu Kendrick, ia berkata,"Daddy, akhirnya doaku terkabul juga. Sekarang Kevin punya Daddy!"

Kendrick tak membalas, namun, ada bongkahan batu menghimpit dadanya saat ini.

"Daddy tahu tidak, di sana orang-orang mengatakan kalau kami anak haram dan orang miskin."

Lantas perkataan Kevin, berhasil membuat dada Kendrick berdenyut perih.

"Kevin tak ada teman, selain Kak Ken, mereka mengatakan kalau kami tidak pantas hidup di dunia ini." Dengan mimik muka sedih Kevin menambahkan. Teringat bagaimana para tetangga mencerca dan menghina mereka. Tidak hanya ibu-ibu, namun teman-teman sebayanya pun kerap kali melontarkan kata-kata kasar.

"Apakah salah Dad, kalau orang miskin hidup, memangnya orang miskin tidak boleh hidup?" Kevin kembali meracau sendiri.

Kenny yang mendengarkan, hanya mampu menghela nafas. Dia pun begitu nelangsa, saat melihat dan mendengar adiknya di hina, padahal ia sudah berkata pada Kevin untuk jangan mencari teman lagi. Biarkanlah berdua saja tapi sikap Kevin teramat berbeda dengan dirinya, yang lebih suka bersosialisasi bersama orang lain.

Merubah posisi duduk, Kevin memegang kedua pipi Kendrick yang ditumbuhi bulu-bulu halus lalu menatap penuh rindu.

"Tapi, sekarang, Kevin sudah bertemu Daddy, Kevin sangat rindu Daddy, setelah tujuh tahun Kevin akhirnya bisa melihat wajah Daddy." Bola mata Kevin mulai berkaca-kaca, berharap apa yang terjadi sekarang bukanlah khayalan semata. "Daddy, jangan pergi lagi...." Kevin tak mampu membendung lagi saat cairan bening akhirnya mengalir di pelupuk matanya.

Kendrick terenyuh, tak mampu berkata apa-apa. Mendengar isakan tangis, membuat ia menarik lagi wajah Kevin ke dadanya.

"Daddy jangan pergi lagi ya, Kevin setiap malam berdoa pada Semesta, minta Daddy datang ke dalam mimpi Kevin tapi Tuhan tak pernah menjawab doa Kevin, jadi...."

Di dalam dekapan, tubuh munggil Kevin bergetar pelan. Dia tak mampu melanjutkan kata-kata lagi. Sekarang dada Kendrick terasa perih, seperti di hujam sebuah belati. Tanpa sadar ia mengecup pelan pucuk kepala Kevin. Lalu mengalihkan pandangan ke arah Kenny, tengah menundukkan muka.

"Kenny, kemarilah," ucap Kendrick seketika sambil menepuk-nepuk pelan sofa di sebelahnya.

Kenny mengangkat wajah, ternyata kedua pipi gembul itu juga mengalir deras. Kendrick memberikan kode pada Kenny untuk mendekat.

Kenny beranjak, tanpa berucap langsung memeluk juga Daddynya dan ikut menangis bersama adiknya.

Kini, ketiganya saling berpelukkan satu sama lain, melepaskan kerinduan yang selama ini belum tersampaikan. Kendrick di ambang dilema, pikirannya berusaha menolak, kalau si kembar bukanlah anaknya. Namun, alam bawah sadarnya menyadarkan Kendrick bahwa Kenny dan Kevin, memang benar anaknya.

...----------------...

Hai, maaf ya babnya kurang panjang. Author sambilan, lagi masa pemulihan, kemarin author baru saja selesai operasi pengangkatan tumor. Dokter nyaranin untuk terapi cari kegiatan yang menyenangkan dengan menulis. Author usahakan rajin update ya 🤗

Terpopuler

Comments

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

semoga lekas sembuh kk.. sehat selalu.. amin

2024-03-31

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒌𝒂𝒄𝒊𝒅𝒂 𝒎𝒖𝒏 𝒔𝒊 𝑲𝒆𝒏𝒅𝒓𝒊𝒄𝒌 𝒏𝒐𝒍𝒂𝒌 𝒔𝒊 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓

2024-04-12

0

Edah Jubaedah

Edah Jubaedah

Tidak bisa dikompromi nih mata nangis mulu bacanya 😭🤧

2023-05-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!