Lupakan Viola

Ashley melebarkan mata saat bibirnya menempel di pipi Kendrick.

"Yei! Mommy dan Daddy mesra-mesraan!" Kevin melompat kegirangan lalu duduk kembali bersama Kenny yang dari tadi diam saja.

Ashley dan Kendrick langsung menjauhkan wajahnya. Ashley nampak gelagapan, secepat kilat memalingkan muka ke luar jendela. Dia teramat malu karena tak sengaja mencium suaminya sendiri.

Sementara itu, Kendrick masih menatap istrinya dengan tatapan datar. Detik kemudian ia mengalihkan pandangan ke depan, lalu menghembuskan napas pelan.

Kecanggungan amat terasa sekarang. Baik Kendrick dan Ashley tak membuka suara. Di dalam mobil hanya terdengar suara Kenny dan Kevin berceloteh-celoteh kecil, melihat pemandangan di luar sana.

"Mister, Nyonya Lily sepertinya akan ke kantor nanti siang."

Di kursi kemudi, Maximus melirik kaca spion di bagian tengah. Memperhatikan apa yang terjadi di antara Kendrick dan Ashley barusan.

Tanpa melirik Maximus, Kendrick menjawab,"Hm, iya."

Tak ada lagi pembicaraan antara bos dan bawahan itu. Ashley yang mendengar barusan hanya melirik sekilas keduanya secara bergantian.

Aku penasaran, bagaimana sikap Kendrick saat di kantor? Apa dia menyebalkan atau tidak.

"Mom, nanti siapa yang menjemput kami?" tanya Kenny seketika.

"Iya, Mommy dan Daddy kan berkerja." Kevin menimpali.

"Biar–"

"Maaf, aku menyela Nona Ashley, aku lupa memberi tahumu, Nyonya Lily yang akan menjemput si kembar, sekalian ia mau melihat anda berkerja di perusahaan," sergah Maximus tiba-tiba.

Ashley tersenyum tipis. Merasa beruntung memiliki mertua yang baik.

"Baiklah, kalian dengar Grandma yang akan menjemput," ucapnya, sambil mengelus pelan kepala Kenny dan Kevin.

"Yes! Oh, ya, Daddy apakah kami boleh main ke kantor Daddy nanti?" tanya Kenny lagi.

Kendrick tak serta-merta langsung menjawab. Melemparkan pandangan pada Ashley sejenak. Pria itu nampak ragu memperbolehkan Kenny dan Kevin ke kantor, mengingat kemarin tersebar kabar bahwa ia sudah memiliki anak. Tentu saja para karyawan heboh dan bergosip tentangnya, namun, Maximus sebagai kaki tangannya, memberi informasi agar tak membuat desas-desus yang bisa membuat Kendrick marah.

Ashley membalas dengan menggedikkan bahu sedikit, sebab ia tak tahu harus menjawab apa, lagipula yang memiliki wewenang adalah Kendrick.

"Boleh, tapi kalau di kantor katakan kalau kalian keponakan Daddy."

Lantas perkataan Kendrick, membuat kening Kenny dan Kevin berkerut kuat. Berbeda dengan Ashley, membuang napas kasar.

"Tapi Daddy, kenapa? Kami kan anak Daddy? Apa Daddy malu memiliki anak seperti kami?" Cecar Kenny beruntun.

"Maafkan Daddy, Kenny, Kevin. Daddy tidak malu memiliki anak seperti kalian. Hanya saja banyak orang jahat di luar sana, Daddy mau menjaga privasi agar pesaing bisnis Daddy. Tidak melakukan hal jahat pada kalian."

Kendrick memberi alasan yang masuk akal. Sebab memang sedari dulu dia tak mau oranglain sampai tahu tentang kehidupan pribadinya karena dunia bisnis sangatlah licik. Apalagi status keluarga Daddynya adalah keluarga terpandang di negeri Pam Sam ini.

Kenny dan Kevin mencoba berpikir keras.

"Oke, baiklah, benar juga kata Daddy, tenang saja Daddy, kalau ada orang yang mau mencelakai kami, kami akan menyuntiknya!" celetuk Kevin, sambil mengeluarkan jarum suntik yang tempo lalu ia curi dari Reza.

Ashley melebarkan mata. "Kevin! Darimana kau, mendapatkan jarum ini?!" tanyanya sambil mengambil benda panjang itu dari tangan Kevin.

Kevin nyengir. Tak menjawab pertanyaan Mommynya.

Kenny malah menggeleng pelan, melihat kelakuan adiknya.

Sementara, Kendrick mengulas senyum tipis, melihat kelakuan anak-anaknya. Tak ada yang menyadari pria dingin itu tengah mengembangkan senyuman. Sedetik kemudian senyumannya pudar saat tanpa sengaja matanya bertubrukkan langsung dengan mata Maximus di kaca spion bagian tengah.

Lima belas menit kemudian. Keempatnya sudah sampai di sekolah. Kendrick dan Ashley mengantar mereka sampai ke dalam. Tak lupa Ashley berbincang-bincang sejenak bersama guru si kembar.

Sesudah melakukan tugasnya sebagai orangtua, pasangan baru itu melanjutkan perjalanannya kembali. Namun, belum sampai lima menit, tiba-tiba Kendrick meminta Maximus menghentikan mobil.

"Keluar!" Kendrick melirik Ashley yang sekarang nampak kebingungan.

"Nona Ashley, Mr. K meminta anda keluar sekarang. Dia tak mau para karyawan kebingungan melihat Nyonya dan Mr.K satu mobil," ucap Maximus menjawab semua pertanyaan yang bersarang di benak Ashley sekarang.

Dengan muka tertekuk sempurna, Ashley membuka pintu mobil lalu melirik Kendrick.

"Lalu aku naik apa?" tanyanya mulai gusar.

Enggan menyahut, Kendrick malah menyuruh Maximus untuk melajukan mobil lagi.

Sebelum Maximus melaksanakan perintah atasan, ia berkata,"Pakai taksi saja Nyonya, dan satu hal lagi Mr. K tidak suka karyawannya terlambat."

Wush!

Belum juga Ashley menanggapi perkataan Maximus. Kendaraan roda empat itu melaju pesat, meninggalkan Ashley tengah melonggo dengan bibir terbuka sedikit.

"Kendrick!!! Pria si@lan! Bisa-bisanya dia menurunkan aku di tengah jalan! Argh!" umpat Ashley kesal sambil menghentak-hentakkan kaki di jalan.

Suara klakson dari belakang, membuat Ashley memutar tubuhnya.

"Ashley, kenapa kau di jalan raya?" tanya Rita dari dalam mobil.

"Rita, Reza, kenapa kalian bisa satu mobil?" Bukannya menjawab, Ashley malah balik bertanya. Melemparkan pandangan ke arah keduanya bergantian.

"Eits kau ini, akika pikir kau orang gila tadi, panjang ceritanya. Haha kau pasti ditinggalkan Kendrick di jalan Kan? Ayo, cepat naiklah, akika akan mengantarmu." Reza menggerakan tangan lemah gemulai.

Tanpa banyak kata, Ashley masuk ke dalam mobil Reza.

"Rita mentang-mentang kau berkerja di rumah sakit, malah nebeng Reza,' celetuk Ashley setelah mendengar penjelasan Rita bahwa ia sengaja menumpang mobil menuju tempat kerjanya yang kebetulan satu arah dengan Reza. Kini Rita sudah mendapatkan perkerjaan sebagai office girl di klinik yang dekat dengan tempat kerja Reza.

"Hehe, irit, lagian Reza juga tidak kekeberatan, kita kan sekarang bestie ya, Za!" Rita melebarkan senyum sejenak.

Reza membalas dengan nyengir kuda.

Ashley hanya menggeleng pelan mendengar perkataan Rita.

Sesampainya di tempat kerja, Ashley langsung ke bagian HRD. Dia diarahkan HRD dan Maximus tentang apa saja tugas yang akan ia lakukan nanti di bagian keuangan. Setelah paham dan mengerti, Ashley mulai berkerja di pagi ini dengan menginput beberapa laporan keuangan minggu lalu ke database.

Menjelang siang, Ashley bahagia saat melihat kedatangan Kenny dan Kevin bersama Lily di ujung sana. Melambaikan tangan ke arahnya. Sepertinya si kembar sudah pulang sekolah.

*

*

Di sisi lain, Kendrick memutar kursi kerja, memandangi Mommynya dengan sorot mata datar.

"Apa Mommy kemari hanya mau membicarakan tentang Ashley?"

Kendrick bertanya setelah Lily mencecarnya dengan berbagai pertanyaan barusan, mengapa Ashley ditempatkan di bagian keuangan, mengapa pula hubungan mereka dirahasiakan serta tentang aduan si kembar mengenai Kendrick meminta anak-anaknya tak boleh membeberkan status aslinya.

"Iya, kau tak boleh seperti itu, Ken, lagipula alasanmu itu tidak masuk akal. Apa kau malu kalau oranglain sampai tahu hubunganmu dengan Ashley?"

Kendrick tak menyahut.

Lily tersenyum sinis. "Ken, mengapa kau tidak mencoba, membuka hati untuk Ashley, lupakanlah Viola, lagipula Ashley jauh lebih cantik dari j@lang itu!"

"Mom!" Kendrick bangkit dari tempat duduk. Urat-urat dilehernya menyembul keluar. Pancaran matanya menyiratkan kemarahan saat ini. "Berhenti memanggilnya dengan sebutan jal@ng! Aku tidak akan bisa melupakannya, meski ada banyak wanita yang lebih cantik darinya tapi dia cinta pertamaku dan akan selalu di hatiku!"

Lily mengepalkan kedua tangan. "Cih! Mau sampai kapan kau seperti ini, Ken? Viola saja tidak mencintaimu. Dia pergi meninggalkanmu dan satu fakta lagi yang harus kau ketahui, cintamu hanya bertepuk sebelah tangan saja, Ken! Kalau dia memang mencintaimu seharusnya dia tidak pergi!"

Kendrick tertegun. Tatapannya berubah menjadi sendu.

"Sudahlah, ternyata anak Mommy benar-benar pria bodoh!" Lily melenggang pergi keluar. Meninggalkan Kendrick yang membeku di tempat.

Di luar ruangan.

Meja sekretaris.

"Kenny, Kevin, Grandma mau ke toilet sebentar ya?" Lily tersenyum lebar pada Kenny dan Kevin yang sedang duduk di dekat meja sekretaris sedari tadi.

"Oke, Grandma!" ucap Kenny dan Kevin serempak.

Lily bergegas ke toilet namun bukan untuk buang air kecil. Wanita itu terlihat mengedarkan pandangan di sekitar. Ingin mengetahui apa ada orang atau tidak. Setelah merasa aman. Dia mengambil ponselnya di dalam tas. Lalu menghubungi seseorang.

"Bagaimana? Apa Viola masih bersama pria itu?"

"Masih Nyonya, apa ada lagi yang harus saya lakukan?"

Seseorang di sebrang sana menjawab.

"Bagus, ada, berikan pria itu uang 1 M lagi, perintahkan dia untuk selalu memperlakukan Viola dengan baik!"

"Baik, Nyonya, apa ini sudah terlalu jauh Nyonya, bagaimana kalau Mr.K sampai tahu?"

"Diamlah! Kau jangan mengatur-aturku! Maka dari itu, jangan sampai Kendrick tahu. Lakukan saja perintahku, aku akan mentransfer uang padamu nanti."

"Baik, Nyonya."

Lily memutuskan sambungan telepon lalu menatap datar ke cermin toilet. Detik berikutnya senyum licik terukir diwajahnya seketika.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒎𝒐𝒎𝒚 𝑳𝒊𝒍𝒚 𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂

2024-04-12

0

Edah Jubaedah

Edah Jubaedah

Mommy Lily ada apa??????

2023-05-26

0

Dick Roell

Dick Roell

dimana sbnarnya viola..

2023-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!