Kita Harus Mencari Daddy

...Mumpung hari senin, author minta vote sama bunga ya, biar author semangat nulisnya 😄...

...🍃🍃🍃...

"Mommy, di mana Daddy? Kenny dan Kevin rindu Daddy!"

Sebagai anak pertama, Kenny kembali bertanya saat melihat Mommy-nya diam seribu bahasa sekarang. Setiap kali ia dan adiknya bertanya tentang Daddynya. Ashley selalu mengalihkan topik pembicaraan. Kenny menatap sendu adiknya yang kini terisak lirih.

"Mommy, Kevin rindu Daddy, hiks, hiks, di mana Daddy?" Pundak bocah kecil itu bergetar kuat, menanti jawaban dari Mommy-nya.

Hati Ashley seperti tertusuk sembilu saat mendengar tangisan anaknya. "Nak, Daddy belum bisa pulang, nanti kalau sudah terkumpul semua uangnya, dia pasti akan pulang," kilahnya sambil menyeka cepat air mata Kevin.

"Mommy jahat! Kami mau ketemu Daddy!" Kevin menyentak kasar tangan Ashley. Bocah bertubuh gempal itu tampak sesengukkan. Ia tak mampu membendung rasa sesak di dalam di dadanya. Sudah berulang kali ia bertanya tentang keberadaan Daddy-nya. Namun jawaban yang sama selalu dilontarkan Mommynya.

"Mommy pembohong!" teriak Kevin seketika membuat Ashley tersentak. Begitupula dengan Kenny.

Ashley tertegun. Untuk pertama kalinya mendengar Kevin mengatainya pembohong. Kedua matanya menatap nanar Kevin yang tengah memundurkan langkah kakinya.

"Pasti aku anak haram..." ucap Kevin seketika kemudian secepat kilat ia melenggang pergi dari hadapan Ashley.

"Kevin! Minta maaf sama Mommy!" seru Kenny saat melihat sang adik berlarian ke kamar.

Selepas kepergian Kevin, Ashley merosot ke bawah perlahan dan tanpa permisi air mata mengalir di kedua pipinya. Dia memegang dadanya yang begitu sesak.

"Mommy, maafkan Kenny dan Kevin, Mom," ucap Kenny duduk di lantai bersama Mommynya. Kedua tangan munggilnya menggapai pipi Ashley kemudian menyeka cairan bening yang menerpa pipi Mommy-nya.

Kenny menatap sendu. "Mom, jangan menangis lagi."

Ashley memandangi putra pertamanya dengan tatapan yang tak bisa dijabarkan. Dia langsung merengkuh Kenny kemudian melabuhkan kecupan di pucuk kepalanya bertubi-tubi.

Entah kenapa setiap kali, si kembar bertanya tentang di mana Daddy-nya. Bayangan-bayangan masa lalu tujuh tahun silam membuat dadanya bergemuruh kuat. Kebencian di dalam hatinya sudah tertanam sejak pria asing itu menggauli tubuhnya tanpa ampun.

Meskipun Ashley membenci ayah biologis si kembar, tapi dia tak menaruh rasa benci pada kedua putranya yang wajahnya mungkin mirip dengan Daddynya. Pasalnya dari segi warna mata, warna rambut, bentuk wajah tak ada yang mirip dengannya.

"Maafkan Mommy nak." Hanya kalimat itu yang terlintas di benak Ashley saat ini. Ia tak mau si kembar sampai tahu apa yang sebenarnya terjadi tujuh tahun silam.

Kenny membalas dengan mengangguk saja. Dia mendongakkan kepalanya, melihat Ashley masih menangis dengan mata terpejam.

*

*

Menjelang sore. Ashley mencoba masuk ke dalam kamar anaknya. Ingin melihat apa yang diperbuat Kevin. Ternyata bocah bertubuh gempal itu tertidur pulas di lantai.

Ashley tersenyum tipis kemudian mengangkat anaknya ke atas kasur. Setelah itu menyelimutinya.

"Mom." Kenny menyelonong masuk ke dalam kamar.

Ashley menoleh. "Iya nak."

"Kenny lapar," ucap Kenny seketika sambil memegang perutnya yang berisik dari tadi.

Ashley mendesah kasar teringat bahan makanan di dapur kosong. Karena belum waktunya gajian.

"Apa tidak ada makanan, Mom?" tanya Kenny seakan mengetahui kegundahan Mommy-nya.

Kedua bola mata Ashley bergerak tak tentu arah. "Iya, nak, begini saja, Mommy ke rumah Madam Brunet dulu ya, Kenny di sini dulu temani adikmu tidur, Mommy tidak akan lama," ucapnya sambil beranjak.

Kenny mengangguk. "Oke, Mom, jangan lama Mom."

*

*

Selepas kepergian Ashley. Kenny mendekati Kevin. Dia duduk di tepi ranjang kemudian menatap sendu adiknya.

"Shfft, perutku sakit," Kenny meringis pelan saat merasa perutnya terasa perih.

"Eungghh, kenapa kak?" Kevin terbangun saat mendengar Kenny mengaduh kesakitan. Secepat kilat ia duduk di tempat tidur sambil menguap lebar.

"Perutku sakit, lapar..." ucap Kenny dengan lirih.

Mendengar hal itu Kevin tertunduk lesu. "Aku juga lapar Kak," katanya sambil meneguk ludah berulang kali. "Apa tidak ada roti lagi?"

Kenny menggeleng. "Tidak ada, stok roti sudah kita habiskan tadi pagi." Dia teringat roti yang di simpan Mommy-nya sudah habis.

"Di mana Mommy?" tanya Kevin kemudian.

"Mommy ke rumah Madam, sepertinya meminta makan."

Kevin teringat akan kejadian tadi siang. "Apa Mommy marah padaku Kak?"

"Tidak, sebaiknya kau minta maaf sama Mommy, Kevin!

"Iya, aku akan minta maaf sama Mommy nanti."

"Dan mulai dari sekarang jangan bertanya tentang Daddy!" ungkap Kenny seketika.

Kevin mengerutkan dahi. "Kenapa tidak boleh? Apa aku salah bertanya tentang Daddy? Kevin rindu Daddy kak! Apa kakak tidak merindukan Daddy?"

Kenny mengalihkan pandangan ke depan. "Aku juga merindukan Daddy, tapi sepertinya Daddy melakukan sesuatu pada Mommy."

"Maksud kakak?" tanya Kevin heran.

"Entahlah, yang jelas, ada sesuatu yang Mommy rahasiakan dari kita," jawab Kenny.

Kevin tak menanggapi perkataan Kenny. Dia nampak sedang berpikir sejenak. Begitupula dengan Kevin. Keduanya pun hanyut dalam pikiran masing-masing sekarang.

Krucuk!

Suara perut Kenny dan Kevin terdengar kuat membuat keduanya terkekeh kecil sesaat.

"Kak, aku punya ide bagaimana kalau kita mengintrogasi Aunty Rita, aku yakin kalau Aunty tahu asal-usul Daddy kita," ucap Kevin.

"Mengintrogasi? Bukankah Aunty Rita juga mengatakan hal yang sama." Kenny terlihat kebingungan.

"Ckck, kita buat Aunty mabuk! Aku yakin kalau dalam keadaan mabuk, dia pasti akan berkata jujur."

"Kau jangan gila, Kevin! Jangan! Kasihan Aunty Rita."

Kevin merengut. "Aku tidak gila kak, apa salahnya mencoba, ayolah, sebentar lagi ulangtahun kita, walau tidak dirayakan setidaknya kita bisa berkumpul bersama Daddy!" Bocah bermata biru laut itu mencoba membujuk kakaknya.

Kenny terdiam. Untuk beberapa saat memandangi Kevin yang kini tengah menangkup kedua tangannya di dada.

"Ayolah, kak! Apa kau tidak merindukan Daddy." Kevin memasang mata memelas. Berharap sang kakak mengiyakan permintaannya.

Kenny tak langsung menyahut. Masih tampak berpikir.

"Baiklah," ucap Kenny akhirnya membuat Kevin mengepalkan kedua tangannya ke atas.

"Tapi bagaimana caranya kau membuat Aunty mabuk?" tanya Kenny penasaran.

Kevin tersenyum smirk. "Hehe, itu mah gampil, serahkan semua padaku kak."

Kenny menggeleng pelan, melihat ekspresi adiknya.

*

*

*

Selepas makan malam. Kevin dan Kenny meminta izin pada Ashley untuk main ke rumah Rita. Tentu saja Ashley mengizinkan. Apalagi dia juga harus berangkat berkerja mengganti shift malam kerja Rita. Si kembar pun bergegas ke rumah Rita.

"Kak, di dalam botol ini adalah minuman keras, nah nanti kita berikan pada Aunty Rita lalu katakan padanya kalau ini minuman untuk diet!" celetuk Kevin sambil menunjukkan botol berwarna hitam di tangannya.

Kenny menoleh. "Darimana kau mendapatkan minuman itu?" tanyanya penasaran.

"Hehe, rahasia, ayo cepat kak, keburu malam!" Kevin berlarian sembari memegang botol itu.

Sesampainya di sana. Kevin langsung memberikan botol itu kepada Rita. Wanita itu akhirnya masuk dalam perangkap Kevin. Dan tak butuh waktu lama Rita sudah teler.

"Aunty Rita tahu tidak di mana Daddy?" tanya Kevin seketika sambil menoel-noel pipi Rita yang tampak mabuk berat.

"Ha? Apa? Daddymu?" tanyanya dengan memegang kepalanya yang berdenyut.

"Iya, di mana Daddy?" tanya Kenny dan Kevin serempak.

"Oh, Daddymu ada di Los Angeles! Hehehe, kenapa kalian ada empat ya?" Rita meracau-racau tak jelas.

"Los Angeles?" Keduanya saling melemparkan pandangan sesaat.

"Berarti kita bukan anak haram kak!" celetuk Kevin sambil merekahkan senyuman.

Kenny mengangguk cepat.

"Siapa nama Daddy? Dia berkerja apa?" tanya Kevin beruntun.

"Kalian ini banyak sekali pertanyaannya! Biar aku ingat dulu!" Rita tersenyum lebar. "Aha, namanya Mr. K, aku tidak tahu Daddymu berkerja apa. Tapi yang jelas–"

Bruk!

Belum sampai Rita menuntaskan perkataannya. Wanita itu pingsan di tempat.

"Yah!" Kenny menepuk jidat seketika, melihat Rita ambruk dihadapannya.

"Jadi nama Daddy Mr. K?" Kevin menoleh ke arah Kenny sejenak. "Kak, besok kita harus mencari Daddy di LA, aku sangat yakin kalau Daddy tidak punya uang sama seperti kita, makanya dia tidak pulang-pulang."

Kenny terdiam sesaat. "Tapi Kevin, LA kan jauh, bagaimana caranya kita ke sana?"

Kevin tersenyum licik. "Hehe, serahkan semua padaku kak," ucapnya sambil melihat jaket kulit milik Rita di gantungan.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝑲𝒆𝒗𝒊𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒍 𝒃𝒖𝒍𝒖𝒔 𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒏𝒚𝒌 😅😅😅

2024-04-12

0

Rara Kusumadewi

Rara Kusumadewi

Kevin itu sifatnya kaya siapa y..... Daddy nyA

2023-05-06

2

Nina Har

Nina Har

lanjut lg dong thooor

2023-02-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!