Selama-lamanya

"Ashley?"

Ashley tersentak saat Kendrick memanggil namanya sambil memutar tubuhnya ke belakang.

Gelagapan, Ashley bersembunyi cepat di balik gorden. Jantungnya berdetak sangat kencang saat ini.

"Kenapa kau bersembunyi? Keluar!" seru Kendrick seketika.

Mendengar nada Kendrick yang dingin, membuat Ashley menelan ludahnya berkali-kali. Namun, dia tetap bergeming, meski Kendrick sudah menyuruhnya untuk keluar sekarang juga.

Kendrick menahan sabar lalu mendengus sejenak.

"Aku bilang keluar! Kau pikir, aku buta!?"

Ashley bergegas keluar dari tempat sembunyian. Ia langsung menundukkan muka. Tak berani menatap pria dihadapannya ini tengah mengaum seperti singa.

Saat ini Kendrick dan Ashley berdiri tegap di atas balkon, dengan jarak dua meter.

Hening sejenak!

Hembusan angin di sekitar mereka, membuat kesunyian malam semakin terasa.

"Apa kau sudah lama berdiri di situ?" tanya Kendrick kemudian memasukan handphone merk Sungsang ke dalam saku celana.

Mendengar suara Kendrick yang sudah normal. Ashley memberanikan diri, mengangkat wajah. "Belum terlalu lama, maaf, Ken, aku tidak sengaja mendengarkan pembicaraanmu barusan."

Tak ada sahutan. Kendrick malah memperhatikan Ashley dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ashley sedikit risih jadinya.

"Hm, Ken, sebenarnya ada yang mau aku bicarakan, apa kau sudah selesai menelepon?" Ashley memulai pembicaraan. Berdekatan dengan Kendrick selalu membuat jantungnya berdegup cepat, mungkin karena trauma yang dialaminya belum hilang sepenuhnya.

"Sudah, aku juga ada yang mau dibicarakan denganmu?" Kendrick melirik arloji di pergelangan tangan sesaat. "Kita bicara di dalam saja," pungkasnya, sambil berjalan cepat melewati Ashley.

Ashley berdecak sebal sambil menghentak-hentakan kaki ke lantai. "Cih, menyebalkan sekali, aku kan belum bilang, iya."

Tak mau membuat Kendrick murka. Secepat kilat Ashley berlalu pergi dari balkon, mengikuti suaminya berjalan menuju lantai tiga.

Sesampainya di ruangan terbuka. Kendrick menjatuhkan diri di atas kursi jati.

"Apa Mommy sudah memberi tahumu, kalau kau akan berkerja di perusahaanku besok."

Belum juga Ashley duduk di kursi, Kendrick sudah membuka suara. Mendengar hal itu, dahi Ashley berkerut kuat hingga tiga lipatan.

"Belum, berkerja?"

Secara perlahan Ashley duduk di hadapan Kendrick. Tanpa mengubah ekspresinya sedikitpun.

Satu alis mata Kendrick terangkat sedikit. "Iya, si kembar meminta kau berkerja di perusahaanku, aku pikir kau yang menyuruh mereka meminta perkerjaan pada Mommyku."

Ashley menggeleng cepat. Tampak berpikir, sepertinya si kembar pernah menguping pembicaraannya dengan Rita kemarin tentang rencananya untuk kerja.

Yaps, Ashley ingin berkerja karena dia tak mau hanya mengharapkan Kendrick. Di tambahlagi pernikahannya tak berlangsung lama, jadi sebelum bercerai, ia akan mengumpulkan pundi-pundi uang untuk membuka usaha atau apapun itu nantinya.

"Tidak, aku tidak akan pernah menyuruh anak-anakku melakukan hal seperti itu, lagipula aku bisa mencari kerja di tempat lain."

Seringai tipis terpatri di wajah Kendrick seketika. "Hm, terserah! Jangan naif, aku tidak mau membuat si kembar sedih, berkerjalah besok, kau menjadi staff keuangan. Aku dengar kau lulusan sarjana akutansi? Benar begitu?"

Ashley menyipitkan mata, berbicara dengan Kendrick membuatnya harus selalu tabah dan sabar. Apalagi sorot matanya memancarkan keremehan.

Mendengar tawaran kerja dari Kendrick. Membuat Ashley tak akan membuang kesempatan emas. Apalagi perusahaan suaminya berbasis International, yang pastinya gaji di atas rata-rata.

"Baiklah, jika itu maumu!" ucap Ashley dengan ketus. "Iya, aku lulusan sarjana akutansi!" Sambungnya lagi.

Memang benar dulu Ashley menempuh pendidikan Strata 1 di Universitas terkenal di Los Angeles. Dan menjadi salah satu mahasiswi tercepat lulus di kampusnya serta mendapatkan ipk 4.00 cumlaude.

"Baiklah, masalah satu sudah terselesaikan. Besok kau akan di bantu Maximus apa saja yang akan kau lakukan di bidang itu dan kalau di kantor, jangan sampai oranglain tahu tentang hubungan kita," ucap Kendrick dengan raut muka datar.

"Iya, kau tenang saja, aku akan menutup rapat-rapat mulutku ini." Ashley menggerakan tangan seperti menggunci bibirnya. "Apa ada lagi?"

"Ada, urus urusan kita masing-masing dan..." Ucapan Kendrick terhenti. Pria itu nampak berpikir.

"Dan apa?" tanya Ashley penasaran.

"Jika di depan si kembar bisakah kita bermesraan seperti pasangan suami istri pada umumnya, kemarin Kenny dan Kevin curhat denganku, kalau mereka menginginkan keluarga yang harmonis. Apa kau setuju? Kalaupun tidak, ya sudah?"

Ashley menatap Kendrick dengan seksama. Entah mengapa si kembar seakan menjadi prioritas pria itu. Sepertinya Kendrick ingin menebus kesalahannya di masa lampau dengan memberi kasih sayang kepada anak-anaknya sekarang.

Dia jadi teringat cerita Darla tadi sore tentang Kendrick. Yang sebenarnya dulu adalah pria penuh kehangatan jika bersikap pada sanak saudaranya, namun semenjak negara api menyerang, hatinya seketika gersang.

"Bagaimana? Apa kau setuju?" tanya Kendrick lagi saat Ashley tak langsung menjawab.

"Hm, baiklah, aku setuju. Apa ada lagi?"

"Tidak ada, sekarang giliranmu, apa yang mau kau bicarakan?" Kendrick mengalihkan pandangan ke luar jendela.

Sebelum menggerakan bibir, Ashley menatap Kendrick sejenak. Kalau di pikir-pikir suaminya itu ternyata tampan, pikirnya.

"Aku mau tahu, kamarku ada di mana? Tidak mungkin Kan, kita satu kamar?" tanya Ashley, sambil menguap pelan.

"Tentu saja, kamar kita berbeda, jangan harap kita akan tidur seranjang, aku tidak sudi menyentuh tubuhmu itu!"

Ish, siapa juga yang mau tidur dengannya!

Ashley menggerutu di dalam hati.

"Kamarmu ada di sebelah kamarku, jadi si kembar tidak curiga kalau kita tidak sekamar." Sambung Kendrick lagi.

"Baiklah, itu saja yang mau aku bicarakan, aku mau tidur dulu." Ashley tak mampu lagi menahan kantuknya. Acara hari ini membuat tenaganya terkuras habis.

"Iya, kau sudah tahu kan kamarku?" ucap Kendrick tanpa menatap lawan bicara.

"Sudah, aku permisi."

Kendrick tak mengubris ucapan Ashley. Masih asik memperhatikan bintang-bintang kecil di atas langit.

Ashley tak peduli. Ia langsung melenggang pergi, meninggalkan Kendrick sendirian di ruangan.

*

*

*

Keesokan paginya. Ashley sudah sibuk mengurus Kenny dan Kevin untuk siap-siap bersekolah. Keduanya tampak senang, akhirnya dapat bersekolah seperti anak lainnya.

Setelah selesai menyiapkan bekal untuk si kembar. Keluarga baru itupun sarapan bersama. Ashley terpaksa melayani Kendrick dan memasakkan mereka sarapan. Walaupun ada maid, Ashley sangat tak terbiasa. Dia melakukan semuanya sendirian.

Selesai sarapan, keempatnya bergegas berangkat ke sekolah. Untuk hari pertama Kendrick akan ikut mengantar si kembar.

Di dalam mobil. Si kembar duduk di tengah-tengah Ashley dan Kendrick.

"Daddy, Mommy berkerja di kantor Daddy kan hari ini?" tanya Kevin sambil bergelayut manja di tangan Kendrick.

"Iya, Mommy akan berkerja di kantor Daddy." Kendrick mengelus pelan kepala Kevin.

"Yes! Sekarang Mommy dan Daddy tidak akan berjauhan lagi." Kevin tersenyum lebar sambil melemparkan pandangan pada Kendrick dan Ashley secara bergantian.

Kendrick dan Ashley tersenyum hambar membalas ucapan putra bungsunya itu.

"Mommy sangat cantik hari ini!"

Kenny memuji penampilan Ashley yang tampak berbeda sekali. Wanita itu memakai kemeja biru, blazer hitam dan rok span berwarna hitam pula. Serta rambut panjangnya nan tebal, ia ikat ke belakang.

Mengulas senyum tipis, Ashley berkata, "Terima kasih sayang."

"Mom! Dad!" Tiba-tiba Kevin berdiri kemudian memegang pipi Kendrick dan Ashley.

"Iya, sayang, iya, Kevin," ucap Kendrick dan Ashley serempak.

"Daddy sama Mommy harus selalu temenin Kevin ya, sampai Kevin nanti besar, Kevin, mau Mommy dan Daddy di samping Kevin terus, selama-lamanya!" Kevin menatap sendu kedua orangtuanya.

Kendrick dan Ashley melirik sekilas satu sama lain sejenak. Keduanya tergugu, bingung harus menjawab apa. Nyatanya pernikahan ini hanyalah kedok semata agar Kenny dan Kevin tak kekurangan kasih sayang.

"Kevin, tenang saja, Mommy dan Daddy akan selalu bersama," ucap Kendrick tanpa ekspresi sama sekali.

"Yes! Kalau begitu Daddy dan Mommy ciuman seperti Grandma dan Grandpa ya!"

Tanpa mendengarkan jawaban orangtuanya, secepat kilat Kevin mendekatkan wajah Kendrick dan Ashley.

Cup!

Si@l! Mampus aku!

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝑨𝒔𝒉𝒍𝒆𝒚 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒊 𝒂𝒋𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒂𝒊𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒊𝒓 𝒚𝒂 😊😊

2024-04-12

0

Edah Jubaedah

Edah Jubaedah

Sekarang aja muka datar entar dilain waktu istri dilirik orang ngamuk lu Kendrick 😏

2023-05-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!