Pendekar Wanita Pembantai
Di tengah-tengah pasukan pembunuh bayaran Aying masih berusaha bertahan meski darah di tubuhnya terus mengalir deras, Aying tidak menyangka Klan Saga nya yang selama ini di segani dibantai habis puluhan kelompok pembunuh bayaran yang disewa musuh-musuhnya dan saat ini yang tersisa hanya dirinya, seluruh keluarganya telah mati dibunuh dengan menggenaskan.
Aying merasa sangat tidak terima ingin sekali dirinya membantai mereka semua tanpa sisa tapi Aying sadar dalam kondisinya yang sekarang tidak akan bisa terwujud, Aying berusaha berdiri walau tidak memiliki tenaga sambil mengangkat pedangnya yang berlumuran darah.
"Aku bersumpah!" Jika aku diberi kesempatan hidup aku tidak akan membiarkan satupun dari kalian terbebas dari kematian!" teriak Aying.
Suara halilintar menyahuti sumpah Aying di depan ratusan pembunuh bayaran Aying menusuk perutnya dengan pedang hingga tembus ke belakang tubuhnya, Tubuh Aying terjatuh ke tanah darah dari perutnya membasahi tanah tempatnya tergeletak.
"Dia bunuh diri, bagaimana sekarang?" tanya salah satu pemimpin pembunuh bayaran.
"Tugas kita sudah selesai," ucap Ketua pembunuh lainnya.
"Kita kembali, sudah saatnya menerima bayaran," sahut Ketua pembunuh bayaran yang berjalan pergi melewati Aying.
Di ujung hidup dan matinya Aying mencoba mengingat semua para kelompok kelompok pembunuh bayaran yang berani membantai Klan Saga nya, Aying benar-benar berharap mereka semua mati dengan cara yang lebih sadis dari dirinya dan semua anggota Klan nya.
***
"Huhuhuhu, Putri ku sayang kenapa kamu pergi meninggalkan ibu, kenapa kamu pergi mendahului ibumu ini."
"Bangun Nak, jangan mati."
"Sudahlah kamu harus bisa melepaskannya, kita harus cepat menguburnya."
Mendengar suara keributan dari dalam peti Aying membuka matanya, mata Aying langsung menatap seorang wanita paruh baya yang menangis sambil memeluk tubuhnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi padaku," dalam hati Aying mengernyitkan dahinya.
"Kamu siapa?" ucap Aying mengejutkan semua orang.
"Putri ku kamu bangun Nak sukurlah, ibu tidak salah melihat kan, Hahahaha, Putri ku sudah bangun," ucap wanita paruh baya yang sedari tadi memeluknya.
"Kakak Aying hidup lagi," teriak seorang wanita yang lebih mudah dari Aying.
"Apa yang kalian tunggu cepat keluarkan Putri ku," ucap wanita paruh baya memerintah pelayannya.
Sambil bangkit berdiri Aying memegang kepalanya yang terasa sangat sakit, samar-samar beberapa ingatan mengelilingi kepalanya. Dari ingatan itu Aying tau bahwa dirinya bernama Aying Dan dan wanita paruh baya yang menangis tadi adalah ibunya, Ayinf menatap semua yang ada di sekitarnya tepat setelah melihat wanita yang lebih muda darinya sebuah ingatan tiba-tiba kembali berputar di kepalanya.
"Ahhhhhhhh, ternyata seperti itu," ucap Aying pelan sambil tersenyum sendiri.
Saat ini dirinya hidup kembali di tubuh seorang wanita yang memiliki nama sama dengannya, sangat disayangkan pemilik tubuhnya terdahulu mati karena berbelas kasih pada adiknya dan adiknya sendiri juga yang membunuhnya.
"Sangat menyedihkan," dalam hati Aying.
Aying tersenyum menatap Mengki Dan adiknya yang melihatnya tersenyum penuh arti langsung gemetar.
"Bawa Putri ku beristirahat, panggil semua tabib untuk melihat kondisi Putri ku yang sekarang," ucap ibu Aying memerintah bawahannya.
"Itu tidak perlu, aku baik-baik saja Bu, aku mau beristirahat jangan ada yang menggangguku," sahut Aying sambil berjalan pergi menuju kamar yang ada di dalam ingatannya.
Aying yang melewati adiknya lagi-lagi tersenyum, Aying memberi isyarat pada adiknya bahwa yang dilakukan padanya pasti akan dibalasnya.
Dari tatapan Aying sang adik semakin gemetar, Mengki Dan belum pernah merasakan hawa membunuh Kakaknya seberapapun marahnya padanya karena Kakaknya sangat menyayanginya.
Baru berjalan beberapa langkah Aying berpapasan dengan pria paruh baya yang ikut andil dalam pembunuhannya, dia adalah ayah tiri dari Aying yang juga ayah kandung Mengki Dan, Ayah kandung Aying sendiri terbunuh setelah menjalankan misi keluarga, setelah 2 tahun istrinya yang menjadi nyonya besar menikah dengan pria dari kalangan orang biasa dan memiliki anak tak lama setelahnya.
Saat Ibunya menikah Aying masih sangat kecil, hingga saat tumbuh besar bersama adik satu ibu beda Ayah Aying tidak pernah menganggap adiknya seperti orang lain bahkan Aying sendiri sangat menyayangi adiknya.
Di dalam kamar Aying menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan Aying terdahulu, padahal sudah jelas beberapa kali adiknya ketahuan ingin membunuhnya tapi berulang kali juga dimaafkan begitu saja olehnya.
"Baiklah, Karena mulai sekarang aku yang memakai tubuhmu akan aku pastikan mereka tidak bisa hidup dengan tenang," ucap Aying sambil tersenyum.
"Tapi yang terpenting saat ini aku harus melihat seberapa kultivasi ku, apa kultivasi ku masih sama seperti sebelum aku mati," ucap Aying kembali berbicara sendiri.
Aying menutup matanya mencoba merasakan aliran energi yang akan membawanya mengetahui seberapa kultivasinya, tak lama Aying membuka matanya kembali menatap aura spiritual yang ke luar dari dalam tubuhnya.
"Ini bahkan tidak ada setengah dari kultivasi ku yang berada di tingkat langit kelima," ucap Feng.
Tingkat pelatihan terdiri dari tingkat pemula, perak dan emas ketiganya masih terbilang tingkatan rendah. Setiap tingkatan terdapat 1 hingga 3 bintang dan 3 bintang adalah tingkat tertinggi sebelum naik ketingkat pelatihan selanjutnya.
Pelatihan tingkat sedang terdiri dari bumi, inti bumi, dunia fana dan ranah Qi keempatnya juga memiliki bintang sebagai tingkatan tertinggi sebelum naik ke tingkat selanjutnya sama seperti tingkatan terendah.
Berbeda dari tingkat terendah dan sedang pelatihan tingkat tinggi terdiri dari tingkat langit yang mencapai tujuh tingkatan, di atas tingkat langit masih ada tingkat jendral dan tingkat dewa keduanya sama-sama terdapat tiga tingkatan sebagai pelatihannya.
"Ahhhhhhh, sebenarnya apa yang selama ini dibuatnya kenapa di usia yang sudah beranjak 18 tahun masih berada di tingkat emas bintang 3," ucap Aying kembali menggelengkan kepalanya.
Kepala Aying tiba-tiba terasa sakit ingatan Aying terdahulu kembali memutari kepalanya. Aying yang mengingatnya masih tidak habis pikir, pantas saja pemilik tubuh yang digunakan saat ini masih berada ditingkat terendah ternyata semua sumber daya yang seharusnya digunakan untuk menaikkan tingkat pelatihannya malah diberikan pada adiknya yang tidak tau diri itu.
"Aku akan mengambil yang seharusnya menjadi milikmu, kamu tidak bisa menyalahkan ku untuk itu karena aku tidak berhati lembut seperti mu," ucap Aying berbicara sendiri.
Aying memutuskan beristirahat untuk memulihkan tenaganya, baru saja Aying menutup mata dua orang menggunakan topeng bersiap membunuhnya.
Ternyata dia bergerak lebih cepat juga dari perkiraan ku," dalam hati Aying.
Puluhan tahun berlatih bela diri membuat Aying terbiasa menghadapi bahaya, walau berada ditubuh baru tidak berarti Aying melupakan semua yang sudah dikuasainya.
Bruuuuuuuuuuuaaaaaaaak.
Bruuuuuuuuuuuuuuaaaaaaak.
"Maju kalian, akan aku kirim ke neraka," ucap Aying sambil menyeringai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments