Wang berdiri menatap Aying yang terus memegangi pedangnya, hanya sekali lihat saja Wang tau pedang yang ada di tangan Aying saat ini adalah Pedang Dewa yang hanya ada satu di dunia.
"Aku jadi penasaran banyak tentangmu, aku mengira kamu hanya orang pilihan ku tapi sepertinya takdirmu lebih rumit," ucap Wang.
"Kalau aku beritahu kamu aku pernah reinkarnasi apa kamu percaya," sahut Aying.
"Aku percaya reinkarnasi benar adanya walau aku tidak pernah merasakannya, jadi apa benar aku pernah reinkarnasi?" ucap Wang penasaran.
"Saat ini tubuh yang aku gunakan bukanlah tubuhku, aku yang sebenarnya adalah Aying Ketua dari Klan Saga yang anggotanya dibantai habis," sahut Aying menjelaskan.
"Aku tau pasti sulit untukmu percaya," sambung Aying.
"Memang sulit di percaya tapi dari caramu mengobati luka dan gerakan menyerang mu aku bisa merasakan kamu bukanlah seorang pemula, semua seperti kamu sangat berpengalaman, itu juga yang membuatku yakin kamu bisa berburu inti hati hewan spiritual di sini," ucap Wang.
"Karena aku sudah memberitahu rahasiaku, seharusnya kamu juga memberitahuku kenapa kamu menjadikanku muridmu," sahut Aying.
"Aku masih belum bisa memberitahumu, tapi semua berkaitan dengan dendam itu alasan aku kenapa memilihmu," ucap Wang.
"Hemmmmm, seharusnya dengan bantuan ramuan dan inti hati spiritual ditambah latihan mu setiap hari kekuatan lamamu dan pelatihan lamamu tidak sulit kembali bukan," sambung Wang mengalihkan pembicaraan.
"Tentu, hanya saja sebelumnya aku tidak memiliki senjata, melawan hewan spiritual di atas 5 hanya dengan cakar pemberianmu mustahil bisa menang," sahut Aying.
"Sekarang kamu sudah memiliki pedang apa yang kamu tunggu, kamu bisa berburu inti hati sebanyak-banyaknya sisanya bisa kamu jual untuk membeli bahan herbal membuat ramuan dan tungku. Aku tidak sabar ingin melihatmu berendam sambil menyerap inti hati, pasti kultivasi mu meningkat pesat," ucap Wang.
"Benar juga, aku tidak boleh bermalas-malasan, masih ada dendam yang harus dibalas," sahut Aying.
Wang kembali masuk ke dalam tubuh Aying, melihat Aying penuh semangat Wang sangat senang karena tujuannya memang menjadikannya sangat kuat.
Seharian penuh Aying berburu inti hati hewan spiritual, dengan bantuan pedang Dewa miliknya hewan spiritual bisa dibunuhnya dengan mudah, walau begitu Aying juga mengerahkan strategi untuk membunuh hewan spiritual level 8 ke atas.
Hewan spiritual level tinggi bisa mencapai level 13, semakin tinggi level hewan spiritual intinya semakin cepat bisa meningkatkan pelatihan.
Haaaaaah, haaaaah, haaaaah.
Nafas Aying tersengal-sengal kelelahan terus berburu tanpa henti, walau kelihatan sangat mudah dengan bantuan pedangnya tetap saja tenaganya memiliki batasan.
"Hanya terkumpul 6," ucap Lingling sambil bersandar di bawah pohon.
"Hanya 6 yang berada di level 8, yang level 5 ke bawah sudah kamu serap terlebih dulu," sahut Wang.
"Mau bagaimana lagi," ucap Aying lagi.
"Inti hati hewan spiritual level 8 ke atas juga sangat mahal, sepertinya itu saja sudah cukup untuk membeli bahan," sahut Wang.
"Kalau dijual di sembarang tempat ini tidak akan mahal, beda kalau dijual di tempat lelang keuntungan bisa kita dapat lebih besar," ucap Aying sambil tersenyum penuh arti.
"Sepertinya kamu tau banyak tentang lelang," sahut Wang.
"Tentu saja, sebagai Ketua Klan Saga ramuan dan pil ku sering ku lelang, keuntungannya sangat menggiurkan," ucap Aying.
"Tapi saat ini uang tidaklah seberapa penting bagiku, aku harus segera menerobos beberapa tingkat lagi sekaligus agar bisa memulai pembalasan dendam ku," sambung Aying yang baru mengepalkan tangannya.
"Kalau begitu tunggu apa lagi, berangkat," ucap Wang.
Aying turun gunung kembali ke kota yang dimasuki sebelumnya, Aying kembali menunjukkan token nya dan kembali dibiarkan masuk dengan mudah.
Sampai di depan gedung gengteng Aying menghentikan langkahnya, Aying melupakan sesuatu jika dirinya ingin balas dendam sedari sekarang dirinya harus menyamar.
Aying mengeluarkan jubah hitam yang sebelumnya dibawa saat kompetisi, sambil berjalan masuk ke dalam Aying memajukan penutup jubahnya agar tidak ada yang melihat wajahnya.
"Ada yang bisa kami bantu?" tanya Wei pelayan lelang.
"Apa aku bisa ikut melalang milikku?" tanya Aying balik.
"Tentu saja, apa yang akan anda lelang?" tanya Wei.
"Ini," ucap Wei tidak melanjutkan perkataannya.
"Itu 3 inti hati Singa perak," sahut Aying.
Mendengar ucapan Aying seorang pria tua menghampiri Wei, Pak tua Hu mengambil inti hati dari tangan Wei dan memperhatikannya dengan teliti.
"Apa kamu yang mendapatkannya sendiri?" tanya Pak tua Hu pemilik rumah lelang.
"Ya, ada apa? Apa inti hati itu tidak bisa dilelang di sini?" tanya Aying balik.
"Bukan seperti itu, inti hati hewan spiritual level 3 ke atas boleh ikut lelang di sini hanya saja apa kamu yakin ingin melelangnya? Kenapa tidak kamu gunakan sendiri?" tanya Pak tua Hu.
"Ini inti hati hewan spiritual level 8 sangat cocok untuk meningkatkan kultivasimu," ucap Pak tua Hu.
"Aku bisa mencarinya lagi, aku membutuhkan kepingan emas untuk membeli bahan herbal," sahut Aying.
"Bahan herbal," ucap Pak tua Hu.
"Tunggu, mungkinkah dia memiliki guru ahli ramuan atau Alchemis, jika benar aku harus berhubungan baik dengannya siapa tau gurunya bersedia menjual ramuan atau pil buatannya di sini," dalam hati Pak tua Hu.
"Kalau begitu boleh ku tau atas nama siapa aku umumkan lelang inti hati ini nona," ucap Pak tua Hu.
"Ay," sahut Aying.
"Baiklah kalau begitu, nona Ay acara lelang akan diadakan besok siang kami dengan senang hati menyambut anda, sebagai rasa hormat rumah lelang kami ambillah ini," ucap Pak tua Hu.
"Apa ini?" tanya Aying.
"Tunjukan saja itu ke penginapan yang ingin Nona Ay datangi, mereka akan memberi kamar dan makan gratis karena nona Ay adalah tamu rumah lelang kami," ucap Pak tua Hu.
"Baiklah, terima kasih untuk itu," sahut Aying sambil berjalan pergi.
Wei yang sedari tadi hanya diam masih tidak mengerti apa yang dipikirkan ayahnya itu, sudah jelas orang yang tadi datang adalah wanita muda yang bahkan lebih muda darinya kenapa ayahnya sampai segitunya menghormatinya bahkan memberikan karti nama rumah lelang mereka.
"Ayah," ucap Wei.
"Aku tau apa yang ingin kamu tanyakan," sahut Pak tua Hu.
"Anak itu memang masih muda tapi sepertinya dia memiliki guru seorang ahli ramuan atau alchemist, rumah lelang kita akan berjaya di masa depan jika berteman baik dengan orang seperti itu dan kita harus memulai dari muridnya," sambung Pak tua Hu.
"Haaaaah, ternyata seperti itu, apa ayah butuh bantuanku untuk mendapatkan hatinya tadi agar semua berjalan lebih lancar? aku bisa mendekatinya dan berteman dengannya," ucap Wei.
"Tidak perlu, tapi jika dia alami mau berteman dengan mu akan sangat bagus, ayah sarankan kamu jangan mengganggunya," sahut Pak tua Hu sambil berjalan pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments