Raja kurcaci meneteskan keringat dingin mendengar perkataan Aying, jika yang dikatakan manusia di depannya itu benar bukankah saat ini wilayahnya sedang dalam bahaya besar.
"Tidak, tidak, ini tidak boleh terjadi," dalam hati Raja kurcaci.
"Semua para kurcaci di sini tidak menyukai manusia, yang kamu katakan memang benar bahkan tongkat ku juga benar seperti yang kamu katakan," ucap Raja Kurcaci.
"Baguslah kalau kamu mengakuinya, itu akan mempermudah manusia lainnya untuk membalas dendam padamu dan semua kurcaci yang ada di sini," sahut Aying sambil tersenyum penuh kemenangan padahal semua yang dikatakannya tidak sepenuhnya benar.
"Tidak, kumohon jangan lakukan itu. Kamu boleh melakukan apa saja di sini, tapi jangan mengirimkan panggilan itu pada mereka, jika kamu mau aku akan membunuh mereka yang menculik mu," ucap Raja kurcaci.
"Raja," sahut kurcaci lainnya tidak terima.
"Diamlah, nyawa kalian yang hanya kecil itu tidak sebanding dengan nyawa ku dan kurcaci lainnya, jika kalian mati setidaknya kurcaci lain bisa tetap hidup atau kalian mau keluarga kalian semua juga mati," ucap Raja kurcaci.
"Haaaaah, aku tidak ingin kamu membunuh mereka jadi tenanglah sebenarnya aku datang kemari juga tidak berniat cari masalah atau balas dendam, aku hanya ingin melihat-lihat kalian, Aku tertarik dengan semua milik kalian yang terbuat dari logam," sahut Aying.
"Benarkah," ucap Raja kurcaci seperti tidak percaya apa yang baru saja didengarnya.
"Tentu saja," sahut Aying lagi.
"Terima kasih, terima kasih, maafkan kami," ucap pada kurcaci lainnya yang serentak berlutut di depan Aying.
"Bangun dan pergilah, aku hanya ingin berbicara berdua dengan Raja kalian," sahut Aying.
"Baik, kami pergi dulu kami tidak akan mengganggu," ucap para kurcaci yang langsung berjalan pergi.
"Kalau begitu masuklah, istanaku tidak sebesar istana kalian para manusia, silahkan," sahut Raja kurcaci.
Istana Raja kurcaci tidak ada bedanya dengan rumah manusia pada umumnya, yang membuat perbedaan hanya isi di dalamnya semua terbuat dari logam bahkan gelas piring dan sebagian besar lainnya.
Aying yang duduk di kursi melihat Raja kurcaci masuk ke dalam memanggil istri dan anak laki-lakinya, tak lama Raja kurcaci kembali ke luar di belakangnya istrinya yang juga Ratu kurcaci terlihat sangat ketakutan sambil memegang tangan Putranya.
"Perkenalkan ini istriku Yola dan putra ku Yallo," ucap Raja kurcaci.
"Salam kenal, namaku Aying," sahut Aying.
"Putra ku lebih tampan dari para kurcaci lainnya, dia juga sudah berusia lima belas tahun," ucap Raja kurcaci.
"Hahahaha, sepertinya Raja kurcaci itu ingin memberikan anaknya pada mu, aku lebih setuju kamu dengan ras Elf dari pada ras kurcaci," ucap Wang tidak berhenti tertawa.
"Diamlah," ucap Aying kesal.
Walau anak Raja Kurcaci lebih tampan daripada kurcaci yang ditemuinya tadi tetap saja selera Aying bukan dia, Aying berpikir dirinya tidak akan mengurangi seleranya sama sekali dengan menyukai kurcaci.
"Sekarang bisakah kita pergi ke tempat kalian membuat logam," ucap Aying mengalihkan pembicaraan.
"Tentu saja, kamu tunggulah di depan," ucap Raja kurcaci.
Aying langsung berjalan ke luar dan berdiri memperhatikan sekeliling istana Raja kurcaci, Aying merasa halaman istana Raja kurcaci terbilang sangat luas tapi kosong, tidak ada satupun tanaman atau apapun di halaman itu dan membuat tempat terlihat membosankan.
"Apa perlu kita menaiki kendaraan," ucap Raja kurcaci.
"Tidak perlu, lebih baik kita berjalan kaki saja," sahut Aying yang berjalan di depan Raja Kurcaci.
Wang yang dari awal menghawatirkan Aying hanya menggelengkan kepalanya, percuma saja semua yang sudah dipikirkannya ternyata Aying walau seorang wanita sudah membuat persiapan yang tidak diketahuinya.
Sampai di tempat penempaan semua kurcaci memperhatikan Aying dengan tidak senang, Aying sendiri tidak peduli dan terus memperhatikan Logam cair yang baru dipanaskan di masukan ke sebuah tempat untuk membentuk hasilnya.
Aying seketika memutar otaknya berpikir dari mana dulu dirinya harus memulai, di tempat itu sangat banyak kurcaci tidak mungkin dirinya bisa menguasai elemen Logam jika dikelilingi banyak orang seperti ini.
"Mereka harus pergi," gumam Aying pelan.
"Aku ingin menggunakan tempat ini selama beberapa hari ke depan, selama itu juga aku tidak ingin diganggu aku tidak suka perkataan ku diabaikan," ucap Aying.
"Baiklah," sahut Raja kurcaci cepat.
"Tapi Raja," ucap kurcaci lainnya.
"Kalian diam saja dan turuti perkataan ku," sahut Raja kurcaci yang langsung membuat semua terdiam.
Raja kurcaci membawa semua yang ada di tempat penempaan ke luar dan kembali menutup pintu, sebenarnya Raja kurcaci tau apa yang ditakutkan oleh warga lainnya mereka takut Aying mengambil teknik menempa mereka, tidak hanya itu mereka juga takut Aying mengambil semua Logam yang sudah mereka tempa siap pakai.
"Raja bagaimana jika manusia itu," ucap salah satu kurcaci.
"Diamlah, biarkan saja dia melakukan apa yang dia mau, apa kalian lebih memilih mati dari pada membiarkannya," sahut Raja kurcaci kembali membuat semua terdiam walau tidak bisa menerima.
Di dalam tempat penempaan Aying mencoba menyatukan perasaannya dengan Logam yang ada di sekitarnya, Aying menyentuh satu persatu Logam yang ada di dekatnya sambil berulang kali menarik nafas dan membuangnya perlahan.
Aying bisa merasakan perlahan perasaannya menjadi satu dengan Logam, setelah merasa menyatu Aying bergegas menutup matanya.
Aying tiba-tiba merasakan tubuhnya seperti tersengat sesuatu, tak lama seperti logam cair yang siap dimasukkan ke tempat Aying juga merasakan panasnya.
Tak tak tak.
Tubuh Aying terus merasakan penempaan tiada henti, dipukul dengan panasnya logam terus dirasakan olehmya berulang kali.
Aying mulai tidak bisa bernafas, dirinya tau jika seperti itu terus dirinya benar-benar akan tidak sadarkan diri dan kemungkinan terbesar dirinya bisa saja mati.
Blaaaaaaaaaaaar.
Seketika Aying membuka matanya setelah merasakan sentakan keras di tubuhnya, Aying memperhatikan sekelilingnya yang sudah kembali seperti semula pertanda dirinya telah berhasil.
"Huuuuuh, hampir saja," ucap Wang merasa lega.
"Apa sentakan di tubuhku tadi karena mu?" tanya Aying.
"Aku memberikan energi ku untukmu bertahan yang membuatmu bisa menyelesaikannya," sahut Wang.
"Baguslah, tidak sia-sia aku berguru denganmu," ucap Aying sambil tersenyum.
Aying bergegas berdiri dan berjalan ke luar, baru membuka pintu Aying di sambut Raja kurcaci dan kurcaci ainnya yang sudah menunggunya di depan pintu.
"Ada apa?" tanya Aying.
"Kamu di sana sudah 5 hari, aku takut," ucap Raja kurcaci.
"Tenang saja, aku tidak mengambil apapun yang ada di dalam sana, kalau tidak percaya kamu pastikan saja sendiri," sahut Aying.
Raja Kurcaci yang masuk ke dalam merasa lega melihat tempatnya yang tidak berubah, semua masih utuh tanpa kurang satupun.
"Tenang saja aku tidak mengambil apapun," ucap Aying yang mengerti kecemasan para kurcaci.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments