Ketua Yang

Setelah berhasil membuat Wang terkejut Aying pun tertidur, walau energi di tubuhnya membuatnya tidak lelah tetap saja dirinya membutuhkan istirahat.

Suara dobrakan di depan pintu membangunkan Aying. Dari celah jendela Aying bisa melihat hari sudah pagi, tapi dirinya bukanlah orang penting yang harus bangun terlalu pagi karena dirinya memiliki waktu bebas.

"Siapa yang membangunkan ku sepagi ini, jika ingin mengantar makanan tidak bisakah menungguku setelah bangun sendiri," ucap Aying kesal.

Aying perlahan berdiri dan berjalan ke arah pintu, baru saja Aying membuka pintu dua orang memakai baju perguruan mendorongnya kembali masuk ke dalam.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Aying.

"Yang kami lakukan tentu saja ingin menjarah mu," sahut Tie pria bertubuh kecil.

"Apa seperti ini ajaran dari perguruan kalian," ucap Aying.

"Kamu tidak berhak menilai perguruan kami, perguruan kami sangat disegani semua yang kami mau akan kami dapatkan," sahut Ji.

"Haaaaah, pantas saja, ternyata kalian seperti ini karena ajaran dari perguruan. Aku tidak akan menyalahkan kalian tapi lebih baik kalian pergi dan jangan menggangguku, jangan membuatku mengulanginya atau jika itu terjadi perguruan kalianpun tidak akan bisa bertanggung jawab," ucap Aying.

"Memangnya siapa kamu beraninya kamu berkata seperti itu pada kami berdua, jika kami melaporkannya pada Ketua kamu yang hanya seorang diri akan mati tanpa sisa," sahut Ji.

Haaaaaaaah.

Aying menghela nafas, sepertinya berbicara baik-baik tidak akan mempan pada mereka, karena mereka yang mencari kematiannya sendiri tidak ada salahnya kalau dikabulkan olehnya pikir Aying sambil tersenyum.

"Jangan, kamu berpikir baik-baik, bermusuhan dengan 1 perguruan berbeda dengan 1 kelompok pembunuh bayaran, apalagi kita tidak tau seberapa kuat Ketua mereka," ucap Wang.

"Tapi mereka tetap harus diberi pelajaran," sahut Aying.

Aying tiba-tiba tersenyum, di dalam cincin ruangnya masih tersimpan satu bahan racun yang jika di sentuh bisa membuat gatal seluruh tubuh, walau tidak bisa dibilang bahan yang mematikan bahan itu saja sudah cukup untuk memberi pelajaran pada mereka.

"Aku lupa sepertinya aku memiliki sesuatu yang paling berharga, jika dijual harganya sekitar 150 keping emas," ucap Aying.

"Di mana kamu menyimpannya, cepat berikan pada kami," sahut Tie.

"Kalau begitu aku akan mengeluarkannya dari tempatnya, tapi kalian harus langsung menangkapnya," ucap Aying sambil tersenyum.

"Cepatlah, kamu tidak perlu memberitahu kami tentang itu," sahut Ji.

Aying menggosok cincin ruangnya dan mengeluarkan tanaman ekor rubah. Melihat sesuatu ke luar dari cincin ruang Feng Tie dan Ji langsung menangkapnya.

"Apa ini benar-benar berharga," ucap Ji yang memegang dan memperhatikan tanaman di tangannya.

"Apa yang terjadi, kenapa tubuhku gatal semua," sahut Tie

"Tubuhku juga, jangan-jangan semua karena tanaman ini," ucap Ji.

"Benar, kalian gatal karena tanaman itu. Cepat pergi, jika tidak segera diobati kulit kalian akan membusuk," sahut Aying.

"Bedebah, beraninya kamu bermain-main dengan kami, tunggu saja kami akan datang lagi," ucap Ji.

Melihat Ji dan Tie pergi Aying melambaikan tangannya, Aying bergegas menutup kembali pintunya dan melanjutkan tidurnya.

Doooog doooooog dooooog.

Setengah jam kemudian suara gedoran kembali terdengar, Aying kembali merasa kesal tidak bisakah dirinya beristirahat sampai selesai sebelum melanjutkan perjalanan lagi pikir Aying.

Krieeeeet.

Aying membuka pintu walau masih ingin terus tidur, setelah membuka pintu Aying menatap Ji dan Tie yang berdiri di depannya bersama seorang pria tua yang juga berdiri di depannya.

"Kalian ini tidak bisakah membiarkanku tidur dengan tenang," ucap Aying.

"Aku bisa membiarkanmu tidur dengan tenang, aku juga tidak keberatan menggalikan kuburan untukmu," sahut Ketua Yang perguruan Tapak Dua Naga.

"Berikan penawar pada mereka atau aku bunuh kamu sekarang juga," ucap Ketua Yang.

"Kalian tidak beruntung aku tidak memiliki penawarnya," sahut Aying mengangkat bahunya.

"Jangan bermain-main denganku, cepat berikan penawarnya," teriak Ketua Yang yang langsung menarik baju Aying tidak peduli Aying yang seorang wanita.

"Lepaskan aku," ucap Aying.

Aying memperbaiki bajunya dan menatap Ketua Yang, Aying menyunggingkan bibirnya dan membuang wajahnya yang sudah tidak tahan melihat tingkah ketiganya yang sok berkuasa hanya karena dari perguruan Tapak Dua Naga.

"Aku memang memiliki penawar racun tapi untuk apa aku berikan pada kalian, bukannya yang dari awal mencari masalah sendiri adalah kedua muridmu itu," ucap Aying.

"Memangnya apa yang dilakukan muridku?" tanya Ketua Yang.

"Dia datang ke kamarku dan ingin menjarah barangku, apa hal seperti itu kalian benarkan di perguruan kalian," ucap Aying.

"Benarkah yang dikatakannya, jawab," teriak Ketua Yang.

"Kami hanya mengikuti senior-senior sebelumnya yang selalu menjarah dari pendatang baru," ucap Tie.

"Siapa? Siapa orangnya? kalian berdua tunjukan padaku orangnya atau kalian akan aku keluarkan secara tidak hormat dari perguruan Tapak Naga," teriak Ketua Yang.

"Aku baru tau seperti itu awalnya, mereka memang bersalah sebagai Ketua aku akan menghukum mereka tapi bisakah kamu memberikan penawarnya," ucap Ketua Yang.

"Ambillah, aku hanya ingin memberi mereka pelajaran," sahut Aying.

"Terima kasih atas kemurahan hatimu, bisakah aku tau bagaimana bisa mereka terkena racun?" tanya Ketua Yang.

"Mereka memegang rumput ekor serigala ku yang seharusnya menjadi bahan untuk membuat ramuan," ucap Aying.

"Apa kamu bisa membuat ramuan?" tanya Ketua Yang.

"Bisa, tapi tidak sehebat guruku," ucap Aying kembali berbohong.

"Kalau begitu siapa gurumu? bisakah aku bertemu dengannya?" sahut Ketua Yang.

"Tidak bisa, aku dan guru sudah berpisah kami menempuh jalan masing-masing jika kami memang ditakdirkan terus menjadi murid kami akan bertemu lagi," ucap Aying.

Ketua Yang terdiam, perkataan Aying terlalu dalam maknanya bagi dirinya. Sudah jelas guru Aying bukan orang sembarangan, tidak baik bagi dirinya dan perguruan Tapak Dua Naga bermusuhan dengan orang seperti itu.

"Sekali lagi aku minta maaf atas kesalahan muridku, jika berkenan maukah kamu datang bertamu ke perguruan Tapak Nagaku," ucap Ketua Yang.

"Kesempatan bagus, jangan menolaknya," sahut Wang.

"Apanya yang bagus," ucap Aying.

"Bagaimana?" tanya Ketua Yang.

"Baiklah, aku menghargai niat baikmu, aku akan ikut denganmu," sahut Aying.

"Terima kasih, mari kita pergi sekarang. Kalian berdua temui aku nanti, aku akan mengurus kalian dan yang lainnya," ucap Ketua Yang sambil berjalan pergi diikuti Aying dari belakang.

Aying mengikuti Ketua Yang yang berjalan ke luar penginapan, sampai di luar Ketua Yan Sing sudah mempersiapkan kapal terbang yang akan membawa Feng dan dirinya ke perguruan Tapak Dua Naga.

"Bukannya ini terlalu berlebihan," ucap Aying.

"Ini tidak berlebihan, aku yang menyuruhmu datang ke perguruan Tapak Dua Naga sudah seharusnya aku melakukan penyambutan untuk mu," sahut Ketua Yang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!