Suara keributan dari kamar Aying terdengar sampai kamar ibunya, Ibu Aying yang mengira terjadi sesuatu pada Putrinya bergegas membawa para penjaga ke kamar Aying dan langsung masuk ke dalam.
Sejak Aying diracuni hingga membuatnya hampir mati ibunya merasa sangat trauma, kali ini ibu Aying tidak ingin terjadi sesuatu lagi pada Putri tercintanya atau dirinya akan merasa bersalah pada mendiang suaminya.
"Putriku," teriak ibu Aying yang berdiri di depan pintu bersama beberapa penjaga.
Melihat ibunya yang datang di waktu yang sangat tepat Aying menghela nafas, Aying sengaja menginjak pembunuh bayaran yang dibuatnya mati hanya dengan beberapa kali serangan tadi.
"Aku baik-baik saja Bu, tapi aku baru saja terlepas dari kematian siapa yang begitu kejam memerintahkan mereka untuk membunuhku," sahut Aying berpura-pura lemah.
"Siapa yang berani ingin membunuh Putri ku, aku sendiri yang akan menghabisi nyawanya," teriak ibu Aying.
Dari luar anak dan ayah masuk ke kamar Aying, keduanya terkejut melihat pembunuh bayaran yang mereka kirim malah berada di bawah kaki Aying. Sang Ayah menyenggol Mengki Dan memberi isyarat pada Putrinya untuk berpura-pura terkejut, jangan sampai ketahuan jika dirinyalah yang menyuruh kedua pembunuh bayaran itu untuk membunuh Aying.
"Apa yang terjadi di sini Bu?" tanya Mengki Dan.
"Ada seseorang yang ingin membunuh Kakakmu, aku rasa orang itu sudah bosan hidup sampai berani berniat ingin membunuh Putraku," sahut ibu Aying.
"Siapa yang ingin membunuh Kakak ku, aku sendiri yang akan melawannya demi Kakak," ucap Mengki Dan.
Mendengar perkataan Mengki Dan Aying tersenyum, ternyata adiknya pandai bersandiwara tidak heran pemilik tubuh terdahulu luluh pada adiknya.
"Adik tidak perlu melakukannya, lagipula aku sudah berhasil mengetahui siapa yang ingin membunuh ku," sahut Aying.
Mengki Dan kaget mendengar ucapan Aying, mungkinkah pembunuh bayaran itu memberitahu tentang dirinya dan ayahnya yang menyuruh mereka.
"Ba baguslah kalau begitu Kak, aku juga ikut senang jika Kakak sudah mengetahuinya," sahut Mengki Dan gugup.
"Kalau begitu Bu aku kembali ke kamar, aku ingin berlatih untuk mengikuti kompetisi yang diadakan Kaisar," ucap Mengki Dan.
"Pergilah, berlatihlah dengan sungguh-sungguh," sahut ibu Aying.
Melihat Putrinya berjalan ke luar kamar Aying ayah Mengki Dan bergegas mengikutinya , ayah Mengki Dan tau anaknya pasti ketakutan mendengar perkataan Aying tadi.
"Ayah," ucap Mengki Dan yang melihat ayahnya berjalan di sampingnya.
"Ayah dia bilang sudah mengetahui siapa yang menyuruh pembunuh bayaran itu, apa yang harus kita lakukan sekarang," sambung Mengki Dan.
"Tenanglah, apa kamu lupa betapa bodohnya dia, dia juga seharusnya sudah sadar dari dulu kalau kita berulang kali ingin membunuhnya tapi dia diam saja," sahut ayah Mengki Dan.
"Jadi untuk sekarang kita biarkan saja berlalu, setelah semua menjadi lebih tenang kita akan melakukannya lagi," ucap ayah Mengki Dan.
"Baiklah kalau begitu," sahut Mengki Dan.
***
Setelah beristirahat semalam Mengki Dan bisa merasakan tenaganya pulih, saat ini dirinya harus mengambil kembali apa yang sudah seharusnya menjadi miliknya dari Mengki Dan.
Aying berjalan ke arah Mengki Dan yang berlatih di halaman belakang, Mengki Dan yang melihat Aying bergegas menghampiri dan duduk di depannya terlihat biasa saja, semua berkat ayahnya dirinya menjadi lebih tenang.
"Kakak, apa yang membawa mu datang kemari?" tanya Mengki Dan menghentikan latihannya.
"Lanjutkan saja, aku hanya ingin melihat mu berlatih," sahut Aying.
"Tidak, aku tidak bisa berlatih dan meninggalkan Kakak duduk sendiri, katakan saja apa yang Kakak butuhkan," ucap Mengki Dan berpura-pura baik.
"Baiklah karena kamu yang memaksa, aku mau mengambil kembali semua yang kukasih padamu bulan ini," sahut Mengki Dan santai.
"Apa maksud Kakak, Kakak tidak mungkin ingin mengambil batu jiwa dan tanaman herbal yang Kakak kasih padaku bukan," ucap Mengki Dan.
"Aku memang menginginkan semua itu, cepat kembalikan atau aku akan memberitahu ibu siapa yang berniat membunuh ku," sahut Aying.
Mengki Dan terdiam dirinya berpikir tidak biasanya Aying meminta kembali apa yang sudah diberikannya, lagipula itu sudah menjadi miliknya tentu saja dirinya tidak akan mengembalikannya.
"Apa Kakak ingin menantang ku," teriak Mengki Dan.
"Kak tingkat pelatihan ku ada di atas Kakak, apa Kakak yakin mau bertanding dengan ku," teriak Mengki Dan.
Teriakan Mengki Dan yang di dengar para pelayan membuat para pelayan heboh, hampir semua pelayan membicarakan Aying si tidak berguna yang ingin menantang adiknya seperti yang diinginkan Mengki Dan.
Tak berselang lama ibu Aying dan ayah Mengki Dan menghampiri keduanya, ibu Aying menatap kedua Putrinya sambil menggelengkan kepalanya.
"Kenapa kamu sampai menantang adikmu Aying?" Tanya ibu Aying penuh khawatir.
"Hanya untuk latihan saja Bu, tapi adik malah menganggapnya serius dan ingin bertaruh," sahut Aying..
"Taruhan apa?" tanya ibu Aying lagi.
"Adik bertaruh semua sumber dayanya selama 10 bulan akan diberikan padaku kalau aku menang," ucap Aying.
Perkataan Aying membuat Mengki Dan kaget, sejak kapan dirinya bertaruh seperti itu, Mengki Dab berpikir ternyata Kakaknya sudah benar-benar berubah setelah bangkit dari kematian.
"Kalian berdua ini saudara, apa kalian yakin ingin bertarung, apalagi tingkat pelatihan mu Aying di bawah adikmu," ucap ibu Aying.
"Ini urusan anak muda, lebih baik kita sebagai orangtua tidak ikut campur," sahut ayah Mengki Dan.
Ayah Mengki Dan mengira semua adalah rencana anaknya, sebagai ayah tentu saja dirinya mendukung anaknya yang ingin membuat malu Aying.
"Kalau begitu terserah kalian saja, jadi kapan kalian ingin bertarung?" tanya ibu Aying.
"Sekarang," sahut Aying dan Mengki Dan serentak.
"Ingat ini hanya latihan, jangan terlalu berlebihan," ucap ibu Aying yang langsung berjalan menjauh.
Mengki Dan walau tidak merasa membuat taruhan seperti itu tetap ingin bertarung melawan kakak tidak bergunanya itu, Mengki Dan yang berada di tingkat pelatihan lebih tinggi dari Aying sangat yakin dirinya bisa menang dengan cepat melawan Kakaknya.
"Maju Kak, aku tidak ingin dibilang orang lain menindas mu yang lemah," ucap Mengki Dan sombong.
"Heeeeh, baiklah jangan menyesal," sahut Aying.
Aying memfokuskan tenaganya berada di kaki, Aying sengaja mengepalkan tangannya agar Mengki Dan berpikir dirinya akan menyerang menggunakan tangan.
Wheeeeeeeeeesssssssss.
Braaaaaaaaaaaaaaaaaaaak.
Satu tendangan membuat Mengki Dan terjatuh tidak sadarkan diri, ayah Mengki Dan langsung berlari menghampiri Putrinya yang terbaring di tanah.
"Aying, sejak kapan kamu menjadi kuat?" tanya ibu Aying terkejut setengah mati.
"Tidak tau Bu, mungkin aku mendapat berkah setelah dihidupkan kembali tapi adik lebih baik dipanggilkan tabib dulu, aku tidak mau terjadi sesuatu padanya," sahut Aying.
"Benar juga, apa yang kalian tunggu cepat bawa Mengki Dan ke kamarnya dan panggil tabib," teriak ibu Aying yang bergegas pergi setelah memerintah pelayannya.
Melihat ayah Mengki Dan yang bersiap pergi Aying menarik tangannya, Aying ingin memberitahu padanya siapa yang sebenarnya berkuasa di rumah.
"Lepaskan, aku ingin melihat Putriku," ucap ayah Mengki Dan.
"Aku tidak akan menghalangi mu, tapi ingat perjanjian yang kamu sendiri saksikan tadi, aku mau selama 10 bulan sumber daya Mengki Dan menjadi milikku," sahut Aying.
"Kenapa aku harus memberikannya padamu?" tanya ayah Mengki Dan.
"Karena aku adalah penguasa di rumah ini, hanya dengan satu ucapan ku kamu dan Mengki Dan akan diusir dari sini atau bahkan bisa dihukum mati," sahut Aying.
"Aku tidak mengerti maksud mu," ucap ayah Mengki Dan.
"Baiklah, aku akan langsung memberitahukan pada ibu siapa yang membunuh ku dan siapa yang mengirim pembunuh bayaran kemarin," sahut Aying bersiap pergi.
"Tunggu, akan aku berikan apa yang kamu minta," ucap ayah Mengki Dan.
"Baguslah, jangan lupa kembalikan juga sumberdaya yang aku berikan pada anakmu," sahut Aying sambil berjalan pergi meninggalkan ayah Mengki Dan.
"Sial, sejak kapan anak ini menjadi licik, aku kira dia akan selamanya menjadi domba tidak tahunya dia adalah serigala berbulu domba," dalam hati ayah Mengki Dan sambil mengepalkan tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments