Pelajaran Untuk Mereka

Aying berjalan pergi meninggalkan rumah lelang, tungku sudah dimilikinya dirinya hanya perlu mencari bahan herbal dan mencari api ajaib untuk membuat pil.

Sampai di pasar Aying bergegas memasuki tempat penjualan bahan herbal, baru beberapa langkah melewati pintu Aying langsung dihadang dua pria berbadan besar suruhan pemilik tempat penjualan.

Aying yang sudah melepas jubahnya tak lagi memberikan kesan misteriusnya, tanpa berpikir panjang Aying yang hanya memakai baju seadanya setengah kotor disambut senyuman sinis pemilik toko.

"Tunggu apalagi suruh dia pergi," ucap Tam pemilik tempat penjualan bahan herbal.

"Tunggu, kenapa aku tidak diperbolehkan masuk?" tanya Aying merasa kebingungan.

"Wanita muda sepertimu memangnya apa yang kamu tau tentang bahan herbal, bukannya hanya tidak tau kamu juga pasti hanya ingin mengemis di sini, atau mungkin kamu ingin menjual tubuhmu di tempat ini," ucap Tam.

"Apa seperti itu caramu menyambut pembeli?" sahut Aying tidak terima mendengar perkataan penjaga toko.

"Jangan berlagak, begini saja bagaimana jika besok kamu datang lagi kemari, jika kamu benar menebak bahan yang aku perlihatkan aku akan memberikan bahan yang kamu inginkan secara percuma," ucap Tam tersenyum licik.

"Apa kamu yakin?" tanya Aying mangkat alisnya sambil tersenyum sinis

"Tentu saja, kamu bisa memegang omonganku," sahut Tam yang lagi-lagi tersenyum.

"Baiklah, aku akan datang lagi besok, ingat untuk menepati janjimu," ucap Aying sembari berjalan pergi.

Walau sangat marah Feng mencoba menahannya, dirinya adalah ahli racik ramuan obat dan racun, dirinya juga bahkan alchemist pembuat pil beraninya orang sepertinya mencari masalah dengannya.

"Aku curiga pasti besok tidak mudah," ucap Wang.

"Biar saja, aku akan ikuti permainannya sekaligus memberinya pelajaran," sahut Aying.

***

Keesokan harinya Aying mendatangi kembali tempat penjualan bahan herbal yang berani meremehkannya, sampai di sana Aying melihat Tam sudah menunggunya, di sampingnya beberapa ahli saling berbisik sambil menatap Aying yang baru datang.

"Ini dia yang aku bicarakan tadi, dia adalah orang yang bilang tau dengan semua bahan herbal," ucap Tam tersenyum licik.

"Dia hanya wanita muda yang arogan, aku yakin dia bahkan tidak bisa membedakan ginseng berusia seribu tahun dan ginseng berusia 10 tahun," sahut Ji Ketua Alchemist perguruan bintang 5.

"Sudahlah, ini pasti hanya akan membuang waktu," ucap Gei Ketua asosiasi racun.

Aying berdecak sambil menyunggingkan bibirnya, Aying jadi semakin tidak sabar ingin membuat malu orang-orang yang berani memandangnya rendah

"Apa sudah selesai bicaranya?" tanya Aying.

"Bisa langsung kita mulai saja, aku sudah tidak sabar ingin membawa pulang semua yang kubutuhkan dengan percuma," ucap Aying lagi menyunggingkan bibirnya.

"Hahahaha, lihatlah betapa sombongnya dia," sahut Tam menertawakan Aying.

"Baiklah, kita mulai saja," sambung Tam.

Tam berjalan ke belakang mengambil 3 kotak yang sudah ditumpuknya menjadi satu, Tam menaruh ketiga kotaknya di atas meja tepat di depan Aying berdiri.

"Taruhan ini mudah sekali, kamu cukup menebak dengan benar apa yang ada di kotak, Jika benar aku akan memberikannya padamu yang kamu butuhkan tapi jika kamu gagal saja menebak salah satunya kamu harus keluar dari tempat ini tanpa menggunakan baju," ucap Tam.

"Hahahahaha," Jin dan Gei sama-sama tertawa.

Walau Tam termasuk kejam dengan taruhannya tapi keduanya tidak sabar ingin melihat wanita muda yang sombong di depannya pergi tanpa menggunakan baju, semua pasti akan terlihat sangat seru pikir keduanya.

"Yang pertama adalah kotak ini, aku berharap kamu tidak akan langsung kalah," ucap Tam sambil membuka kotak di tangannya.

"Itu hanya akar Sanggi," sahut Aying.

"Kamu mengetahuinya," ucap Tam tidak percaya.

"Jangan main-main, lebih baik kamu kasih yang sulit saja aku tidak mau dikira kamu sengaja memberiku yang mudah," sahut Aying.

"Cih, jangan sombong yang ini kamu tidak akan mengetahuinya," ucap Tam bersiap membuka kotak selanjutnya.

Tam membuka kotak selanjutnya dan memperlihatkannya ke Aying, hanya melihat sekilas Aying langsung tersenyum.

"Apa kamu yakin itu yang harus kutebak selanjutnya," ucap Aying.

"Tentu saja. Jangan bilang kamu tidak tau," sahut Tam.

"Hahahaha, itu biji dari buah Deka, buah yang bisa dijadikan bahan herbal sekaligus bahan racun tergantung banyaknya," ucap Aying.

Tam terdiam, jawaban Aying tidak hanya benar tapi juga akurat karena biji buah Deka jika digunakan lebih dari 2 akan mengandung racun yang cukup mematikan

"Itu pasti hanya kebetulan saja," ucap Tam mencoba menepis pemikirannya.

"Yang terakhir, aku yakin yang terakhir ini kamu pasti tidak akan mengetahuinya," sambung Tam.

"Hahahahahahaha," Aying tertawa sangat keras.

Dari bau kotak yang dipegang Tam Aying sudah tau apa isi di dalamnya, Aying bahkan tau usia yang ada di dalamnya itu.

"Kamu tidak perlu membukanya, di dalam kotak itu ada ginseng saljunyang berusia 999 tahun," ucap Aying.

Tam membisu, dirinya bahkan belum membuka kotak, dari mana anak muda itu tau apa yang ada di dalam kotak bahkan tau usianya.

"Sudah 3, apa aku sudah bisa mengambil apa yang aku butuhkan," ucap Aying.

"Tunggu," sahut Gei.

"Karena aku dipanggil ke sini aku juga memintamu menebak apa yang aku bawa, jika benar aku akan memberimu satu racun pelemah tulang" ucap Gei.

"Aku tidak butuh racunmu, tapi aku tidak keberatan untuk menebak lagi," sahut Aying.

"Kalau begitu langsung saja, apa yang ada di tanganku ini?" tanya Gei.

"Itu hanya mutiara kerang satu cangkang, hanya inti dari mutiara yang bisa digunakan untuk membuat racun," ucap Aying.

"Dari mana kamu mengetahuinya? tidak semua orang tau tentang mutiara ini," sahut Gei matanya melotot seperti mau keluar dari tempatnya.

"Itu bukan urusanmu, kamu yang di sana apa aku juga harus menebak apa yang ada di balik bajumu," ucap Aying sambil menatap Jin.

Jin menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa wanita muda itu tau kalau di dalam bajunya dirinya menyimpan sesuatu pikir Jin.

"Sekarang bagaimana, apa aku sudah bisa mendapatkan apa yang aku butuhkan secara percuma," ucap Aying.

"Baiklah, aku akan memberikan semua yang kamu butuhkan," sahut Tam.

Aying tersenyum sambil mengikuti Tam yang berjalan masuk ke tempat penjualannya, tanpa banyak bicara Aying mengambil semua yang dibutuhkannya dan di taruhanya di depan Tam.

Aying mengambil lebih banyak dari yang dibutuhkannya, bahkan yang tidak dibutuhkannya saat ini juga di ambilnya untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan.

Tam yang melihat Aying mengambil banyak bahan menelan ludah, Tam menghitung semua yang diambil Aying sekitar 100 keping emas, andai saja dirinya tidak memandang rendah orang lain semuanya pasti tidak akan terjadi.

"Penyesalan selalu datang belakangan, aku ambil ini semua lain kali jangan lagi seperti itu atau kamu sendiri yang akan menyesal," ucap Aying sambil berjalan pergi.

"Sangat mengesankan, bukankah itu yang disebut kemenangan telak," ucap Wang.

"Itu pelajaran yang pantas untuknya," sahut Aying.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!