Aying masuk ke dalam salah satu penginapan di kota dan memperlihatkan kartu nama rumah lelang, pelayan penginapan yang melihat kartu nama rumah lelang langsung mengantarkan Aying ke kamar lantai atas yang biasa digunakan bangsawan.
Di dalam kamarnya Aying membaringkan tubuhnya, kakinya yang bertumpu di kaki lainnya di gerakkannya sambil berpikir.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Wang.
"Tidak ada, aku hanya sudah tidak sabar ingin menjadi kuat seperti sebelumnya," ucap Aying.
"Walau kultivasimu meningkat tidak mungkin bisa langsung naik beberapa tingkat dan berada di tingkat pelatihanmu yang dulu, bisa menerobos 2 tingkat saja sudah lumayan," sahut Wang.
"Aku tau itu, semua butuh proses. Tapi aku sudah tidak sabar ingin membantai mereka satu persatu," ucap Aying.
"Membantai mereka tidak harus menunggu kuat, kamu bisa meracik ramuan kamu juga bisa membuat pil setelah kamu terkenal dan banyak yang mengagumimu kamu bisa membalas mereka perlahan," sahut Wang.
"Maksudmu?" tanya Aying.
"Setelah kamu berendam dan menyerap inti hati hewan spiritual yang kamu dapat tingkat kultivasimu meningkat, walau tidak banyak peningkatan itu sudah cukup kuat untukmu bisa menjaga diri," ucap Wang.
"Sisanya kamu bisa membuat ramuan dan pil untuk kamu jual, dengan terkenalnya namamu kamu bisa mencari keberadaan mereka satu persatu dan membantai mereka secara halus," sambung Wang.
"Apa kamu mengerti maksudku?" tanya Wang.
"Aku mengerti maksudmu, hahahaha. Aku tidak menyangka pemikiranmu sampai sejauh itu," ucap Aying tertawa puas.
"Heeeeh, jangan meremehkan ku pengalaman hidupku lebih banyak darimu, dan satu lagi Pak tua rumah lelang itu sepertinya ingin berhubungan baik denganmu kamu harus mengambil kesempatan itu," sahut Wang.
"Aku mengerti, aku pikir dia salah paham satu hal dia mengira yang akan membuat ramuan dan pil adalah guruku dia tidak akan tau kalau ramuan dan pil itu akan aku buat sendiri," ucap Aying.
"Itu jauh lebih bagus, jika dia tau kamu yang membuatnya dia akan curiga," ucap Wang.
"Sudahlah, aku mau istirahat, aku sudah tidak sabar menghadiri lelang besok," sahut Aying yang langsung menutup matanya.
***
Di barisan depan Aying diberi tempat duduk khusus Pak tua Hu seperti sangat menghormatinya. Semua tamu undangan dari kelas atas telah hadir, kursi yang saat Aying datang masih kosong saat ini sudah terisi penuh.
Teng.
Lonceng dibunyikan pertanda lelang akan dimulai, Wei yang bertugas menjadi pembawa acara lelang sesekali melirik ke arah Aying.
"Selamat datang di rumah lelang kami, lelang yang diadakan rutin 5 bulan sekali resmi di buka," ucap Wei.
Plooook, plooook, plooook.
Tepukan tangan terus terdengar, Aying yang mendengarnya tidak membuatnya ikut bertepuk tangan dan tetap diam saja.
"Kita buka dengan kotak misterius yang di dapat dari reruntuhan Arsa, tempat yang dijaga para monster mengerikan," ucap Wei.
"Kita buka dengan 18 keping emas," teriak Wei.
"19."
"20."
"22."
Harga terus meningkat Aying yang mendengarnya hanya menggelengkan kepalanya, hanya sebuah kotak di dalamnya belum tentu ada barang berharga.
"Kita lanjut lelang yang berikutnya, ramuan kecantikan dari Klan Saga di buka dengan harga 35 keping emas," teriak Wei.
Jedddaaaar.
Aying terkejut mendengar Klan Saga kembali di sebut, ramuan kecantikan adalah ramuan yang dirinya racik sendiri dan dirinya juga yang pertama membuatnya bagaimana bisa masih ada yang menjualnya dan mengatas namakan Klan Saga nya.
"Tenanglah," ucap Wang
"Aku juga berusaha tetap tenang saat ini," sahut Aying pelan.
Melihat ramuan kecantikan yang terjual 50 keping emas Aying mengepalkan tangannya, tidak tau yang dijual benar dari Klan nya atau bukan tapi harga segitu seharusnya terlalu murah.
Satu persatu barang lelang telah terjual, yang gagal terjual hanya tungku pudar tanpa motif, para bangsawan tidak tertarik dengan tungku yang mereka pikir sangat buruk itu.
Setelah acara lelang selesai Wei membawa Aying ke ayahnya, Wei meninggalkan Aying berdua dengan ayahnya sesuai apa yang diperintahkan oleh sang ayah.
"Kamu melihatnya bukan, ketiga inti hati hewan spiritualmu terjual masing-masing 80 keping emas, di dalam sini ada 225 keping emas aku mengambil 15 keping emas sebagai pajak," ucap Pak tua Hu.
"Apa tidak kurang?" tanya Aying.
"Itu saja sudah cukup, lagipula kamu membutuhkan bahan herbal untuk gurumu," ucap Pak tua Hu.
"Kalau begitu aku harus berterima kasih padamu, aku juga akan meminta guruku untuk mengingat jasamu," sahut Aying.
"Tidak masalah," ucap Pak tua Hu merasa senang mendengar perkataan Aying.
"Aku ingin membeli tungku yang tidak terjual tadi, katakan berapa harganya," sahut Aying.
Pak tua Hu langsung melihat ke arah tungku yang tidak berhasil dijualnya tadi, kalau dilihat lagi tungku itu memang sudah jelek pantas saj tidak ada yang membelinya.
"Bagaimana jika aku memberikan saja tungku itu padamu," ucap Pak tua Hu.
"Apa kamu yakin? Apa tidak merasa rugi?" tanya Aying.
"Tentu saja tidak," ucap Pak tua Hu sambil tersenyum dan memberikan tungku ke Aying.
"Kalau begitu aku akan ambil ini, aku akan minta guruku untuk mengingat kebaikanmu," ucap Aying sambil berjalan pergi.
"Hati-hati dijalan, jika ingin menjual sesuatu datanglah kemari," teriak Pak tua Hu.
Pak tua Hu merasa sangat senang bisa membuat Aying berhutang budi, rencananya bahkan lebih lancar dari perkiraannya, dirinya hanya tinggal menunggu Aying datang kembali dan memberi sesuatu padanya.
"Ayah di mana tungku yang tidak terjual tadi?" tanya Wei.
"Kenapa kamu bertanya tentang tungku jelek itu?" tanya Pak tua Hu lagi.
"Di depan ada seorang yang ingin membeli tungku itu seharga 300 keing emas," ucap Wei.
"Haaaaaah, apa!" Pak tua Hu langsung gemetar karena merasa sangat terkejut.
"Ayah, ayah kenapa?" tanya Wei.
"Tungku itu ayah sudah berikan padanya secara percuma," ucap Pak tua Hu.
"Ayah," teriak Wei sambil menggelengkan kepalanya dan berjalan pergi.
Wei bergegas keluar dan memberitahu orang itu bahwa tungku sudah terjual, melihat 300 kepingan emas gagal masuk kantong Wei berjalan masuk ke dalam dengan lemas.
"Permisi, apa tungku tadi masih ada, aku ingin membelinya 1000 keping emas," ucap pria yang tiba-tiba berdiri di depan pintu masuk.
Wei memegangi wajahnya yang kaget setengah mati, tadi 300 keping emas sekarang 1000 keping emas sebenarnya apa yang ayahnya pikirkan sampai membuang 1300 keping emas hanya untuk orang yang tidak dikenalnya.
"Hahahahaha, saat melihat ekspresi wanita itu aku tau dia kaget, 300 keping emas tidak jadi masuk ke kantongnya," ucap Wang, Wang sengaja ingin mengerjai Pak tua Hu agar menyesal.
"Heeeeh, katanya sudah tua tapi kelakuannya tidak berbeda dari anak kecil," sahut Aying sambil terus berjalan pergi dan menggelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments