Selesai makan dan bertemu dengan Ketua lainnya Aying bergegas kembali ke penginapan, Aying sudah tidak sabar ingin melihat kitab apa yang ada di dalam cincin ruangnya saat ini.
Sampai di dalam kamar penginapannya Aying langsung mengeluarkan 3 kitab jurus dan menaruh di pangkuannya, Aying memperhatikan satu persatu nama kitab yang berada di sampul sambil tersenyum, benar saja ternyata 3 kitab jurus itu kitab yang belum pernah dikuasainya.
Kitab Tinju Dewa.
Kitab Tendangan Semesta.
Kitab Tapak Sakti.
"Ketiga kitab itu memiliki energi yang kecil, berbeda dari kitab jurus biasa pada umumnya," ucap Wang.
"Aku juga bisa merasakannya, tapi ketiga kitab jurus ini aku belum pernah menguasainya," sahut Aying.
"Bukannya di sana banyak kitab jurus yang mungkin saja belum kamu kuasai, kenapa kamu malah memilih ketiganya yang berdekatan itu?" tanya Wang kebingungan.
"Tidak tau, yang jelas saat aku melihatnya ketiga kitab jurus ini bersinar, seharusnya kitab jurus ini yang sengaja memilih ku," sahut Aying.
"Haaaaah, terserah sajalah, aku mau beristirahat lagi, jika kamu sudah berhasil menguasai ketiganya jangan lupa bangunkan aku," ucap Wang.
"Hemmmmm," sahut Aying.
Aying langsung membuka kitab tinju Dewa ada di depannya, setelah melihat cahaya ke luar dari dalam kitab jurus yang terbuka Aying bergegas menutup matanya
.
Perlahan Aying membuka kembali matanya, saat ini Aying melihat dirinya berada di tengah hutan belantara, dirinya yang sudah sangat banyak menguasai kitab jurus sudah terbiasa dengan ilusi dari kitab jurus itu sendiri.
"Hey kamu manusia," ucap suara yang di dengar Aying tidak tau dari mana asalnya.
"Siapa kamu? jika kamu adalah penjaga buku ini atau apapun itu lebih baik jangan mengujiku," sahut Aying.
"Karena aku memilihmu aku tidak akan mempersulit mu, cukup berjanjilah padaku jika kamu menguasai tinju Dewa jangan kau gunakan untuk melawan manusia tistisan Dewa," ucap suara itu kembali.
"Aku tidak mengerti maksudmu, siapa manusia titisan Dewa yang kamu maksud?" tanya Aying.
Sesuatu masuk ke dalam tangan Aying, dari ujung jari Aying sesuatu memutar dan terus mengalir bergantian ke kedua tangannya.
Aying mencoba mengatur nafasnya yang tersengal, sesuatu yang silih berganti mengalir di tangannya membuat dadanya terasa sangat sesak.
Walau Aying tidak mengerti apa maksud dari perkataan penjaga kitab jurus, Aying mencoba melupakannya, lagipula memang kapan dirinya bisa melawan manusia titisan Dewa itu dan apa alasannya.
Tak ingin mengambil pusing Aying bergegas membuka kitab jurus yang satunya lagi, kitab jurus tendangan semesta sudah siap dibukanya dan perlahan Aying kembali menutup matanya.
Dreeeeedak, dreeeeedak.
Aying yang belum membuka matanya bisa merasakan kedua kakinya sedang berlutut, baru saja terasa seseorang sedang menendang kedua kakinya hingga membuatnya tidak bisa berdiri.
Arrrrrrrrrrrrkkkkkkkkhhhhhh.
Teriak Aying sangat keras saat ujung jari kakinya seperti digigit sesuatu dan terasa sangat menyakitkan, belum hilang rasa sakit di ujung jari kaki Aying dirinya bisa merasakan sesuatu bergerak di dalam kedua kakinya bahkan terasa seperti melilit tulangnya.
"Kenapa ini berbeda dari yang sebelumnya," ucap Aying pelan.
Teriak Aying lagi hingga membuatnya seketika langsung membuka matanya, kakinya yang dilipatnya duduk bersila bergegas diluruskan nya, Aying bisa merasakan kedua kakinya masih terasa sakit walau tidak seperti sebelumnya saat berada di dalam ilusi.
Kedua kitab jurus yang baru dikuasainya berbeda dengan kitab jurus yang pernah dikuasai di kehidupan sebelumnya, walau ilusi yang didapatkan hanya sebentar karena energi dari kitab jurus hanya sedikit tetap saja rasa sakitnya sangat terasa luar biasa.
Aying bergegas membuka kitab jurus terakhir dan kembali menutup matanya, kali ini yang dibukanya adalah kitab tapak Sakti Aying tidak tau lagi apa yang akan terjadi padanya di ilusi kitab jurus.
Baru ingin membuka matanya Aying merasa tubuhnya sangat berat, Aying bisa merasakan posisinya saat ini sedang tengkurap dan sesuatu yang sangat berat menindihnya hingga membuatnya tidak bisa bangun.
"Bersyukurlah kamu karena mendapatkan kami," ucap suara yang tiba-tiba terdengar di telinga Ayingm
"Kenapa? Apa alasannya aku harus bersyukur," sahut Aying.
"Nanti juga kamu akan mengetahuinya, kamu harus ingat kami memilihmu karena takdir, jadi jangan lupa kamu tidak boleh menggunakan jurus dari kami untuk melawan manusia setengah Dewa," ucap suara itu lagi.
"Kenapa? Siapa manusia setengah Dewa itu?" tanya Aying.
"Nanti juga kamu akan tau," sahut suara yang langsung menghilang.
Setelah tidak mendengar suara tubuh Aying bisa digerakkan kembali, Aying yang ingin bangkit berdiri tiba-tiba membuka matanya.
Aying tidak menyangka menguasai ketiga jurus itu sangat mudah, tapi siapa sebenarnya manusia titisan Dewa yang mereka maksud, jika manusia titisan Dewa itu terlibat dalam pembantaian Klan nya tentu saja dirinya tidak peduli jika harus melawannya menggunakan ketiga jurus itu atau tidak.
"Apa kamu sudah berhasil menguasai ketiganya, kenapa sebentar sekali," ucap Wang tidak percaya apa yang dilihatnya.
"Energi di dalam ketiga kitab jurus itu sangat sedikit itu kenapa aku bisa menguasainya sangat cepat, tapi ada satu hal yang tidak aku mengerti," sahut Aying.
"Apa?" tanya Wang.
"Siapa manusia titisan Dewa yang mereka maksud, mereka juga bilang mereka memilihku karena takdir," ucap Aying.
"Aku juga tidak mengerti, sudahlah dari pada kamu bingung memikirkannya kenapa tidak kamu coba saja ketiga jurus itu," sahut Wang.
"Benar juga, lagipula sudah waktunya untuk melanjutkan perjalanan," ucap Aying yang langsung bersiap meninggalkan kamar penginapan.
Aying berjalan ke luar setelah merasa semua tidak ada yang tertinggal, Aying berjalan pergi meninggalkan kota sambil mengingat janjinya akan kembali dalam waktu 3 tahun lagi dan membawa obat penawar untuk adik ketua Yang.
"Jadi ke mana kamu akan pergi setelah ini?" tanya Wang.
"Menururut mu di mana tempat yang kaya logam dan membuat ku bisa menguasai unsur Logam?" tanya Aying balik.
"Tunggu, kamu tidak mungkin mau pergi ke sana bukan, tempat itu tidak ramah untuk manusia, mereka tidak akan menerima mu," sahut Wang yang ke luar dari dalam tubuh Aying.
"Memangnya kenapa, kalau belum dicoba belum tau, lagipula kalau mereka tidak menerimaku aku hanya perlu membunuh mereka semua dengan caraku tentu saja dengan meracuni mereka semua," ucap Aying sambil tersenyum.
Wang hanya bisa menggelengkan kepalanya, tidak bisa menjelaskan ke Aying kalau ada sesuatu yang tidak diketahui oleh orang luar tentang ras yang akan didatanginya, mereka bukan hanya tidak ramah mereka juga tida menyukai manusia yang tingginya melebihi mereka.
Saat ini Wang bingung bagaimana menjelaskannya pada Aying dia pasti tidak akan percaya apa yang dikatakannya, satu-satunya cara agar Aying percaya hanya dengan membiarkannya tapi kalau sampai terjadi sesuatu pada Aying hancur sudah rencananya.
"Kenapa tidak kamu pikirkan baik-baik saja dulu sebelum mengambil keputusan, siapa tau saja yang kamu ambil kali ini adalah langkah yang salah," ucap Wang.
"Itu tidak mungkin, apa yang kulakukan tidak akan pernah salah," sahut Aying dengan santai dan tidak takut.
"Ras kurcaci aku akan datang," ucap Aying sambil terus berjalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments