Menjebak

Semua sumber daya yang diberikan pada adik sang pemilik tubuhnya sudah didapatkannya kembali, tanaman herbal, batu jiwa bahkan kepingan emasnya saat ini semua sudah berada di kamarnya.

Di kehidupan sebelumnya Aying sebagai Ketua Klan Saga ahli dalam meracik, tanaman herbal yang ada di kamarnya langsung saja dipilihnya satu persatu dan dimasukkan ke dalam bak mandi untuknya berendam.

Selesai mempersiapkan semuanya Aying bergegas membuka bajunya, Aying duduk bersila di dalam bak mandi sambil menutup kedua matanya.

Blooooook, bloooook, blooooook.

Busa terus ke luar seiring bertambah lamanya Aying berendam, tanaman herbal yang digunakan Aying berendam mampu menghilangkan sisa racun yang bersarang di dalam tubuhnya.

Perlahan Aying membuka matanya, melihat air di bak mandi sudah sangat menghitam dan berbau menyengat Aying bergegas ke luar, Aying bisa merasakan tubuhnya jauh lebih baik dari pada sebelumnya.

"Haaaaah, ternyata tubuh ini sudah diracun sangat lama," ucap Aying berbicara sendiri.

Aying mengambil batu jiwa yang berada di atas tempat tidurnya dan memperhatikannya dengan teliti.

Batu jiwa terdiri dari 3 bagian, batu jiwa terendah hanya bisa digunakan untuk tambahan membuat senjata, batu jiwa sedang digunakan untuk mengembalikan energi dan batu jiwa tingkat tinggi bisa digunakan untuk banyak hal terutama meningkatkan tingkat pelatihan.

Aying masih bingung kenapa batu jiwa tingkat tinggi seperti yang dipegangnya saat ini malah diberikan pada adiknya, sesayang apapun pemilik tubuh sebelumnya seharusnya tidak perlu sampai seperti itu pikir Aying.

Tak ingin banyak berpikir Aying bergegas duduk bersila, Aying mengambil beberapa batu jiwa sekaligus dan langsung menyerapnya.

Hanya membutuhkan waktu 1 jam bagi Aying menyerap 60 batu jiwa tingkat tinggi, Aying yang baru membuka matanya bisa merasakan tingkat pelatihannya naik beberapa tingkatan.

"Haaaaaah, 60 batu jiwa hanya membuatku menerobos 2 tingkatan. Setidaknya itu lebih bagus karena aku sudah berada tingkat inti bumi bintang 2 akhir," ucap Aying.

Bruuuuuuuuuaaaaaaaak.

Suara pintu di dobrak mengejutkan Aying, dari luar Mengki Dan langsung berjalan ke arah Aying dan menatapnya dengan tajam.

"Dia mau berulah lagi, dia pasti tau kalau ibunya sedang tidak ada di rumah saat ini," dalam hati Aying.

"Apa maksudmu mengambil kembali yang sudah kamu berikan, apa selama ini kamu menyesal sudah memberikannya padaku," ucap Mengki Dan berteriak sambil menunjuk Aying yang hanya diam menatapnya.

"Benar, selama ini aku menyesal telah memberikan semua milikku padamu, aku dulu memang bodoh karena terlalu menyayangimu yang sudah jelas berbeda ayah dengan ku, dan seharusnya saat pertama kali kamu mencoba meracuniku aku beritahu saja pada ibu dengan begitu orang sepertimu pasti sudah menjadi gelandangan di luar sana," sahut Aying bangkit berdiri.

"Aku tidak, aku tidak pernah meracunimu kamu jangan memfitnah ku," ucap Mengki Dan gugup.

"Sudahlah, aku malas berdebat denganmu lebih baik kamu tinggalkan saja kamarku atau aku akan menghabisi mu," sahut Aying menatap tajam Mengki Dan.

Mengki Dan yang sudah tidak bisa menahan diri langsung mengeluarkan pisaunya, Mengki Dan tau betul ibu dan ayahnya saat ini sedang pergi dan butuh waktu lama untuk kembali jika dia bisa menghabisi kakaknya saat ini juga pasti tidak akan ada yang mengetahuinya.

Aying yang melihat Mengki Dan Mengeluarkan pisau hanya tersenyum, Aying berpikir pisau seperti itu tidak akan bisa membunuhnya itu malah sebaliknya dirinya bisa saja membunuh Mengki Dan tanpa pisau sepertinya.

Tap tap tap.

Pendengaran Aying yang masih tajam seperti sebelumnya bisa mendengar suara langkah kaki beberapa orang, Aying tau langkah kaki itu adalah ibunya dan ayah Mengki Dan yang sudah kembali.

"Matilah kamu Kak," ucap Mengki Dan sambil berlari ke arah Aying dan menusuk perutnya.

"Adik kenapa kamu lakukan ini padaku," teriak Aying.

Teriakan Aying didengar oleh ibunya yang baru saja mau masuk ke kamar, ibu Aying langsung berlari ke kamar Aying ingin memastikan apa yang terjadi pada Putrinya.

"Aying," teriak ibu Aying yang melihat pisau masih menancap di perut Aying.

Mengki Dan sangat kaget melihat ibunya telah kembali, di belakang ibunya ayahnya lebih terkejut melihatnya yang menusuk Aying dan ingin membunuhnya tanpa sepengetahuannya.

"Ini, ini pasti hanya salah paham, kejadiannya pasti tidak seperti ini," ucap ayah Mengki Dan.

"Ibu jangan menyalahkan adik, aku sendiri saja masih tidak menyangka Adin melakukan ini padaku, saat pembunuh bayaran itu bilang adik dan ayah yang ingin membunuh ku aku tidak percaya tapi sekarang," sahut Aying.

"Arrrrrrrrrrrkkkkkh, jadi kalian berdua yang ingin membunuh Putriku, aku tidak percaya kalian tega melakukannya," teriak ibu Aying.

"Ibu aku tidak sengaja, jni kesalahan ku ayah tidak tahu tentang ini," ucap Mengki Dan.

"Diam, anak tidak tau diri. Apa kamu pikir selama ini aku tidak tau Aying memberikan mu semua sumber daya yang seharusnya menjadi miliknya, tapi lihat apa yang kamu lakukan padanya," sahut ibu Aying.

"Pengawal potong tangan mereka satu satu dan usir ke luar, aku tidak ingin melihat mereka lagi," teriak ibu Aying memerintah.

"Istriku kamu tidak bisa seperti itu pada kami, kami masih anggota keluarga ini," ucap ayah Mengki Dan.

"Pengawal apa kalian tidak mendengar perkataan ku," teriak ibu Aying lagi.

"Tidak ibu, maafkan aku," ucap Mengki Dan yang diseret ke luar.

"Kalian kenapa diam saja panggilkan tabib," ucap ibu Aying.

***

"Bagaimana? Apa Putraku masih bisa diselamatkan?" tanya ibu Aying ke tabib yang mengobati Aying.

"Nyonya tenang saja, untung saja tusukannya tidak terlalu dalam dan lebih untung lagi karena nona Aying sudah jauh lebih kuat dari sebelumnya," ucap tabib.

"Apa maksud tabib?" tanya ibu Aying.

"Tingkat pelatihan Nona Aying sudah meningkat, sekarang sudah berada di tingkat inti bumi bintang 2 akhir, itu yang membuat daya tahan tubuhnya menjadi kuat," sahut tabib.

"Putriku sudah bertambah kuat, sejak kapan? kenapa aku tidak pernah menyadarinya," ucap ibu Aying.

"Menurut penglihatan saya Nona baru saja menerobos tingkat sebelum tertusuk pisau, mungkin itu yang membuat Nyonya tidak menyadarinya," sahut tabib.

Aying yang sedari awal sudah sadar hanya diam mendengarkan pembicaraan ibunya dan tabib, Aying berpikir ibu pemilik tubuh sebelumnya sangat baik dan sangat perhatian pada anaknya kenapa pemilik tubuh sebelumnya tidak pernah menyadari itu.

Karena kamu menyia-nyiakan kasih sayang dan perhatiannya jangan salahkan aku yang mengambilnya," dalam hati Aying.

Karena dari kecil Aying sudah di didik sangat keras untuk menjadi pewaris Ketua Klan kasih sayang dan perhatian tidak pernah di dapatkannya, bahkan sejak masih bayi dirinya sudah dipisahkan dari ibu yang seharusnya merawatnya.

Kasih sayang dan perhatian dari ibu pemilik tubuh sebelumnya akan dihargai oleh Aying, Aying bahkan berjanji di dalam hati akan membahagiakan ibunya yang sekarang setelah berhasil membalas dendamnya.

Terpopuler

Comments

Raine

Raine

masih banyak typo,, semoga lebih baik kedepannya thor

2023-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!