NovelToon NovelToon

Pendekar Wanita Pembantai

Kembali Hidup

Di tengah-tengah pasukan pembunuh bayaran Aying masih berusaha bertahan meski darah di tubuhnya terus mengalir deras, Aying tidak menyangka Klan Saga nya yang selama ini di segani dibantai habis puluhan kelompok pembunuh bayaran yang disewa musuh-musuhnya dan saat ini yang tersisa hanya dirinya, seluruh keluarganya telah mati dibunuh dengan menggenaskan.

Aying merasa sangat tidak terima ingin sekali dirinya membantai mereka semua tanpa sisa tapi Aying sadar dalam kondisinya yang sekarang tidak akan bisa terwujud, Aying berusaha berdiri walau tidak memiliki tenaga sambil mengangkat pedangnya yang berlumuran darah.

"Aku bersumpah!" Jika aku diberi kesempatan hidup aku tidak akan membiarkan satupun dari kalian terbebas dari kematian!" teriak Aying.

Suara halilintar menyahuti sumpah Aying di depan ratusan pembunuh bayaran Aying menusuk perutnya dengan pedang hingga tembus ke belakang tubuhnya, Tubuh Aying terjatuh ke tanah darah dari perutnya membasahi tanah tempatnya tergeletak.

"Dia bunuh diri, bagaimana sekarang?" tanya salah satu pemimpin pembunuh bayaran.

"Tugas kita sudah selesai," ucap Ketua pembunuh lainnya.

"Kita kembali, sudah saatnya menerima bayaran," sahut Ketua pembunuh bayaran yang berjalan pergi melewati Aying.

Di ujung hidup dan matinya Aying mencoba mengingat semua para kelompok kelompok pembunuh bayaran yang berani membantai Klan Saga nya, Aying benar-benar berharap mereka semua mati dengan cara yang lebih sadis dari dirinya dan semua anggota Klan nya.

***

"Huhuhuhu, Putri ku sayang kenapa kamu pergi meninggalkan ibu, kenapa kamu pergi mendahului ibumu ini."

"Bangun Nak, jangan mati."

"Sudahlah kamu harus bisa melepaskannya, kita harus cepat menguburnya."

Mendengar suara keributan dari dalam peti Aying membuka matanya, mata Aying langsung menatap seorang wanita paruh baya yang menangis sambil memeluk tubuhnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku," dalam hati Aying mengernyitkan dahinya.

"Kamu siapa?" ucap Aying mengejutkan semua orang.

"Putri ku kamu bangun Nak sukurlah, ibu tidak salah melihat kan, Hahahaha, Putri ku sudah bangun," ucap wanita paruh baya yang sedari tadi memeluknya.

"Kakak Aying hidup lagi," teriak seorang wanita yang lebih mudah dari Aying.

"Apa yang kalian tunggu cepat keluarkan Putri ku," ucap wanita paruh baya memerintah pelayannya.

Sambil bangkit berdiri Aying memegang kepalanya yang terasa sangat sakit, samar-samar beberapa ingatan mengelilingi kepalanya. Dari ingatan itu Aying tau bahwa dirinya bernama Aying Dan dan wanita paruh baya yang menangis tadi adalah ibunya, Ayinf menatap semua yang ada di sekitarnya tepat setelah melihat wanita yang lebih muda darinya sebuah ingatan tiba-tiba kembali berputar di kepalanya.

"Ahhhhhhhh, ternyata seperti itu," ucap Aying pelan sambil tersenyum sendiri.

Saat ini dirinya hidup kembali di tubuh seorang wanita yang memiliki nama sama dengannya, sangat disayangkan pemilik tubuhnya terdahulu mati karena berbelas kasih pada adiknya dan adiknya sendiri juga yang membunuhnya.

"Sangat menyedihkan," dalam hati Aying.

Aying tersenyum menatap Mengki Dan adiknya yang melihatnya tersenyum penuh arti langsung gemetar.

"Bawa Putri ku beristirahat, panggil semua tabib untuk melihat kondisi Putri ku yang sekarang," ucap ibu Aying memerintah bawahannya.

"Itu tidak perlu, aku baik-baik saja Bu, aku mau beristirahat jangan ada yang menggangguku," sahut Aying sambil berjalan pergi menuju kamar yang ada di dalam ingatannya.

Aying yang melewati adiknya lagi-lagi tersenyum, Aying memberi isyarat pada adiknya bahwa yang dilakukan padanya pasti akan dibalasnya.

Dari tatapan Aying sang adik semakin gemetar, Mengki Dan belum pernah merasakan hawa membunuh Kakaknya seberapapun marahnya padanya karena Kakaknya sangat menyayanginya.

Baru berjalan beberapa langkah Aying berpapasan dengan pria paruh baya yang ikut andil dalam pembunuhannya, dia adalah ayah tiri dari Aying yang juga ayah kandung Mengki Dan, Ayah kandung Aying sendiri terbunuh setelah menjalankan misi keluarga, setelah 2 tahun istrinya yang menjadi nyonya besar menikah dengan pria dari kalangan orang biasa dan memiliki anak tak lama setelahnya.

Saat Ibunya menikah Aying masih sangat kecil, hingga saat tumbuh besar bersama adik satu ibu beda Ayah Aying tidak pernah menganggap adiknya seperti orang lain bahkan Aying sendiri sangat menyayangi adiknya.

Di dalam kamar Aying menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan Aying terdahulu, padahal sudah jelas beberapa kali adiknya ketahuan ingin membunuhnya tapi berulang kali juga dimaafkan begitu saja olehnya.

"Baiklah, Karena mulai sekarang aku yang memakai tubuhmu akan aku pastikan mereka tidak bisa hidup dengan tenang," ucap Aying sambil tersenyum.

"Tapi yang terpenting saat ini aku harus melihat seberapa kultivasi ku, apa kultivasi ku masih sama seperti sebelum aku mati," ucap Aying kembali berbicara sendiri.

Aying menutup matanya mencoba merasakan aliran energi yang akan membawanya mengetahui seberapa kultivasinya, tak lama Aying membuka matanya kembali menatap aura spiritual yang ke luar dari dalam tubuhnya.

"Ini bahkan tidak ada setengah dari kultivasi ku yang berada di tingkat langit kelima," ucap Feng.

Tingkat pelatihan terdiri dari tingkat pemula, perak dan emas ketiganya masih terbilang tingkatan rendah. Setiap tingkatan terdapat 1 hingga 3 bintang dan 3 bintang adalah tingkat tertinggi sebelum naik ketingkat pelatihan selanjutnya.

Pelatihan tingkat sedang terdiri dari bumi, inti bumi, dunia fana dan ranah Qi keempatnya juga memiliki bintang sebagai tingkatan tertinggi sebelum naik ke tingkat selanjutnya sama seperti tingkatan terendah.

Berbeda dari tingkat terendah dan sedang pelatihan tingkat tinggi terdiri dari tingkat langit yang mencapai tujuh tingkatan, di atas tingkat langit masih ada tingkat jendral dan tingkat dewa keduanya sama-sama terdapat tiga tingkatan sebagai pelatihannya.

"Ahhhhhhh, sebenarnya apa yang selama ini dibuatnya kenapa di usia yang sudah beranjak 18 tahun masih berada di tingkat emas bintang 3," ucap Aying kembali menggelengkan kepalanya.

Kepala Aying tiba-tiba terasa sakit ingatan Aying terdahulu kembali memutari kepalanya. Aying yang mengingatnya masih tidak habis pikir, pantas saja pemilik tubuh yang digunakan saat ini masih berada ditingkat terendah ternyata semua sumber daya yang seharusnya digunakan untuk menaikkan tingkat pelatihannya malah diberikan pada adiknya yang tidak tau diri itu.

"Aku akan mengambil yang seharusnya menjadi milikmu, kamu tidak bisa menyalahkan ku untuk itu karena aku tidak berhati lembut seperti mu," ucap Aying berbicara sendiri.

Aying memutuskan beristirahat untuk memulihkan tenaganya, baru saja Aying menutup mata dua orang menggunakan topeng bersiap membunuhnya.

Ternyata dia bergerak lebih cepat juga dari perkiraan ku," dalam hati Aying.

Puluhan tahun berlatih bela diri membuat Aying terbiasa menghadapi bahaya, walau berada ditubuh baru tidak berarti Aying melupakan semua yang sudah dikuasainya.

Bruuuuuuuuuuuaaaaaaaak.

Bruuuuuuuuuuuuuuaaaaaaak.

"Maju kalian, akan aku kirim ke neraka," ucap Aying sambil menyeringai.

Pembunuh Bayaran

Suara keributan dari kamar Aying terdengar sampai kamar ibunya, Ibu Aying yang mengira terjadi sesuatu pada Putrinya bergegas membawa para penjaga ke kamar Aying dan langsung masuk ke dalam.

Sejak Aying diracuni hingga membuatnya hampir mati ibunya merasa sangat trauma, kali ini ibu Aying tidak ingin terjadi sesuatu lagi pada Putri tercintanya atau dirinya akan merasa bersalah pada mendiang suaminya.

"Putriku," teriak ibu Aying yang berdiri di depan pintu bersama beberapa penjaga.

Melihat ibunya yang datang di waktu yang sangat tepat Aying menghela nafas, Aying sengaja menginjak pembunuh bayaran yang dibuatnya mati hanya dengan beberapa kali serangan tadi.

"Aku baik-baik saja Bu, tapi aku baru saja terlepas dari kematian siapa yang begitu kejam memerintahkan mereka untuk membunuhku," sahut Aying berpura-pura lemah.

"Siapa yang berani ingin membunuh Putri ku, aku sendiri yang akan menghabisi nyawanya," teriak ibu Aying.

Dari luar anak dan ayah masuk ke kamar Aying, keduanya terkejut melihat pembunuh bayaran yang mereka kirim malah berada di bawah kaki Aying. Sang Ayah menyenggol Mengki Dan memberi isyarat pada Putrinya untuk berpura-pura terkejut, jangan sampai ketahuan jika dirinyalah yang menyuruh kedua pembunuh bayaran itu untuk membunuh Aying.

"Apa yang terjadi di sini Bu?" tanya Mengki Dan.

"Ada seseorang yang ingin membunuh Kakakmu, aku rasa orang itu sudah bosan hidup sampai berani berniat ingin membunuh Putraku," sahut ibu Aying.

"Siapa yang ingin membunuh Kakak ku, aku sendiri yang akan melawannya demi Kakak," ucap Mengki Dan.

Mendengar perkataan Mengki Dan Aying tersenyum, ternyata adiknya pandai bersandiwara tidak heran pemilik tubuh terdahulu luluh pada adiknya.

"Adik tidak perlu melakukannya, lagipula aku sudah berhasil mengetahui siapa yang ingin membunuh ku," sahut Aying.

Mengki Dan kaget mendengar ucapan Aying, mungkinkah pembunuh bayaran itu memberitahu tentang dirinya dan ayahnya yang menyuruh mereka.

"Ba baguslah kalau begitu Kak, aku juga ikut senang jika Kakak sudah mengetahuinya," sahut Mengki Dan gugup.

"Kalau begitu Bu aku kembali ke kamar, aku ingin berlatih untuk mengikuti kompetisi yang diadakan Kaisar," ucap Mengki Dan.

"Pergilah, berlatihlah dengan sungguh-sungguh," sahut ibu Aying.

Melihat Putrinya berjalan ke luar kamar Aying ayah Mengki Dan bergegas mengikutinya , ayah Mengki Dan tau anaknya pasti ketakutan mendengar perkataan Aying tadi.

"Ayah," ucap Mengki Dan yang melihat ayahnya berjalan di sampingnya.

"Ayah dia bilang sudah mengetahui siapa yang menyuruh pembunuh bayaran itu, apa yang harus kita lakukan sekarang," sambung Mengki Dan.

"Tenanglah, apa kamu lupa betapa bodohnya dia, dia juga seharusnya sudah sadar dari dulu kalau kita berulang kali ingin membunuhnya tapi dia diam saja," sahut ayah Mengki Dan.

"Jadi untuk sekarang kita biarkan saja berlalu, setelah semua menjadi lebih tenang kita akan melakukannya lagi," ucap ayah Mengki Dan.

"Baiklah kalau begitu," sahut Mengki Dan.

***

Setelah beristirahat semalam Mengki Dan bisa merasakan tenaganya pulih, saat ini dirinya harus mengambil kembali apa yang sudah seharusnya menjadi miliknya dari Mengki Dan.

Aying berjalan ke arah Mengki Dan yang berlatih di halaman belakang, Mengki Dan yang melihat Aying bergegas menghampiri dan duduk di depannya terlihat biasa saja, semua berkat ayahnya dirinya menjadi lebih tenang.

"Kakak, apa yang membawa mu datang kemari?" tanya Mengki Dan menghentikan latihannya.

"Lanjutkan saja, aku hanya ingin melihat mu berlatih," sahut Aying.

"Tidak, aku tidak bisa berlatih dan meninggalkan Kakak duduk sendiri, katakan saja apa yang Kakak butuhkan," ucap Mengki Dan berpura-pura baik.

"Baiklah karena kamu yang memaksa, aku mau mengambil kembali semua yang kukasih padamu bulan ini," sahut Mengki Dan santai.

"Apa maksud Kakak, Kakak tidak mungkin ingin mengambil batu jiwa dan tanaman herbal yang Kakak kasih padaku bukan," ucap Mengki Dan.

"Aku memang menginginkan semua itu, cepat kembalikan atau aku akan memberitahu ibu siapa yang berniat membunuh ku," sahut Aying.

Mengki Dan terdiam dirinya berpikir tidak biasanya Aying meminta kembali apa yang sudah diberikannya, lagipula itu sudah menjadi miliknya tentu saja dirinya tidak akan mengembalikannya.

"Apa Kakak ingin menantang ku," teriak Mengki Dan.

"Kak tingkat pelatihan ku ada di atas Kakak, apa Kakak yakin mau bertanding dengan ku," teriak Mengki Dan.

Teriakan Mengki Dan yang di dengar para pelayan membuat para pelayan heboh, hampir semua pelayan membicarakan Aying si tidak berguna yang ingin menantang adiknya seperti yang diinginkan Mengki Dan.

Tak berselang lama ibu Aying dan ayah Mengki Dan menghampiri keduanya, ibu Aying menatap kedua Putrinya sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenapa kamu sampai menantang adikmu Aying?" Tanya ibu Aying penuh khawatir.

"Hanya untuk latihan saja Bu, tapi adik malah menganggapnya serius dan ingin bertaruh," sahut Aying..

"Taruhan apa?" tanya ibu Aying lagi.

"Adik bertaruh semua sumber dayanya selama 10 bulan akan diberikan padaku kalau aku menang," ucap Aying.

Perkataan Aying membuat Mengki Dan kaget, sejak kapan dirinya bertaruh seperti itu, Mengki Dab berpikir ternyata Kakaknya sudah benar-benar berubah setelah bangkit dari kematian.

"Kalian berdua ini saudara, apa kalian yakin ingin bertarung, apalagi tingkat pelatihan mu Aying di bawah adikmu," ucap ibu Aying.

"Ini urusan anak muda, lebih baik kita sebagai orangtua tidak ikut campur," sahut ayah Mengki Dan.

Ayah Mengki Dan mengira semua adalah rencana anaknya, sebagai ayah tentu saja dirinya mendukung anaknya yang ingin membuat malu Aying.

"Kalau begitu terserah kalian saja, jadi kapan kalian ingin bertarung?" tanya ibu Aying.

"Sekarang," sahut Aying dan Mengki Dan serentak.

"Ingat ini hanya latihan, jangan terlalu berlebihan," ucap ibu Aying yang langsung berjalan menjauh.

Mengki Dan walau tidak merasa membuat taruhan seperti itu tetap ingin bertarung melawan kakak tidak bergunanya itu, Mengki Dan yang berada di tingkat pelatihan lebih tinggi dari Aying sangat yakin dirinya bisa menang dengan cepat melawan Kakaknya.

"Maju Kak, aku tidak ingin dibilang orang lain menindas mu yang lemah," ucap Mengki Dan sombong.

"Heeeeh, baiklah jangan menyesal," sahut Aying.

Aying memfokuskan tenaganya berada di kaki, Aying sengaja mengepalkan tangannya agar Mengki Dan berpikir dirinya akan menyerang menggunakan tangan.

Wheeeeeeeeeesssssssss.

Braaaaaaaaaaaaaaaaaaaak.

Satu tendangan membuat Mengki Dan terjatuh tidak sadarkan diri, ayah Mengki Dan langsung berlari menghampiri Putrinya yang terbaring di tanah.

"Aying, sejak kapan kamu menjadi kuat?" tanya ibu Aying terkejut setengah mati.

"Tidak tau Bu, mungkin aku mendapat berkah setelah dihidupkan kembali tapi adik lebih baik dipanggilkan tabib dulu, aku tidak mau terjadi sesuatu padanya," sahut Aying.

"Benar juga, apa yang kalian tunggu cepat bawa Mengki Dan ke kamarnya dan panggil tabib," teriak ibu Aying yang bergegas pergi setelah memerintah pelayannya.

Melihat ayah Mengki Dan yang bersiap pergi Aying menarik tangannya, Aying ingin memberitahu padanya siapa yang sebenarnya berkuasa di rumah.

"Lepaskan, aku ingin melihat Putriku," ucap ayah Mengki Dan.

"Aku tidak akan menghalangi mu, tapi ingat perjanjian yang kamu sendiri saksikan tadi, aku mau selama 10 bulan sumber daya Mengki Dan menjadi milikku," sahut Aying.

"Kenapa aku harus memberikannya padamu?" tanya ayah Mengki Dan.

"Karena aku adalah penguasa di rumah ini, hanya dengan satu ucapan ku kamu dan Mengki Dan akan diusir dari sini atau bahkan bisa dihukum mati," sahut Aying.

"Aku tidak mengerti maksud mu," ucap ayah Mengki Dan.

"Baiklah, aku akan langsung memberitahukan pada ibu siapa yang membunuh ku dan siapa yang mengirim pembunuh bayaran kemarin," sahut Aying bersiap pergi.

"Tunggu, akan aku berikan apa yang kamu minta," ucap ayah Mengki Dan.

"Baguslah, jangan lupa kembalikan juga sumberdaya yang aku berikan pada anakmu," sahut Aying sambil berjalan pergi meninggalkan ayah Mengki Dan.

"Sial, sejak kapan anak ini menjadi licik, aku kira dia akan selamanya menjadi domba tidak tahunya dia adalah serigala berbulu domba," dalam hati ayah Mengki Dan sambil mengepalkan tangannya.

Menjebak

Semua sumber daya yang diberikan pada adik sang pemilik tubuhnya sudah didapatkannya kembali, tanaman herbal, batu jiwa bahkan kepingan emasnya saat ini semua sudah berada di kamarnya.

Di kehidupan sebelumnya Aying sebagai Ketua Klan Saga ahli dalam meracik, tanaman herbal yang ada di kamarnya langsung saja dipilihnya satu persatu dan dimasukkan ke dalam bak mandi untuknya berendam.

Selesai mempersiapkan semuanya Aying bergegas membuka bajunya, Aying duduk bersila di dalam bak mandi sambil menutup kedua matanya.

Blooooook, bloooook, blooooook.

Busa terus ke luar seiring bertambah lamanya Aying berendam, tanaman herbal yang digunakan Aying berendam mampu menghilangkan sisa racun yang bersarang di dalam tubuhnya.

Perlahan Aying membuka matanya, melihat air di bak mandi sudah sangat menghitam dan berbau menyengat Aying bergegas ke luar, Aying bisa merasakan tubuhnya jauh lebih baik dari pada sebelumnya.

"Haaaaah, ternyata tubuh ini sudah diracun sangat lama," ucap Aying berbicara sendiri.

Aying mengambil batu jiwa yang berada di atas tempat tidurnya dan memperhatikannya dengan teliti.

Batu jiwa terdiri dari 3 bagian, batu jiwa terendah hanya bisa digunakan untuk tambahan membuat senjata, batu jiwa sedang digunakan untuk mengembalikan energi dan batu jiwa tingkat tinggi bisa digunakan untuk banyak hal terutama meningkatkan tingkat pelatihan.

Aying masih bingung kenapa batu jiwa tingkat tinggi seperti yang dipegangnya saat ini malah diberikan pada adiknya, sesayang apapun pemilik tubuh sebelumnya seharusnya tidak perlu sampai seperti itu pikir Aying.

Tak ingin banyak berpikir Aying bergegas duduk bersila, Aying mengambil beberapa batu jiwa sekaligus dan langsung menyerapnya.

Hanya membutuhkan waktu 1 jam bagi Aying menyerap 60 batu jiwa tingkat tinggi, Aying yang baru membuka matanya bisa merasakan tingkat pelatihannya naik beberapa tingkatan.

"Haaaaaah, 60 batu jiwa hanya membuatku menerobos 2 tingkatan. Setidaknya itu lebih bagus karena aku sudah berada tingkat inti bumi bintang 2 akhir," ucap Aying.

Bruuuuuuuuuaaaaaaaak.

Suara pintu di dobrak mengejutkan Aying, dari luar Mengki Dan langsung berjalan ke arah Aying dan menatapnya dengan tajam.

"Dia mau berulah lagi, dia pasti tau kalau ibunya sedang tidak ada di rumah saat ini," dalam hati Aying.

"Apa maksudmu mengambil kembali yang sudah kamu berikan, apa selama ini kamu menyesal sudah memberikannya padaku," ucap Mengki Dan berteriak sambil menunjuk Aying yang hanya diam menatapnya.

"Benar, selama ini aku menyesal telah memberikan semua milikku padamu, aku dulu memang bodoh karena terlalu menyayangimu yang sudah jelas berbeda ayah dengan ku, dan seharusnya saat pertama kali kamu mencoba meracuniku aku beritahu saja pada ibu dengan begitu orang sepertimu pasti sudah menjadi gelandangan di luar sana," sahut Aying bangkit berdiri.

"Aku tidak, aku tidak pernah meracunimu kamu jangan memfitnah ku," ucap Mengki Dan gugup.

"Sudahlah, aku malas berdebat denganmu lebih baik kamu tinggalkan saja kamarku atau aku akan menghabisi mu," sahut Aying menatap tajam Mengki Dan.

Mengki Dan yang sudah tidak bisa menahan diri langsung mengeluarkan pisaunya, Mengki Dan tau betul ibu dan ayahnya saat ini sedang pergi dan butuh waktu lama untuk kembali jika dia bisa menghabisi kakaknya saat ini juga pasti tidak akan ada yang mengetahuinya.

Aying yang melihat Mengki Dan Mengeluarkan pisau hanya tersenyum, Aying berpikir pisau seperti itu tidak akan bisa membunuhnya itu malah sebaliknya dirinya bisa saja membunuh Mengki Dan tanpa pisau sepertinya.

Tap tap tap.

Pendengaran Aying yang masih tajam seperti sebelumnya bisa mendengar suara langkah kaki beberapa orang, Aying tau langkah kaki itu adalah ibunya dan ayah Mengki Dan yang sudah kembali.

"Matilah kamu Kak," ucap Mengki Dan sambil berlari ke arah Aying dan menusuk perutnya.

"Adik kenapa kamu lakukan ini padaku," teriak Aying.

Teriakan Aying didengar oleh ibunya yang baru saja mau masuk ke kamar, ibu Aying langsung berlari ke kamar Aying ingin memastikan apa yang terjadi pada Putrinya.

"Aying," teriak ibu Aying yang melihat pisau masih menancap di perut Aying.

Mengki Dan sangat kaget melihat ibunya telah kembali, di belakang ibunya ayahnya lebih terkejut melihatnya yang menusuk Aying dan ingin membunuhnya tanpa sepengetahuannya.

"Ini, ini pasti hanya salah paham, kejadiannya pasti tidak seperti ini," ucap ayah Mengki Dan.

"Ibu jangan menyalahkan adik, aku sendiri saja masih tidak menyangka Adin melakukan ini padaku, saat pembunuh bayaran itu bilang adik dan ayah yang ingin membunuh ku aku tidak percaya tapi sekarang," sahut Aying.

"Arrrrrrrrrrrkkkkkh, jadi kalian berdua yang ingin membunuh Putriku, aku tidak percaya kalian tega melakukannya," teriak ibu Aying.

"Ibu aku tidak sengaja, jni kesalahan ku ayah tidak tahu tentang ini," ucap Mengki Dan.

"Diam, anak tidak tau diri. Apa kamu pikir selama ini aku tidak tau Aying memberikan mu semua sumber daya yang seharusnya menjadi miliknya, tapi lihat apa yang kamu lakukan padanya," sahut ibu Aying.

"Pengawal potong tangan mereka satu satu dan usir ke luar, aku tidak ingin melihat mereka lagi," teriak ibu Aying memerintah.

"Istriku kamu tidak bisa seperti itu pada kami, kami masih anggota keluarga ini," ucap ayah Mengki Dan.

"Pengawal apa kalian tidak mendengar perkataan ku," teriak ibu Aying lagi.

"Tidak ibu, maafkan aku," ucap Mengki Dan yang diseret ke luar.

"Kalian kenapa diam saja panggilkan tabib," ucap ibu Aying.

***

"Bagaimana? Apa Putraku masih bisa diselamatkan?" tanya ibu Aying ke tabib yang mengobati Aying.

"Nyonya tenang saja, untung saja tusukannya tidak terlalu dalam dan lebih untung lagi karena nona Aying sudah jauh lebih kuat dari sebelumnya," ucap tabib.

"Apa maksud tabib?" tanya ibu Aying.

"Tingkat pelatihan Nona Aying sudah meningkat, sekarang sudah berada di tingkat inti bumi bintang 2 akhir, itu yang membuat daya tahan tubuhnya menjadi kuat," sahut tabib.

"Putriku sudah bertambah kuat, sejak kapan? kenapa aku tidak pernah menyadarinya," ucap ibu Aying.

"Menurut penglihatan saya Nona baru saja menerobos tingkat sebelum tertusuk pisau, mungkin itu yang membuat Nyonya tidak menyadarinya," sahut tabib.

Aying yang sedari awal sudah sadar hanya diam mendengarkan pembicaraan ibunya dan tabib, Aying berpikir ibu pemilik tubuh sebelumnya sangat baik dan sangat perhatian pada anaknya kenapa pemilik tubuh sebelumnya tidak pernah menyadari itu.

Karena kamu menyia-nyiakan kasih sayang dan perhatiannya jangan salahkan aku yang mengambilnya," dalam hati Aying.

Karena dari kecil Aying sudah di didik sangat keras untuk menjadi pewaris Ketua Klan kasih sayang dan perhatian tidak pernah di dapatkannya, bahkan sejak masih bayi dirinya sudah dipisahkan dari ibu yang seharusnya merawatnya.

Kasih sayang dan perhatian dari ibu pemilik tubuh sebelumnya akan dihargai oleh Aying, Aying bahkan berjanji di dalam hati akan membahagiakan ibunya yang sekarang setelah berhasil membalas dendamnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!