Adanya Kompetisi

Seminggu berlalu setelah hari itu, selama seminggu Aying dalam pengawasan ketat ibunya, hari ini adalah hari terakhirnya beristirahat Aying sudah tidak sabar ingin melatih semua yang ada di dalam ingatannya.

Pertama-tama yang harus dilakukannya adalah kembali membuka 5 titik aura nadinya agar energinya mengalir ke lautan spiritualnya, Aying langsung menutup matanya walau di dalam pikirannya penuh pertanyaan kenapa pemilik tubuh sebelumnya masih belum membuka 5 titik aura nadinya.

Dari ujung kaki Aying bisa merasakan 1 titik aura nadinya terbuka, tak lama aura nadinya yang lain terbuka secara perlahan. Setelah semua terbuka Aying bisa merasakan energinya mengalir ke lautan spiritualnya, dengan terbukanya aura nadinya larutan spiritualnya bisa menyimpan energinya dan mengubahnya menjadi kepingan kekuatan yang bisa membuatnya naik tingkat.

Tok tok tok.

"Aying," panggil ibu Aying dari luar.

"Masuk bu," ucap Aying.

Ibu Aying berjalan masuk ke kamar Aying dan duduk di sampingnya, sebenarnya ibu Aying masih merasa anaknya belum cukup kuat tapi dirinya terpaksa tetap harus memberitahunya tentang kompetisi yang diadakan kaisar.

"Apa ibu mau bicara tentang kompetisi itu?" tanya Aying membuat ibunya terkejut.

"Kamu bagaimana bisa tau?" tanya ibu Aying balik.

"Adik, maksud ku Mengki Dan cerita padaku tentang kompetisi itu sebelumnya dia bilang kalau hanya anak sepertinya yang berhak ikut," ucap Aying.

"Huuuuu, aku tak menyangka kalau dia seperti itu. Tapi baguslah kalau kamu tau tentang kompetisi itu, karena Kaisar sendiri yang meminta setiap keluarga besar mengirim perwakilan," sahut ibu Aying.

"Ibu tenang saja, aku akan ikut mewakili keluarga kita," ucap Aying.

"Maafkan ibu, ibu hanya berharap padamu," sahut ibu Aying yang terlihat tidak rela.

***

Dua hari kemudian Aying di antar beberapa pengawal ibunya ke kerajaan Dongji, Kaisar Duan Wei meminta semua peserta berkumpul satu hari sebelum pertandingan berlangsung.

Sampai di istana para peserta yang melihat Aying saling berbisik, reputasi Aying tidak sebaik Mengki Dan wajar saja jika semua orang membicarakannya.

"Kalian semua silahkan ikuti aku," ucap Kasim kepercayaan Kaisar Duan Wei.

Aying berjalan di barisan paling belakang karena sama sekali tidak mengenal peserta yang ikut berkompetisi dengannya, sampai di sebuah ruangan para peserta di suruh duduk Kaisar Duan Wei ingin berbicara.

"Selamat datang di istana Dongji, selamat datang juga di kompetisi yang diadakan 2 tahun sekali." ucap Kaisar Duan Wei memulai berbicara.

"Kompetisi masih sama seperti tahun sebelumnya, siapa yang bertahan sampai terakhir ialah pemenangnya. Tapi kali ini hadiahnya bertambah, siapa yang menjadi pemenang akan mendapat 1 token emas yang bisa digunakan untuk ke luar masuk seluruh wilayah kekuasaanku," sambung Kaisar Duan Wei.

"Hidup Baginda Kaisar," ucap para peserta serentak.

Aying hanya diam mendengarkan tanpa mengucapkan yang diucapkan peserta lain, sebagai Ketua Klan Saga di masa lalu Kaisar bukanlah orang yang harus dipandang tinggi olehnya.

"Hanya itu yang ingin ku sampaikan kalian semua bisa beristirahat, besok kompetisi akan di mulai," ucap Kaisar Duan Wei.

"Puja Kaisar, selamat jalan," sahut para peserta kembali serentak.

Setelah ke luar dari ruangan semua peserta beristirahat di ruangan yang disediakan Kaisar, Aying yang tidak mengenal peserta lain memutuskan untuk tetap di luar mengumpulkan energinya.

Di lapangan Aying yang duduk bersila sambil menutup matanya menarik perhatian Kaisar Duan Wei, Kaisar Duan Wei langsung menghampiri Aying dan berdiri di depannya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Kaisar Duan Wei.

"Menyerap energi yang ada di bumi," ucap Aying tanpa membuka matanya.

"Apa kamu tau siapa yang sedang berbicara denganmu sekarang?" tanya Kaisar Duan Wei lagi.

"Tentu saja, Kaisar Duan Wei yang disegani banyak orang apa yang membuat anda datang kemari," ucap Aying.

"Hanya ingin melihat mu, hebat kamu walau tau siapa aku tetap berbicara santai tanpa membuka mata," sahut Kaisar Duan Wei.

"Bagiku yang harus di hormati hanya 2, pertama para Dewa dan Kedua orangtua ku," ucap Aying.

"Arogan sekali kamu, kalau begitu akan ku tunggu seberapa hebat dirimu di kompetisi besok," sahut Kaisar Duan Wei.

Aying tidak menjawab perkataan Kaisar, tak lama setelah mendengar suara langkah Kaki kaisar menjauh Aying membuka matanya.

"Heeeeh, hanya seorang Kaisar saja apa yang harus ditakutkan," ucap Aying.

Teng.

Lonceng pertanda pertandingan akan segera di mulai sudah dibunyikan, para juri yang ditunjuk Kaisar sudah duduk di tempatnya masing-masing.

Sambil menunggu nomornya di panggil secara acak Aying memperhatikan ke segala arah, saat matanya bertemu dengan Kaisar Aying melihat Kaisar tersenyum meremehkannya.

"Nomor 39 dan nomor 21 silahkan naik ke arena," ucap Kasim yang menjadi penengah kompetisi.

Aying sangat kaget saat nomornya yang 39 di panggil pertama, Aying menggelengkan kepalanya seharusnya dia tau Kaisar Duan Wei sengaja ingin menargetkannya.

"Jiu Lo, Jiu Lo," teriak peserta lain terus bersorak.

Di atas arena seorang pria berbadan besar menyunggingkan bibirnya sambil melihat ke arah Aying yang berjalan dengan santai naik ke arena, Aying yang melihat pedang di tangan pria berbadan besar itu tidak gentar tanpa senjatapun dirinya dengan mudah bisa menang.

"Apa kamu yakin ingin bertarung tangan kosong?" tanya Kasim.

"Iya, mulai saja," sahut Aying.

Teng teng.

Kasim bergegas turun setelah membunyikan lonceng, Jiu Lo pria berbadan besar yang saat ini berada di depan Aying bersiap menyerangnya.

"Terima ini," teriak Jiu Lo.

Bruuuuuuuuuuaaaaaaaaak.

Aying langsung menendang kaki Jiu Lo sebelum Jiu Lo sampai ke arahnya, tendangan Aying yang sangat cepat membuat takjub para juri para juri bahkan hampir tidak bisa menghitung seberapa cepat tendangan Aying.

"Bukannya Kaisar bilang dia hanya wanita biasa, tapi menurutku dia sudah sangat berpengalaman," ucap salah satu juri.

"Kita lihat saja sampai selesai," sahut juri lainnya.

Jiu Lo bangkit berdiri dengan sangat marah, pedangnya di genggam sangat erat sambil menggertakan giginya.

"Mati kau," teriak Jiu Lo mengarahkan pedangnya langsung ke leher Aying.

Melihat Jiu Lo berniat membunuhnya Aying dengan cepat menangkap ujung pedang Jiu Lo dengan dua jarinya, Aying langsung memutar jarinya mematahkan pedang Jiu Lo dan membuat Jiu Lo kaget melihatnya.

"Kamu berniat membunuhku jangan salahkan aku yang membalas perbuatan mu," ucap Aying bertelepati.

Aying bergerak cepat ke arah Jiu Lo dan menarik tangannya ke atas, belum sempat Jiu Lo bergerak Aying memutar tangan Jiu Lo dan langsung membantingnya.

Bruuuuuuuuuuuug.

Suara tulang patah terdengar sangat keras, semua juri berdiri mengumumkan pertandingan pertama di menangkan oleh Aying.

Aying melirik ke arah Kaisar Duan Wei dan tersenyum, ingin membuatnya kalah di pertandingan pertama itu tidak akan mungkin, bahkan jika dirinya melawan puluhan prajurit Kaisar Duan Wei menang tidak sulit baginya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!