Aying berjalan pergi meninggalkan wilayah ras kurcaci sambil tersenyum puas, sepanjang jalan Aying berkali-kali mengeluarkan unsur logam yang sudah berhasil dikuasainya dan merubahnya menjadi benda-benda yang terbuat dari logam.
Aying merasa sangat senang bisa menguasai unsur logam yang memiliki banyak kelebihan, dengan adanya unsur logam dirinya tidak akan kesulitan jika membutuhkan alat masak mendadak seperti kuali memasak dan piring serta gelas.
"Aku tidak menyangka kamu benar-benar tau caranya menguasai elemen, padahal semua itu jelas tidak bisa dikuasai sembarang orang dengan mudah," ucap Wang.
"Sudah aku bilang bukan, aku tau caranya," sahut Aying sambil terus berjalan dengan bangga.
"Asal kamu tau, aku mengira kamu tidak memiliki persiapan apa-apa dan datang begitu saja ke wilayah ras kurcaci semua rasa khawatirku terbuang sia-sia." ucap Wang.
"Kamu mengetahui kelemahan Raja Kurcaci dari mana?" tanya Wang.
"Di kehidupan sebelumnya aku pernah melihat mereka dengan kejam membunuh manusia, saat itu aku merasa tidak memiliki urusan dengan mereka itu kenapa aku hanya diam saja," ucap Aying.
"Heeeem, ternyata seperti itu, kenapa tidak bilang lebih dulu padaku agar aku tidak mengkhawatirkan mu," sahut Wang.
"Itu tidak penting, lagipula aku baru tau kamu sangat mengkhawatirkan ku," ucap Aying tersenyum sendiri.
"Jangan terlalu percaya diri," sahut Wang.
Aying terus berjalan menjauh meninggalkan wilayah ras kurcaci, setelah berjalan seharian penuh Aying tiba di sebuah desa terpencil, Aying yang memasuki desa memperhatikan sekelilingnya desa itu terlihat berbesa dari desa lainnya.
"Apa kamu juga merasakannya?" tanya Aying tanpa menghentikan langkahnya.
"Aku juga merasakannya, sepertinya desa ini tidak berpenghuni," sahut Wang.
"Kalau desa ini tidak berpenghuni kenapa masih ada orang walau hanya beberapa," ucap Aying dengan suara pelan.
"Hemmmmm, benar juga," sahut Wang lagi.
"Lebih baik aku bertanya saja pada orang yang ada di sini agar lebih jelas apa yang terjadi," ucap Aying.
Aying berjalan ke arah salah satu rumah yang baru saja dimasuki seseorang, sampai di dalam Aying merasa sangat terkejut, rumah yang dari luar terlihat seperti rumah biasa saja di dalamnya sangat luas bahkan isi yang ada di dalamnya tidak terbayang oleh Aying sama sekali.
"Keluar dari sana!" teriak Wang.
"Kenapa," sahut Aying terkejut Wang yang tiba-tiba berteriak.
"Ku bilang keluar cepat, jangan banyak tanya," ucap Wang lagi.
Aying yang baru beberapa langkah dari pintu bergegas keluar, setelah keluar Aying bisa melihat di depan pintu terpasang aray yang membuat manusia tidak bisa keluar dari dalam.
"Semua ini jebakan," teriakan dari dalam bisa didengar Aying.
Iblis yang berada di dalam dilihat Aying menyeringai ke arahnya, Aying yang melihatnya tidak terkejut sama sekali. Iblis dan manusia sudah bermusuhan sejak saat pertama diciptakan, saling memburu dan memakan sudah sering terjadi Aying bahkan sudah bosan melihatnya di kehidupannya yang dulu.
"Kenapa kamu keluar, padahal aku membutuhkanmu," ucap Pangeran iblis yang berdiri tepat di belakang aray.
Sosok Pangeran iblis di depannya mencoba menggoda Aying, tidak hanya berpenampilan seperti manusia Pangeran iblis merubah wajahnya menjadi sangat tampan dan mencoba membuat Aying terpengaruh dalam ilusinya dan masuk ke dalam dengan sendirinya.
"Tidak heran mereka masuk begitu saja, ternyata mereka terpengaruh ilusi Pangeran iblis," ucap Aying.
"Dari mana kamu tau kalau dia adalah Pangeran iblis?" tanya Wang.
"Aku tidak hanya tau dia Pangeran iblis, aku bahkan tau dia Pangeran iblis ke lima lihatlah di bagian lengannya, ada angka yang mereka gunakan untuk menandai semua keturunan Raja iblis," sahut Aying.
"Heeeeem, ternyata seperti itu aku baru mengetahuinya," ucap Wang.
"Kamu hidup lebih lama dariku, seperti itu saja tidak tau," sahut Aying menggelengkan kepala.
"Tentu saja aku tidak tau aku bukan berasal dari sini," ucap Wang keterusan.
"Tunggu, apa maksudmu?" tanya Aying.
"Tidak ada lupakan saja," sahut Wang.
"Manusia, beraninya kamu mengabaikan ku," teriak Pangeran iblis sangat marah.
"Memangnya kenapa? Apa yang membuatku harus menghiraukan dirimu walau berubah menjadi pria tampan sedunia pun aku tidak akan terpengaruh," ucap Aying.
"Aku adalah Pangeran iblis Zena dan kamu berani mengabaikan sang Pangeran ini," teriak Iblis Zena.
"Hanya Pangeran iblis saja sangat bangga, bahkan jika aku bertemu Raja iblis yang aku juga tidak akan menghiraukannya," sahut Aying bersiap pergi.
"Arrrrrrrrrrrkkkkkkkhhhh, aku tidak terima, aku mau memecah otakmu dan memakan hatimu," teriak Pangeran Zena yang melihat Aying benar-benar pergi.
"Kalian semua pikirkan, apa tidak ada cara untukku keluar," ucap Putri Zena.
"Pangeran jumlah manusia yang mati di sini masih belum mencukupi Pangeran tidak bisa pergi dari sini, tapi kami bisa membawanya kemari," sahut iblis lainnya.
"Bagus, kalau begitu kalian bawa cepat dia kemari," ucap Pangeran Zena.
Aying yang tadinya hanya ingin singgah untuk mencari tempat tidur dan tempat makan terpaksa mengurungkan niatnya, baru beberapa langkah meninggalkan desa Aying merasakan kakinya tidak bisa bergerak, tiba-tiba saja Kakinya memutar sendiri dan berjalan kembali masuk ke desa.
"Aku tau apa yang terjadi padamu," ucap Wang.
"Apa?" tanya Aying sambil berusaha mengendalikan kembali kakinya.
"Kamu seharusnya tau iblis memiliki keahlian masing-masing," ucap Wang.
"Aku tau itu, jadi saat ini ada iblis yang sedang mengendalikan kakiku dari jarak jauh," sahut Aying.
"Benar, kamu bisa lepas jika membunuh iblis yang mengendalikan kakimu itu," ucap Wang.
"Sial, padahal aku tidak ingin mencari masalah, sekarang mereka yang membuat masalah padaku," sahut Aying menggertakkan giginya.
"Heeeeh, karena ini yang kalian mau aku dengan senang hati mengikutinya," sambung Aying yang tiba-tiba tersenyum.
Aying tidak lagi melawan untuk pergi, Aying membiarkan kakinya kembali ke arah sebuah rumah yang dimasukinya tadi. Sampai di sana Pangeran iblis Zena terlihat sangat senang, senyuman khas iblisnya membuat Aymng merasa sangat jijik.
"Bagus, bagus, kerja bagus," ucap Pangeran Zena.
"Kenapa kamu tidak membuat perlawanan?" tanya Wang.
"Tidak perlu, karena mereka meminta kita datang kemari bukankah sayang jika tidak dihabisi sekalian," sahut Aying.
"Benar juga," ucap Wang yang tau maksud Aying.
Aying selalu memiliki cara yang tidak bisa ditebak olehnya, kalau Aying bilang ingin menghabisi mereka Wang hanya bisa yakin Aying pasti memiliki cara tersendiri sama seperti saat berhadapan dengan para kurcaci sebelumnya.
"Jadi, apa perlu aku membantumu?" tanya Wang.
"Bukankah sayang jika tenaga mu ikut terbuang melawan mereka yang tidak berguna, kamu sebelumnya sudah membantu banyak saat aku di puncak penguasaan elemen Logam, aku rasa tidak bagus untukmu jika terus mengeluarkan kekuatanmu," sahut Aying.
"Apa kamu menghawatirkan ku?" tanya Wang lagi.
"Tentu saja, bagaimanapun juga kamu sudah membantuku di awal dan biar kamu begitu tetaplah guruku," ucap Aying.
Wang langsung terdiam, dirinya tersentuh mendengar perkataan Aying, tapi andai Aying tau jika dirinya nanti akan menempatkannya dalam banyak bahaya, jelas pemikiran seperti itu akan disesalinya dan mungkin juga Aying akan menyesal karena telah ditolongnya.
"Apa yang kalian tunggu, bawa dia kemari," teriak Pangeran Zena yang melihat Aying hanya diam di depan pintu masuk.
"Sepertinya sangat sayang jika dibunuh, Bagaimana jika kamu melahirkan banyak anak untuk ku saja," ucap Pangeran Zena sambil menjulurkan lidah panjangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments