Perguruan Tapak Dua Naga

Sampai di perguruan Tapak Dua Naga semua menatap ke arah Aying, tatapan penuh tanda tanya terlihat jelas dari semuanya Siapa Aying? dan bagaimana bisa Ketua Yang membawa wanita masuk ke perguruan menggunakan kapal terbang yang bahkan tidak diperbolehkan dinaiki sembarang orang selain orang-orang pilihan.

"Sepertinya kedatanganku terlalu mencolok, murid mu semua melihat ke arah ku," ucap Aying.

"Tidak perlu menghiraukan mereka," sahut Ketua Yang.

Ketua Yang dan Aying turun dari kapal terbang dan berjalan menuju sebuah ruangan, Ketua Yang meminta Aying ikut dengannya masuk ke dalam ruangan itu.

Di dalam ruangan yang cukup besar ribuan buku kitab jurus tersusun rapi. Aying yang melihatnya sangat tergoda, saat ini dirinya sama sekali tidak memiliki jurus yang bisa diandalkannya.

"Pilihlah satu kitab jurus yang kamu suka, aku tahu di sini sangat banyak tapi aku yakin pasti ada yang cocok denganmu," ucap Ketua Yang.

"Tapi kenapa?" tanya Aying.

"Aku hanya ingin menjalin hubungan baik denganmu, siapa tau kelak aku bisa bertemu gurumu," sahut Ketua Yang.

"Aku masih tidak mengerti satu hal, kenapa kamu sangat ingin bertemu dengan guruku," ucap Aying.

Walau Aying sangat ingin menguasai kitab jurus tapi diberi tanpa tahu alasan membuatnya tidak tenang, lebih baik jika dirinya tau alasannya sekalipun alasannya tidak masuk di akal.

"Aku merasa gurumu sangat hebat, dia pasti bisa membuat pil untuk menyembuhkan penyakit saudaraku," ucap Ketua Yang.

"Perguruan mu dikenal banyak orang, sebagian dari alchemis pasti ada yang mengenalnya kenapa tidak mencoba meminta mereka membantu," sahut Aying.

"Aku sudah mencari banyak alchemis tapi tidak ada yang bisa menyembuhkannya, aku sangat berharap pada gurumu siapa tau dia bisa menyembuhkan saudara ku walau itu hanya harapan," sahut Ketua Yang yang tanpa sadar meneteskan air matanya.

Aying terdiam sesaat, penyakit seperti apa yang tidak bisa disembuhkan oleh alchemist, bagaimana bisa Ketua Yang bertemu oleh gurunya karena gurunya sendiri saja sebenarnya tidak ada.

"Begini saja, aku akan melihat penyakit saudaramu itu, jika ada harapan aku akan mengatakannya tapi jika tidak aku juga akan mengatakannya karena aku menguasai sepertiga keahlian guruku," ucap Aying.

"Baiklah tidak masalah, ikut denganku," sahut Ketua Yang berjalan ke luar ruangan.

Aying mengikuti Ketua Yang yang berjalan terus tanpa henti, sampai di ujung lorong perguruan Ketua Yang memasuki ruangan yang dikhususkan merawat sang adik.

Melihat Ketua Yang masuk ke dalam Aying bergegas mengikutinya, Aying menghentikan langkahnya tepat di samping tepat tidur adik perempuan Ketua Yang yang terbaring dengan wajah pucatnya.

"Apa dia di racun," ucap Aying.

"Sebagian dari alchemist yang kucari mengatakan adikku terkena kutukan, ada juga yang bilang terkena racun, itu yang membuatku tidak tau apa yang harus aku lakukan," sahut Ketua Yang.

Aying kembali terdiam sejenak menatap adik perempuan Ketua Yang yang seumuran dengannya, Aying bisa melihat adik Ketua Yang memang terkena racun dan racun yang ada di tubuhnya sangat mematikan, racun memang membuatnya tidak langsung mati tapi pelan-pelan racun akan berubah menjadi kumpulan serangga yang memakan daging dan meminum darah seseorang yang terkena racun itu.

"Aku berani menjamin adikmu terkena racun serangga penghisap, aku saat ini tidak bisa menyembuhkan total," ucap Aying mennggelengkan kepalanya.

"Apa maksudmu adikku masih bisa disembuhkan?" tanya Ketua Yang.

"Aku bisa menyembuhkannya untuk sementara, hanya 3 tahun setelah itu jika tidak dapat obat untuk menyembuhkan sepenuhnya adikmu tidak akan bisa tertolong," ucap Aying.

"Aku sangat berharap padamu, ku mohon sembuhkan adikku, aku tidak keberatan jika aku harus menikah dengan mu," sahut Ketua Yang memohon pada Aying.

"Aku yang tidak mau, berhentilah berpikir seperti itu," ucap Aying.

Aying mengeluarkan pil anti racun dari dalam cincin ruangnya, tanpa banyak bicara Aying memasukkan pil ke mulut adik Ketua Yang dan membiarkannya begitu saja membuat ketua Yang kebingungan.

"Tunggu, adikku tidak sadarkan diri bisakah dia menelan pil itu," ucap Ketua Yang.

"Tenang saja," sahut Aying.

Ketua Yang hanya bisa diam sambil memperhatikan sang adik, Tak lama Ketua Yang bisa melihat jari adiknya yang menggerakkan sesekali, Ketua Yang sangat senang melihat adiknya bisa menggerakkan jarinya.

Perlahan mata adik Ketua Yang terbuka, Ketua Yang yang berdiri di belakang Aying langsung maju ke depan dan menggenggam tangan adiknya.

"Mei Yan bagaimana keadaanmu? Apa yang kamu rasakan?" tanya Ketua Yang.

"Aku merasa tubuhku baik-baik saja, aku juga tidak lagi merasakan sakit," ucap Amei Yan adik Ketua Yang.

"Baguslah, akhirnya. Setelah menunggu berbulan-bulan kamu sadar juga," sahut Ketua Yang.

"Maaf merepotkan Kakak," ucap Amei.

"Tidak, tidak merepotkan. Sekarang kamu beristirahat saja dulu, Kakak masih ada keperluan dengannya," sahut Ketua Yang yang langsung berjalan ke luar diikuti Aying dari belakang.

Saat ini Ketua Yang merasa sangat senang adiknya telah sadar, tapi bagaimana setelah 3 tahun lagi apa tidak ada cara untuk menghilangkan sepenuhnya racun sang adik.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Aying yang mengikuti Ketua Yang masuk ke dalam sebuah ruangan.

"Hanya memikirkan setelah 3 tahun lagi, apa aku sudah siap kehilangan adikku," ucap Ketua Yang.

"Kenapa memikirkannya sampai seperti itu, untuk saat ini bukannya adikmu sudah sehat dan bisa melakukan semua seperti biasa, masih ada 3 tahun lagi siapa tau saja aku bisa mendapatkan bahan untuk membuat penawar racunnya," sahut Aying.

"Apa kamu serius? Apa masih ada penawar untuk racun adikku," ucap Ketua Yang penuh semangat.

"Pasti ada, hanya saja aku belum tau di mana tempatnya," sahut Aying.

"Kalau begitu aku sangat berharap padamu, katakan saja apa yang ingin aku lakukan untukmu pasti akan aku lakukan," ucap Ketua Yang.

"Kalau begitu aku tidak munafik, aku ingin kitab yang ada di sini," sahut Aying sambil menatap ratusan kitab yang ada sekelilingnya.

"Apa hanya itu?" tanya Ketua Yang.

"Sementara mungkin hanya itu," sahut Aying.

"Kalau begitu pilihlah beberapa kitab jurus yang cocok untukmu," ucap Ketua Yang.

"Aku tidak akan sungkan," sahut Aying.

Aying berjalan memutari ruangan sambil memperhatikan kitab jurus di sekelilingnya, di rak paling atas 3 kitab jurus tiba-tiba terlihat bersinar di mata Aying dan menarik perhatiannya.

"Aku ingin ketiga kitab jurus itu," ucap Aying.

Ketua Yang menengadahkan kepalanya melihat ke atas, Ketua Yang sedikit bingung sejak kapan di atas sana ada kitab jurus.

Tak ingin banyak berpikir Ketua Yang menurunkan 3 kitab jurus yang ada di atas dan memberikannya ke Aying, Ketua Yang tidak peduli kitab apa itu karena Aying menginginkannya tentu saja akan diberikan olehnya.

"Apa hanya itu saja? tidak masalah pilih saja berapa lagi," ucap Ketua Yang.

"Tidak perlu, 3 ini saja sudah cukup," sahut Aying sambil menyimpan ketiga kitab jurus ke dalam cincin ruangnya.

"Kalau begitu ikut denganku, aku sudah meminta koki khusus untuk memasakkan makanan istimewa semoga kamu menyukainya," ucap Ketua Yang.

"Aku tidak akan menolaknya," sahut Aying sambil tersenyum.,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!