Healer Dari Dimensi Lain
Di antara lautan mayat manusia, terlihat seorang gadis berdiri tegak dalam kondisi badan penuh luka. Di tangan kanan, ia menggenggam erat sebilah tongkat sihir. Sepasang mata yang tajam laksana pedang menyorot ke arah seorang pria bermata tiga.
Gadis itu bernama Andressa, seorang healer tingkat tertinggi dan diberi gelar sebagai Dewi penyelamat. Pria bermata tiga itu disebut sebagai makhluk colling. Makhluk tersebut menciptakan kekacauan di tanah manusia hingga menyebabkan terjadinya perang sihir.
"Nona, saya mohon. Jangan korbankan nyawa Anda. Lawan Anda sekarang bukanlah manusia, melainkan makhluk colling."
Rekan-rekan Andressa mencoba menghentikannya berbuat nekat. Pasalnya, makhluk colling yang berada di depan mata ialah sang Raja colling itu sendiri. Tidak ada satu pun manusia yang sanggup menahan serangannya.
"Kalian pergilah dari sini! Aku sendiri yang akan menghadapinya," ujar Andressa.
"Tidak bisa! Kami adalah rekan Anda. Tidak mungkin kami meninggalkan—"
"Tolong pergilah dari sini sekarang juga! Aku takkan mengulangi perkataanku. Daripada kalian mengkhawatirkanku, lebih baik kalian khawatirkan diri kalian sendiri," tegas Andressa.
Pada akhirnya, seluruh rekannya terpaksa meninggalkan Andressa sendirian. Para kesatria serta para penyihir berhasil disingkirkan oleh Raja colling dalam waktu singkat. Kini Andressa sebagai healer sekaligus penyihir terkuat di kekaisaran terpaksa turun tangan.
"Apa yang kau lakukan gadis kecil? Apa kau bercanda ingin menghadapiku?"
Raja colling menertawakan Andressa. Belum pernah seumur hidup dia bertemu musuh sekeji Raja colling. Kali ini Andressa tak punya pilihan, ia juga tidak bisa mundur dari pertempuran.
"Aku tidak bercanda. Aku serius menghadapimu."
"Melihat sorot matamu, aku rasa kau tidak takut denga kematian."
Andressa menyeringai. "Tentu saja, karena aku sudah pernah mati sebanyak sembilan puluh delapan kali dan ini adalah kehidupanku yang ke sembilan puluh sembilan. Lagi pula aku yakin, setelah aku mati, aku akan hidup lagi di dimensi lain."
Raja colling tidak paham maksud perkataan Andressa. Gadis itu berbicara menggunakan bahasa yang tak pernah dia dengar seumur hidup.
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, tetapi aku yakin kau takkan sanggup mengalahkanku."
Pertarungan pun terjadi. Andressa dan sang Raja colling bertempur di udara. Pergerakan mereka sangat cepat. Mata seorang manusia biasa takkan mampu mengikuti pergerakan serangan mereka.
Kilatan sihir terus menerus menyambar di langit merah. Hingga pertempuran pun berlalu selama lima jam lebih tanpa jeda. Raja colling kewalahan menghadapi Andressa. Sampailah ketika di mana Raja colling tersungkur ke permukaan tanah dan tak sanggup lagi menggerakkan tubuh.
"Sial! Wanita ini tidak bisa diremehkan. Dia jauh lebih kuat dari bayanganku. Tidak boleh begini, aku harus kabur sebelum aku mati di tangannya."
Dengan langkah tertatih-tatih, Andressa merapalkan mantra sihir yang sangat kuat. Si Raja colling nampak panik tatkala mantra itu merasuki badannya.
"Kematian akan datang pada makhluk penyebar kejahatan. Pintu neraka terbuka bagi makhluk berpeluh darah manusia tak berdosa. Makhluk sepertimu dikutuk membusuk di neraka paling mengerikan selamanya!"
Andressa mengangkat tinggi-tinggi tongkat sihir miliknya. Di ujung tongkat sihir, terkumpul energi sihir yang sangat besar hingga memberatkan tumpuan tangannya.
"Apa? Tidak! Aku tidak mau mati!"
Raja colling menjerit ketakutan. Gelombang sihir yang paling ia takutkan berada tepat di depan mata. Dia mencoba untuk kabur, tetapi langkahnya terhambat. Andressa telah lebih dulu memasang penghalang di sekitar area pertempuran.
"Matilah kau, makhluk menjijikkan!"
Andressa melempar sihirnya sampai mengenai tubuh sang Raja colling hingga menimbulkan dentuman kuat. Tubuh Raja colling pun hancur bersamaan gelombang sihir yang diciptakan Andressa.
Andressa terkapar di permukaan tanah. Langit merah perlahan kembali menjadi langit cerah. Bibirnya mengulas senyum sendu, samar-samar kesadarannya mulai terenggut.
"Sepertinya aku mati lagi. Ke mana setelah aku akan dibawa? Namun, aku berharap ini adalah yang terakhir. Aku tidak mau hidup lagi, aku cukup lelah menghadapi dunia yang tak ada habisnya."
***
Sesosok gadis bersurai perak panjang terlihat sedang berada di tengah bahaya. Gadis itu berlarian ke hutan bagian dalam dengan kondisi tanpa alas kaki. Netra berwarna merah delima miliknya tiada henti meneteskan air mata.
Raut ketakutan membara membakar garis parasnya yang cantik jelita. Dari belakang punggungnya, tampak sekelompok bandit berlari mengejar gadis itu.
"Kenapa kau tega melakukannya? Kenapa kau ingin membunuhku, Miria?! Padahal selama ini kau bersikap baik padaku dan menganggapku sebagai saudarimu. Namun, mengapa kau ingin membunuhku? Apa salahku padamu?"
Gadis cantik itu bernama Andressa. Dia terus bertanya-tanya mengenai kesalahan apa yang telah ia perbuat sampai seseorang yang ia percayai malah menyewa bandit untuk membunuhnya.
"Aku tidak mau mati! Aku masih ingin hidup lebih lama. Aku tidak boleh tertangkap oleh mereka."
Andressa menyeka air mata. Para bandit itu tak berhenti mengejarnya.
"Hei, jangan membuat kami kesulitan! Serahkan saja dirimu untuk dibunuh."
"Tidak ada gunanya kau lari dari kami karena di hutan ini tak ada pilihan lain selain merelakan nyawamu untuk mati."
Bertepatan detik itu, ujung jemari Andressa tersandung batu hingga kepalanya terbentur ke batang pohon yang sangat keras. Darah menitik dari sudut luka di kening Andressa. Pandangannya memudar, tak bersisa sedikit pun kekuatan untuknya bangkit dari situasi tersebut.
'Pada ujungnya, semua percuma saja aku lakukan. Hidupku tidak berguna, kemampuanku sebagai tabib sangatlah buruk. Mungkin kematian memang pilihan terbaik bagi diriku.'
Kelopak mata Andressa terpejam sepenuhnya. Nyawanya telah pergi meninggalkan tubuhnya yang terluka. Para bandit itu pun segera memastikan keadaan Andressa.
"Perempuan ini sudah mati! Dia tidak lagi bernapas!" seru seorang bandit.
"Bagus! Dengan begini, tugas kita selesai. Mari kita kembali melaporkannya kepada Nona Miria."
Tatkala mereka memutar badan, tiba-tiba sebuah balok kayu menerjang kepala mereka. Alangkah terkejutnya para bandit itu mendapati Andressa kembali dari kematian.
"Apa yang kalian lakukan terhadap tubuh ini, sialan?!"
Ya, benar! Andressa yang berada di depan mata mereka bukanlah Andressa yang mereka kenal. Melainkan, Andressa yang berasal dari dimensi lain. Nama mereka memang sama-sama Andressa, tetapi jiwa yang berada di dalamnya sangat jauh berbeda.
Begitu Andressa sang healer mati di ujung perang sihir, jiwanya langsung terbang ke dimensi lain lalu merasuki tubuh ini. Oleh sebab itulah, Andressa yang sebelumnya lemah berubah menjadi sosok gadis kuat.
"Kenapa dia hidup lagi? Apa yang terjadi?"
Para bandit itu ketakutan. Mereka menyerang Andressa untuk membuat si gadis mati lagi. Akan tetapi, Andressa dengan sangat lincah bergerak memukul hingga membuat mereka terluka parah dan berakhir mati.
"Padahal aku baru saja membuka mata di tubuh orang lain, tetapi aku langsung dihadapkan dengan para bajing*n ini. Sialan! Aku harus keluar segera dari hutan untuk membuat perhitungan kepada wanita bernama Miria itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments
Ida. Rusmawati.
/Smile/
2024-05-02
0
komentar terbaik
baru juga bangun, berantem dah
2024-04-27
0
Reepha
Its time to revenge!🌹
2024-04-24
0