Menyaksikan perlakuan menyesakkan dari wanita itu, Andressa segera masuk ke tengah kemarahan yang menggebu-gebu. Dia dengan cepat menarik Amelia menjauh dari wanita yang disebut Amelia sebagai Nyonya atau Bosnya.
"Kenapa kau mengasari gadis ini?!" Intonasi suara Andressa terdengar tinggi.
"Siapa kau? Kenapa kau ikut campur urusanku?!"
Andressa membawa Amelia berlindung di belakang punggungnya.
"Siapa pun aku, itu bukan masalahmu. Gadis muda ini, mengapa kau memperlakukannya seperti ini? Apa salah yang dia perbuat sampai kau mengusirnya dari sini?"
Andressa berusaha untuk mengatur emosinya supaya tidak meledak. Dia masih bisa tenang, meskipun kepalanya seakan-akan nyaris pecah akibat luapan kemarahan yang tak terbendungkan.
"Gadis ini salah memberi obat kepada pasien, aku terpaksa ganti rugi kesalahan yang dia lakukan. Tidak hanya sekali dua kali, bahkan berkali-kali," jelas wanita itu dengan wajah angkuhnya.
Amelia terlihat ketakutan. Dia sudah membuat kesalahan fatal.
"Ya sudah, ini aku ganti lagi uangmu dengan syarat berikan gadis ini kepadaku. Aku akan membawanya dari sini," kata Andressa menyodorkan sejumlah koin gold.
"Baiklah. Bawa saja dia jauh-jauh dari sini."
Wanita itu mengibaskan tangannya mengisyaratkan bahwa Andressa harus segera pergi dari sana. Lekas saja Andressa membawa Amelia angkat kaki dari tempat tersebut.
"Menjengkelkan! Aku paling tidak suka jenis manusia seperti dia," gumam Andressa menggerutu.
"Nona, mengapa Anda menolong saya?"
Andressa menjeda langkah kakinya. Dia pun menoleh menatap Amelia.
"Tidak ada alasan khusus. Aku kebetulan lewat dan melihatmu diperlakukan kasar oleh wanita gila itu. Lagi pula, kenapa kau bisa salah memberi obat kepada pasien?"
Amelia menunduk lemah dan penuh kesedihan.
"Sebenarnya, bukan saya yang memberi obat kepada pasien, tetapi rekan saya. Saya difitnah oleh dia dan pada akhirnya saya yang disalahkan. Selama berada di klinik itu, sejujurnya saya tidak mendapatkan ilmu apa pun.Mereka hanya menjadikan saya sebagai pesuruh."
Andressa tak menyangka hal tersebut terjadi kepada Amelia. Padahal gadis itu cukup berbakat dan mudah memahami setiap perintahnya.
"Dasar manusia berotak binatang! Seharusnya kau hajar saja mereka. Ya sudah, tidak perlu kau pikirkan lagi. Lebih baik kau ikut denganku sekarang. Berhubung aku akan membuka klinik, bagaimana kalau kau menjadi asistenku saja?"
Sebuah penawaran yang menjanjikan. Terlebih lagi, Amelia tahu betul bagaimana kemampuan medis Andressa.
Tanpa berpikir panjang lagi, Amelia langsung mengangguk sambil menjawab, "Baiklah, Nona. Saya akan menjadi asisten Anda."
"Keputusan bagus! Nanti aku akan mengajarimu sebagian teknik medisku. Yang terpenting sekarang kau lebih baik istirahat dulu."
Sementara itu, saat ini di klinik Glory tengah gaduh karena kedatangan Marquess Gencio. Reputasi klinik Glory dipertaruhkan di sini sehingga terpaksa Miria, anak si pemilik klinik turun tangan.
"Apa yang terjadi sebenarnya? Katakan kepadaku." Mirip menatap penuh selidik kepada para tabib di sana, terutama Niana.
"Nona, waktu itu saya menolak seorang pasien yang akan melahirkan. Saya pikir pasien itu adalah rakyat jelata, tetapi ternyata beliau Marchioness Gencio. Saya telah membuat kesalahan fatal," jelas Niana.
"Lalu bagaimana selanjutnya? Apa yang kalian lakukan? Apa Andressa mengambil alih penanganan terhadap Marchioness Gencio?"
Niana mengangguk. "Benar, Nona. Gadis itu mengurusnya dan membantu Marchioness Gencio melahirkan."
"Bajing*n sialan!" Miria mengumpat marah. Dia tak kuasa menahan kemarahannya terhadap Andressa. "Lagi-lagi wanita itu! Dia selalu saja mengacau setiap saat."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments
Frando Kanan
mengacau tiap saat? lo aja pemales Dan serakah
2023-04-17
2