Sejumlah penduduk berkumpul di satu tempat seusai mendengar bahwa ada tabib yang datang dari luar. Mereka tidak begitu terbuka terhadap pendatang baru seperti Andressa dan Amelia. Terlebih lagi mereka juga mendengar kalau Andressa membuka klinik baru di tempat terkutuk seperti ini.
Melihat dari dekat, penampipan serta penampakan tubuh mereka sungguh menyedihkan. Sekujur tubuh mereka diwarna oleh bintik merah bernanah, mata mereka merah, dan wajah mereka pucat. Menyeruak aroma anyir dari badan mereka yang penuh bintik merah tersebut.
"Apa? Ada tabib dari luar? Apa kalian yakin?"
"Ya, aku sendiri melihat mereka masuk ke klinik yang sudah lama tidak dihuni itu."
"Apa yang mereka pikirkan sampai masuk ke wilayah ini?"
"Aku sendiri tidak tahu. Apa mereka mencari tempat untuk mati? Kasihan sekali, mereka berdua gadis yang cantik dan tampak masih sangat muda."
Mereka terlihat sangat putus asa. Mereka berhenti menggantungkan harapan kepada para tabib di kekaisaran ini. Tiada satu pun dari mereka yang mampu mengobati penyakit yang dianggap sebagai kutukan.
"Pokoknya, kalian jangan dekati mereka. Jangan sampai mereka tertular oleh penyakit kita."
"Ya, tolong jaga jarak supaya tidak menimbulkan masalah bagi kedua gadis itu. Biarkan mereka sadar bahwa di sini bukan tempat yang cocok untuk mereka kunjungi."
"Lagi pula, mengapa Kaisar mengizinkan mereka membuat klinik di sini? Biasanya Kaisar melarang keras orang-orang untuk memasuki wilayah ini."
Ya, itu adalah pertanyaan yang sedang dipertanyakan Andressa saat ini. Dia tidak tahu bagaimana ceritanya Marquess Gencio berhasil mendapatkan izin dari sang Kaisar. Yang pasti, Marquess Gencio mungkin mengalami kesulitan dalam meyakinkan Kaisar.
Sesaat kemudian, Andressa keluar dari gedung klinik. Dia ingin melihat lebih dekat kondisi wilayah sekitar. Sekaligus ia berencana sembari mengecek bagaimana rupa tubuh para penderita kutukan tersebut.
"Aneh, mengapa tidak ada orang yang keluar dari rumahnya sedari tadi? Padahal aku ingin memeriksa kondisi mereka. Apa mereka segaja menghindari pendatang baru sepertiku dan Amelia?"
Andressa membelokkan langkah ke arah sebuah rumah penduduk.
"Jika mereka menolak mendatangiku, maka aku sendiri yang akan mendatangi mereka. Maafkan aku, tetapi aku perlu bertemu setidaknya salah satu dari kalian."
Andressa mengetuk pintu rumah tersebut. Dia berharap ada seseorang yang membukakan pintu untuknya.
"Permisi, apakah ada orang di dalam? Aku Andressa, seorang tabib dari ibu kota. Tolong bukakan pintunya, aku ingin memeriksa tubuh kalian," ujar Andressa sedikit meninggikan volume suara.
Penghuni rumah tersebut terdiri dari satu keluarga kecil. Mereka bersembunyi di dalam rumah dan tidak punya niat membukakan pintu untuk Andressa.
"Kenapa kalian menghindariku? Apa kalian takut aku juga akan tertular penyakit kalian? Keluarlah! Aku pastikan kalian bisa sembuh jika mengikuti pengobatan dariku." Sekali lagi Andressa mencoba meyakinkan mereka.
"Ayo keluar! Aku berjanji akan menyembuhkan kalian kalau kalian mau membiarkanku memeriksa tubuh kalian saat ini."
Berkali-kali Andressa menggedor-gedor pintu masuk, dia masih belum menyerah sedikit pun. Andressa takkan berhenti sampai ada orang yang membukakan pintu untuknya.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"Tabib itu masih belum menyerah. Dia bilang akan menyembuhkan kita. Mungkinkah dia memang bisa melakukannya?"
"Mana mungkin! Tabib terhebat sekali pun tak mampu melakukannya. Bagaimana bisa seorang tabib pemula seperti dia bisa menyembuhkan kutukan ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments
Reepha
Orang2 kotanya pada baik2 banget, rispek ful!🙊
2024-04-24
0
Yhan
,semangat
2023-02-23
1