Di saat kegeraman Miria masih belum lenyap, Andressa datang membawa sepucuk surat. Dia menaruh surat tersebut di atas meja kerja Miria.
"Apa ini?"
Miria menanggapinya dengan ketus dan dingin. Andressa tak merasa terganggu sama sekali, dia memang ingin menyaksikan ekspresi buruk Miria.
"Baca saja sendiri."
"Aku tanya, surat apa ini?!"
Nada suara Miria tak lagi terdengar santai. Nada suara yang tinggi membuat orang sekitar menjadi terkejut.
"Surat pengunduran diriku," jawab Andressa.
"Surat pengunduran diri? Jangan bercanda!" bentak Miria.
Miria merobek surat pengunduran diri Andressa sebagai tabib di klinik ini. Dia tidak terima gadis itu mengundurkan diri sebelum ia melakukan serangan pembalasan.
"Aku tidak bercanda. Tenang saja, walau kau merobeknya, aku masih punya banyak stok surat pengunduran diri."
Andressa mengeluarkan seluruh stok surat pengunduran diri yang dia buat semalaman. Dia tahu kalau hal seperti ini pasti akan terjadi. Maka dari itu, sebelum hal itu benar-benar terjadi, dia pun menulis surat tersebut sebanyak-banyaknya.
Raut muka Miria sangat tidak senang. Dia kesal karena Andressa kini tidak lagi seperti dahulu yang mudah dia manipulasi. Ekspresinya yang berani serta senyum nan menyebalkan. Miria tidak menyukai gadis yang dia anggap sebagai saingan itu.
"Kenapa kau mengundurkan diri dari klinik ini? Apa kau pikir bisa menemukan tempat kerja senyaman klinik Glory?" tanya Miria menurunkan sedikit intonasi suaranya.
Andressa nyaris terkekeh mendengar pertanyaan Miria.
"Nyaman? Apa maksudmu nyaman? Ah, aku pikir matamu buta." Andressa sengaja meledek Miria.
"Kurang ajar! Kau mau bekerja di mana setelah ini? Takkan ada klinik yang mau menerima tabib aneh sepertimu!"
"Kalau tidak ada yang menerimaku, maka aku cukup membuka klinik baru saja. Tidak ada salahnya, bukan? Lagi pula aku punya kemampuan untuk itu," ucap Andressa kian mengundang kemarahan Miria.
"Apa kau gila?! Kau berniat membuka klinikmu sendiri? Jangan mimpi! Mana mungkin kau bisa melakukannya. Memangnya kau punya uang untuk membuka klinik baru?"
Andressa tersenyum lebar. Tiada beban yang menggurat di mimik wajahnya.
"Tentu saja ada. Kau tak perlu tahu dari mana aku bisa mendapatkan uang, yang jelas saat ini aku sungguh ingin mengundurkan diri. Aku tidak peduli kau akan menerima pengunduran diriku atau tidak, tetapi apa pun alasannya aku tetap mengundurkan diri," kukuh Andressa.
"Dasar sialan! Aku pastikan kau tidak pernah sukses menjalankan klinikmu. Perempuan bodoh sepertimu takkan sanggup mengurus klinik seorang diri."
Miria meremehkan dan merendahkan Andressa. Senyum nan menjengkelkan serta mengisyaratkan bahwa di mata Miria, Andressa tidak lebih dari sekedar pembual belaka. Dia tidak tahu kalau sebenarnya Andressa jauh lebih mahir dari dirinya.
"Mari kita lihat nanti. Aku akan buktikan, klinikku akan jauh berkembang pesat dibanding klinik milik keluargamu." Andressa tersenyum menantang Miria, ia senang melihat Miria kesal akibat ulahnya.
"Angkuh sekali. Tolong kurangilah bermimpi, manusia miskin! Rakyat jelata saja kau berlagak seperti Bos di tempat ini," kata Miria terang-tetangan memaki status Andressa.
"Ya, berhati-hatilah, Miria. Di masa depan bisa saja klinik keluargamu runtuh di tanganku. Tolong persiapkan dirimu sampai saat itu terjadi."
Gertakan Andressa bukan sembarangan gertakan. Dia telah dengan matang memutuskan persoalan tersebut. Muka Miria merah padam, sebelum dia marah, Andressa buru-buru menghilang dari pandangan Miria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments
Ddyat37 Del*
bab ini sya suka hihihiji
2024-02-24
1
°•Claris
yey!! akhirnya andressa mengundurkan diri.
2023-05-22
1